Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Komunitas II

Dosen Pengampu : Ns. Diah Ratnawati, M.Kep, Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh :

Sondang Mariani. H 1810711090


Widhi Nurfadillah 1810711094
Fauziana Dzulhia. P 1810711102
Vernanda Erlita. V 1810711108

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
S – 1 KEPERAWATAN
2021
A. Konsep Anak Usia Sekolah
1. Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak merupakan usia yang rawan terserang berbagai penyakit, misalnya diare,
kecacingan
dan anemia. Berdasarkan data WHO (2007) bahwa setiap tahun 100.000 anak Indonesia
meninggal akibat diare, angka kejadian kecacingan mencapai angka 40-60% (Depkes, 2005).
Anak usia sekolah merupakan indivudu yang berusia antara 5-12 dan merupakan masa
peralihan antara masa anak-anak dengan masa remaja, sedangkan anak usia sekolah dasar
adalah anak yang berusia 6-13 tahun yang masih duduk dibangku sekolah dasar (Stanhope &
Lancaster, 2003: Steward, 2003). Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa
sebagai sumber daya manusia pada masa yang akan datang. Kualitas bangsa dimasa depan di
tentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Anak usia sekolah sering disebut sebagai periode
peralihan antara masa pra sekolah dengan masa remaja. Pada kondisi ini akan terjadi banyak
perubahan pada diri anak usia sekolah (AUS), baik dari kondisi fisik, mental, sosial serta
terjadi peningkatan kemampuan dan keterampilan motorik. Hal ini akan mempengaruhi
tumbuh kembang dan kesehatan usia sekolah (AUS) (Suryani, 2008).
Perilaku Hidup Bersih Sehat dapat diterapkan di sekolah atau diberikan dengan cara
memberikan pendidikan keschatan. Pendidikan keschatan merupakan usaha untuk
menyiapkan siswa agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang
diperlukan bagi peranannya saat ini maupun masa yang akan datang (Ananto, 2006).
Pendidikan kesehatan bagi anak bertujuan menambah kebiasaan hidup sehat agar dapat
bertangung jawab terhadap keschatan diri sendiri dan lingkungannya serta ikut aktif dalam
usaha-usaha kesehatan. Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah memberikan pengetahuan
tentang prinsip dasar hidup sehat, menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat, dan
membentuk kebiasaan hidup sehat (Fitriani, 2011).
Ada beberapa indikator PHBS yang dilakukan di sekolah, yaitu cuci tangan dengan air
bersih dan sabun; jajan di kantin sekolah, BAB dan BAK di jamban; buang sampah di
tempatnya; berolah raga; mengukur tinggi dan berat badan; memeriksa jentik nyamuk; dan
tidak merokok di sekolah (Notoatmodjo, 2010). Salah satu perilaku hidup sehat yang
dilakukan anak sekolah diantaranya adalah mencuci tangan dengan sabun.
WHO (2005) memperkirakan sekitar 3 triliun penduduk dunia, 2 milyar diantaranya
menderita penyakit infeksi. Jumlah tersebut didominasi oleh populasi anak usia sekolah.
Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu
negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjưnya.derajat kesehatan anak pada
saat ini belum bisa dikatakan baikkarena masih banyak terdapat masalah kesehatan
khususnya pada anak sekolah. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis
karena pada usia tersebut rentan terhadap masalah kesehatan.
Masalah tersebut timbul karena kurangnya pengetahuan serta kesadaran akan
pentingnya
kesehatan terutama kebiasaan mencuci tangan. Cuci tangan merupakan salah satu solusi yang
murah dan efektif dalam pencegahan penyakit menular, namun kebiasaan mencuci tangan
hingga saat ini masih dianggap remeh. Berdasarkan kajian WHO cuci tangan menggunakan
sabun dapat mengurangi angka kejadian diare sebesar 47%. Berbagai macam jenis penyakit
yang dapat timbulterkait kebiasaan mencuci tangan yaitu diare, infeksi saluran pernapasan,
flu burung (HINI), dan cacingan. Penyakit-penyakit yang timbul tersebut akan mempengaruhi
tumbuh kembang anak sehingga mengakibatkan proses belajar mengajar terganggu (Romeo,
2011).
Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tentang kebersihan yaitu dengan
mengeluarkan
keputusan Menteri Keschatan Nomor 1193/menkes/SK/X/2004 tentang Visi Promosi
Kesehatan RI adalah "Perilaku Hidup Bersih Sehat 2010". Perilaku hidup bersih dan sehat
atau PHBS terdiri dari beberapa indikator khususnya PHBS tatanan sekolah yaitu mencuci
tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun (Romeo, 2011).

B. Mencuci Tangan Dengan Sabun


A. Definisi Cuci Tangan
Menurut Perry & Potter (2005), mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling
penting
dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu
tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun
oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan
pakai sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari
menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai
kuman.mencuci tangan pakai sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan
penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering sekali menjadi agen yang membawa kuman
dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak
langsung maupun kontak tidak langsung.
Cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku schat yang telah terbukti secara ilmiah
dapat
mencegah penyakit menular seperti diare, infeksi saluran pemafasan atas dab flu burung.
Perilaku cuci tangan pakai sabun yang tidak benar masih tinggi ditemukan pada anak usia 10
tahun kebawah. Karena anak usia tersebut sangat rentan terhadap penyakit. Maka dibutuhkan
kesadaran bahwa pentingnya perilaku cuci tangan pakai sabun diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari

B. Waktu Mencuci Tangan


Sebagai upaya untuk membiasakan diri melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
melalui
tindakan mencuci tangan, walaupun tindakan cuci tangan dilakukan secara fleksibel karena
persepsi setiap orang akan kebutuhan untuk mencuci tangan dilakukan dalam waktu yang
bervariasi. Namun secara umum tindakan mencuci tangan sebaiknya dilakukan ketika:
1. sebelum menghidangkan makanan
2. Sebelum dan sesudah makan
3. Setelah BAB dan BAK
4. Setelah memegang hewan
5. Setelah bermain
6. Setelah memegang barang kotor ataupun uang
7. Akan istirahat (tidur).

C. Tujuan Mencuci Tangan


Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan
penyakit.
Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan
menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk,
gelas. Selain itu manfaat lain dari cuci tangan yaitu menjaga kebersihan diri dan mencegah
infeksi silang.

D. Manfaat Cuci Tangan


1. Mencucui tangan dengan sabun baik untuk kita dikarenakan terkadang air saja tidak
cukup karena lemak dan kotoran masih menempel di tangan
2. Mencegah timbulnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kuman
3. Tindakan preventif yang paling murah dan efektif untuk mencegah penyakit.
4. Untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan (makanan)
5. Supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain
6. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).

E. Dampak Tidak Mencuci Tangan


CDC mengungkapkan cuci yang baik dan bersih dengan sabun dan air hanya
membutuhkan
waktu 15 sampai 20 detik saja. Itu sudah bisa membunuh kuman. Namun hasil riset yang
dipublikasikan di Journal of Environmental Health itu menunjukkan rata-rata orang hanya
mencuci tangan sekitar enam detik saja. Sebagian orang mungkin menganggap remeh
aktivitas mencuci tangan sebelum makan. Kenyataannya, banyak masyarakat yang terserang
berbagai penyakit akibat dari menyepelekan cuci tangan sebelum makan. Berdasarkan data
WHO, tangan mengandung 39.000-4.600.000 CFU/cm2 kuman hakteri yang berpotensi
tinggi mengakibatkan penyakit infeksi menular. Menurut Dr. Robert Imam Sutedja, Ketua
Kompartemen Umum Humas Perhimpunan Rumab Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), tangan
merupakan salah satu media penyebaran kuman melalui suatu permukaan yang disentuhkan
ke permukaan lainnya. Selain itu, sejalan dengan perpindahan masyarakat, tambahnya,
bakteri juga akan ikut berpindah melalui makanan, air, nyamuk, lalat, hewan peliharaan, saat
bersin, batuk, dan mengusap mata. Aapabila melalui udara, beberapa kuman dapat berpindah
dari satu permukaan ke permukaan lainnya. Bahkan hasil penelitian medis menunjukkan, area
di balik kuku adalah tempat yang paling banyak menyimpan kuman. Beragam kuman yang
dapat hidup di balik kuku, antara lain Staphylococcus, Acinetobacter, Enterobacter,
Klebsiella, Aeromonas, Serratio, serta jamur, seperti Candida. “Jari yang terkontaminasi
kuman dapat mengontaminasi tujuh permukaan lain.
Banyak sekali penyakit yang bisa datang bila tidak mencuci tangan. Bakteri, virus,
jamur dan
penyakit parasit bisa terdapat pada kulit dan lendir, darah dan cairan tubuh lainnya. Beberapa
kuman yang ditransfer melalui inhalasi dan lainnya bisa diperoleh dengan sentuhan.
Penularan penyakit fecal-oral (kotoran ke mulut) terjadi ketika orang yang terinfeksi tidak
mencuci tangan dengan teknik yang baik, yaitu dengan menggunakan sabun dan air, yang
kemudian langsung menyentuh makanan. Salah satu penyakit yang diakibatkan tidak
mencuci tangan adalah diare 50%, ISPA 45%, dan infeksi cacing.

F. Cara Mencuci Tangan


Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir.
Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut:
1. Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir
2. Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik bila sabun
mengandung antiseptik
3. Gosokkan kedua telapak tangan
4. Gosokkan sampai ke ujung jari
5. Telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-
jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri, kemudian gosok
sela-sela jari tersebut dan lakukan sebaliknya
6. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci
7. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar, kemudian
lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri
8. Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan kedepan,
kebelakang dan berputar dan lakukan sebaliknya
9. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar dan
lakukan pula untuk tangan kiri;
10. Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir
11. Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkankran, tutup kran
dengan tissue.

G. Penyakit yang Dapat Dicegah


Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan menerapkan mencuci tangan memakai
sabun
yaitu:
1) Diare
Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak
balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa
cuci tangan dengan sabut dapat memangkas angka penderita diare hingga separuh.
Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat
sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air
kencing, karena kuman- kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini.
Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui
tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah,
dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat
makannya yang kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam
penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah:
mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%),
pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%).
2) Infeksi saluran pemapasan
Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak balita.
mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernapasan ini dengan
dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen pernapasan yang terdapat pada tangan
dan permukaan telapak tangan dan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit)
lainnya (terutama vinus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga
gejala penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik
menjaga kesehatan dan kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
buang air besar,kecil dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain
di Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran
pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50
persen
3) Infeksi cacing, Infeksi mata dan penyakit kulit.
Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan
penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi
mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis. Meurut
Departemen Kesehatan, Cuci tangan pakai sabun (CTPS) mempercepat tangan jadi
bersih, aktivitas menggosok jemari dengan sabun mampu menghilangkan kuman yang
tak tampak, minyak, lemak, kotoran di permukaan kulit, dan meninggalkan bau wangi.
Nah, wangi tadi dapat memberikan sensasi segar dan positif. CTPS terbukti ampuh
melindungi manusia dari 10 penyakit. Yaitu, muntaber, gastroenteritis, tifus, kolera,
diare, cacingan, hepatitis, leptospirosis, jamur kulit, sampai polio.

C. Kebersihan Gigi dan Mulut


1. Pengertian Kebersihan Gigi dan Mulut
Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan yang menunjukan bahwa di dalam
mulut seseorang bebas dari kotoran seperti debris, plak, dan karang gigi. Plak akan selalu
terbentuk pada gigi geligi dan meluas keseluruh permukaan gigi apabila seseorang
mengabaikan kebersihan gigi dan mulut ( Rusmawati, 2010).
Menurut Be, (1987), kebersihan gigi dan mulut adalah keadaan yang menunjukkan
bahwa di dalam rongga mulut seseorang bebas dari kotoran, seperti plak dan calculus.
Apabila kebersihan gigi dan mulut terabaikan akan terbentuk plak pada gigi geligi dan
meluas keseluruh permukaan gigi. Kondisi mulut yang selalu basah, gelap, dan lembab
sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri yang membentuk plak.
Kebersihan gigi dan mulut merupakan suatu suatu kondisi atau keadaan terbebasnya
gigi geligi dari plak dan calculus, keduanya selalu terbentuk pada gigi dan meluas ke
seluruh permukaan gigi, hal ini disebabkan karena rongga mulut bersifat basah, lembab
dan gelap, yang menyebabkan kuman dapat berkembang biak (Farida, 2012).

2. Tujuan Menyikat Gigi


Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan berbagai
kotoran yang melekat pada permukaan gigi dan gusi. Menurut Putri, Herijulianti, dan
Nurjanah (2010), mengatakan bahwa menyikat gigi adalah tindakan membersihkan gigi
dan mulut dari sisa makanan dan debris yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
penyakit pada jaringan keras maupun jaringan lunak.
Lama menggosok gigi tidak ditentukan, tetapi biasanya dianjurkan maksimal 5 menit
(minimal 2 menit) dan dilakukan sebanyak 2 kali sehari. Yang penting dilakukan secara
sistematis supaya tidak ada bagian-bagian yang terlampaui. Cara yang dianjurkan mulai
dari posterior ke anterior pada sisi-sisi rahang bawah dan rahang atas, dan berakhir pada
posterior sisi lain (Hidayat, 2016). Sedangkan tujuan menyikat gigi adalah
membersihkan mulut dari sisa-sisa makanan agar fermentasi sisa makanan tidak
berlangsung terlalu lama, sehingga kerusakan gigi dapat terhindari.

3. Manfaat Menyikat Gigi


Membiasakan diri untuk menyikat gigi di pagi hari dan malam hari menjelang tidur
memang disarankan. Pasalnya, kebiasaan ini dapat membawa ragam manfaat bagi
kesehatan, yaitu :
a. Mencegah terbentuknya plak
Menyikat gigi dua kali sehari dapat membantu mengangkat sisa makanan dan
minuman yang menempel di gigi sehingga mencegah pembentukan plak gigi. Plak
gigi merupakan lapisan lengket dan bening pada permukaan gigi yang jika tidak
dibersihkan dapat mengeras dan menjadi karang gigi.
b. Mencegah gigi berlubang dan radang gusi
Karena mampu mencegah terbentuknya plak dan karang gigi, kebiasaan menyikat
gigi dua kali sehari juga dapat mencegah gigi berlubang. Di samping itu, kebiasaan ini
juga bisa menurunkan risiko Anda terkena radang gusi, yaitu tahap awal dari
berbagai penyakit gusi.
c. Mencegah bau mulut
Bakteri yang ada pada mulut dapat menghasilkan gas sulfur sehingga bisa
menyebabkan bau mulut. Selain itu, bau mulut juga akan meningkat jika Anda menderita
sakit gigi atau penyakit gusi yang diakibatkan oleh penumpukan bakteri ini.
Guna mencegah bau mulut, kendalikan jumlah bakteri dalam mulut Anda dengan
menyikat gigi dua kali sehari. Bila perlu, gunakan pasta gigi dengan rasa mint agar napas
menjadi lebih segar.
d. Mengurangi risiko terkena berbagai macam penyakit
Sikat gigi dua kali secara rutin tidak hanya dapat menjaga kesehatan gigi dan
mulut, tapi juga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Pasalnya, peradangan gusi yang
disebabkan oleh bakteri di plak gigi dapat memicu peradangan di bagian tubuh lainnya.
Inilah yang menjadi dasar mengapa kesehatan mulut yang buruk bisa meningkatkan
risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan diabetes.

4. Dampak Tidak Menyikat Gigi


Beberapa resiko yang dapat ditimbulkan jika tidak memelihara kebersihan gigi dan mulut
antara lain:
a. Bau mulut (Halitosis)
Bau mulut (halitosis) merupakan suatu keadaan disebabkan oleh makanan atau
zat tertentu yang ditelan, dihirup atau oleh fermentasi bagian-bagian makanan dalam
mulut. Bau mulut tidak sedap merupakan bau nafas yang tidak enak atau bau yang tidak
menyenangkan dan menusuk hidung. Umumnya bau mulut dapat diatasi dengan menjaga
kebersihan gigi dan mulut.
b. Karang gigi (Calculus)
Karang gigi atau calculus merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi
yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi. Karang gigi adalah plak yang
terkalsifikasi. Berdasarkan hubungannya terhadap gingival margin, calculus
dikelompokkan menjadi supragingival calculus dan subgingival calculus.
Supragingival calculus adalah karang gigi yang melekat pada permukaan
mahkota gigi mulai dari puncak gingival margin dan dapat dilihat.
Sedangkan Subgingival calculus adalah karang gigi yang berada dibawah batas gingival
margin, biasanya pada daerah saku gusi. Karang gigi banyak terdapat pada gigi yang
sering tidak digunakan untuk mengunyah.

c. Radang Gusi (Gingivitis)


Radang gusi (Gingivitis) adalah penyakit periodontal stadium awal berupa
peradangan pada gusi. Gingivitis terjadi ketika sisa makanan di gigi dan gusi mengeras
menjadi plak. Faktor penyebab terjadinya gingivitis adalah faktor lokal dan sistemik.
Faktor sistemik yang menyebabkan gingivitis adalah nutrisi, keturunan dan hormonal
sedangkan penyebab lokal adalah plak, calculus, impaksi makanan, karies dan tambalan
yang berlebih.
d. Gigi berlubang
Gigi berlubang merupakan suatu penyakit jaringan karies gigi yaitu email, dentin
dan pulpa yang disebabkan oleh plak. Gigi berlubang dapat dicegah dengan menekan
efek mikroba yang ada di plak gigi. Adanya lubang pada gigi salah satunya disebabkan
kebersihan gigi dan mulut yang tidak terjaga kebersihannya.
5. Cara Menyikat Gigi Yang Baik
Sewaktu menyikat gigi harus diingat bahwa sebaiknya arah penyikatan adalah dari
gusi ke permukaan gigi, dengan tujuann selain membersihkan gigi juga dapat dilakukan
suatu pengurutan yang baik terhadap gusi (Fatarina, 2010). Sebelum dan pada waktu
menyikat gigi terdapat beberapa hal yang biasanya dilakukan. Hal ini dilakukan agar
dapat lebih mudah dalam membersihkan gigi, yaitu :
1) Membasahi sikat gigi sebelum diberi pasta gigi
2) Berkumur dan melaksanakan penyikatan sampai pasta gigi berbuih (Fatarina, 2010)

Sedangkan menurut Depkes RI (1996), cara menyikat gigi adalah sebagai berikut :
1) Pada permukaan labial sikat gigi digerakkan dengan gerakan maju mundur yang pendek.
Artinya sikat gigi digerak-gerakkan di tempat. Gosok terlebih dahulu gigi-gigi yang
terletak di belakang
2) Sesudah itu, barulah sikat gigi dipindahkan ke tempat berikutnya, kemudian gosoklah
gigi depan
3) Pada gigi permukaan dekat lidah, gosok dahulu gigi-gigi yang terletak di belakang,
kemudian dilanjutkan bagian depan
4) Pada permukaan dataran pengunyahan dari gigi-gigi
5) Rahang atas maupun rahang bawah digosok dengan gerakan maju mundur.

Sedangkan menurut Srigupta (2004), cara menyikat gigi adalah sebagai berikut :
1) Bersihkan permukaan dalam dan luar dari gigi bagian atas dengan gerakan memutar ke
bawah
2) Bersihkan permukaan dalam dan luar dari gigi bagian bawah dengan gerakan memutar
ke atas
3) Tekan dan putar sikat dengan lembut pada gusi guna melakukan pemijatan pada gusi
4) Bersihkan permukaan gigi depan bagian dalam dengan gerakan dari dalam keluar
5) Bersihkan permukaan gigi geraham bagian atas dan bawah yang digunakan untuk
mengunyah dengan gerakan dari belakang ke depan lalu dari dalam keluar dan dari luar
ke dalam

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEKOLAH


Kasus:
Data laporan hasil survey yang dilakukan oleh penanggung jawab UKS dan puskesmas di SD
X sebagai berikut: jumlah siswa 123 orang, di pinggir jalan banyak pedagang yang berjualan,
makanan yang dijual kebersihannya tidak terjamin, dan siswa jarang sarapan pagi. Perilaku
siswa terlihat tidak mencuci tangan sebelum makan. Hasil pemeriksaan fisik juga didapatkan
kebersihan gigi dan mulut kurang serta kuku jari tangan kotor juga panjang. Selain itu,
sebanyak 33 orang siswa menderita cacingan khususnya siswa kelas II dan III. Pada saat
istirahat, siswa lebih banyak membeli jajanan ke pedagang kaki lima daripada di kantin.
Siswa juga mengeluh sulit menyeberang jalan karena kendaraan yang lewat banyak. Tidak
ada petugas yang menyeberangkan siswa.
Data Tambahan:
Jumlah anak sekolah keseluruhan SD X adalah 123 orang yang berusia sekitar 6-12 tahun,
menurut jenis kelamin, perempuan sebanyak 65 siswa dan laki-laki sebanyak 58 siswa.
Mayoritas siswa di SD X beragama islam dengan presentase 96% dan kristen 4%. Tipe
sekolah SD X permanen, tempatnya dekat dengan jalan raya. Kebersihan lingkungan sekolah
kurang terjaga dengan baik, Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi laki-
laki dan perempuan, kondisi terawat dengan baik. terdapat 1 kantin di dalam sekolah yang
menjual makanan yang kurang terjamin makanannya. Terdapat banyak penjual makanan di
depan gerbang sekolah, jenis makanan yang dijual tidak terjamin kebersihannya. Mayoritas
jenis jajanan anak usia ssekolah adalah permen sebanyak 50 anak. Adanya kebiasaan yang
kurang baik bagi perkembanan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang membiasakan
tidak menggosok gigi sebelum tidur. Pelayanan kesehatan di SD X terdapat UKS untuk
tempat istirahat dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK
(Bimbingan Konseling) untuk konsultasi siswa.
A. PENGKAJIAN
1. Demografi
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh penanggung jawab UKS dan
puskesmas, jumlah anak sekolah keseluruhan SD X sebanyak 123 orang untuk usia 6-
12 tahun. Jumlah anak sekolah menurut jenis kelamin, perempuan sebanyak 65 siswa
dan laki-laki sebanyak 58 siswa.

2. Statistic Vital
Menurut data penanggung jawab UKS dan puskesmas, sebanyak 33 orang siswa
menderita cacingan dan 45 orang siswa bermasalah pada gigi.

3. Nilai dan Keyakinan


Mayoritas siswa di SD X beragama islam dengan presentase 96% dan kristen 4%

4. Penilaian Subsistem (Lingkungan Fisik)


tipe sekolah permanen, tempatnya dekat dengan jalan raya. Kebersihan lingkungan
sekolah kurang kurang terjaga dengan baik, terdapat 1 kantin di dalam sekolah yang
menjual makanan yang kurang terjamin kebersihannya. Terdapat banyak penjual
makanan di depan gerbang sekolah yang jenis makanannnya tidak terjamin
kebersihannya. Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi laki-laki
dan perempuan. Kondisi terawat dengan baik.

5. Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Sosial


Pelayanan kesehatan di SD X terdapat UKS untuk tempat istirahat dan pemeriksaan
bagi anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK (Bimbingan Konseling) untuk
konsultasi siswa.
6. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa kebanyakan orang tua para siswa
mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah

7. Keamanan dan Transportasi


a. Keamanan
Tidak terdapat satpam sekolah yang membantu siswa menyebrang jalan raya
sehingga siswa mengeluh sulit menyeberang jalan karena kendaraan yang lewat
banyak, dan ada kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah:
1) Kebiasaan Jajan Sembarangan
Pada anak usia sekolah yang memiliki kebiasaan jajan sembarangan sebanyak
98 anak. Ini merupakan hal yang negatif bagi kesehatan anak usia sekolah
karena kebersihan makanan dan kandungan gizi yang ada di dalam makanan
tersebut bisa menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan untuk anak usia
sekolah.
2) Jenis Jajanan Yang Dikonsumsi Anak Usia Sekolah
Mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak 50 anak. Ini
merupakan hal yang negatif bagi kesehatan gigi anak usia sekolah karena
dalam permen mengandung kandungan gula yang tinggi sehingga berisiko
tinggi terjadi karies gigi pada anak usia sekolah di SD X
3) Kebiasaan Menggosok Gigi Sebelum Tidur
Mayorias anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur sebanyak 92
anak. Ini merupakan hal yang negatif bagi perilaku anak usia sekolah karena
kebiasaan ini harusnya ditanamkan sejak dini, selain itu apabila tidak
menggosok gigi dapat menyebabkan berbagai makan masalah kesehatan gigi
dan mulut
b. Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SD X adalah sepeda, jalan kaki, dan
diantar oleh orang tua.

8. Politik dan Pemerintah


Keikutsertaan anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah
terhadap masalah yang terkait dengan anak sekolah. Keikutsertaan anak pada
organisasi di sekolah yaitu mengikuti kegiatan kepramukaan.

9. Komunikasi
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh informasi
pengetahuan berasal dari media seperti televisi, orang tua, dan para guru.

B. ANALISA DATA
Data Fokus Masalah Keperawatan
DS: Ketidakefektifan Pemeliharaan
- Pihak UKS sekolah mengatakan Kesehatan pada agregat anak sekolah di
sebanyak 33 orang siswa SD X ditandai dengan 33 siswa menderita
menderita cacingan khususnya cacingan, siswa sering jajan jajanan yang
siswa kelas II dan III kebersihannya kurang, tidak mencuci
DO: tangan dan siswa memiliki kuku jari
- Hasil pemeriksaan fisik ditemukan tangan yang kotor dan panjang
banyak siswa yang kuku jari
tangannya kotor juga panjang
- Kebersihan lingkungan sekolah
kurang terjaga dengan baik
- Di gerbang sekolah banyak
pedagang yang berjualan, makanan
yang dijual kebersihannya tidak
terjamin
- Di dalam sekolah terdapat 1 kantin
yang makanannya juga
kebersihannya tidak terjamin
- Perilaku siswa terlihat tidak
mencuci tangan sebelum makan
DS: Defisit Kebersihan Diri pada agregat
- Pihak UKS sekolah mengatakan anak usia sekolah di SD X ditandai
orangtua siswa tidak membiasakan dengan banyaknya siswa yang kebersihan
anak menggosok gigi sebelum gigi dan mulutnya kurang
tidur.
DO :
- Hasil pemeriksaan fisik juga
didapatkan kebersihan gigi dan
mulut kurang
DS : Defisiensi Kesehatan Komunitas pada
- Siswa mengeluh sulit agregat sekolah di SD X ditandai dengan
menyeberang jalan karena keberadaan sekolah didekat jalan raya
kendaraan yang lewat banyak. dan tidak ada petugas yang
DO : menyebrangkan siswa
- Telihat tidak ada petugas yang
menyeberangkan siswa.
- Tipe sekolah SD X permanen,
tempatnya dekat dengan jalan
raya.
SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN PEMBOBOTAN JML


A B C D E F G H I J K
1 Ketidakefektifan Pemeliharaan 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 36
Kesehatan pada agregat anak
sekolah di SD X ditandai dengan
33 siswa menderita cacingan,
siswa sering jajan jajanan yang
kebersihannya kurang, tidak
mencuci tangan dan siswa
memiliki kuku jari tangan yang
kotor dan panjang
2 Defisit Kebersihan Diri pada 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 33
agregat anak usia sekolah di SD X
ditandai dengan banyaknya siswa
yang kebersihan gigi dan
mulutnya kurang
3 Defisiensi Kesehatan 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 30
Komunitas pada agregat
sekolah di SD X ditandai
dengan keberadaan sekolah
didekat jalan raya dan tidak ada
petugas yang menyebrangkan
siswa
Keterangan Pembobotan:
1. Sangat Rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi

A. Risiko terjadi F. Sesuai program pemerintah K. Sumber daya


B. Risiko parah G. Tempat
C. Potensial penkes H. Waktu
D. Minat masyarakat I. Dana
E. Kemungkinan diatasi J. Fasilitas kesehatan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS BERDASARKAN SKORING
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada agregat anak sekolah di SD
X ditandai dengan 33 siswa menderita cacingan, siswa sering jajan jajanan
yang kebersihannya kurang, tidak mencuci tangan dan siswa memiliki kuku
jari tangan yang kotor dan panjang
2. Defisit Kebersihan Diri pada agregat anak usia sekolah di SD X ditandai
dengan banyaknya siswa yang kebersihan gigi dan mulutnya kurang
3. Defisiensi Kesehatan Komunitas pada agregat sekolah di SD X ditandai
dengan keberadaan sekolah didekat jalan raya dan tidak ada petugas yang
menyebrangkan siswa
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Rencana Kegiatan Evaluasi
N Keperawat
Tujuan Strate Krite Standar Evaluat
o an Kegiatan
gi ria or
Komunitas
1 Ketidakefe Pendi 1. Penyuluha Kogni 1. Meningk Mahasis
. ktifan Tujuan dikan n atau tif atkan wa
Pemelihara umum: keseh pendidikan pengetah Petugas
an atan kesehatan uan UKS
Kesehatan Setelah kepada siswa,
pada agregat siswa, orangtua
dilakukan
anak orangtua dan
sekolah di tindakan dan pihak pihak
SD X keperawat sekolah sekolah
ditandai an akan yang
dengan 33 komunitas pentingnya mengikut
siswa selama 8 jajajan i
menderita bulan bersih dan penyuluh
cacingan, berkualitas an
diharapka
siswa sering di sekitar
jajan jajanan n masalah sekolah
yang Ketidakef 2. Peningka
kebersihann ektifan 2. Pendidikan tan atau
ya kurang, Pemelihar kesehatan Psiko perbaika
tidak aan Pemb terkait apa motor n sikap
mencuci Kesehata erdaya saja siswa,
tangan dan an jajanan orangtua
n pada
siswa sehat yang dan
memiliki agregat boleh pihak
kuku jari anak dikonsumsi sekolah
tangan yang sekolah di usia anak
kotor dan SD X sekolah
panjang dapat untuk
menunjang
teratasi.
tumbuh
kembangny 1. Meningk
  a atnya
Psiko upaya
Tujuan Kemit motor pengenda
khusus: raan 1. Pelatihan lian
pihak penyakit
1. Pemah UKS dan gizi pada
aman pihak anak usia
serta sekolah sekolah
lainnya di SD X
kesada
dalam 2. Terbinan
ran upaya ya
siswa pengendal masalah
dan ian kesehata
penyakit n pada
pihak pada anak anak usia
sekola usia sekolah
h sekolah di yang
SD X melibatk
tentang
an peran
makan 2. Pembinaa serta
an n pihak orangtua
minum UKS dan dalam
an orangtua melakuka
sehat yang n
mening siswa/ perawata
anaknya n.
kat
mengalam
i cacingan 1. Berj
2. Siswa
alannya
memah
program
ami 1. Melakukan
kesehata
penting kerjasama
dengan n gizi
nya
UKS di SD pada
menjag
X tersebut siswa di
a
untuk SD X
kesehat mengawasi 2. Teri
an gizi kesehatan dentifika
makanan
sinya
dan
minuman faktor
siswa risiko
2. Melakukan siswa
skrening mengala
kesehatan mi
pada anak masalah
usia
gizi
sekolah
dengan
UKS SD X
3. Mengusulk
an kepada
pihak
sekolah
untuk
melakukan
monitor
jajanan
disekolah
tiap
minggu
2 Defisit Tujuan Pendi 1. Penyuluhan Kogni 1. Meningk Mahasis
Kebersihan Umum dikan mengenai tif atkan wa
Diri pada Setalah keseh PHBS pengetah Petugas
agregat anak dilakukan atan2. Penyuluhan Kogni uan UKS
usia sekolah tindakan /pendidikan tif siswa
di SD X kesehatan dan
keperawat
ditandai mengenai orangtua
dengan an cara gosok serta
banyaknya diharapka gigi dan Psiko pihak
siswa yang n masalah mencuci motor sekolah
kebersihan Defisit tangan yang
gigi dan Kebersiha yang benar mengiku
mulutnya n Diri 3. Penyebarlu ti
kurang asan leaflet penyulu
pada
Pemb dan poster han
agregat erdaya mengenai Psiko 2. Peningk
anak usia an tahapan motor atan atau
sekolah di gosok gigi perbaika
SD X dan cuci n sikap
teratasi tangan siswa
yang benar dan
Kemit orangtua
Tujuan
raan 1. Pelatihan Psiko
Khusus : pihak UKS motor
Meningkat dalam
kan upaya 1. Meningk
pemahama pembiasaan atnya
n serta budaya cuci upaya
kesadaran tangan pengend
sebelum alian
siswa dan makan pada kebersih
orangtua siswa an siswa
tentang di SD X
pentingny 1. Mengusulk
a an kepada
memelihar pihak 1. Meningk
sekolah atkan
a PHBS
ketersediaa kualitas
n fasilitas kesehata
cuci tangan n siswa
yang bersih di SD X
untuk siswa

3 Defisiensi Tujuan Pemb 1. Pelatihan Psiko 1. Teridenti Mahasis


Kesehatan umum : erdaya siswa cara motor fikasi wa
Komunitas Setelah an menyebra petugas Petugas
pada agregat dilakukan ng jalan keamana UKS
sekolah di tindakan yang benar n yang
SD X keperawat menjaga
ditandai an, keamana
dengan masalah Kemit n siswa
keberadaan Defisiensi raan 1. Mengusul di SD X
sekolah Kesehata kan pihak
didekat n sekolah 2. Berjalan
jalan raya Komunita untuk nya
dan tidak s pada memiliki keamana
ada petugas agregat petugas n dan
yang sekolah di keamanan ketentra
menyebrang SD X disekolah man di
kan siswa dapat agar lingkung
teratasi. keamanan an SD X
siswa SD
Tujuan X terjaga
khusus:
Terbentuk
nya
petugas
yang dapat
memenuhi
kebutuhan
keamanan
kesehatan
pada siswa
DAFTAR PUSTAKA
https://dinkes.bulelengkab.go.id/artikel/pentingnya-menjaga-kesehatan-gigi-bagi-anak-anak-
79#:~:text=Manfaat%20menyikat%20gigi%20adalah%20menghilangkan,sehingga
%20kerusakan%20gigi%20dapat%20dihindari.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/715/4/Chapter%2520II.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/661/3/3.%20BAB%20II.pdf
https://promkes.kemkes.go.id/?p=5879

Anda mungkin juga menyukai