Anda di halaman 1dari 5

ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN INFUS

DI RUANG SOKA RSUD HJ ANNA LASMANAH PURBALINGGA

DISUSUN OLEH :
ASNA MAYA SARI
180104020

PRAKTIK PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
2018
1. DEFINISI
Pemasangan Infus merupakan pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh
lewat sebuah jarum ke dalam pembuluh darah intra vena (pembuluh balik)
untuk dapat menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh
2. INDIKASI
a. Kondisi emergency (misalnya ketika tindakan RJP), yg memungkinkan
untuk pemberian obat secara langsung ke dalam pembuluh darah Intra
Vena
b. Untuk dapat memberikan respon yg cepat terhadap pemberian obat
(seperti furosemid, digoxin)
c. Pasien yg mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar secara terus-
menerus melalui pembuluh darah Intra vena
d. Pasien yg membutuhkan pencegahan gangguan cairan & elektrolit
e. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi
kepentingan dgn injeksi intramuskuler.
f. Pasien yg mendapatkan tranfusi darah
g. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (contohnya
pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus
intravena untuk persiapan seandainya berlangsung syok, juga untuk
memudahkan pemberian obat)
h. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yg tidak stabil, contohnya syok
(meneror nyawa) & risiko dehidrasi (kekurangan cairan) , sebelum
pembuluh darah kolaps (tak teraba), maka tak mampu dipasang
pemasangan infus.
3. FISIOLOGI
Pemberian cairan melalui infuse adalah pemberian cairan yang
diberikan pada pasien yang mengalami pengeluran cairan atau nutrisi yang
berat. Tindakan ini membutuhkan kesteril-an mengingat langsung
berhubungan dengan pembuluh darah. Pemberian cairan melalui infus
dengan memasukkan kedalam vena (pembuluh darah pasien) diantaranya
vena lengan (vena sefalika basal ikadan median akubiti), pada tungkai
(vena safena) atau vena yang ada dikepala, seperti vena temporalis
frontalis (khusus untuk anak-anak).
Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi
tubuh manusia. Kebutuhan cairan dan elektrolit bagi manusia berbeda-
beda sesuaii dengan tingkat usia seseorang, seperti bayi mempunyai
kebutuhan cairan yang berbeda dengan usia dewasa. Bayi mempunyai
tingakat metabolisme air lebih tinggi mengingat permukaan tubuh yang
relatif luas dan persentase air tubuh lebih tinggi dibandingkan dngan orang
dewasa, kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut zat
makanan kedalam sel, sisa metabolisme, sebagai pelarut elektrolit dan non
elektrolit, memelihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi, dan
membantu pencernaan. Disamping kebutuhan cairan, elektrolit (natrium,
kalium, kalsium, klrorida, dan fosfat) sangat penting untuk menjaga
keseimbangan asam basa, konduksi saraf, kontraksi muscular dan
osmolitas. Keseimbangan ini dipertahankan oleh asupan, distribusi, dan
haluaran air dan elektrolit, serta pengaturan komponen-komponen tersebut
oleh sistem renal dan paru. Banyak faktor yang menyebabkan
ketidakseimbangan, salah satunya karena penyakit.
Cairan yang bersirkulasi diseluruh tubuh di dalam ruang cairan
intrasel dan ekstrasel mengandung elektrolit, mineral, dan sel. Cairan
tubuh tidak statis. Cairan dan elektrolit berpindah dari satu kompartemen
ke kompartemen lain untuk memfasilitasi proses-proses yang terjadi di
dalam tubuh, seperti oksigenasi jaringan, respons terhadap penyakit,
keseimbangan asam basa dan respons terhadap terapi obat. Cairan tubuh
dan elektrolit berpindah melalui difusi, osmosis, transprt aktif, atau filtrasi.
Perpindahan tersebut bergantung pada permeabilitas membran sel atau
kemampuan membran untuk ditembus cairan dan elekrtolit.
Kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit dapat
mempengaruhi sistem organ tubuh terutama ginjal. Untuk
mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang
maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan. Prosedur
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan keperawatan
dapat dilakukan melalui pemberian cairan peroral atau intravena.
4. PERSIAPAN ALAT
a. Standar infus
b. Ciran infus dan infus set sesuai kebutuhan
c. Jarum / wings needle / abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
d. Bidai / alas infus
e. Perlak dan torniquet
f. Plester dan gunting
g. Bengkok
h. Sarung tangan bersih
i. Kassa seteril
j. Kapas alkohol dalam tempatnya
5. PROSEDUR
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

b. Cuci tangan
c. Hubungkan cairan & infus set dengan memasukkan ke bagian karet
atau akses selang ke botol infuse
d. Isi cairan ke dalam set infus dgn menekan ruang tetesan sampai terisi
sebagian & buka klem slang sampai cairan memenuhi selang & udara
selang ke luar

e. Letakkan pangalas dibawah lokasi ( vena ) yg akan dilakukan


penginfusan

f. Lakukan pembendungan dengan tornikut (karet pembendung) 10


sampai 12 cm di atas tempat penusukan & anjurkan pasien untuk
menggenggam dengan gerakan sirkular ( apabila sadar )

g. Gunakan sarung tangan steril

h. Disinfeksi daerah yg akan ditusuk dengan kapas alcohol


i. Lakukan penusukan pada pembuluh intra vena dengan meletakkan ibu
jari di bagian bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke
atas

j. Perhatikan adanya keluar darah melalui jarum ( abocath / surflo )


maka tarik ke luar bagian dalam ( jarum ) sambil melanjutkan tusukan
ke dalam vena

k. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan


bagian atas vena dengan melakukan tekanan menggunakan jari tangan
agar darah tidak ke luar. Seterusnya bagian infus dihubungkan atau
disambungkan dengan slang infuse

l. Buka pengatur tetesan & atur kecepatan sesuai dengan dosis yg


diberikan

m. Fiksasi dengan kasa steril

n. Tuliskan tanggal & waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum

o. Lepaskan sarung tangan & cuci tangan

6. RESPON

Pasien tidak kooperatif saat dilakukan pemasangan infus karena upaya


pemasangan infus sudah dilakukan pada shift jaga sebelumnya tapi belum
berhasil.

7. ANALISA KEBERHASILAN /REFLEKSI DIRI

Perawat sudah melakukan prosedur pemasangan infus dengan baik dan


berhasil melakukan pemasangan infus dengan 2 kali tusukan karena pasien
kurang kooperatif dan pembuluh darah tidak kelihatan

Anda mungkin juga menyukai