Di susun Oleh :
2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Kelompok Ibu Hamil”, disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas.
Dalam penyusunan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari
beberapa pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada
1. Yth. Ibu Dr. Pipit Festy,S.KM.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing di Prodi S1 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya.
2. Teman-teman atas segala motivasi dan dorongannya.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dari segi isi maupun bentuk. Oleh karena itu, penyusun menerima saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Komunitas untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah yang akan datang.
Akhirnya penyusunan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
menjadikan perawat profesional, khususnya bagi masyarakat luas.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
Definisi Kehamilan.................................................................................1
Etiologi........................................................................................................... 5
Patofisiologi....................................................................................................5
Faktor Resik....................................................................................................6
Manifestasi Klinis...........................................................................................7
Manajemen Terapiutik....................................................................................10
Pemeriksaan Diagnostik................................................................................. 10
Penatalaksanaan Medis...................................................................................11
Tuhuan....................................................................................................18
Strategi Pelaksanaan...............................................................................19
Metode....................................................................................................19
Susunan Acara........................................................................................ 19
ii
Media......................................................................................................19
Pengkajian.............................................................................................. 25
Diagnosa Keperawatan........................................................................... 26
Intervensi......................................................................................................26
Judul Jurnal.............................................................................................30
Kata Kunci..............................................................................................30
Penulis Jurnal..........................................................................................30
Tujuan Penelitian.................................................................................... 30
Metodelogi Penelitian.............................................................................30
Hasil Penelitian.......................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................32
ii
i
BAB I
1
1.3 Ketidaknyamanan Pada Kehamilan
Hamilton (2004) menyatakan bahwa banyak wanita yang mengalami
ketidaknyamanan yang umum selama masa kehamilan. Dari tingkat ringan, sedang dan
berat. Ketidaknyamanan yang umum dialami selama masa kehamilan yaitu :
a. Nyeri punggung
Dialami oleh ibu hamil trimester III. Perut yang membesarakan menarik otot punggung
dengan kencang. Beban yang berat membuat ibu hamil sering mengeluh pegal dan nyeri
ditubuh bagian belakang, termasuk sekitar pinggang.
b. Sering buang air kecil
Terjadi pada trimester pertama dan ketiga. Tekanan uterus pada kantung kemih.
Bagnocturiaakibat akskresisodium yang meningkat bersamaan terjadi dengan
pengeluaran air. Air dan sodium tertahan di dalam tungkai bawah selama siang hari
karena statis vena. Pada malam hari aliran balik vena meningkat akibat peningkatan
dalam jumlah output air seni.
c. Kram pada kaki
Terjadi setelah usia kehamilan 24 minggu. Tidak jelas dasar penyebabnya, bisa jadi
karena ketidakseimbangan rasio kalsium/fosfor dan kadar kalsium yang rendah. Tekanan
uterus yang meningkat pada syaraf, keletihan dan sirkulasi darah yang kurang ke tungkai
bagian bawah menuju jari-jari kaki.
d. Gangguan tidur
Gangguan tidur dapat disebabkan karena kekhawatiran, kecemasan hingga stresdan
terlalu gembira menyambut kehamilan. Pada ibu hamil hal ini di tambah dengan
ketidaknyamanan akibat uterus membesar, pergerakan janin, terutama jika janin terasa
aktif (Vaney, 2007).
e. Nyeri abdomen
Hal ini dapat terjadi pada ibu hamil trimester III bila berdiri terlalu lama, ibu mungkin
akan merasakan nyeri abdomen.
f.Keputihan
Terjadi pada trimester I, II dan III, karena peningkatan produksi asam laktat dari
glikogen dalam epitel vagina oleh lactobacillus acidophilus. PH yang asam mungkin
dapat mengendalikan berkembangbiaknya bakteri yang patologik dalam vagina.
2
g. Konstipasi
Terjadi pada trimester II dan III karena peningkatan kadar progesteronyang
menyebabkan peristaltik usus menjadi lambat. Suplemen zat besi, diit dan kurang senam
selama kehamilan juga dapat mengakibatkan konstipasi selama kehamilan.
h. Hemorhoid
Terjadi pada trimester II dan III karena konstipasi. Tekanan yang meningkat dari uterus
gravida terhadap venahemorhoidaldi area anorectal. Kurangnya klep dalam pembuluh –
pembuluh ini yang berakibat pada perubahan secara langsung pada aliran darah. Statis,
gravitasi, tekanan vena yang meningkat dalam vena panggul, kongesti vena dan
pembesaran vena-vena hemarhoid.
i. Sesak nafas (Hyperventilasi)
Masalah ini terjadi pada trimester II dan III karena peningkatan hormon progesteron
yang berpengaruh langsung pada pusat pernafasan untuk menurunkan kadar CO2 serta
meningkatkan kadar CO2, meningkatkan aktivitas metabolik menyebabkan peningkatan
kadar CO2,hyperventilasi yang lebih ringan ini adalah SOB. Uterus yang semakin
membesar dan menekan diafragma maka menyebabkan sesak nafas pada ibu hamil
(Musbikin, 2005).
j. Pusing
Terjadi pada trimester II dan III kehamilan hipertensi postural yang berhubungan dengan
perubahan – perubahan hemodinamis. Pengumpulan darah di dalam pembuluh darah
tungkai yang mempengaruhi aliran balik vena dan menurunkan output cardiac serta
tekanan darah dengan tegangan othostatis yang meningkat ( Musbikin, 2005).
k. Varises kaki/vulva
Sering terjadi pada trimester II dan trimester III karena kongesti dalam vena bagian
bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan karena tekanan dari uterus. Kerapuhan
jaringan elastis yang di lakukan oleh peningkatan hormon estrogen,dan kecenderungan
bawaan keluarga (Musbikin, 2005).
l. Chloasma
Peningkatan pigmentasi kulit terjadi pada akhir bulanke dua kehamilan sampai aterm.
Warna kulit menjadi lebih hitam pada bagian tertentu yang disebabkan oleh perubahan
hormon estrogendan Progesteron. Misalnya, sekitar pipi dan payudara, dinding perut dan
bagian leher.
m. Gusi Berdarah
Sering terjadi padatrimester II, estrogenmeningkatkan aliran darah ke rongga mulut dan
mempercepat laju pergantian sel - sel pelapis epitel gusi. Vaskularisasigusi menjadi
sangat tinggi, dengan penyebaran pembuluh darah halus, jaringan penghubung menjadi
hiperplasi dan edema. Ketebalan permukaan epithelial berkurang yang menyebabkan
jaringan gusi menjadi rapuh.
n. Keringat bertambah
Aktivitas kelenjar apocrinemeningkat kemungkinan akibat perubahan hormonal.
Kegiatan kelenjarapocrinemeningkat karena aktivitas kelenjar thyroid yang meningkat.
Peningkatan berat badan dan aktivitas metabolik. Telapak tangan berkeringat karena
aktivitas adrenocorticol aktivitas kelenjar sebaceoussecara perlahan terus meningkat
selama kehamilan.
o. Rambut rontok
Peningkatan kadar estrogen. Laju pertumbuhan rambut melambat dan fase anagen di
perpanjang, dengan jumlah rambut anagen dan rambut telogen. Akhir kehamilan
beberapa wanita mengalami kerontokan rambut dengan resesi frontoparietaldari garis
rambut.Kehamilan melibatkan perubahan fisik dan psikologis serta ketidak nyamanan
yang dialami ibu hamil selama kehamilan. Jika ibu hamil tidak mampu beradaptasi
terhadap perubahan - perubahan tersebut, maka dapat menyebabkan stres pada ibu
selama kehamilan.
BAB II
2.1 Etiologi
Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena kurangnya
jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa
melewati membran sel.
2.3 Patofisiologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasukan makanan bagi janin serta persiapan menyusui. Glukosa dapat difusi
secara tetap melalui plasenta pada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir
menyerupai kadar dalam darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin sehingga kadar
gula ibu yang mempengaruhi kadar dalam janin. Pengendalian yang utama dipengaruhi oleh
insulin, disamping beberapa hormon lain yaitu estrogen, steroid, plasenta laktogen. Akibat
lambatnya reabsorbsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan menuntut
kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat mencapai 3 kali dari
keadaan normal yang disebut: tekanan diabetogenik dalam kehamilan. Secara fisiologis telah
terjadi retensi insulin yaitu bila ditambah dengan estrogen eksogen ia tidak mudah menjadi
hipoglikemia. Yang menjadi masalah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi
insulin sehingga relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia / diabetes kehamilan.
Retensi insulin juga disebabkan oleh adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol,
prolaktin dan plasenta laktogen yang mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga
mengurangi fungsi insulin. keadaan yang disebut hiperglikemia, sehingga dapat
menyembuhkan kondisi kompensasi tubuh seperti meningkatkan rasa haus (polidipsi)
mengekskresikan cairan (poliuri), mudah lapar (polifagi).
2.10 PemeriksaanDiagnostik
Kriteria Diagnosis
1) Gejala klasik DM + gula darah sewaktu ≤ 200 mg/dl. Gula darah sewaktu merupakan
hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan waktu makan terakhir.
Atau:
2) Kadar gula darah puasa 126 mg/dl.Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori
tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:
3) Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan Standard
WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang
dilarutkan dalam air. Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994) :
a. Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti
biasa
b. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan,
minum air putih tanpa gula tetap diperbolehka
c. Diperiksa kadar glukosa darah puasa
d. Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa), atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak),
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
e. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
f. Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
g. Selama proses pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok. Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM, maka
dapat di golongkan ke dalam kelompok TGT ( Toleransi Glukosa Terganggu ) atau
GDPT ( Glukosa Darah Puasa Terganggu ) dari hasil yang diperoleh.
4) TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 – 199 mg/dl
5) GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125mg/dl.
6) Reduksi Urine
7) Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin yang selalu
dilakukan di klinik. Hasil yang (+) menunjukkan adanyaglukosuria. Beberapa hal yang
perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi urine adalah:
a. Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining, bukan untuk menegakkan
diagnosis
b. Nilai (+) sampai (++++)
c. Jika reduksi (+): masih mungkin oleh sebab lain, seperti: renal glukosuria, obat- obatan, dan
lainnya
d. Reduksi (++) kemungkinan KGD: 200 –300 mg%
e. Reduksi (+++) kemungkinan KGD: 300 – 400 mg%
f. Reduksi (++++) kemungkinan KGD: 400 mg%
g. Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
h. Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa dijadikan pedoman.
Sifat-sifat diet B2
Sifat diet B3
1) Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut : Daya tahan terhadap insulin
meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin
plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin
dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis
perlu ditambah atau dikurangi. Perubahan-perubahan dalam kehamilan memudahkan
terjadinya hiperglikemia dan asidosis tapi juga menimbulkan reaksi hipoglikemik.
Maka dosis insulin perlu ditambah/dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan
pedoman pada 140 mg/dl.
a) Humulin
Komposisi : Humulin R Reguler soluble human insulin (rekombinant DNA origin). Humulin
N isophane human insulin (rekombinant DNA origin). Humulin 30/70 reguler soluble human insulin
30% & human insulin suspensi 70% (rekombinant DNA origin).
Indikasi : IDDM
Dosis : Dosis disesuaikan dengan kebutuhan individu. Diberikan secara injeksi SK, IM,
Humulin R dapat diberikan secara IV. Humulin R mulai kerja ½ jam, lamanya 6-8 jam, puncaknya 2-
4 jam. Humulin N mulai kerja 1-2 jam, lamanya 18-24 jam, puncaknya 6-12 jam. Humulin 30/70
mulai kerja ½ jam, lamanya 14- 15 jam, puncaknya 1-8 jam.
Kontraindikas : Hipoglikemik.
Peringatan : Pemindahan dari insulin lain, sakit atau gangguan emosi, diberikan bersama obat
hiperglokemik aktif.
Efek sampinng : Jarang, lipodistropi, resisten terhadap insulin, reaksi alergi local atau
sistemik.
Faktor resiko : Pada kehamilan kategori B
d) Humalog/Humalog Mix 25
Komposisi : Per Humalog insulin lispro. Per Humalog Mix 25 insulin lispro 25%, insulin
lispro protamine suspensi 75%.
Indikasi : Untuk pasien DM yang memerlukan insulin untuk memelihara homeostasis normal
glukosa. Humalog stabil awal untuk DM, dapat digunakan bersama insulin manusia kerja lama
untuk pemberian pra-prandial.
Dosis : Dosis bersifat individual. Injeksi SK aktivitas kerja cepat dari obat ini,
membuat obat ini dapat diberikan mendekati waktu makan (15 menit sebelum makan)
Kontraindikasi : hipoglikemia. Humalog mix 25 tidak untuk pemberian IV.
Peringatan : Pemindahan dari terapi insulin lain. Penyakit atau gangguan emosional. Gagal
ginjal atau gagal hati. Perubahan aktivitas fisik atau diet. Hamil.
Efek samping : Hipoglikemia, lipodisatrofi, reaksi alergi local & sistemik.
Interaksi obat : Kontrasepsi oral,kortikosteroid, atau terapi sulih tiroid dapat menyebabkan
kebutuhan tubuh akan insulin meningkat. Obat hipoglikemik oral, salisilat, antibiotik sulfa, dapat
menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin menurun.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
Hari/Tanggal :-
Waktu : 45 menit
Tempat :-
Sasaran : Klien (Ibu Hamil dengan Diabetes Melitus)
Topik HE : Diabetes Melitus Gestasional (DMG)/ DM dalam kehamilan
3.1 Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan/ health education (HE) diharapkan klien
mengetahui tentang pengetahuan penyakit Diabetes Melitus Gestasional (DM dalam
kehamilan) dan mengetahui gejala, komplikasi serta tindakan yang dilakukan.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah diberikan HE diharapkan klien mampu :
a. Memahami dan menjelaskan pengertian Diabetes Melitus Gestasional
b. Memahami dan menjelaskan tanda dan gejala, klasifikasi, komplikasi dan penanganan
Diabetes Melitus Gestasional
c. Memahami dan mampu menjelaskan pentingnya diit pada klien dengan Diabetes Melitus
Gestasional.
3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Sebagai media untuk periintraksi klien diabetes gestasional
b. Bagi Klien
Menambah wawasan klien yang melakukan pemeriksaan kehamilan khususnya
penderita penyakit diabetes mellitus dalam kehamilan/diabetes mellitus gestasional,
cara penanganan serta diit yang tepat tanpa mengurangi kebutuhan nutrisi dan
kecukupan gizi ibu dan janin..
3.2 Sasaran Pendidikan Kesehatan
Klien (ibu hamil dengan diabetes melitus) yang menjalani pemeriksaan.
3.3 Strategi Pelaksanaan
Pendidikan kesehatan dilakukan pada hari : - Pukul : -
3.4 Metode
Ceramah Diskusi/tanya
jawab
3.6 Media
Leaflet
MATERI
1. Pengertian
Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis terjadi defisiensi insulin
atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya keadaan glukosa darah (hiperglikemia) dan
glukosa dalam urine (glukosuria) atau merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan
hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan
dengan kurangnya sekresi insulin secara absolut / relatif dan atau adanya gangguan fungsi
insulin (Kapita Selekta, jilid II, 2006 dan catatan kuliah pemenuhan kebutuhan gizi
reproduksi, 2006).
Diabetes Melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat dengan berbagai
tingkat keparahan, yang awitannya atau pertama kali dikenali selama masa kehamilan. Jadi
diabetes mellitus gestasional adalah difisiensi insulin ataupun retensi insulin pada ibu hamil
sehingga mengakibatkan terjadinya intoleransi karbohidrat ringan maupun berat yang baru
diketahui selama mengalami kehamilan (ADA, 1990).
2. Etiologi
Penyakit gula dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi atau
absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi. Berkurangnya
glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan
Menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga
dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya diabetes akan mempengaruhi kehamilan dan
persalinan.
Factor Predisposisi :
a. Umur sudah mulai tua
b. Multiparitas
c. Penderita gemuk
d. Kelainan anak lebih besar dari 4000 g
e. Bersifat keturunan
f. Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urin
g. Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering mengalami lahir mati,
Sering mengalami keguguran
h. Glokusuria
3. Klasifikasi
Diabetes mellitus dapat dibedakan menjadi :
a. DM Tipe 1 (IDDM) Insulin dependent diabetes mellitus atau tergantung insulin (T1) yaitu
kasus yang memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah.
b. DM Tipe 11 (NIDDM) Non insulin dependent diabetes mellitus atau tidak tergantung insulin
(TT1) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah.
c. Diabetes mellitus gestasional (DMG) yaitu diabetes yang hanya timbul dalam kehamilan.
4. Patogenesis
Patogenesis Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006, Yaitu :
a. Pada penyakit DM 1 didapat kerusakan (dekstruksi) sel beta pankreas dengan penggunaan
glukosa sebagai energiakibat menurunnya produksi insulin tubuh menggunakan lemak dan protein
sebagai sumber energi. Terganggu ketosis dan ketoasidosis. Metabolisme tidak sempurna.
b. Pada fungsi insulin menurun. Penyakit DM 2 didapat retensi insulin Resistensi insulin adalah
turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan
untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi ini
sepenuhnya sehingga terjadi defisiensi relatif insulin. Dalam kehamilan terjadi perubahan
metabolisme endokrin dan karbohidrat sehingga terjadi inadekuatnya pembentukan dan penggunaan
insulin yang berfungsi memudahkan glukosa berpindah ke dalam sel-sel jaringan. Tanpa insulin
yang adekuat, glukosa tidak dapat memasuki sel-sel untuk digunakan sebagai sumber energi dan
tetap berada dalam daerah sehingga kadar glukosa darah meningkat di atas batas normal yang
menyebabkan air tertarik dari sel-sel ke dalam jaringan/darah sehingga terjadi dehidrasi seluler.
Tingginya kadar glukosa darah menyebabkan ginjal harus mengsekresikannya melalui urine dan
bekerja keras sehingga ginjal tidak dapat menanggulanginya sebab peningkatan laju filter glonurulus
dan penurunan kemampuan tubulus renalif profesional/renalis untuk mereabsorbsi glukosa. Hal ini
meningkatkan tekanan osmotik dan mencegah reabsorbsi air oleh tubulus ginjal yang menyebabkan
dehidrasi ekstreaoseluler. karena glukosa dan energi dikeluarkan dari tubuh bersama urine, tubuh
mulai menggunakan lemak dan protein untuk sumber energi yang dalam prosesnya menghasilkan
keton dalam darah. Pemecahan lemak dan protein juga menyebabkan lelah, lemah, gelisah yang
dilanjutkan
dengan penurunan berat badan mendadak ditambah terbentuknya keton akan cepat
berkembang keadaan koma dan kematian.
6. Komplikasi
Pengaruh diabetes gestasional Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006.
Meskipun tanpa gejala, bila tidak diadakan pengendalian kadar gula maka diabetes mellitus
gestasional akan menimbulkan dampak bagi ibu maupun pada janin.
a. Pengaruh DM terhadap kehamilan.
Abortus dan partus prematurus.
Pre eklamsia.
Hidroamnion.
Insufisiensi plasenta.
b. Pengaruh DM terhadap janin/bayi.
Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus.
Cacat bawaan.
Dismaturitas.
Janin besar (makrosomia)
Kematian dalam kandungan.
Kematian neonatal.
Kelainan neurologik dan psikologik.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006
1. Mangatur diet.
Diet yang dianjurkan pada bumil DMG adalah 30-35 kal/kg BB, 150-200 gr karbohidrat, 125 gr
protein, 60-80 gr lemak dan pembatasan konsumsi natrium. Penambahan berat badan bumil DMG
tidak lebih 1,3-1,6 kg/bln. Dan konsumsi kalsium dan vitamin D secara adekuat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam diit diabetes mellitus sebagai berikut ;
1) Diit DM harus mengarahkan BB ke berat normal, mempertahankan glukosa darah sekitar
normal, dapat memberikan modifikasi diit sesuai keadaan penderita misalnya penderita DMG,
makanan disajikan menarik dan mudah diterima.
2) Diit diberikan dengan cara tiga kali makan utama dan tiga kali makanan antara (snack)
dengan interval tiga jam.
3) Buah yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis, misalnya pepaya, pisang, apel, tomat,
semangka, dan kedondong.
4) Dalam melaksanakan diit sehari-hari hendaknya mengikuti pedoman 3J yaitu ; J1 ;
Jumlah kalori yang diberikan harus habis.
J2 ; Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan interval.
J3 ; Jenis makanan yang manis harus dihindari.
5) Penentuan jumlah kalori
Untuk menentukan jumlah kalori penderita DM yang hamil/menyusui secara
empirik dapat digunakan umus sebagai berikut ;
( TB – 100 ) x 30 T1 + 100 T3 + 300
T2 + 200 L + 400
Keterangan :
TB : Tinggi badan.
T1 : Trimester I
T2 : Trimester II
T3 : Trimester III
L : Laktasi/menyusui
2. Pengobatan insulin.
Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh
kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin diberi
insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu
ditambah atau dikurangi. Perubahan- perubahan dalam kehamilan memudahkan terjadinya
hiperglikemia dan asidosis tapi juga manimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu
ditambah/dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada 140 mg/dl. Pemeriksaan
darah yaitu kadar post pandrial, terrutama pada trimester I mudah terjadi hipoglikemia apabila dosis
insulin tidak dikurangi karena wanita kurang makan akibat emisis dan hiperemisis gravidarum.
Sebaliknya dosis insulin perlu ditambah dalam trimester II apabila sudah mulai suka makan , lebih-
lebih dalam trimester III.
Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari berikutnya cadangan hidrat arang
berkurang dan kebutuhan terhadap insulin barkurang yang mengakibatkan mudah mengalami
hipoglikemia bila diet tidak disesuaikan atau dosis insulin tidak dikurangi. Pemberian insulin yang
kurang hati-hati dapat menjadi bahaya besar karena reaksi hipoglikemik dapat disalah tafsirkan
sebagai koma diabetikum. Dosis insulin perlu dikurangi selama wanita dalam persalinan dan nifas
dini. Dianjurkan pula supaya dalam masa persalinan diberi infus glukosa dan insulin pada
hiperglikemia berat dan keto asidosis diberi insulin secara infus intravena dengan kecepatan 2-4
satuan/jam untuk mengatasi komplikasi yang berbahaya.
3. Penanggulangan Obstetri
Pada penderita yang penyakitnya tidak berat dan cukup dikuasi dengan diit saja dan tidak
mempunyai riwayat obstetri yang buruk, dapat diharapkan partus spontan sampai kehamilan 40
minggu. lebih dari itu sebaiknya dilakukan induksi persalinan karena prognosis menjadi lebih buruk.
Apabia diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan insulin, sebaiknya kehamilan diakhiri
lebih dini sebaiknya kehamilan 36-37 minggu. Kehamilan disertai komplikasi, maka
dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini lagi baik dengan induksi atau seksio
sesarea dengan terlebih dahulu melakukan amniosentesis. Dalam pelaksanaan partus pervaginam,
baik yang tanpa dengan induksi, keadaan janin harus lebih diawasi jika mungkin dengan pencatatan
denyut jantung janin terus – menerus.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
4.2 Pengkajian
Pengkajian menggunakan pendekatan community partner meliputi : data inti dan data sub
sistem
Selatan : RT 06 /RW 04
Barat : RT 07
Timur : RT 18/ RW 03
Keadaan tanah menurut pemanfaatannya
Pemukiman : 4550 m2
4.2.1.1 Demografi
Anak-anak :-
Remaja :-
o Berdasarkan agama
Katolik :-
a. Jamban
o Kepemilikan jamban
Memiliki jamban : 80%
Tidak memiliki jamban : 20%
o Macam jamban yang dimiliki
Septitank : 75%
Disungai : 25%
o Keadaan jamban
Bersih : 45%
Kotor : 55%
a. Keadaan rumah
o Tipe rumah
Tipe A/permanen : 210 orang (70%)
Tipe B/semipermanen : 75 orang (25%)
Tipe C/tidak permanen : 15 orang (5%)
o Status rumah
Milik rumah sendiri : 180 orang (60%)
Kontrak : 120 orang (40%)
o Lantai rumah
Tanah : 30 orang (10%)
Papan : 90 orang (30%)
Tegel/keramik : 180 orang (60%)
o Ventilasi
Ada : 240 orang (80%)
Tidak ada : 60 orang (20%)
o Luas kamar tidur
Memenuhi syarat : 180 orang (60%)
Tidak memenuhi syarat : 120 orang (40%)
o Penerangan rumah oleh matahari
Baik : 120 orang (40%)
Cukup : 30 orang (10%)
a. Halaman rumah
o Kepemilikan pekarangan
Memiliki : 240 orang (80%)
Tidak memiliki : 60 orang (20%)
o Pemanfaatan pekarangan
Ya : 270 orang (90%)
Tidak : 30 orang (10%)
a. Fasilitas umum
a. Fasilitas Kesehatan
1. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
1.1 Ekonomi
a. Karekteristik Pekerjaan
o PNS/ABRI : 60 orang (20%)
o Pegawai swasta : 60 orang (20%)
o Wiraswasta : 30 orang (10%)
o Buruh tani/pabrik :150 orang (50%)
a. Kepemilikan usaha
1.2.2.7 Pendidikan
4.2.2.8 Rekreasi
o Tempat wisata yang biasanya dikunjungi taman kota dan
alun – alun.
o Ada program setahun sekali diadakan program wisata
bersama kader kesehatan RT 05 RW 03 Kelurahan Margo Rukun.
3.1 ANALISA DATA
No PENGELOMPOKKAN DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Ds : Pengetahuan Ketidakpatuhan
Do :
Do:
Ds: ganggren
Do:
-jumlah penderita DM
sebanyak 30% (90 orang)
- distribusi penderita DM
berdasarkan tingkat
pendidikan formal
SD :45% (135
orang)
Perguruan tinggi:5%(15
orang)
Ds :
Dari hasil wawancara di dapat tingkat pendidikan ada 50% warga yang tidak patuh menjalankan
diet
Do :
- penyuluhan kader dari masyarakat dan petugas kesehatan dari puskesmas jarang ada
- kebiasaan masyarakat makan makanan yang manis sebanyak 210 orang (70%)
Ds:
Dari hasil wawancara didapat ketidak patuhan masyarakat untuk melaksanakan check up
kesehatan sebanyak 219 orang (70%)
Do:
Ds:
Do:
- Kebiasaan sehari hari penderita DM yang setiap saat memakai alas kaki sebanyak
45 orang (15%),saat dilauar rumah 75 orang (25%) dan jarang memakai 180 orang (60%)
1. Resiko peningkatan 3 2 2 7
penderita ganggren di RT 5
RW 3 kelurahan Margo Rukun
berhubungan dengan
Kurangnya pengetahuan
penderita DM tenytang
pencegahan terjadinya luka
ganggren
4.3 Concep Maps
Teraupetik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk
fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi
Anjurkan menghindari olah raga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olah raga
Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urin
Ajarkan pengelolaan diabetes
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian Insulin
Kolaborasi pemberian cairan IV
Kolaborasi pemberian cairan kalium
4.5
BAB V
TELUSUR JURNAL
Judul Jurnal
Pengetahuan ibu hamil tentang diabetes mellitus dalam kehamilan (diabetes mellitus
gestasional) di klinik bersalin kumala bunda kota bandung tahun 2012.
Kata Kunci
Pengetahuan, Diabetes Mellitus Gestasional
Penulis Jurnal
Yuliati
Tujuan Penelitian
Meneliti lebih jauh tentang Pengetahuan Ibu hamil Tentang Diabetes Melitus Dalam
Kehamilan (Diabetes Mellitus Gestasional) Di Klinik Bersalin Kumala Bunda Kota Bandung
Metodelogi Penelitian
Metode Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini
adalah ibu hamil yang memeriksakan kandungannya di klinik bersalin kumala bunda. Cara
pengambilan sampel adalah menggunakan pengambilan sampel secara random sampling.
Adapun teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling (system
random sampling acak sederhana) sebanyak 52 orang.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini adalah Secara keseluruhan rata-rata pengetahuan Ibu hamil tentang
pengertian diabetes mellitus dalam kehamilan berada pada kategori baik (78,85%), tentang
tanda dan gejala diabetes mellitus dalam kehamilan berada pada kategori baik (81,15%),
tentang pengaruh diabetes mellitus pada kehamilan dan janin berada pada kategori kurang
(58,52%), tentang penanganan diabetes mellitus dalam kehamilan berada pada kategori baik
(77,31%). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Diabetes Mellitus Dalam Kehamilan (Diabetes Mellitus Gestasional) di Klinik bersalin
Kumala Bunda Kota Bandung Tahun 2012 berada pada kategori Cukup (72,02%).
Manfaat penelitian yang di dapat pada jurnal ini bagi kesehatan, yaitu :
a. Memberikan sumber referensi bagi para peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian
dalam hal yang sama.
b. Dapat menjadi pengetahuan Ibu hamil untuk selalu memeriksakan kehamilannya secara
teratur sehingga jika terdeteksi penyakit yang menyertai kehamilan seperti diabetes mellitus ibu
dapat segera konsultasikan
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta:
EGC
Chamberlain, Geofferey. 1994. Obstetrik dan Ginekologi Praktis. Jakarta : Widya Medika
Elstar Offset.
Heller, Luz 1991. Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri. Jakarta : EGC
Ledewig. W. Patricia. 2005. Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir. Jakarta :
EGC
Manumba, Ida Bagus. 1993. Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetrik dan Ginekologi. Jakarta
: EGC
Mochtar, Rustam. Prof. DR. 1989. Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi I.Jakarta :
EGC
Oxorn, Harry. 1990. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yayasan Esentia
Medika
Saifuddin. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta :Yayasan Bina
Varney, et al. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi : Empa t . Jaka rt a : EGC.
http://drive.google.com/file/d/0Bx8eC1QkvspuRjVsNVFOc2ZYTzA/view, diakses