Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN INTRA NATAL CARE

DI RUANG MENUR RSUD HJ. ANNA LASMANAH


BANJARNEGARA

OLEH:
ASNA MAYA SARI
NIM.180104020

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS


PRAKTIK PROFESIONAL NURSE FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN 2018
A. Pengertian
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara
spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah
pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara
37  42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi yang
baik.
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu dikatakan belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks (Damayanti, 2015).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu (Harianto,2010).

B. Teori Mulainya Persalinan


1. Teori penurunan hormon progesterone
Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah,
tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga
menimbulkan his.
2. Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot – otot rahim.
3. Teori plasenta menjadi tua.
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini
akan menimbulkan his.
4. Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.
5. Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.
6. Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot –
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
7. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser
dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his

C. Faktor-Faktor Dalam Persalinan


1. Passenger
Fetus : usia gestasi, besar, letak (situs), presentasi posisi, sikap (habitus)
jumlah fetus
2. Passage ( jalan lahir )
a. Konfigurasi dan diameter pelvik
b. Distensibilitas SBR, dilatasi serviks, kapasitas distensi dasar panggul,
vagina dan introitus
3. Power
a) Primer : intensitas, lama dan frekuensi kotraksi uterus
b) Sekunder : usaha untuk mengejan
4. Position
Posisi ibu saat persalinan
5. Psychologic response
Pengalaman sebelumnya, kesiapan emosional, persiapan, support system,
lingkungan
D. Mekanisme Persalinan Normal
1. Turun (engagement)
Penurunan janin dalam jalan lahir, masuknya bag terbesar kepala janin ke
dalam PAP
2. Fleksi
Pada permulaan persalinan →kepala janin dalam sikap fleksi. Tahanan yang
diperoleh dari dasar panggul →makin besar → fleksi → dagu janin menekan
dada dan belakang kepala (oksiput) menjadi bagian terbawah janin.
Fleksi maksimal → mengakibatkan masuknya kepala janin dg diameter
terkecil suboksipito bregmatika: 9,5) ke dalam PAP.
3. Rotasi dalam
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke
bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah
daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan
kearah simpisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan,
karena rotasi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi
kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah
panggul.
4. Ekstensi
Kepala janin dilahirkan dengan melepaskan diri dari sikap kepala yang fleksi
maksimal dengan jalan gerakan defleksi atau ekstensi kepala, maka lahir
secara berturut-turut : sinsiput (puncak kepala), dahi, hidung, mulut, dan
dagu.
5. Restitusi
Sewaktu rotasi dalam, leher akan terpelintir karena bahu tidak berotasi dalam
dengan kepala. Pada saat kepala janin lahir, pelintiran leher akan terlepas,
sehingga kepala janin akan berputar kembali, hubungan kepala janin dengan
bahu mejadi seperti semula.
6. Rotasi luar
Pada saat kepala janin lahir, akan mengadakan rotasi luar untuk menyesuaikan
diri dengan bahu janin. Demikian pula pada waktu bahu janin lahir dengan
sumbu panjang bahu bersesuaian diameter terpanjang pintu bawah panggul.

E. Adaptasi Fisiologi Persalinan Pada Ibu


1. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
a. Setiap kontraksi,+ 400 ml darah keluar dari uterus masuk ke dalam

sirkulasi vaskuler maternal→ peningkatan curah jantung (10-15 % di kala


I dan 30-50% di kala II)
b. Tekanan darah dapat berubah : tekanan darah sistolik dan diastolik tetap,
agak meningkat diantara 2 kontraksi.
c. Valsava maneuver (meneran) dapat menyebabkan hipoksia pada janin
d. Posisi maternal mempengaruhi tekanan darah, hindari posisi telentang
agar tidak terjadi hipotensi
e. Cemas, rasa nyeri dan pengobatan dapat mempengaruhi hipotensi
f. Sel darah putih meningkat
g. Perubahan pada pembuluh darah perifer dapat mengakibatkan kemerahan
pipi, kaki panas atau dingin dan hemoroid.
2. Perubahan Sistem Pernafasan
a. Peningkatan aktivitas fisik saat persalinan → peningkatan konsumsi
oksigen → kecepatan pernafasan
b. Hindari hiperventilasi
c. Keadaan cemas meningkatkan konsumsi oksigen
3. Perubahan Sistem Perkemihan
a) Diaphoresis→ peningkatan IWL via pernafasan
b) Status NPO tanpa hidrasi yang adekuat→haus→ ↑ suhu tubuh
c) Sulit BAK dpt terjadi karena edema jaringan, penekanan presentasi janin
ketidaknyamanan, sedasi & rasa malu.
d) Proteinuria (+1) karena pemecahan jaringan otot akibat kerja fisik selama
persalinan
4. Perubahan Sistem Integument
Distensibilitas area pada introitus vagina tergantung pada paritas ibu
5. Perubahan Sistem Muskuluskeletal
a) Diaphoresis, letih dan ↑ suhu tubuh menyertai ↑ aktivitas otot
b) Rasa sakit pada punggung dan sendi, kram pd kaki dapat terjadi saat
persalinan
6. Perubahan Sistem Neurologis
a) Refleksi stres dan ketidaknyamanan saat persalinan
b) Perubahan sensori selama kala I-IV
c) Pengeluaran endorfin endogenous dapat ↑ rangsang rasa nyeri dan
mengakibatkan sedasi
7. Perubahan Sistem Gastrointestinal
a) Bibir dan mulut kering akibat pernafasan via mulut, dehidrasi dan respon
emosional
b) Motilitas dan absorpsi gastrointestinal ↑
c) Pengosongan lambung tertunda
d) Dapat terjadi mual dan muntah makanan yang tidak tercerna
e) Mual dpt akibat reflek pembukaan serviks lengkap
8. Perubahan Sistem Endokrin
a) Aktif selama persalinan akibat ↓ progesteron & ↑ estrogen, prostaglandin
& oksitosin
b) Terjadi ↑ metabolisme ↓ kadar gula darah

F. Kala 1, Kala 2, Kala 3, Kala 4 Daalam Persalinan


Proses persalinan
1. Kala I (Pembukaan)
a. Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm)
b. Terbagi menjadi 2 fase :
1. fase laten : serviks berdilatasi kurang dari 4 cm
2. fase aktif : serviks berdilatasi 4 – 9 cm, kecepatan pembukaan 1 cm
atau lebih perjam, penurunan kepala dimulai.
c. Pada kala pembukaan his belum begitu kuat, datangnya 10 – 15 menit
dan tidak seberapa mengganggu ibu hingga ia sering masih dapat
berjalan
d. Lambat laun his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek,
kontraksi lebih kuat dan lebih lama, lendir darah bertambah banyak.
e. Lamanya kala I untuk primipara 12 jam dan untuk multipara 8 jam.
f. Kemajuan persalinan dalam kala I :
1. Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
b. Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi
dan durasi.
c. Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam
selama persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung atau
ada disebelah kiri garis waspada).
d. Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
2. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
a) Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
b) Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam
selama persalinan fase aktif ( dilatasi serviks berada disebelah
kanan garis waspada).
c) Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
3. Kemajuan pada kondisi ibu.
a. Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam
keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup
melalui oral atau IV dan berikan analgesik secukupnya.
b. Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
c. Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi
yang kurang. Segera berikan dextrose IV.
4. Kemajuan pada kondisi janin.
a. Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari
180 x / menit) curigai adanya gawat janin.
b. Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek
fleksi sempurna digolongkan dalam malposisi atau
malpresentasi.
2. Kala II Proses Persalinan
a) Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
b) His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 – 100 detik, datngnya
tiap 2 – 3 menit. Ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan ditandai
dengan keluarnya cairan yang kekuningan secara sekonyong – konyong
dan banyak.
c) Pasien mulai mengejan.
d) Pada akhir kala 2 sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai didasar
panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka.
e) Dipuncak his, bagian terkecil dari kepala nampak dalam vulva, tetapi
hilang lagi waktu his berhenti. Pada his berikutnya bagian kepala yang
nampak lebih besar lagi, tetapi surut kembali kalau his terhenti.
Kejadian ini disebut kepala membuka pintu.
f) Maju dan surutnya kepala berlangsung terus, sampai lingkaran terbesar
dari kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak dapat mundur lagi.
Pada saat ini tonjolan tulang ubun – ubun saat ini telah lahir dan sub
oksiput ada dibawah simpisis. Pada saat ini disebut kepala keluar pintu.
Karena pada his berikutnya dengan ekstensi lahirlah ubun – ubun besar,
dahi dn mulut pad komisura posterior.
g) Setelah kepala lahir ia jatuh kebawah dn kemudian terjadi putaran paksi
luar, sehingga kepala melintang. Sekarang vulva menekan pad leher dan
dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir
dan cairan.
h) Pada his berikutnya bahu lahir, bahu belakang dulu kemudian baru
depan disusul oleh seluruh badan anak dengan fleksi lateral sesuai
dengan paksi jalan lahir.
i) Lamanya kala 2 pada primi kurang lebih 50 menit dan pada multi
kurang lebih 20 menit.
3. Kala III (Pelepasan plasenta)
a) Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.
b) Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan plasenta hanya
memakan waktu 2 – 3 menit.
4. Kala IV (Observasi)
a) Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.
b) Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV
dilakukan observasi terhadap pascapersalianan, paling sering terjadi
pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tingkat kesadaran pasien.
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu dan
pernafasan.
3. Kontraksi uterus.
4. Terjadinya perdarahan, perdarahan dianggap normal bila jumlahnya
tidak melebihi 400-500 cc. (Sulistyawati. 2010: 9).

G. Asuhan Keperawatan Intranatal


1. Kala I
a. Pengakajian
fase laten
 Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
 Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau
keparahan
 Seksualitas
Servik dilatasi 0 - 4 cm mungkin ada lendir merah muda kecoklatan
atau terdiri dari flek lendir.
fase aktif
 Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
 Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan
tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
 Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
 Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi
vertexs.
 Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam
pada primipara).
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d kontraksi uterus
2. Ansietas b/d krisis situasional
c. Intervensi

Diagnosa Kep. NOC NIC


Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Pain management
berhubungan keperawatan selama kala I 1. Lakukan pengkajian
dengan kontraksi klien mampu beradaptasi nyeri secara
uterus dengan baik Dengan kriteria: komprehensif dan
 Pain level lakukan pemantauan
 Pain control kontraksi uterus
 Comfort level 2. Ajarkan tekhnik
Ditandai dengan : pernafasan
 Mampu mengontrol 3. Melakukan masase
nyeri ( tahu penyebab punggung
nyeri, mampu 4. Menganjurkan untuk
menggunakan teknik memberi air hangat
nonfarmokologi untuk untuk mengompres
mengurangi nyeri) pinggang bawah
 Melaporkan nyeri 5. Menjurkan klien banyak
berkurang dengan berdoa dan mengajarkan
menggunakan doa melahirkan
manajemen nyeri 6. Anjurkan klien posisi
 Melaporkan rasa nyaman miring kiri
setelah nyeri berkurang
Ansietas Setelah dilakukan tindakan Anxiety reduction
berhubungan keperawatan selama 20 menit 1. Gunakan pendekatan
dengan krisis Cemas klien berkurang dan yang menenangkan
situasional hilang dengan kriteria : 2. Menjelaskan prosedur
 Anxiety self-control persalinan dan
 Anxiety level menyatakan bahwa nyeri
Ditandai dengan : merupakan hal yang
 Klien mampu normal dalam persalinan
mengungkapkan gejala 3. Memberikan support
cemas pada klien
 Menunjukan teknik 4. Komunikasi peran seperti
untuk mengontrol cemas support perawatan secara
 Postur tubuh, ekspresi verbal dan non verbal
menunjukan 5. Orientasi klien ke
berkurangnya kecemasan lingkungan

2. Kala II
a. Pengkajian
1. Aktivitas/ istirahat
 Melaporkan kelelahan
 Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri /
teknik relaksasi
 Lingkaran hitam di bawah mata
2. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3. Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih
5. Nyeri / ketidaknyamanan
 Dapat merintih / menangis selama kontraksi
 Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
 Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
 Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6. Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7. Seksualitas
 Servik dilatasi penuh (10 cm)
 Peningkatan perdarahan pervagina
 Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
 Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan Tekanan mekanik pada bagian
presentasi , dilatasi/ peregangan jaringan , kompresi saraf, pola
kontraksi semakin intensif
c. Intervensi
Diagnosa Kep. NOC NIC
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Pain management
berhubungan keperawatan selama kala II klien 1. Lakukan pengkajian

dengan mampu beradaptasi dengan baik nyeri secara

Tekanan Dengan kriteria: komprehensif dan

mekanik pada  Pain level lakukan pemantauan

bagian  Pain control kontraksi uterus

presentasi ,  Comfort level 2. Ajarkan tekhnik

dilatasi/ Ditandai dengan : pernafasan

peregangan  Mampu mengontrol nyeri ( 3. Melakukan masase

jaringan , tahu penyebab nyeri, mampu punggung


kompresi saraf, menggunakan teknik 4. Menjurkan klien banyak
pola kontraksi nonfarmokologi untuk berdoa
semakin intensif mengurangi nyeri) 5. Menganjurkan klien
 Melaporkan nyeri berkurang mengejan saat kontraksi
dengan menggunakan 6. Kolaborasi dengan
manajemen nyeri bidan untuk proses
 Melaporkan rasa nyaman persalinan
setelah nyeri berkurang

3. Kala III
a. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
 Klien tampak senang dan keletihan
2. Sirkulasi
 Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan
kembali normal dengan cepat
 Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
 Nadi melambat
3. Makan dan cairan
 Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4. Nyeri / ketidaknyamanan
 Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5. Seksualitas
 Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
 Tali pusat memanjang pada muara vagina
b. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya
masukan oral, peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari,
laserasi jalan lahir
c. Intervensi
Diagnosa Kep. NOC NIC
Risiko Setelah dilakukan tindakan Fluid management
kekurangan keperawatan selama kala III 1. Catat input dan output
volume cairan klien tidak mengalami 2. Monitor status hidrasi
kekurangan cairan Dengan (kelembaban mukosa, nadi
berhubungan
kriteria:
dengan adekuat, TD)
 Fluid balance
kurangnya 3. Monitor vital sign
 Hydration
masukan oral, 4. Kelola pemberian cairan iv
Ditandai dengan :
peningkatan 5. Kelola pemberian oxytocin
 Tekanan darah, nadi,
kehilangan 10 iu
suhu dbn
cairan secara  Tidak ada tanda-tanda
6. Dorong klien untuk
tidak disadari, dehidrasi, elastisitas masukan oral
laserasi jalan turgor kulit baik,
lahir membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus berlebihan

4. Kala IV

a. Pengkajian
1. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi,
mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau
meningkat pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema,
kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran
pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
3. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anastesi spinal
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae
mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya
masukan oral, peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari,
laserasi jalan lahir
c. Intervensi
Diagnosa Kep. NOC NIC
Risiko Setelah dilakukan Fluid management
kekurangan tindakan keperawatan 1. Catat input dan output
volume cairan selama kala IV klien 2. Monitor status hidrasi
tidak mengalami (kelembaban mukosa, nadi
berhubungan
kekurangan cairan
dengan adekuat, TD)
Dengan kriteria:
kurangnya 3. Monitor vital sign
 Fluid balance
masukan oral, 4. Kelola pemberian cairan iv
 Hydration
peningkatan 5. Dorong klien untuk masukan
Ditandai dengan :
kehilangan cairan oral
 Tekanan darah,
secara tidak 6. Anjurkan klien untuk
disadari, laserasi nadi, suhu dbn memasase perut ketika
jalan lahir  Tidak ada tanda- dirasakan uterusnya lembek
tanda dehidrasi, tidak keras
elastisitas turgor
kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada
rasa haus
berlebihan
Nyeri Akut Setelah dilakukan Pain management
berhubungan tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan trauma selama kala IV klien komprehensif
mekanis / edema mampu beradaptasi 2. Monitor respon non verbal dari

jaringan, dengan baik Dengan ketidak nyamanan


kriteria: 3. Ajarkan teknik non farmakologi
kelelahan fisik
 Pain level untuk mengurangi nyeri
dan psikologis,
 Pain control 4. Kelola pemberian analgetik
ansietas
 Comfort level
Ditandai dengan :
 Mampu
mengontrol nyeri
( tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan
teknik
nonfarmokologi
untuk
mengurangi
nyeri)
 Melaporkan nyeri
berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
 Melaporkan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
DAFTAR PUSTAKA

Nurhati, Ummi. 2009. Buku Pintar Kehamilan Lengkap 9 Bulan yang


Menakjubkan.Jakarta:Garamond

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2.

Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.


Yogyakarta : Nuha Medika

Rukiyah, Ai Yeyeh dkk. 2012. Asuhan Kebidanan II Persalinan Edisi Revisi.


Jakarta : Buku Kesehatan
Sulistyowati, Ari. 2010. Buku Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
CV Andi Offset.
Wagiyo. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi Baru Lahir
Fisiologis dan Patologis. Yogyakarta : CV Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai