Sub Topik : Peran Serta Keluarga dalam Merawat Pasien dengan Defisit
Perawatan diri
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang ada di ruang rawat inap
A. LATAR BELAKANG
orang terkena depresi, 21 juta orang terkena skizofrenia, 60 juta orang terkena
bipolar, dan 47,5 juta orang terkena dimensia. Angka tersebut menunjukkan bahwa
tingkat kejadian gangguan jiwa masih terbilang tinggi dan mengkhawatirkan secara
global. (Kemenkes RI, 2016). Masalah kesehatan jiwa akan semakin meningkat di era
globalisasi, terjadinya konflik dan krisis ekonomi berkepanjangan menjadi salah satu
pemicu dari berbagai gangguan kesehatan jiwa (Yosep, 2011). Oleh karena itu,
terhadap stresor dari lingkungan internal dan eksternal, dibuktikan melalui pikiran,
perasaan dan perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma lokal atau budaya
setempat, dan mengganggu fungsi sosial, pekerjaan dan atau fisik serta gangguan
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama
karena mereka tidak produktif tentang realita pada diri sendiri atau orang lain (Purba,
2008).
pemenuhan kebutuhan diri, diantaranya yaitu kurangnya kebutuhan merawat diri atau
defisit perawatan diri. Menurut Wartonah (2006) personal hygiene berasal dari
Bahasa Yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan dan Hygien berarti
sehat kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis sesuai kondisi kesehatannya.
kelima aktivitas perawatan diri (makan, mandi atau higiene, berpakaian atau berhias,
kemampuan melakukan aktivitas yang terdiri dari mandi, berpakaian, berhias, makan,
D. SASARAN
E. MATERI ( TERLAMPIR)
F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
G. MEDIA
1. Leaflet
3. LCD TV
H. PENGORGANISASIAN
b. Aris Nugroho
c. Grace Marantha T
I. SETTING TEMPAT
: penyaji
: audiance
: moderator
: fasilitator
: observer
: LCD TV
J. PROGRAM ANTISIPASI KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
kesehatan
kegiatan penyuluhan.
a. Laporkan kepada perawat bahwa ada pasien yang gawat agar segera
L. KEGIATAN PENYULUHAN
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktifitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi ( hygiene ) , berpakaian / berhias, makan dan BAB atau
BAK ( toileting ) (Fitria, 2009 ).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2009).
Deficit perawatan diri pada pasien dengan gagguan jiwa merupakan deficit
peraatan diri yang terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan
untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun (Keliat dan akemat 2007).
Halusinasi
Harga Diri Rendah penyebab
Resiko Perilaku
Kurangnya keterampilan Pre okupasi dengan pikiran
Kekerasan berhubungan sosial sendiri
Apatis
Akibat
Kurang peduli akan perawatan diri
Core problem
DEFISIT PERAWATAN
DIRI
G. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal
MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, no RS dan alamat.
2. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang
ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah, dan
perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan criminal. Dan
pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan social budaya.
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
c. Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok, yang diikuti dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
6. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien, afek
klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan
kembali.
b. Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian.
c. Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
d. Istirahat tidur kilien, aktivitas didalam dan diluar rumah.
e. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.
8. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan stimulus
internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan mengalihkan tanggung
jawab kepada orang lain.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan (Budi, 2009)
Fitria. 2009. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan.
Jakarta : CV Sagung Seto
Keliat. B.A. 2007. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjannah. 2009. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Perry, Potter. 2008 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2009. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta :
Prima Medika.