Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP KEMAMPUAN

MENGONTROL HALUSINASI PADA PASIEN HALUSINASI


DI RSJ Dr. AMINO GONDOHUTOMO
PROVINSI JAWA TENGAH

Hira Puspaningrum*), Heppy Dwi Rochmawati**), Sawab***)


*)
Mahasiswa Program Studi S.1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**)
Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang
***)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang

ABSTRAK

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal


(pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Terapi musik adalah usaha meningkatkan
kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni,
timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang
bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh musik klasik Mozart terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien
halusinasi di RSJ Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Desain penelitian ini
adalah quasi exsperiment one group pre test-post test design. Jumlah sampel ada 54
responden dengan teknik purposive sampling. Penelitian analisis univariate hasil terbanyak
adalah pada kategori umur dewasa sebesar 24 responden, hasil jenis kelamin terbanyak
adalah laki-laki sebanyak 30 responden, hasil pendidikan responden paling banyak adalah
SLTA dengan jumlah 18 responden, hasil pekerjaan responden paling banyak adalah
wiraswasta/pedagang dengan jumlah 20 responden. Data penelitian analisis bivariate dengan
uji Wilcoxon didapatkan hasil nilai p-value = 0.000, sehingga dapat disimpulkan terapi
musik klasik Mozart berpengaruh terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien
halusinasi di RSJ Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.

Kata Kunci : musik klasik Mozart, mengontrol halusinasi

ABSTRACT

Hallucination is the loss of human’s ability in differentiating the internal stimulant (mind)
from external stimulant (outer world). A music therapy is an effort to improve the physical
and mental quality by auditory stimulant which covers melody, rhythm, harmony, timbre,
form and style, which are organized in such a way that create a music which is very useful
for physical and mental health. This study is intended to find out the influence of
Mozartclassical music toward the ability of controlling hallucination of the hallucinated
patients at Dr. Amino Gondohutomo Mental Hospital of Central Java Province. The design
of this research is quasi exsperiment with one group pre test-post test design.There are 54
respondents with purposive sampling technique. Theunivariate research analysis shows that
the most age is adult: 24 respondents, the most sex is male: 30 respondents, the most in
education is senior high school: 18 respondent, the most in job is public sector: 20
respondents. The bivariate data analysis with Wilcoxon test indicates that p-value = 0.000,
so it can be concluded that Mozart classical music therapy gives influence toward the
ability of controlling hallucination of the hallucinated patients at Dr. Amino Gondohutomo
Mental Hospital of Central Java Province.

Key Words : Mozart classical music, controlling hallucination

Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Kemampuan Mengontrol... (HP. ningrum, 2015) 1
PENDAHULUAN jazz membutuhkan kemampuan
improvisasi dan penguasaan teori
Halusinasi adalah salah satu gejala harmoni. Sementara blues, pop, dan rock
skizofrenia yang positif dan hilangnya biasanya dibawakan dalam format band.
kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan Musik klasik Mozart adalah musik klasik
rangsangan eksternal (dunia luar) yang muncul 250 tahun yang lalu,
(Kusumawati, 2010, hlm 107). Untuk diciptakan oleh Wolfgang Amadeus
meminimalkan halusinasi dibutuhkan Mozart. Musik klasik Mozart memiliki
pendekatan dan memberikan efek yang tidak dimiliki oleh komposer
penatalaksanaan untuk mengatasi gejala lain dan kekuatan yang membebaskan,
halusinasi. Penatalaksanaan yang mengobati serta menyembuhkan.
diberikan meliputi terapi farmakologi, (Musbikin, 2009 dalam Mahanani, 2013,
ECT dan terapi non farmakologi salah hlm 12). Melodi dan frekuensi yang tinggi
satunya yaitu terapi modalitas (Videbeck, pada karya-karya Mozart mampu
2008, hlm 358). merangsang dan memberdayakan daerah
kreatif serta motivatif di otak. Irama efek
Terapi modalitas adalah suatu proses Mozart memberikan efek yang secara
pemulihan fungsi individu (pasien) fisik, mental, emosional dan spiritual
terhadap kebiasaan-kebiasaan fisik, dapat mempertajam pikiran serta
mental, social, ekonomi, termasuk meningkatkan kreativitas dan
pekerjaan menuju suatu kemampuan menyehatkan tubuh (Kasdu, 2004, hlm
sebelumnya atau ke tingkat yang 58).
memungkinkan pasien dapat hidup wajar
ditengah-tengah keluarga dan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah
Ada 8 macam terapi modalitas, yaitu mendeskripsikan pengaruh terapi musik
terapi individual, terapi lingkungan, terapi klasik Mozart terhadap kemampuan
biologis atau terapi somatik, terapi mengontrol halusinasi pada pasien
kognitif, terapi keluarga, terapi kelompok, halusinasi di RSJ Dr. Amino
terapi perilaku dan terapi seni. Salah satu Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.
terapi seni yaitu terapi musik (Susana,
2011, hlm 3).
METODOLOGI PENELITIAN
Terapi musik adalah suatu proses yang
terencana bersifat preventif, dalam usaha Rancangan penelitian merupakan bentuk
penyembuhan terhadap penderita yang rancangan yang digunakan dalam
mengalami kelainan atau hambatan dalam prosedur penelitian (Hidayat, 2007, hlm
pertumbuhannya, baik fisik motorik, 25). Jenis penelitian yang digunakan pada
sosial emosional, maupun mental penelitian ini adalah rancangan penelitian
intelegensi. Terapi musik menggunakan eksperimen semu dengan pendekatan
musik atau elemen musik oleh seseorang quasi exsperiment dalam one group pre
terapis untuk meningkatkan, test-post test design. Kelompok subjek
mempertahankan dan mengembalikan diukur dulu menggunakan lembar
kesehatan mental, fisik, emosional dan kuesioner sebelum dilakukan intervensi,
spiritual (Suryana, 2012, hlm 13). kemudian diukur lagi menggunakan
Menurut Bernhard (2003, hlm 30), jenis- lembar kuesioner setelah dilakukan
jenis musik dibedakan menjadi dua yaitu: intervensi (Nursalam, 2013, hlm 165).
musik klasik dan musik non klasik. Musik
klasik merupakan sebuah musik yang Populasi adalah wilayah generalisasi yang
dibuat dan ditampilkan oleh orang yang terdiri atas objek atau subjek yang
terlatih secara profesional melalui mempunyai kuantitas dan karakteristik
pendidikan musik. musik non klasik yang tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
biasa diajarkan adalah musik pop, jazz, untuk dipelajari dan kemudian ditarik
rock dan blues. Namun perlu kesimpulannya (Hidayat, 2007, hlm 68).
diperhatikan, jenis musik tertentu seperti Populasi pada penelitian ini adalah pasien

2 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


halusinasi yang di rawat di Rumah Sakit Kolmogorov-Smirnov karena jumlah
Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Provinsi sampel lebih dari 50 responden. Setelah
Jawa Tengah. Populasi yang mengalami dilakukan uji normalitas hasil yang
halusinasi pada bulan Januari sampai diperoleh adalah data berdistribusi tidak
Desember adalah 3496 pasien, sehingga normal sehingga untuk mengetahui
rata-rata tiap bulan adalah 291 pasien. pengaruh terapi musik klasik Mozart
harus menggunakan uji statistik non
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien parametrik yaitu uji Wilcoxon Range
halusinasi yang dilakukan terapi musik Test.
klasik Mozart sebanyak 54 responden
dengan kriteria inklusi: pasien dengan
diagnosa halusinasi dan tidak mengalami HASIL DAN PEMBAHASAN
fase comforting (fase menyenangkan
termasuk golongan nonpsikotik), umur Tempat yang digunakan dalam penelitian
responden 18-59 tahun, pasien halusinasi ini adalah RSJ Dr. Amino Gondohutomo
yang telah menunjukkan respon Provinsi Jawa Tengah. RSJ Dr. Amino
kooperatif dalam berinteraksi, pasien Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
halusinasi yang sudah mendapatkan terapi merupakan salah satu pusat layanan
individu, bersedia menjadi responden. kesehatan jiwa di Jawa Tengah. Terdapat
Dan kriteria eksklusi: penolakan 14 ruang rawat inap di RSJ Dr. Amino
persetujuan menjasi responden oleh Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.
keluarga, calon responden maupun Ada 12 ruangan berkapasitas 30 pasien, 1
perawat, tidak kooperatif. ruangan khusus untuk pasien yang
memerlukan penanganan intensif (UPIP)
Penelitian ini dilakukan di RSJ Dr. Amino dan 1 ruangan untuk kelas VIP.
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah pada
bulan Maret sampai April 2015. Alat 1. Analisis univariat
pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Lembar kuesioner. Tabel 5.1
Lembar kuesioner tersebut sudah Distribusi frekuensi responden
dilakukan uji validitas oleh I Ketut berdasarkan umur di RSJ Dr. Amino
Sudiatmika sehingga bisa diberikan pada Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
saat sebelum dan setelah melakukan (n = 54 )
intervensi. Lembar kuesioner yang terdiri
dari yang terdiri dari 12 pertanyaan
dengan skor 1-4 dan rentang nilai 12-48. Umur Jumlah %
Lembar Remaja
kuesioner pengukuran halusinasi ini diisi akhir
2 3.7
langsung oleh responden. Perlengkapan Dewasa
untuk melakukan prosedur terapi musik
8 14.8
awal
klasik Mozart menggunakan laptop 24 44.4
Dewasa
berjumlah 1 buah, speaker 1 buah.. 12 22.2
Dewasa
Penelitian ini juga dilengkapi dengan 8 14.8
akhir
standar operasional prosedur terapi musik
Pra lansia
klasik Mozart.
Total 54 100.0
Analisis univariate adalah analisis yang
dilakukan untuk menganalisis tiap Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa
variabel dari hasil penelitian dari 54 responden didapatkan hasil
(Notoatmodjo, 2005, hlm. 178). Analisis terbanyak adalah pada kategori umur
bivariate adalah analisis yang dilakukan dewasa sebesar 24 responden dengan total
untuk melihat hubungan dua variabel 44.4 %.
yang meliputi variabel bebas dan variabel
terikat. Peneliti melakukan uji normalitas
data dengan menggunakan uji

Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Kemampuan Mengontrol... (HP. ningrum, 2015) 3
Tabel 5.2 Tabel 5.4
Distribusi frekuensi responden Distribusi frekuensi responden
berdasarkan jenis kelamin di RSJ Dr. berdasarkan pekerjaan di RSJ Dr. Amino
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
Tengah (n = 54 )
(n = 54 )
Pekerjaan Jumlah %
Jenis kelamin Jumlah % Tidak bekerja
11 20.4
Laki-laki 30 55.6 Buruh
15 27.8
Perempuan 24 44.4 Petani
5 9.3
Wiraswasta /
Total 54 100.0 20 37.0
pedagang
3 5.6
Pegawai swasta
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa
dari 54 responden didapatkan hasil jenis Total 54 100.0
kelamin terbanyak adalah laki-laki
sebanyak 30 responden dengan total Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa
55.6%. dari 54 responden didapatkan hasil
pekerjaan responden paling banyak adalah
Tabel 5.3 wiraswasta/pedagang dengan jumlah 20
Distribusi frekuensi responden responden dengan total 37.0 % dan paling
berdasarkan pendidikan di RSJ Dr. Amino sedikit pekerjaan responden adalah
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah pegawai swasta dengan jumlah 3
(n = 54 ) responden dengan total 5.6 %.

Pendidikan Jumlah % 2. Analisis bivariat


Tidak tamat SD
9 16.7 Tabel 5.7
Tamat SD / sederajat
15 27.8 Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart
SLTP / sederajat
11 20.4 Terhadap Kemampuan Mengontrol
SLTA / sederajat
18 33.3 Halusinasi pada Pasien Halusinasi di RSJ
Akademi / Perguruan
1 1.9 Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
Tinggi
Tengah
Total 54 100.0
(n=54)
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa
N Mean Sum of P
dari 54 responden didapatkan hasil
rank rank value
pendidikan responden paling banyak
Pretest- 54 27.00 1431.00
adalah SLTA dengan jumlah 18
Posttest 0.000
responden dengan total 33.3 % dan
pendidikan responden paling sedikit
Total 54
adalah Akademi / Perguruan tinggi
dengan jumlah 1 responden dengan total
1.9 %. Berdasarkan tabel 5.7 diatas maka dapat
diketahui hasil pre test dan post test dalam
penelitian ini dengan menggunakan uji
Wilcoxon dengan jumlah 54 responden,
nilai mean rank kemampuan mengontrol
halusinasi 27.00, nilai sum ranks 1431.00
dan nilai p value 0.000 (p value < 0.005).

4 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


Interpretasi dan Hasil Penelitian Laki-laki mempunyai tanggung
jawab yang besar salah satunya
1. Analisa univariat adalah pengambilan keputusan
1) Umur untuk dirinya sendiri dan orang-
Berdasarkan dari penelitian orang di sekitarnya dan mampu
bahwa dari 54 responden memecahkan permasalahannya
didapatkan hasil terbanyak adalah sendiri (Meutia, 2002).
kategori umur dewasa sebesar 24
responden (44.4 %) dengan rata- 3) Pendidikan
rata 33.43. Penelitian ini sama Berdasarkan hasil dari penelitian,
berdasarkan dengan penelitian bahwa dari 54 responden
Damayanti (2014), prevalensi didapatkan responden paling
penderita skizofrenia di Indonesia banyak yaitu berpendidikan
sebesar 0,3 sampai 1 % dan biasa SLTA/SMA dengan jumlah 18
timbul pada umur sekitar 15 responden (33.3 %) dan
sampai 35 tahun. Hal ini pendidikan responden paling
diperkuat oleh Pieter & Namora sedikit adalah Akademi /
(2010, hlm 76) masa dewasa Perguruan tinggi dengan jumlah 1
mengalami masa ketegangan responden (1.9 %). Penelitian
emosi dan itu berlangsung hingga tersebut sama dengan penelitian
usia 30-an. Dalam umur dewasa yang dilakukan oleh Engkeng &
ini individu akan mudah Maslina (2013) jumlah responden
mengalami ketidakmampuan terbanyak yang berpendidikan
dalam mengatasi masalah SMA sebanyak 54 responden
sehingga akan mudah (33.3%). Menurut teori
menyebabkan gangguan Mairusnita (2007, hlm 67), bahwa
emosional. pendidikan sangat penting pada
keseluruhan aspek kehidupan
2) Jenis kelamin manusia baik pikiran, perasaan
Berdasarkan hasil penelitian yang maupun sikap. Semakin tinggi
dilakukan peneliti, dari 54 pendidikan semakin tinggi pula
responden yang telah diteliti kemampuan dasar seseorang dan
sebagian besar responden jenis kemampuan dalam manajemen
kelamin laki-laki yaitu sebanyak stress.
30 responden (55.6%) yang
mengalami halusinasi. Hal itu 4) Pekerjaan
disebabkan karena peneliti Berdasarkan diketahui bahwa dari
mengambil responden laki-laki (3 54 responden didapatkan hasil
ruang) lebih banyak daripada pekerjaan responden paling
perempuan (2 ruang). Menurut banyak adalah wiraswasta/
penelitian Sujono dan Wiwie pedagang dengan jumlah 20
(2000), jenis kelamin laki-laki responden (37.0 %) dan paling
cenderung sering mengalami sedikit pekerjaan responden
perubahan peran dan penurunan adalah pegawai swasta dengan
interaksi sosial serta kehilangan jumlah 3 responden (5.6 %).
pekerjaan, hal ini menjadi Menurut Yosep (2007, hlm 14)
penyebab laki-laki lebih rentan yaitu seseorang akan mengalami
terhadap masalah mental, gangguan jiwa atau
termasuk depresi. Pendapat diatas penyimpangan perilaku apabila
banyak faktor sosial di
didukung oleh Moorhue (2006,
lingkungan yang memicu
hlm 493) yang menyebutkan munculnya stres pada seseorang.
bahwa prevalensi gangguan Penyebab stresor yang di
persepsi halusinasi lebih tinggi lingkungan meliputi tuntutan
pada laki-laki daripada saingan pekerjaan, penghasilan
perempuan. kurang dari kebutuhan.

Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Kemampuan Mengontrol... (HP. ningrum, 2015) 5
2. Analisa bivariat SARAN
Berdasarkan hasil dari penelitian,
maka dapat diketahui hasil pretest dan 1. Bagi pelayanan kesehatan keperawatan
posttest dalam penelitian ini dengan a. Bagi rumah sakit
menggunakan uji Wilcoxon dengan Dilakukan tindakan terapi musik
jumlah 54 responden, nilai mean rank sebagai terapi tambahan untuk
kemampuan mengontrol halusinasi kemampuan mengontrol halusinasi.
27.00, nilai sum ranks 1431.00 dan Pasien halusinasi disuruh untuk
nilai p value 0.000 (p value < 0.005). mendengarkan musik klasik pada
Jadi ada pengaruh menggunakan saat terjadi halusinasi.
terapi musik klasik Mozart terhadap b. Bagi perawat
kemampuan mengontrol halusinasi Dari hasil penelitian disimpulkan
pada pasien halusinasi. Dari hasil bahwa terapi musik klasik Mozart
penelitian diperoleh sebelum adalah sebagai terapi tambahan dan
dilakukan terapi musik klasik Mozart ada pengaruh untuk kemampuan
untuk kategori sedang dalam mengontrol halusinasi sehingga
mengontrol halusinasi paling banyak perawat perlu mengajarkan dengan
terjadi pada responden. Dan setelah baik dan mengajak pasien
dilakukan terapi musik klasik Mozart halusinasi supaya lebih fokus lagi
untuk kategori tinggi mengalami dengan mendengarkan musik.
peningkatan dalam mengontrol c. Bagi keluarga
halusinasi. Setelah pasien dirawat di RSJ,
peran keluarga sangat penting jika
pasien boleh dibawa pulang. Disini
SIMPULAN peran keluarga sangat membantu
sekali untuk penyembuhan, seperti
1. Karakteristik responden paling banyak, merawat pasien, menciptakan
umur dewasa (26-35 tahun) sebanyak lingkungan yang damai dan selalu
24 responden atau 44.4%. Jenis diawasi untuk minum obat yang
kelamin paling banyak adalah laki-laki sudah dianjurkan tim kesehatan.
sebanyak 30 responden atau 55.6%. d. Bagi pasien
Pendidikan paling banyak adalah Mampu dan mau menggunakan
tamatan SLTA (SMA) sebanyak 18 terapi musik klasik Mozart jika
responden atau 33.3%. Sedangkan mengalami halusinasi sehingga
untuk pekerjaan paling banyak adalah diharapkan pasien tidak
wiraswasta yaitu sebanyak 20 berhalusinasi lagi dan bisa lebih
responden atau 37.0%. fokus.
2. Kemampuan mengontrol halusinasi 2. Bagi peneliti selanjutnya
responden sebelum dilakukan terapi Peneliti selanjutnya diharapkan untuk
adalah kemampuan mengontrol lebih diteliti lagi secara detail tentang
halusinasi sedang yaitu 34 responden pengaruh terapi musik klasik Mozart
atau 63.0%. terhadap kemampuan mengontrol
3. Kemampuan mengontrol halusinasi halusinasi di RSJ Dr. Amino
responden setelah dilakukan terapi Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.
mengalami peningkatan yaitu Dan bisa juga ditambahkan kelompok
kemampuan mengontrol halusinasi kontrol karena untuk perbandingan
tinggi yaitu 33 responden atau 61.1%. antara kelompok intervensi, serta
4. Terapi musik klasik Mozart memiliki menambahkan variabel lain supaya
pengaruh yang signifikan dalam hasil penelitian bisa lebih mengerucut
kemampuan mengontrol halusinasi lagi.
dengan p-value 0.000 (p<0.05).

6 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


DAFTAR PUSTAKA Susana, S.A. (2011). Terapi Modalitas:
Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Bernhard, S.L. (2003). Panduan Bagi Jakarta: EGC
Orang Tua Les Musik Untuk
Anda. Jakarta: PT Gramedia Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa.
Pustaka Utama Bandung: PT Refika Aditama

Engkeng & Maslina. (2013). Faktor- Videback. (2008). Buku Ajar


faktor Presipitasi Yang Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Berhubungan Dengan Timbulnya
Halusinasi pada Klien Gangguan
Jiwa di BPRS Makasar.
http://jkesmasfkm.unsrat.ac.id/wp-
content/uploads/2013/02/51.pdf
diperoleh tanggal 8 Mei 2015

Hidayat. (2007). Riset Keperawatan


dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta Salemba Medika

Kasdu, D. (2004). Anak Cerdas. Jakarta:


Puspa Swara

Mahanani, A. (2013). Durasi


Pemberian Musik Klasik
Mozart Terhadap Tingkat
Kecemasan Pada Anak.
Purwokerto: Fakultas
Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Keperawatan

Meutia, Nauly. (2002). Konflik Peran


Gender pada Pria
http://library.usu.ac.id/downloa
d/fk/psikologi/2002/Meutia
diperoleh tanggal 7 Mei 2015

Notoatmodjo. (2005). Metode


Penelitian Kesehatan. Jakarta:
PT Rineka Cipta

Nursalam. (2013). Metode Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: salemba
Medika

Pieter Z.H & Namora. (2010). Pengantar


psikologi dalam keperawatan.
Jakarta: Kencana

Suryana, D. (2012). Terapi Musik.


Jakarta: Wsite

Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Kemampuan Mengontrol... (HP. ningrum, 2015) 7

Anda mungkin juga menyukai