Disusun oleh
Kelas : KP21B
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK DENGAN LUKA BAKAR’’ ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari tugas asuhan keperawatan adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Ito Wardin M.Kep.,
Ners selaku dosen Mata Kuliah Keperawatan Anak Sakit Kronis Dan Terminal. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ito Wardin M.Kep., Ners selaku
dosen Mata Kuliah Keperawatan Anak Sakit Kronis Dan Terminal yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas asuhan
keperawatan ini. Kami menyadari, yang kami ketik ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Pembahasan ............................................................................................ 2
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 26
4.2 Saran ................................................................................................................... 26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
“Bagaimana Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Luka Bakar ”.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pembuatan Karya Tulis Ilmiah adalah untuk memperoleh gambaran
nyata Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Luka Bakar
2. Tujuan Khusus
Adapun khususnya, memperoleh pengalaman nyata Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Pada Anak Dengan Luka Bakar. Teori dan kasus khususnya dalam hal :
a. Pengakjian
b. Diagnose keperawatan
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
anak berusia 1-9 tahun. Anak-anak beresiko tinggi terhadap kematian akibat luka bakar.
Luka bakar dapat menyebabkan kecacatan seumur hidup.
Anak-anak memiliki peningkatan risiko morbiditas akibat kontraktur setelah luka
bakar karena mereka lebih kecil dan memiliki kulit yang lebih tipis, dan cedera serupa
akan menyebabkan luka bakar yang lebih dalam dan kehilangan kulit yang lebih luas
dibandingkan dengan orang dewasa (Meng F, 2019). Luka bakar ini meninggalkan
konsekuensi jangka panjang seperti rasa sakit, cacat, trauma emosional, kecacatan
(Tusiime, Met al. 2022).
2.2 Etiologi
Penyebab luka bakar, berikut ini merupakan Etiologi terjadinya luka bakar, yaitu:
a) Scald Burn, Scald Burn merupakan kerusakan pada kulit karena uap panas, terkena air
panas sering terjadi dalam masyarakat. Air pada suhu 69 derajat Celsius menyebabkan
luka bakar parsial atau dalam waktu hanya dalam 3 detik.
b) Flamer Burns Dapat disebabkan oleh kebakaran rumah seperti penggunaan detector
asap, kebakaran yang berhubungan dengan merokok, penyalahgunaan cairan yang
mudah terbakar, tabrakan kendaraan bermotor dan kain terbakar oleh kompor atau
pemanas ruangan.
c) Flash Burns, Luka bakar yang disebabkan oleh ledakan gas alam, propane, butane,
minyak destilasi alcohol, cairan mudah terbakar dan kain.
d) Contact Burns, Luka bakar yang disebabkan dari logam panas, plastic, gelas atau batu
panas spertika setrika, oven dan bara kayu.
e) Chemical Burns, Luka bakar yang diakibatkan oleh iritasi zat kimia, yang bersifat
asam kuat atau basa kuat.
f) Electrical Burns, Electrical Burns dapat disebabkan oleh benda-benda yang dialiri
arus listrik.
g) Radiation, Luka bakar akibat radiasi yang disebabkan oleh paparan sumber radioaktif.
Contohnya terpapar sinar matahari terlalu lama
4
Penyebab Persentase
Api 43%
Cairan/uap panas 34%
Kontak benda panas 9%
Listrik 4%
Kimiawi 2%
2.3 Patofisiologi
Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang tinggi, akibatnya
akan merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun pembuluh darah besar dan akibat
kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan plasma sel darah, protein dan
albumin, mengalami gangguan fisiologi.
Akibatnya terjadilah kehilangan cairan yang masif, terganggunya cairan di dalam
lumen pembuluh darah. Anak yang mengalami luka bakar 60% beresiko tinggi
mengalami komplikasi penyakit seperti penyakit ginjal, jantung, dan paru-paru. Suhu
tinggi juga merusak pembuluh darah yang mengakibatkan sumbatan pembuluh darah
sehingga beberapa jam setelah terjadi reaksi tersebut bisa mengakibatkan radang sistemik,
maupun kerusakan jaringan lainnya. Dari kilasan diatas maka pada luka bakar juga dapat
terjadi sok hipovelemik (burn syok).
5
Pathway
Bahan Kimia
Bahan Bakar iritatif Radiasi Listrik/petir
MK:
Biologis LUKA BAKAR Psikologis Defisit pengetahuan
Anxietas
Gangguan konsep diri
Pada Wajah Diruang Tertutup Kerusakan kulit
MK:
Kerusakan mukosa Keracunan Gas CO Penguapan Meningkat
Resiko Infeksi
Nyeri Akut
Gangguan Rasa
Oedema Laring CO Mengikat Hb Peningkatan Pembuluh Nyaman
Gangguan Mobilitas
Fisik
Obstruksi Jalan Nafas Hb Tidak Mampu Ektravasasi Cairan Gangguan Integritas
Mengikat O2 Kulit/Jaringan
MK:
Tekanan Cairan
Hipovolemia
MK: Intravaskuler
Perfusi Perifer
Bersihan Jalan Tidak Efektif
Tidak Efektif MK:
Gangguan
Sirkulasi Spontan
6
2.4 Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinik)
1. Grade I
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit kering kemerahan, nyeri sekali,
sembuh dalam 3-7 hari dan tidak ada jaringan parut.
2. Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian dalam),
terdapat vesikel (benjolan berupa cairan atau nanah) dan oedem sub kutan (adanya
penimbunan dibawah kulit), luka merah dan basah mengkilap, sangat nyeri, sembuh
dalam 21-28 hari tergantung komplikasi infeksi.
3. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah keputih-putihan
(seperti merah yang terdapat serat putih dan merupakan jaringan mati) atau hitam
keabu-abuan (seperti luka yang kering dan gosong juga termasuk jaringan mati),
tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri (perlu skin graf).
7
1. Luas luka bakar, Menurut Musliha
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama
rule of nine atau rule of wallace yaitu:
a. Kepala dan leher : 9%
b. Senjata masing-masing 9% : 18%
c. Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
d. Tungkai masing-masing 18% : 36%
e. Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
2. Tingkat keparahan luka bakar, menurut Musliha Untuk mempelajari tingkat
keparahan luka bakar perlu diperhatikan beberapa faktor antara lain:
a. Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh
b. Kedalaman pembakaran
c. Anatomi lokasi luka bakar
d. Umur klien
e. Riwayat pengobatan yang lalu
f. Trauma yang menyertai atau bersamaan
American collage of surgeon membagi dalam:
1. Parah critical
a. Tingkat II : 30% atau lebih
b. Tingkat III : 10% atau lebih
2. Sedang moderate :
a. Tingkat II: 15-30%
8
b. Tingkat III : 1-10%
3. Ringan minor :
a. Tingkat II : kurang 15%
b. Tingkat III : kurang 1%
2.5 Komplikasi
1. Curting Ulcer / Dekubitus
2. Sepsis
3. Radang paru-paru
4. Gagal Ginjal Akut
5. Deformitas
6. Kontraktur dan Hipertrofi Jaringan parut Komplikasi yang lebih jarang terjadi adalah
edema paru akibat sindrom gawat panas akut (ARDS, acute respiratory disters
syndrome) yang menyerang sepsis gram negatif. Sindrom ini diakibatkan oleh
kerusakan kapiler paru dan kebocoran cairan kedalam ruang interstisial paru.
Kehilangan kemampuan mengembang dan gangguan oksigen merupakan akibat dari
insufisiensi paru dalam hubungannya dengan siepsis sistemik.
2.6 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Luka Bakar Ringan
Pertolongan pertama luka bakar ringan adalah menghentikan atau menghilangkan
sumber penyebab luka bakar, kemudian melepas perhiasan, atau pakaian disekitar
kulit yang terbakardengan segera. Langkah selanjutnya mendinginkan tubuh yang
terkena luka bakar dengan cara mengaliri dengan air yang mengaliri selama 10 menit.
Manfaat mengaliri luka bakar menggunakan air yang mengalir selama kurang lebih 10
menit adalah untuk menurunkan suhu pada jaringan kulit sehingga kerusakan bias di
kurangi. Pada luka bakar derajat 1,2,3 bisa di hentikan dengan cara pertolongan
pertama yang benar dan tepat.
2. Penatalaksanaan Luka Bakar Sedang
Pertolongan pertama pada luka bakar sedang, pada hari pertama di berikan
tindakan pemberian antibotik topical agar mencegah terjadinya infeksi. Pemberian
antibiotic memiliki efek tidak diinginkan diantaranya toksisitas, seleksi organisme
pathogen, resistensi (MRSA) dikarenakan kurang tepatnya penggunaan antibiotic
dalam pemilihan, dosis, cara dan lama pemberian antibiotic.
9
3. Penatalaksanaan Luka Bakar Berat
Pertolongan pertama luka bakar berat adalah yang pertama segera panggil
ambulans atau bawa segera ke unit gawat darurat untuk semua kasus luka bakar berat.
Sementara menanti bantuan medis tiba dapat dilakukan :
Pastikan penyebab luka bakar telah dihilangkan. Jangan lepaskan pakaian yang
terbakar melekat pada kulit, tetapi pastikan korban tidak lagi bersentuhan dengan
materi yang masih panas atau membara. Pastikan korban masih bernapas. Apabila
pernapasan telah berhenti, lakukan pernapasan
Dilakukan dari mulut ke mulut. Jika ada dugaan saluran napas korban tersumbat,
usahakan untuk melegakannya terlebih dahulu
Tutupi luka bakar dengan perban steril yang kering atau kain yang bersih.
Jangan menggunakan selimut atau handuk karena bahaya dan cenderung melekat
pada luka bakar. Kain sprai bisa digunakan bila bagian yang terbakar sangat luas
Jangan memberikan salep dan jangan memecahkan lepuhan luka bakar.
4. Resusitasi cairan
Tujuan resusitasi cairan adalah untuk menjaga perfusi jaringan dan fungsi organ.
Kelebihan resusitasi cairan dapat menyebabkan edema yang berlebihan,
terganggunya aliran darah kejaringan luka bakar. Resusitasi yang kurang dapat
menyebabkan shock dan kerusakan jaringan. formula parkland adalah salah satu
metode yang digunakan dalam resusitasi cairan.
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. R
DENGAN LUKA BAKAR
11
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hub. dengan pasien : Ibu Kandung
Alamat : Jl. Pilang Raya, Gg. Sukapura, Kota.Cirebon
I. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan anaknya mengeluh nyeri pada kulit yang mengalami luka
bakar dengan skala nyeri sedang (6).
b. Riwayat Penyakit Sekarang
keluarga pasien mengatakan bahwa adanya luka bakar pada bagian tangan kiri,
dada kiri dan ketiak kiri akibat tersiram air panas. Pasien selalu merasakan nyeri
ketika pasien melakukan aktifitas, lokasi nyeri di ketiak kiri, nyeri yang dirasakan
seperti tertusuk-tusuk, nyeri yang di rasakan tersebut hilang timbul
c. Riwayat Penyakit terdahulu
Keluarga pasien mengatakan bahwa dulu An. R tidak pernah memiliki riwayat
sakit.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
e. Riwayat Alergi
1. Obat : Tidak ada
2. Makanan : Tidak ada
3. Lainnya : Tidak ada
12
- Respirasi : 22 x /mnt
- BB : 27 Kg
- TB : 120 Cm
b. Kulit
Warna : Warna kulit kemerahan pada lokasi luka bakar
Temperature : Teraba hangat (37,0 °C)
Turgor kulit : Normal, CRT <3 detik, tidak ada oedem
Bulu kulit : Normal
Tangan Ruam : Tidak ada
Teksture : Terdapat Bullae pada daerah luka bakar
c. Kepala
Bentuk kepala : Normal, Lingkaran kepala : 52 cm
Ketombe : Tidak ada
Kotoran kulit kepala : Tidak ada
Pertumbuhan rambut (merata/tdk) : Merata
Lesi (ada/tidak) : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
d. Mata
Bola Mata (Simetris/tidak) : Simetris
Pergerakan bola mata : Normal
Refleks pupil terhadap cahaya (isokor/anisokor) : Isokor
Kornea (bening/tidak) : Bening
Konjungtiva (anemis/ananemis) : Anemis
sclera (ikterik/anikterik) : Anikterik
ketajaman penglihatan : Normal
e. Hidung
Bentuk (simetris tidak) : Simetris
Fungsi penciuman : Dapat membedakan bau dengan baik
Peradangan (ada/tidak) : Tidak ada
Polip (ada/tidak) : Tidak ada
Serumen (ada/tidak) : Tidak ada
13
f. Telinga
Bentuk (simetris/tidak) : Simetris
Fungsi pendengaran : Normal
Peradangan (ada/tidak) : Tidak ada
Serumen (ada/tidak) : Tidak ada
Cairan (ada/tidak) : Tidak ada
g. Mulut
Warna bibir (pucat/syanosis/merah) : Pucat
Keadaan bibir (kering/tidak, pecah²/tidak) : Kering dan pecah-pecah
Gigi (keadaan umum gigi) : Tidak ada yang tanggal
Gusi (pendarahan/tidak) : Tidak ada
Tonsil (radang/tidak) : Tidak
Lidah (Tremor/tidak,kotor/tidak) : Tidak Tremor,tidak kotor
Fungsi Pengecapan (dpt membedakan rasa) : Normal,dapat membedakan rasa
Mukosa mulut : Mukosa mulut lembab
h. Leher
Benjolan : Tidak ada
kekakuan (ada/tidak) : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
Gangguan bicara (ada/tidak) : Tidak ada
i. Dada
Pemeriksaan thoraks, dada kanan dan kiri tampak simetris, tidak ada retraksi
dinding dada, jalan nafas tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada sesak nafas,
pola nafas An. Y.N teratur, tidak ada refleks batuk, tidak adanya sputum, irama
nadi teratur, denyutan nadi kuat.
j. Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen tampak simetris tidak ada benjolan, gerakan
peristaltic 12x/menit, tidak ada nyeri tekan.
k. Genitalia
Bentukn(simetris/tidak) : Simetris, terpasang cateter
Radang (ada/tidak) : Tidak ada
Lesi (ada/tidak) : Tidak ada
Siklus menstruasi (teratur/tidak) : Tidak ada
14
Pengeluaran cairan : Tidak ada
Keadaan rectum : Tidak ada hemoroid
l. Ekstremitas atas/bawah
1. Bentuk : Simetris, Terdapat luka bakar pada tangan kiri, dada dan
juga ketiak bagian kiri, luka bakar ini termasuk dalam
luka bakar derajat II dengan luas luka bakar tersebut
adalah 23%.
2. Gerak : Ada batasan gerak pada tubuh kiri karena nyeri luka
bakar, dan pada tangan terpasang infus.
3. Oedema : Tidak ada
4. Varises : Tidak ada
5. Kekuatan (0-5) :4
6. Refleks patella : Normal
15
4. Eliminasi
A. Eliminasi Fecal
Warna Feses Kuning kunyit Kuning terang
Konsistensi Feses Padat Konsistensi normal
Bau Berbau khas Bauk has campur obat
B. Eliminasi Urine
Warna Urine Kuning jernih Kuning jernih
16
3.3 Analisa Data
Data Objektif :
Data Objektif :
- Tampak terlihat
adanya luka pada
daerah dada dan juga
pada daerah ketiak
bagian kiri,
17
- luka bakar berwarna
merah dan tidak
terdapat adanya
tanda-tanda infeksi
Data Objektif:
Tampak terlihat ada beberapa
aktifitas pasien yang dibantu
oleh keluarga maupun perawat.
18
Do : Tampak terlihat ada beberapa aktifitas pasien yang dibantu oleh keluarga
maupun perawat.
3.5 Intervensi Keperawatan
19
- S : skala nyeri 6 nyeri dan memenuhi
3) Fasilitasi kebutuhan dan
istirahat dan tidur istirahat pasien
Edukasi Edukasi
1) Ajarkan Teknik 1). Memudahkan
nonfarmakologis pesien untuk
untuk mengurangi mengontrol nyeri
rasa nyeri dengan cara
sederhana
Kolaborasi
1) Kolaborasi Kolaborasi
pemberian 1)Menghilangkar
analgetik asa nyeri yang
dirasakan pasien
20
Data Objektif : jaringan kondisi lukanya
meningkat : Terapeutik Terapeutik
- Tampak terlihat
5 1) Gunakan teknik 1). Untuk
adanya luka pada
2. Kerusakan aseptik selama menjaga
daerah dada dan
jaringan merawat luka kesterilan saat
juga pada daerah
menurun : 5 2) Bersihkan luka perawatan luka
ketiak bagian kiri,
3. Kerusakan dengan cairan steril 2). Untuk
- luka bakar
lapisan kulit 3) Lakukan terapi menghindari
berwarna merah
menurun : 5 relaksasi untuk infeksi
dan tidak terdapat
4. Nyeri mengurangi nyeri 3). Untuk
adanya tanda-tanda
menurun : 5 4) Jadwalkan mengurangi nyeri
infeksi
5. Kemerahan frekuensi 4). Agar
menurun : 5 perawatan luka dilakukan secara
rutin
Edukasi Edukasi
1) Jelaskan tanda 1). Untuk
dan gejala infeksi menambah
2) Anjurkan pengetahuan px
mengkonsumsi 2). Untuk
makanan tinggi mempercepat
kalori dan protein penyembuhan
luka
Kolaborasi Kolaborasi
1) kolaborasi 1).Meningkatkapo
prosedur tensi
debridemen penyembuhn
2) Kolaborasi 2). untuk
pemberian membunuh
antibiotik atau
menghambat
pertumbuhan
bakteri
21
penyebab
penyakit/infek
si dan
mempercept
penyembuhn
22
3) Melibatkan 3) Melatih
keluarga untuk kemandirian
membantu pasien pasien dan
dalam keluarga dalam
meningkatkan meningkatkan
ambulansi kualitas gerak
Edukasi Edukasi :
1) Jelaskan tujuan 1) Untuk
dari prosedur Memberikan
ambulansi pemahaman
kepada px dan
2) Ajarkan keluarga
ambulansi 2)Untuk melatih
sederhana yang pasien melakukan
harus dilakukan ambulansi secara
misalkan bertahap.
berjalan dari
tempat tidur ke
arah kursi roda,
berjalan dari
tempat tidur ke
kamar mandi dan
berjalan sesuai
toleransi.
23
3.6 Evaluasi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi TTD
24
2. Gangguan Integritas kulit/jaringan S : Pasien mengatakan sudah tidak
(D.0129) berhubungan dengan Cidera nyeri pada saat area luka di
kimiawi kulit (luka bakar) ditandai sentuh atau di tekan
dengan O : tidak terdapat tanda-tanda
infeksi, tidak adanya
Data Subjektif :
pengelupasan kulit, luka bakar
- An. R mengatakan bahwa nyeri derajat II, tidak terdapat PUS,
pada saat area luka di sentuh atau di luas luka bakar 23% grade II.
tekan A : Masalah belum teratasi
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil pengkajian yang di lakukan terhadap An. R ditemukan adanya kerusakan pada
bagian dermis dan epidermis, terdapat bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf
sensorik teriris, pasien dengan luka bakar didapat tidak adanya sumbatan jalan nafas,
irama nafas yang teratur, tidak adanya batuk, nadi teratur, denyutan nadi
kuat,ekstremitas hangat, tidak adanya edema, mukosa mulut lembab, bising usus 12
x/menit, pupil isokor, Glasgow Coma Scale (GCS) : E4M5V6, penurunan kekuatan,
ADL di bantu, haluaran urine menurun, nyeri pada daerah luka bakar, keadaan
umum composmetis, tekanan darah menurun. Sehingga tidak adanya kesenjangan
antara teori dan kasus.
2. Diagnosis keperawatan An. T yaitu :
a. Nyeri Akut b/d agen pencedera fisiologis (luka bakar)
b. Gangguan Integritas kulit/jaringan b/d Cidera kimiawi kulit (luka bakar)
c. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) b/d Imobilitas (Adanya Lesi)
3. Intervensi yang diberikan terhadap An. R adalah pemberian terapi musik dengan
jenis musik kesukaan An. R selama 15 menit perhari dalam kurun waktu 2x24 jam
dan pemberian obat analgetik untuk mengurangi nyeri, mendapatkan terapi
perawatan luka bakar, dan yang terakhir adalah mendapatkan intervensi berupa
dukungan ambulansi.
4.2 Saran
1. Profesi Keperawatan
Bagi Profesi Keperawatan, karya akhir ini bisa dijadikan sebagai bahan referensi
bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Pelayanan Rumah Sakit
Bagi pelayanan rumah sakit, karya akhir ini dapat dijadikan masukan bagi bidang
keperawatan dan para perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
luka bakar dengan masalah nyeri dan melihat keefektifan pemberian terapi musik
dalam mengurangi nyeri.
26
3. Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
tambahan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien.
27
DAFTAR PUSTAKA
Sulastri, T., Safitri, R., & Luzien, N. (2022). Edukasi Kesehatan Penanganan Pertama Pada
Luka Bakar (Combustio) Kepada Anggota Dharma Wanita Persatuan Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat
Indonesia, 1(1), 30-33.
Nadya, L., & Usiono, U. (2023). Sistematik Literatur Review (SLR) Pertolongan Pertama
pada Luka Bakar Menurut Tingkat Keparahan. Innovative: Journal Of Social
Science Research, 3(5), 3004-3009.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
28