Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN LUKA BAKAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak


Sakit Kronis Dan Terminal
Dosen Pengampu : Ito Wardin M.Kep., Ners

Disusun oleh
Kelas : KP21B

Devin Vindrian 210711027


Friska Leoniagustin 210711021
Moch. Fadillah N 210711038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK DENGAN LUKA BAKAR’’ ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari tugas asuhan keperawatan adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Ito Wardin M.Kep.,
Ners selaku dosen Mata Kuliah Keperawatan Anak Sakit Kronis Dan Terminal. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ito Wardin M.Kep., Ners selaku
dosen Mata Kuliah Keperawatan Anak Sakit Kronis Dan Terminal yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas asuhan
keperawatan ini. Kami menyadari, yang kami ketik ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Cirebon, 23 Januari 2024

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Pembahasan ............................................................................................ 2

BAB II TUJUAN TEORI


2.1 Definisi ............................................................................................................... 3
2.2 Etiologi ............................................................................................................... 4
2.3 Patofisiologi/Pathway ......................................................................................... 5
2.4 Tanda Dan Gejala (Manifestasi Klinik) ............................................................ 7
2.5 Komplikasi ......................................................................................................... 9
2.6 Penatalaksanaan .................................................................................................. 9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Study Kasus ........................................................................................................ 11
3.2 Pengkajian .......................................................................................................... 11
3.3 Analisa Data ........................................................................................................ 17
3.4 Diagnosa Keperawatan ....................................................................................... 18
3.5 Intervensi Keperawatan ...................................................................................... 19
3.6 Evaluasi Keperawatan ........................................................................................ 24

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 26
4.2 Saran ................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Luka bakar merupakan masalah kegawat daruratan yang dimana saja dan kapan saja
dapat terjadi (Astutik, 2021), Menurut ahli luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau
kehilangan jaringan yang disebabkan adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Kerusakan akibat luka bakar ini dapat merusak
jaringan yang ada di bawah kulit. Penanganan dan perawatan luka bakar sampai saat ini
masih memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan yang harus
diperbaiki dari waktu ke waktu, karena sampai saat ini angka morbiditas dan mortalitas
yang masih tinggi. Luka bakar anak perlu dirujuk pada rumah sakit yang memiliki
fasilitas dan kemampuan menangani permasalahan ini. Luka bakar akibat penyalah
gunaan/ abuse memerlukan dukungan rehabilitasi jangka panjang (Isamahendra et al.,
2021).
Luka bakar merupakan salah satu kondisi yang memiliki pengaruh yang
katastropik terhadap penderita dalam hal penderitaannya, kehidupan sosialnya,
keterbatasan yang ditimbulkan dan perihal keuangan yang dikeluarkan untuk
pengobatannya. Luka bakar adalah penyebab umum dari kerusakan traumatis dan kondisi
krisis utama di dalam ruang krisis yang memiliki berbagai jenis masalah, tingkat
mortalitas dan morbiditas yang memerlukan penatalaksanaan yang luar biasa dari tahap
syok sampai fase lanjutan (Young et al, 2019).
Berdasarkan data Global Burn Registry dari populasi 8.640 pasien luka bakar
yang terdiri dari 20 negara menunjukan 3.649 (42%) adalah usia anak-anak. Usia rata-rata
kelompok ini adalah 1-5 tahun terdiri dari 62% (n=2.279). Jenis kelamin yang lebih
banyak mengalami luka bakar adalah anak laki-laki (60%) dibandingkan anak perempuan
(40%). Data dari Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan tahun 2019 menyatakan
angka luka bakar di Indonesia menempati peringkat kedua pada golongan proporsi jenis
cidera luka bakar dengan besar 1,3% setelah cedera lainnya dengan presentase sebesar
2,6% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019). Luka bakar meruapakan
kondisi yang sering terjadi dalam rumah tangga ataupun peristiwa besar yang terjadi
diluar rumah (Sulastri et al., 2022).

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
“Bagaimana Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Luka Bakar ”.

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Tujuan Umum
Tujuan umum pembuatan Karya Tulis Ilmiah adalah untuk memperoleh gambaran
nyata Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Luka Bakar

2. Tujuan Khusus
Adapun khususnya, memperoleh pengalaman nyata Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Pada Anak Dengan Luka Bakar. Teori dan kasus khususnya dalam hal :

a. Pengakjian

b. Diagnose keperawatan

c. Perencanaan

d. Pelaksanaan

e. Evaluasi

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Luka Bakar


Menurut ahli luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi. Kerusakan akibat luka bakar ini dapat merusak jaringan yang ada di
bawah kulit. Penanganan dan perawatan luka bakar sampai saat ini masih memerlukan
perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan yang harus diperbaiki dari
waktu ke waktu, karena sampai saat ini angka morbiditas dan mortalitas yang masih
tinggi. Luka bakar anak perlu dirujuk pada rumah sakit yang memiliki fasilitas dan
kemampuan menangani permasalahan ini. Luka bakar akibat penyalah gunaan/ abuse
memerlukan dukungan rehabilitasi jangka panjang (Isamahendra et al., 2021),
Luka bakar adalah hal yang sering terjadi dalam rumah tangga maupun kejadian
besar diluar rumah. Sehingga masing-masing individu harus menyiapkan penanganan
pertama yang tepat dan memberi kesembuhan yang cepat. Luka bakar memiliki angka
kejadian dan prevalensi yang tinggi, mempunyai resiko morbiditas dan mortalitas yang
tinggi, memerlukan sumber daya yang banyak dan memerlukan biaya yang besar
(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/555/2019
Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Luka Bakar, 2019).
Berdasarkan data Global Burn Registry dari populasi 8.640 pasien luka bakar
yang terdiri dari 20 negara menunjukan 3.649 (42%) adalah usia anak-anak. Usia rata-rata
kelompok ini adalah 1-5 tahun terdiri dari 62% (n=2.279). Jenis kelamin yang lebih
banyak mengalami luka bakar adalah anak laki-laki (60%) dibandingkan anak perempuan
(40%).
Data dari Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan tahun 2019 menyatakan
angka luka bakar di Indonesia menempati peringkat kedua pada golongan proporsi jenis
cidera luka bakar dengan besar 1,3% setelah cedera lainnya dengan presentase sebesar
2,6% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019). Luka bakar meruapakan
kondisi yang sering terjadi dalam rumah tangga ataupun peristiwa besar yang terjadi
diluar rumah (Sulastri et al., 2022).
Luka bakar merupakan masalah kesehatan masyarakat global. Hal ini disebabkan
karena tingginya angka mortalitas dan morbiditas luka bakar, khusus pada negara dengan
pendapatan rendah-menengah. Luka bakar karena api merupakan penyebab kematian

3
anak berusia 1-9 tahun. Anak-anak beresiko tinggi terhadap kematian akibat luka bakar.
Luka bakar dapat menyebabkan kecacatan seumur hidup.
Anak-anak memiliki peningkatan risiko morbiditas akibat kontraktur setelah luka
bakar karena mereka lebih kecil dan memiliki kulit yang lebih tipis, dan cedera serupa
akan menyebabkan luka bakar yang lebih dalam dan kehilangan kulit yang lebih luas
dibandingkan dengan orang dewasa (Meng F, 2019). Luka bakar ini meninggalkan
konsekuensi jangka panjang seperti rasa sakit, cacat, trauma emosional, kecacatan
(Tusiime, Met al. 2022).

2.2 Etiologi
Penyebab luka bakar, berikut ini merupakan Etiologi terjadinya luka bakar, yaitu:
a) Scald Burn, Scald Burn merupakan kerusakan pada kulit karena uap panas, terkena air
panas sering terjadi dalam masyarakat. Air pada suhu 69 derajat Celsius menyebabkan
luka bakar parsial atau dalam waktu hanya dalam 3 detik.
b) Flamer Burns Dapat disebabkan oleh kebakaran rumah seperti penggunaan detector
asap, kebakaran yang berhubungan dengan merokok, penyalahgunaan cairan yang
mudah terbakar, tabrakan kendaraan bermotor dan kain terbakar oleh kompor atau
pemanas ruangan.
c) Flash Burns, Luka bakar yang disebabkan oleh ledakan gas alam, propane, butane,
minyak destilasi alcohol, cairan mudah terbakar dan kain.
d) Contact Burns, Luka bakar yang disebabkan dari logam panas, plastic, gelas atau batu
panas spertika setrika, oven dan bara kayu.
e) Chemical Burns, Luka bakar yang diakibatkan oleh iritasi zat kimia, yang bersifat
asam kuat atau basa kuat.
f) Electrical Burns, Electrical Burns dapat disebabkan oleh benda-benda yang dialiri
arus listrik.
g) Radiation, Luka bakar akibat radiasi yang disebabkan oleh paparan sumber radioaktif.
Contohnya terpapar sinar matahari terlalu lama

4
Penyebab Persentase
Api 43%
Cairan/uap panas 34%
Kontak benda panas 9%
Listrik 4%
Kimiawi 2%

2.3 Patofisiologi
Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang tinggi, akibatnya
akan merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun pembuluh darah besar dan akibat
kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan plasma sel darah, protein dan
albumin, mengalami gangguan fisiologi.
Akibatnya terjadilah kehilangan cairan yang masif, terganggunya cairan di dalam
lumen pembuluh darah. Anak yang mengalami luka bakar 60% beresiko tinggi
mengalami komplikasi penyakit seperti penyakit ginjal, jantung, dan paru-paru. Suhu
tinggi juga merusak pembuluh darah yang mengakibatkan sumbatan pembuluh darah
sehingga beberapa jam setelah terjadi reaksi tersebut bisa mengakibatkan radang sistemik,
maupun kerusakan jaringan lainnya. Dari kilasan diatas maka pada luka bakar juga dapat
terjadi sok hipovelemik (burn syok).

5
Pathway

Bahan Kimia
Bahan Bakar iritatif Radiasi Listrik/petir

MK:
Biologis LUKA BAKAR Psikologis  Defisit pengetahuan
 Anxietas
 Gangguan konsep diri
Pada Wajah Diruang Tertutup Kerusakan kulit

MK:
Kerusakan mukosa Keracunan Gas CO Penguapan Meningkat
 Resiko Infeksi
 Nyeri Akut
 Gangguan Rasa
Oedema Laring CO Mengikat Hb Peningkatan Pembuluh Nyaman
 Gangguan Mobilitas
Fisik
Obstruksi Jalan Nafas Hb Tidak Mampu Ektravasasi Cairan  Gangguan Integritas
Mengikat O2 Kulit/Jaringan

Gagal Nafas Hipoxia Otak Tekanan Onkotik Menurun

MK:
Tekanan Cairan
 Hipovolemia
MK: Intravaskuler
 Perfusi Perifer
Bersihan Jalan Tidak Efektif
Tidak Efektif MK:

Gangguan
Sirkulasi Spontan

6
2.4 Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinik)

1. Grade I
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit kering kemerahan, nyeri sekali,
sembuh dalam 3-7 hari dan tidak ada jaringan parut.
2. Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian dalam),
terdapat vesikel (benjolan berupa cairan atau nanah) dan oedem sub kutan (adanya
penimbunan dibawah kulit), luka merah dan basah mengkilap, sangat nyeri, sembuh
dalam 21-28 hari tergantung komplikasi infeksi.
3. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah keputih-putihan
(seperti merah yang terdapat serat putih dan merupakan jaringan mati) atau hitam
keabu-abuan (seperti luka yang kering dan gosong juga termasuk jaringan mati),
tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri (perlu skin graf).

7
1. Luas luka bakar, Menurut Musliha
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama
rule of nine atau rule of wallace yaitu:
a. Kepala dan leher : 9%
b. Senjata masing-masing 9% : 18%
c. Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
d. Tungkai masing-masing 18% : 36%
e. Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
2. Tingkat keparahan luka bakar, menurut Musliha Untuk mempelajari tingkat
keparahan luka bakar perlu diperhatikan beberapa faktor antara lain:
a. Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh
b. Kedalaman pembakaran
c. Anatomi lokasi luka bakar
d. Umur klien
e. Riwayat pengobatan yang lalu
f. Trauma yang menyertai atau bersamaan
American collage of surgeon membagi dalam:
1. Parah critical
a. Tingkat II : 30% atau lebih
b. Tingkat III : 10% atau lebih
2. Sedang moderate :
a. Tingkat II: 15-30%

8
b. Tingkat III : 1-10%
3. Ringan minor :
a. Tingkat II : kurang 15%
b. Tingkat III : kurang 1%

2.5 Komplikasi
1. Curting Ulcer / Dekubitus
2. Sepsis
3. Radang paru-paru
4. Gagal Ginjal Akut
5. Deformitas
6. Kontraktur dan Hipertrofi Jaringan parut Komplikasi yang lebih jarang terjadi adalah
edema paru akibat sindrom gawat panas akut (ARDS, acute respiratory disters
syndrome) yang menyerang sepsis gram negatif. Sindrom ini diakibatkan oleh
kerusakan kapiler paru dan kebocoran cairan kedalam ruang interstisial paru.
Kehilangan kemampuan mengembang dan gangguan oksigen merupakan akibat dari
insufisiensi paru dalam hubungannya dengan siepsis sistemik.

2.6 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Luka Bakar Ringan
Pertolongan pertama luka bakar ringan adalah menghentikan atau menghilangkan
sumber penyebab luka bakar, kemudian melepas perhiasan, atau pakaian disekitar
kulit yang terbakardengan segera. Langkah selanjutnya mendinginkan tubuh yang
terkena luka bakar dengan cara mengaliri dengan air yang mengaliri selama 10 menit.
Manfaat mengaliri luka bakar menggunakan air yang mengalir selama kurang lebih 10
menit adalah untuk menurunkan suhu pada jaringan kulit sehingga kerusakan bias di
kurangi. Pada luka bakar derajat 1,2,3 bisa di hentikan dengan cara pertolongan
pertama yang benar dan tepat.
2. Penatalaksanaan Luka Bakar Sedang
Pertolongan pertama pada luka bakar sedang, pada hari pertama di berikan
tindakan pemberian antibotik topical agar mencegah terjadinya infeksi. Pemberian
antibiotic memiliki efek tidak diinginkan diantaranya toksisitas, seleksi organisme
pathogen, resistensi (MRSA) dikarenakan kurang tepatnya penggunaan antibiotic
dalam pemilihan, dosis, cara dan lama pemberian antibiotic.

9
3. Penatalaksanaan Luka Bakar Berat
Pertolongan pertama luka bakar berat adalah yang pertama segera panggil
ambulans atau bawa segera ke unit gawat darurat untuk semua kasus luka bakar berat.
Sementara menanti bantuan medis tiba dapat dilakukan :
 Pastikan penyebab luka bakar telah dihilangkan. Jangan lepaskan pakaian yang
terbakar melekat pada kulit, tetapi pastikan korban tidak lagi bersentuhan dengan
materi yang masih panas atau membara. Pastikan korban masih bernapas. Apabila
pernapasan telah berhenti, lakukan pernapasan
 Dilakukan dari mulut ke mulut. Jika ada dugaan saluran napas korban tersumbat,
usahakan untuk melegakannya terlebih dahulu
 Tutupi luka bakar dengan perban steril yang kering atau kain yang bersih.
 Jangan menggunakan selimut atau handuk karena bahaya dan cenderung melekat
pada luka bakar. Kain sprai bisa digunakan bila bagian yang terbakar sangat luas
 Jangan memberikan salep dan jangan memecahkan lepuhan luka bakar.
4. Resusitasi cairan
Tujuan resusitasi cairan adalah untuk menjaga perfusi jaringan dan fungsi organ.
Kelebihan resusitasi cairan dapat menyebabkan edema yang berlebihan,
terganggunya aliran darah kejaringan luka bakar. Resusitasi yang kurang dapat
menyebabkan shock dan kerusakan jaringan. formula parkland adalah salah satu
metode yang digunakan dalam resusitasi cairan.

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. R
DENGAN LUKA BAKAR

3.1 Study Kasus


An. R berusia 5 tahun dibawa ke IGD RSPC oleh keluarganya, Ibu pasien
mengatakan An.R tersiram air panas yang baru saja mendidih karena tidak sengaja
menyenggol termos yang baru saja diisi saat hendak mengambil makanan di rak yang
tinggi. An. R tidak berhenti menangis dan meraung-raung kesakitan, keluarga An. R
mengatakan bahwa An. R ada luka di tangan kiri, dada kiri dan ketiak kiri. Setelah
dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil terdapat beberapa bullae, kulit sekitar tampak
kemerahan, dari pemeriksaan TTV didapatkan hasil :
TD : 100/70 mmHg
P : 85×/ menit
R : 22×/ menit
S : 37,0°C
3.2 Pengkajian
I. Biodata
1. Identitas Klien
Nama : An. R
Umur : 5 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Pilang Raya, Gg. Sukapura, Kota.Cirebon
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Belum sekolah
Pekerjaan :-
Diagnosa Medis : Combostio

11
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hub. dengan pasien : Ibu Kandung
Alamat : Jl. Pilang Raya, Gg. Sukapura, Kota.Cirebon

I. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan anaknya mengeluh nyeri pada kulit yang mengalami luka
bakar dengan skala nyeri sedang (6).
b. Riwayat Penyakit Sekarang
keluarga pasien mengatakan bahwa adanya luka bakar pada bagian tangan kiri,
dada kiri dan ketiak kiri akibat tersiram air panas. Pasien selalu merasakan nyeri
ketika pasien melakukan aktifitas, lokasi nyeri di ketiak kiri, nyeri yang dirasakan
seperti tertusuk-tusuk, nyeri yang di rasakan tersebut hilang timbul
c. Riwayat Penyakit terdahulu
Keluarga pasien mengatakan bahwa dulu An. R tidak pernah memiliki riwayat
sakit.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
e. Riwayat Alergi
1. Obat : Tidak ada
2. Makanan : Tidak ada
3. Lainnya : Tidak ada

II. Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan umum pasien
Kesadaran : Composmentis, Klien tampak meringis kesakitan
Tanda-tanda Vital
- Tekanan darah : 100/70 mmHg
- Suhu : 37,0 °C
- Nadi : 85 x /mnt

12
- Respirasi : 22 x /mnt
- BB : 27 Kg
- TB : 120 Cm
b. Kulit
 Warna : Warna kulit kemerahan pada lokasi luka bakar
 Temperature : Teraba hangat (37,0 °C)
 Turgor kulit : Normal, CRT <3 detik, tidak ada oedem
 Bulu kulit : Normal
 Tangan Ruam : Tidak ada
 Teksture : Terdapat Bullae pada daerah luka bakar
c. Kepala
 Bentuk kepala : Normal, Lingkaran kepala : 52 cm
 Ketombe : Tidak ada
 Kotoran kulit kepala : Tidak ada
 Pertumbuhan rambut (merata/tdk) : Merata
 Lesi (ada/tidak) : Tidak ada
 Nyeri tekan : Tidak ada
d. Mata
 Bola Mata (Simetris/tidak) : Simetris
 Pergerakan bola mata : Normal
 Refleks pupil terhadap cahaya (isokor/anisokor) : Isokor
 Kornea (bening/tidak) : Bening
 Konjungtiva (anemis/ananemis) : Anemis
 sclera (ikterik/anikterik) : Anikterik
 ketajaman penglihatan : Normal
e. Hidung
 Bentuk (simetris tidak) : Simetris
 Fungsi penciuman : Dapat membedakan bau dengan baik
 Peradangan (ada/tidak) : Tidak ada
 Polip (ada/tidak) : Tidak ada
 Serumen (ada/tidak) : Tidak ada

13
f. Telinga
 Bentuk (simetris/tidak) : Simetris
 Fungsi pendengaran : Normal
 Peradangan (ada/tidak) : Tidak ada
 Serumen (ada/tidak) : Tidak ada
 Cairan (ada/tidak) : Tidak ada
g. Mulut
 Warna bibir (pucat/syanosis/merah) : Pucat
 Keadaan bibir (kering/tidak, pecah²/tidak) : Kering dan pecah-pecah
 Gigi (keadaan umum gigi) : Tidak ada yang tanggal
 Gusi (pendarahan/tidak) : Tidak ada
 Tonsil (radang/tidak) : Tidak
 Lidah (Tremor/tidak,kotor/tidak) : Tidak Tremor,tidak kotor
 Fungsi Pengecapan (dpt membedakan rasa) : Normal,dapat membedakan rasa
 Mukosa mulut : Mukosa mulut lembab
h. Leher
 Benjolan : Tidak ada
 kekakuan (ada/tidak) : Tidak ada
 Nyeri tekan : Tidak ada
 Gangguan bicara (ada/tidak) : Tidak ada
i. Dada
Pemeriksaan thoraks, dada kanan dan kiri tampak simetris, tidak ada retraksi
dinding dada, jalan nafas tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada sesak nafas,
pola nafas An. Y.N teratur, tidak ada refleks batuk, tidak adanya sputum, irama
nadi teratur, denyutan nadi kuat.
j. Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen tampak simetris tidak ada benjolan, gerakan
peristaltic 12x/menit, tidak ada nyeri tekan.
k. Genitalia
 Bentukn(simetris/tidak) : Simetris, terpasang cateter
 Radang (ada/tidak) : Tidak ada
 Lesi (ada/tidak) : Tidak ada
 Siklus menstruasi (teratur/tidak) : Tidak ada

14
 Pengeluaran cairan : Tidak ada
 Keadaan rectum : Tidak ada hemoroid
l. Ekstremitas atas/bawah
1. Bentuk : Simetris, Terdapat luka bakar pada tangan kiri, dada dan
juga ketiak bagian kiri, luka bakar ini termasuk dalam
luka bakar derajat II dengan luas luka bakar tersebut
adalah 23%.
2. Gerak : Ada batasan gerak pada tubuh kiri karena nyeri luka
bakar, dan pada tangan terpasang infus.
3. Oedema : Tidak ada
4. Varises : Tidak ada
5. Kekuatan (0-5) :4
6. Refleks patella : Normal

III. Activity Daily Living


No Jenis Aktivitas Saat Sehat Saat Sakit
1. Nutrisi
a) Frekuensi 3× Sehari 3 x kali sehari
b) Jenis makanan Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
(Berdasarkan diit)
c) Porsi Makanan (Porsi 1 Porsi Habis ½ porsi
habis)
d) Kesulitan Tidak ada Tidak ada
2. Minum
1) Frekuensi Tidak dihitung Tidak terhitung
2) Jumlah Cairan Tidak dihitung < dari 1 ½ liter hari
3) Jenis minuman Susu kotak, Air putih Air putih
4) Kesulitan Tidak ada Oral dan intravena
(Terpasang infus NS)
3. Personal Hygiene
1. Frekuensi mandi 2× Sehari Diwashlap, 2 kali sehari
2. Frekuensi sikat gigi 2× Sehari 1 kali sehari dibantu
orangtua
3. Frekuensi keramas 3 hari sekali Belum pernah

15
4. Eliminasi
A. Eliminasi Fecal
 Warna Feses Kuning kunyit Kuning terang
 Konsistensi Feses Padat Konsistensi normal
 Bau Berbau khas Bauk has campur obat

 Kesulitan Tidak ada Tidak ada

B. Eliminasi Urine
 Warna Urine Kuning jernih Kuning jernih

 Konsistensi Urine Cair Cair


Pesing Pesing campur obat
 Bau
Tidak ada Tidak ada
 Kesulitan
5. Istirahat/Tidur
1) Mulai tidur Tidak menentu 16.00
2) Lamanya tidur +/- 8 jam 22.00 / 24.00
3) Kesulitan tidur Tidak ada Sulit tidur karena nyeri

IV. Data Penunjang


1. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi Foto Thorax
Pemeriksaan Laboraturium meliputi Hb, Hmt, Gula Darah, Natrium dan
elektrolit, ureum kreatinin, Protein, Urin Lengkap, AGD (PO2 dan PCO2).
Pemeriksaan Radiologi, Foto Thorax, EKG, CVP untuk mengetahui
tekanan vena sentral. Hasil laboratorium Neutrofil 68,6 H, Limfosit 20,5
L, Monosit 6,9 H, jumlah trombosit 167 L, jumlah monosit 1.10 H, jumlah
neutrofil 10,91 H
2. Terapi Obat-obatan
Terapi yang di dapat oleh An. R yaitu paracetamol 3x500 mg yang di berikan
melalui oral dan waktu pemberian pada jam 08.00, An. R juga mendapat terapi
infus NS dengan dosis 500 ml / 20 tpm, dan An. R menggunakan cateter.

16
3.3 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. Data Subjektif : Agen Pencedera Nyeri Akut (D.0077)
Fisiologis
- An. R mengatakan
(Luka Bakar)
bahwa :
- P : nyeri yang di rasakan
timbul pada saat ia
melakukan aktifitas atau
bergerak
- Q : nyeri yang dirasakan
seperti tertusuk-tusuk
- R : nyeri yang di rasakan
itu terdapat pada dada,
dan ketiak bagian kiri
- T : nyeri yang di rasakan
tersebut hilang timbul

Data Objektif :

- An. R tampak mringis


kesakitan
- S : skala nyeri 6

2. Data Subjektif : Cidera Kimiawi kulit Gangguan integritas


(Luka Bakar) kulit/jaringan (D.0129)
An. R mengatakan bahwa nyeri
pada saat area luka di sentuh
atau di tekan

Data Objektif :

- Tampak terlihat
adanya luka pada
daerah dada dan juga
pada daerah ketiak
bagian kiri,

17
- luka bakar berwarna
merah dan tidak
terdapat adanya
tanda-tanda infeksi

3. Data Subjektif: Imobilitas (Adanya Gangguan Mobilitas


An. R mengatakan bahwa ia Lesi) Fisik (D.0054)
tidak dapat melakukan beberapa
aktifitas dengan sendirinya

Data Objektif:
Tampak terlihat ada beberapa
aktifitas pasien yang dibantu
oleh keluarga maupun perawat.

3.4 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis ditandai dengan


Ds : An. R mengatakan bahwa :
P : nyeri yang di rasakan timbul pada saat ia melakukan aktifitas atau bergerak
Q : nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk
R : nyeri yang di rasakan itu terdapat pada dada, dan ketiak bagian kiri
T : nyeri yang di rasakan tersebut hilang timbul
DO : An. R tampak meringis kesakitan, skala nyeri 6
2. Gangguan Integritas kulit/jaringan berhubungan dengan Cidera kimiawi kulit (luka
bakar) ditandai dengan
Ds : An. R mengatakan bahwa nyeri pada saat area luka di sentuh atau di tekan.
Do : Tampak terlihat adanya luka pada daerah dada dan juga pada daerah ketiak
bagian kiri, luka bakar berwarna merah dan tidak terdapat adanya tanda-tanda
infeksi.
3. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Imobilitas (adanya lesi) ditandai
dengan
Ds : An. R mengatakan bahwa ia tidak dapat melakukan beberapa aktifitas dengan
sendirinya.

18
Do : Tampak terlihat ada beberapa aktifitas pasien yang dibantu oleh keluarga
maupun perawat.
3.5 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional TTD


Keperawatan
1. Nyeri akut (D.0070) Tingkat Nyeri Manajemen nyeri
berhubungan dengan (L.08066) (I.08238)
Agen pencedera Setelah diberikan Observasi Observasi
fisiologis (Luka bakar) tindakan 1) Identifikasi 1). Untuk
ditandai dengan keperawatan tingkat, lokasi, mengetahui
Data Subjektif : 2x24Jam karakteristik, lokasi,
diharapkan Nyeri kualitas, frekuensi karkateristik,
- An. R mengatakan
menurun dengan dan faktor pencetus frekuensi dan
bahwa :
kriteri hasil : nyeri. faktor pencetus
- P : nyeri yang di
1. Keluhan nyeri 2) Identifikasi skala nyeri.
rasakan timbul
menurun : 5 nyeri 2). Untuk
pada saat ia
2. Meringis 3) Observasi mengetahui
melakukan
menurun : 5 isyarat nonverbal tingkat nyeri
aktifitas atau
3. Kesulitan ketidaknyamanan 3). Untuk
bergerak
Tidur mengetahui status
- Q : nyeri yang
menurun: 5 umum pasien
dirasakan seperti
ketika nyeri
tertusuk-tusuk
- R : nyeri yang di
Terapeutik Terapeutik
rasakan itu terdapat
1) Berikan Terapi 1). Untuk
pada dada, dan
Musik dengan jenis mengurangi rasa
ketiak bagian kiri
music kesukaan nyeri
- T : nyeri yang di
pasien selama 15 2). Mengurangi
rasakan tersebut
menit resiko
hilang timbul
2) Kontrol memperberat
Data Objektif : lingkungan yang nyeri/menimbulka

- An. R tampak dapat n nyeri

mringis kesakitan mempengaruhi 3). Mengalihkan

19
- S : skala nyeri 6 nyeri dan memenuhi
3) Fasilitasi kebutuhan dan
istirahat dan tidur istirahat pasien

Edukasi Edukasi
1) Ajarkan Teknik 1). Memudahkan
nonfarmakologis pesien untuk
untuk mengurangi mengontrol nyeri
rasa nyeri dengan cara
sederhana

Kolaborasi
1) Kolaborasi Kolaborasi
pemberian 1)Menghilangkar
analgetik asa nyeri yang
dirasakan pasien

2. Gangguan Integritas Integritas Kulit Perawatan Luka


kulit/jaringan dan Jaringan Bakar (I.14565)
(D.0129) berhubungan (L.14125) Observasi Observasi
dengan Cidera kimiawi Setelah diberikan 1) Identifikasi 1) Mengetahui
kulit (luka bakar) tindakan penyebab luka penyebab Luka
ditandai dengan keperawatan 2x bakar bakar
24 jam 2) identifikasi 2) Mengetahui
Data Subjektif :
diharapkan durasi terkena luka keparahan serta
An. R mengatakan Keutuhan kulit bakar dan riwayat ketepatan dalam
bahwa nyeri pada saat atau jaringan penanganan luka menangani luka
area luka di sentuh atau membaik dengan sebelumnya bakar
di tekan kriteri hasil : 3) monitor kondisi 3)Untuk
1. Perfusi luka mengetahui

20
Data Objektif : jaringan kondisi lukanya
meningkat : Terapeutik Terapeutik
- Tampak terlihat
5 1) Gunakan teknik 1). Untuk
adanya luka pada
2. Kerusakan aseptik selama menjaga
daerah dada dan
jaringan merawat luka kesterilan saat
juga pada daerah
menurun : 5 2) Bersihkan luka perawatan luka
ketiak bagian kiri,
3. Kerusakan dengan cairan steril 2). Untuk
- luka bakar
lapisan kulit 3) Lakukan terapi menghindari
berwarna merah
menurun : 5 relaksasi untuk infeksi
dan tidak terdapat
4. Nyeri mengurangi nyeri 3). Untuk
adanya tanda-tanda
menurun : 5 4) Jadwalkan mengurangi nyeri
infeksi
5. Kemerahan frekuensi 4). Agar
menurun : 5 perawatan luka dilakukan secara
rutin

Edukasi Edukasi
1) Jelaskan tanda 1). Untuk
dan gejala infeksi menambah
2) Anjurkan pengetahuan px
mengkonsumsi 2). Untuk
makanan tinggi mempercepat
kalori dan protein penyembuhan
luka
Kolaborasi Kolaborasi
1) kolaborasi 1).Meningkatkapo
prosedur tensi
debridemen penyembuhn
2) Kolaborasi 2). untuk
pemberian membunuh
antibiotik atau
menghambat
pertumbuhan
bakteri

21
penyebab
penyakit/infek
si dan
mempercept
penyembuhn

3. Gangguan Mobilitas Mobilitas Fisik Dukungan


Fisik (D.0054) (L.05042) Ambulansi
berhubungan dengan Setelah di berikan (I.06171)
Imobilitas (Adanya asuhan Observasi Observasi :
Lesi) dan di tandai keperawatan 3x 1) identifikasi 1) Mengetahui
dengan 24 jam di adanya nyeri atau penyebab nyeri
harapkan keluhan fisik atau keluhan fisik
Data Subjektif: kemampuan lainnya tersebut
An. R mengatakan dalam gerakan 2) Identifikasi 2) Untuk
bahwa ia tidak dapat fisik meningkat toleransi fisik mengetahui
melakukan beberapa dengan kriteria melakukan kemampuan
aktifitas dengan hasil : ambulansi mobilitas Px
sendirinya 1. Pergerakan 3) Monitor kondisi 3) Untuk
ekstrakmitas umum selama mengetahui
Data Objektif: meningkat : melakukan kondisi umum
Tampak terlihat ada 5 ambulansi selama
beberapa aktifitas 2. Nyeri melakukan
pasien yang dibantu menurun: 5 ambulansi
oleh keluarga maupun 3. Gerakan Terapeutik
perawat. terbatas 1) fasilitasi Terapeutik :
menurun: 5 aktivitas 1) Mempermudah
4. Kelemahan ambulansi Px melakukan
fisik dengan alat aktivitas
menurun : 5 bantu ambulansi
2) Fasilitasi 2) Memudahkan
melakukan px melakukan
mobilisasi fisik mobilisasi

22
3) Melibatkan 3) Melatih
keluarga untuk kemandirian
membantu pasien pasien dan
dalam keluarga dalam
meningkatkan meningkatkan
ambulansi kualitas gerak

Edukasi Edukasi :
1) Jelaskan tujuan 1) Untuk
dari prosedur Memberikan
ambulansi pemahaman
kepada px dan
2) Ajarkan keluarga
ambulansi 2)Untuk melatih
sederhana yang pasien melakukan
harus dilakukan ambulansi secara
misalkan bertahap.
berjalan dari
tempat tidur ke
arah kursi roda,
berjalan dari
tempat tidur ke
kamar mandi dan
berjalan sesuai
toleransi.

23
3.6 Evaluasi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi TTD

1. Nyeri akut (D.0070) berhubungan S :Pasien mengatakan bahwa nyeri


dengan Agen pencedera fisiologis (Luka yang dirasakan pada saat
bakar) ditandai dengan beraktifitas sudah mulai
berkurang dan pasien juga
Data Subjektif :
mengatakan bahwa ia sudah
- An. R mengatakan bahwa : paham akan cara penanganan
- P : nyeri yang di rasakan timbul nyeri.
pada saat ia melakukan aktifitas O : pasien tampak terlihat tidak
atau bergerak terlalu meringis kesakitan lagi
- Q : nyeri yang dirasakan seperti seperti awal masuk Rumah
tertusuk-tusuk Sakit, skala nyeri pasien dari
- R : nyeri yang di rasakan itu skala nyeri 6 sudah berkurang
terdapat pada dada, dan ketiak menjadi skala nyeri 4.
bagian kiri A : Masalah teratasi
- T : nyeri yang di rasakan tersebut P : Intervensi dihentikan, pasien
hilang timbul pindah ke ruangan
- Data Objektif :
- An. R tampak mringis kesakitan
- S : skala nyeri 6

24
2. Gangguan Integritas kulit/jaringan S : Pasien mengatakan sudah tidak
(D.0129) berhubungan dengan Cidera nyeri pada saat area luka di
kimiawi kulit (luka bakar) ditandai sentuh atau di tekan
dengan O : tidak terdapat tanda-tanda
infeksi, tidak adanya
Data Subjektif :
pengelupasan kulit, luka bakar
- An. R mengatakan bahwa nyeri derajat II, tidak terdapat PUS,
pada saat area luka di sentuh atau di luas luka bakar 23% grade II.
tekan A : Masalah belum teratasi

Data Objektif : P : Intervensi dihentikan, pasien


pindah ke ruangan
- Tampak terlihat adanya luka pada
daerah dada dan juga pada daerah
ketiak bagian kiri,
- luka bakar berwarna merah dan
tidak terdapat adanya tanda-tanda
infeksi

3. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) S :pasien mengatakan bahwa


berhubungan dengan Imobilitas (Adanya beberapa aktifitasnya masih
Lesi) dan di tandai dengan dibantu oleh orang lain seperti
Data Subjektif: perawatan diri, bangun posisi
- An. R mengatakan bahwa ia tidak terbaring, dan lai-lain.
dapat melakukan beberapa aktifitas O :tampak terlihat beberapa
dengan sendirinya aktifitas pasien masih dibantu
Data Objektif: oleh keluarga maupun di bantu
- Tampak terlihat ada beberapa oleh perawat.
aktifitas pasien yang dibantu oleh A : Masalah belum teratasi
keluarga maupun perawat. P :Intervensi dihentikan, pasien
pindah ke ruangan

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil pengkajian yang di lakukan terhadap An. R ditemukan adanya kerusakan pada
bagian dermis dan epidermis, terdapat bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf
sensorik teriris, pasien dengan luka bakar didapat tidak adanya sumbatan jalan nafas,
irama nafas yang teratur, tidak adanya batuk, nadi teratur, denyutan nadi
kuat,ekstremitas hangat, tidak adanya edema, mukosa mulut lembab, bising usus 12
x/menit, pupil isokor, Glasgow Coma Scale (GCS) : E4M5V6, penurunan kekuatan,
ADL di bantu, haluaran urine menurun, nyeri pada daerah luka bakar, keadaan
umum composmetis, tekanan darah menurun. Sehingga tidak adanya kesenjangan
antara teori dan kasus.
2. Diagnosis keperawatan An. T yaitu :
a. Nyeri Akut b/d agen pencedera fisiologis (luka bakar)
b. Gangguan Integritas kulit/jaringan b/d Cidera kimiawi kulit (luka bakar)
c. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) b/d Imobilitas (Adanya Lesi)
3. Intervensi yang diberikan terhadap An. R adalah pemberian terapi musik dengan
jenis musik kesukaan An. R selama 15 menit perhari dalam kurun waktu 2x24 jam
dan pemberian obat analgetik untuk mengurangi nyeri, mendapatkan terapi
perawatan luka bakar, dan yang terakhir adalah mendapatkan intervensi berupa
dukungan ambulansi.
4.2 Saran
1. Profesi Keperawatan
Bagi Profesi Keperawatan, karya akhir ini bisa dijadikan sebagai bahan referensi
bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Pelayanan Rumah Sakit
Bagi pelayanan rumah sakit, karya akhir ini dapat dijadikan masukan bagi bidang
keperawatan dan para perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
luka bakar dengan masalah nyeri dan melihat keefektifan pemberian terapi musik
dalam mengurangi nyeri.

26
3. Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
tambahan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien.

27
DAFTAR PUSTAKA

Oktavia, A. R., & Susanti, D. (2023). UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN


TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA KEJADIAN LUKA BAKAR PADA
ANAK. Jurnal Pengabdian Mandiri, 2(3), 969-978.

Sulastri, T., Safitri, R., & Luzien, N. (2022). Edukasi Kesehatan Penanganan Pertama Pada
Luka Bakar (Combustio) Kepada Anggota Dharma Wanita Persatuan Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat
Indonesia, 1(1), 30-33.

Nadya, L., & Usiono, U. (2023). Sistematik Literatur Review (SLR) Pertolongan Pertama
pada Luka Bakar Menurut Tingkat Keparahan. Innovative: Journal Of Social
Science Research, 3(5), 3004-3009.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

28

Anda mungkin juga menyukai