ABSTRAK
ABSTRACT
Hallucination is the loss of human’s ability in differentiating the internal stimulant (mind)
from external stimulant (outer world). A music therapy is an effort to improve the physical
and mental quality by auditory stimulant which covers melody, rhythm, harmony, timbre,
form and style, which are organized in such a way that create a music which is very useful
for physical and mental health. This study is intended to find out the influence of
Mozartclassical music toward the ability of controlling hallucination of the hallucinated
patients at Dr. Amino Gondohutomo Mental Hospital of Central Java Province. The design
of this research is quasi exsperiment with one group pre test-post test design.There are 54
respondents with purposive sampling technique. Theunivariate research analysis shows that
the most age is adult: 24 respondents, the most sex is male: 30 respondents, the most in
education is senior high school: 18 respondent, the most in job is public sector: 20
respondents. The bivariate data analysis with Wilcoxon test indicates that p-value = 0.000,
so it can be concluded that Mozart classical music therapy gives influence toward the
ability of controlling hallucination of the hallucinated patients at Dr. Amino Gondohutomo
Mental Hospital of Central Java Province.
Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Kemampuan Mengontrol... (HP. ningrum, 2015) 1
PENDAHULUAN jazz membutuhkan kemampuan
improvisasi dan penguasaan teori
Halusinasi adalah salah satu gejala harmoni. Sementara blues, pop, dan rock
skizofrenia yang positif dan hilangnya biasanya dibawakan dalam format band.
kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan Musik klasik Mozart adalah musik klasik
rangsangan eksternal (dunia luar) yang muncul 250 tahun yang lalu,
(Kusumawati, 2010, hlm 107). Untuk diciptakan oleh Wolfgang Amadeus
meminimalkan halusinasi dibutuhkan Mozart. Musik klasik Mozart memiliki
pendekatan dan memberikan efek yang tidak dimiliki oleh komposer
penatalaksanaan untuk mengatasi gejala lain dan kekuatan yang membebaskan,
halusinasi. Penatalaksanaan yang mengobati serta menyembuhkan.
diberikan meliputi terapi farmakologi, (Musbikin, 2009 dalam Mahanani, 2013,
ECT dan terapi non farmakologi salah hlm 12). Melodi dan frekuensi yang tinggi
satunya yaitu terapi modalitas (Videbeck, pada karya-karya Mozart mampu
2008, hlm 358). merangsang dan memberdayakan daerah
kreatif serta motivatif di otak. Irama efek
Terapi modalitas adalah suatu proses Mozart memberikan efek yang secara
pemulihan fungsi individu (pasien) fisik, mental, emosional dan spiritual
terhadap kebiasaan-kebiasaan fisik, dapat mempertajam pikiran serta
mental, social, ekonomi, termasuk meningkatkan kreativitas dan
pekerjaan menuju suatu kemampuan menyehatkan tubuh (Kasdu, 2004, hlm
sebelumnya atau ke tingkat yang 58).
memungkinkan pasien dapat hidup wajar
ditengah-tengah keluarga dan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah
Ada 8 macam terapi modalitas, yaitu mendeskripsikan pengaruh terapi musik
terapi individual, terapi lingkungan, terapi klasik Mozart terhadap kemampuan
biologis atau terapi somatik, terapi mengontrol halusinasi pada pasien
kognitif, terapi keluarga, terapi kelompok, halusinasi di RSJ Dr. Amino
terapi perilaku dan terapi seni. Salah satu Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.
terapi seni yaitu terapi musik (Susana,
2011, hlm 3).
METODOLOGI PENELITIAN
Terapi musik adalah suatu proses yang
terencana bersifat preventif, dalam usaha Rancangan penelitian merupakan bentuk
penyembuhan terhadap penderita yang rancangan yang digunakan dalam
mengalami kelainan atau hambatan dalam prosedur penelitian (Hidayat, 2007, hlm
pertumbuhannya, baik fisik motorik, 25). Jenis penelitian yang digunakan pada
sosial emosional, maupun mental penelitian ini adalah rancangan penelitian
intelegensi. Terapi musik menggunakan eksperimen semu dengan pendekatan
musik atau elemen musik oleh seseorang quasi exsperiment dalam one group pre
terapis untuk meningkatkan, test-post test design. Kelompok subjek
mempertahankan dan mengembalikan diukur dulu menggunakan lembar
kesehatan mental, fisik, emosional dan kuesioner sebelum dilakukan intervensi,
spiritual (Suryana, 2012, hlm 13). kemudian diukur lagi menggunakan
Menurut Bernhard (2003, hlm 30), jenis- lembar kuesioner setelah dilakukan
jenis musik dibedakan menjadi dua yaitu: intervensi (Nursalam, 2013, hlm 165).
musik klasik dan musik non klasik. Musik
klasik merupakan sebuah musik yang Populasi adalah wilayah generalisasi yang
dibuat dan ditampilkan oleh orang yang terdiri atas objek atau subjek yang
terlatih secara profesional melalui mempunyai kuantitas dan karakteristik
pendidikan musik. musik non klasik yang tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
biasa diajarkan adalah musik pop, jazz, untuk dipelajari dan kemudian ditarik
rock dan blues. Namun perlu kesimpulannya (Hidayat, 2007, hlm 68).
diperhatikan, jenis musik tertentu seperti Populasi pada penelitian ini adalah pasien
Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Kemampuan Mengontrol... (HP. ningrum, 2015) 3
Tabel 5.2 Tabel 5.4
Distribusi frekuensi responden Distribusi frekuensi responden
berdasarkan jenis kelamin di RSJ Dr. berdasarkan pekerjaan di RSJ Dr. Amino
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
Tengah (n = 54 )
(n = 54 )
Pekerjaan Jumlah %
Jenis kelamin Jumlah % Tidak bekerja
11 20.4
Laki-laki 30 55.6 Buruh
15 27.8
Perempuan 24 44.4 Petani
5 9.3
Wiraswasta /
Total 54 100.0 20 37.0
pedagang
3 5.6
Pegawai swasta
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa
dari 54 responden didapatkan hasil jenis Total 54 100.0
kelamin terbanyak adalah laki-laki
sebanyak 30 responden dengan total Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa
55.6%. dari 54 responden didapatkan hasil
pekerjaan responden paling banyak adalah
Tabel 5.3 wiraswasta/pedagang dengan jumlah 20
Distribusi frekuensi responden responden dengan total 37.0 % dan paling
berdasarkan pendidikan di RSJ Dr. Amino sedikit pekerjaan responden adalah
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah pegawai swasta dengan jumlah 3
(n = 54 ) responden dengan total 5.6 %.
Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Kemampuan Mengontrol... (HP. ningrum, 2015) 5
2. Analisa bivariat SARAN
Berdasarkan hasil dari penelitian,
maka dapat diketahui hasil pretest dan 1. Bagi pelayanan kesehatan keperawatan
posttest dalam penelitian ini dengan a. Bagi rumah sakit
menggunakan uji Wilcoxon dengan Dilakukan tindakan terapi musik
jumlah 54 responden, nilai mean rank sebagai terapi tambahan untuk
kemampuan mengontrol halusinasi kemampuan mengontrol halusinasi.
27.00, nilai sum ranks 1431.00 dan Pasien halusinasi disuruh untuk
nilai p value 0.000 (p value < 0.005). mendengarkan musik klasik pada
Jadi ada pengaruh menggunakan saat terjadi halusinasi.
terapi musik klasik Mozart terhadap b. Bagi perawat
kemampuan mengontrol halusinasi Dari hasil penelitian disimpulkan
pada pasien halusinasi. Dari hasil bahwa terapi musik klasik Mozart
penelitian diperoleh sebelum adalah sebagai terapi tambahan dan
dilakukan terapi musik klasik Mozart ada pengaruh untuk kemampuan
untuk kategori sedang dalam mengontrol halusinasi sehingga
mengontrol halusinasi paling banyak perawat perlu mengajarkan dengan
terjadi pada responden. Dan setelah baik dan mengajak pasien
dilakukan terapi musik klasik Mozart halusinasi supaya lebih fokus lagi
untuk kategori tinggi mengalami dengan mendengarkan musik.
peningkatan dalam mengontrol c. Bagi keluarga
halusinasi. Setelah pasien dirawat di RSJ,
peran keluarga sangat penting jika
pasien boleh dibawa pulang. Disini
SIMPULAN peran keluarga sangat membantu
sekali untuk penyembuhan, seperti
1. Karakteristik responden paling banyak, merawat pasien, menciptakan
umur dewasa (26-35 tahun) sebanyak lingkungan yang damai dan selalu
24 responden atau 44.4%. Jenis diawasi untuk minum obat yang
kelamin paling banyak adalah laki-laki sudah dianjurkan tim kesehatan.
sebanyak 30 responden atau 55.6%. d. Bagi pasien
Pendidikan paling banyak adalah Mampu dan mau menggunakan
tamatan SLTA (SMA) sebanyak 18 terapi musik klasik Mozart jika
responden atau 33.3%. Sedangkan mengalami halusinasi sehingga
untuk pekerjaan paling banyak adalah diharapkan pasien tidak
wiraswasta yaitu sebanyak 20 berhalusinasi lagi dan bisa lebih
responden atau 37.0%. fokus.
2. Kemampuan mengontrol halusinasi 2. Bagi peneliti selanjutnya
responden sebelum dilakukan terapi Peneliti selanjutnya diharapkan untuk
adalah kemampuan mengontrol lebih diteliti lagi secara detail tentang
halusinasi sedang yaitu 34 responden pengaruh terapi musik klasik Mozart
atau 63.0%. terhadap kemampuan mengontrol
3. Kemampuan mengontrol halusinasi halusinasi di RSJ Dr. Amino
responden setelah dilakukan terapi Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.
mengalami peningkatan yaitu Dan bisa juga ditambahkan kelompok
kemampuan mengontrol halusinasi kontrol karena untuk perbandingan
tinggi yaitu 33 responden atau 61.1%. antara kelompok intervensi, serta
4. Terapi musik klasik Mozart memiliki menambahkan variabel lain supaya
pengaruh yang signifikan dalam hasil penelitian bisa lebih mengerucut
kemampuan mengontrol halusinasi lagi.
dengan p-value 0.000 (p<0.05).
Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap Kemampuan Mengontrol... (HP. ningrum, 2015) 7