Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.M DENGAN HIPERTENSI DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PASIR JAMBAK
RT 01 RW 07 KELURAHAN PASIR NAN TIGO PADANG
TAHUN 2022

KEPERAWATAN GERONTIK

Oleh:
Rahmatu Sjukriyah
NIM: 2014901084

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

(Ns. Helmanis Suci, S. Kep, M. Kep) ()

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES ALIFAH PADANG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan Rahmat

dan Karunia-Nya, shalawat beriringan salam untuk Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Gerontik

Pada Ny.M Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Pasir Jambak

RT 01 RW 07 Kelurahan Pasir Nan Tigo Padang Tahun 2022”.

Dalam menyelesaikan Laporan Kasus ini peneliti telah mendapat bantuan dan

bimbingan serta dukungan moril dari berbagai pihak, oleh sebab itulah pada kesempatan ini

peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Ns. Helmanis Suci, S. Kep, M. Kep sebagai pembimbing akademik dan selaku dosen

keperawatan gerontik di Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang

yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan Laporan

Kasus ini.

2. Ibu sebagai pembimbing klinik di puskesmas Lubuk Buaya Pasir Jambak RT 01 RW 07

Kelurahan Pasir Nan Tigo Padang yang telah banyak memberikan masukan dan

bimbingan dalam penyusunan Laporan Kasus ini.

3. Kepada orang tua, adik, kakak dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa,

motivasi dan semangat dalam penyusunan Laporan Kasus ini.

4. Seluruh teman-teman mahasiswa STIKes Alifah Padang program studi profesi

keperawatan yang seperjuangan yang telah banyak memberikan motivasi, informasi dan

bantuan terkait proses Laporan Kasus ini.


Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan dan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan bagi para pembaca agar dapat digunakan sebaik-

baiknya. Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Kasus ini masih belum sempurna, untuk

itu Penulis mengharapkan kritikan, saran dan masukan yang dapat membangun kesempurnaan

Laporan Kasus ini..

Padang, Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
BAB l PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 8
E. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 9
BAB ll TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis ...................................................................... 10
B. Asuhan Keperawatan Teoritis................................................... 44
BAB lll LAPORAN KASUS
A. Pengkajian................................................................................. 47
B. Analisa Data.............................................................................. 48
C. Diagnosa Keperawatan ............................................................. 48
D. Intervensi Keperawatan............................................................. 50
E. Implementasi Keperawatan....................................................... 53
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 75
B. Saran ......................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 77
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut UU RI no 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, yang

dimaksud dengan lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60

tahun keatas. Secara umum seseorang dikatakan lanjut usia jika sudah berusia diatas 60

tahun, tetapi defenisi ini sangat bervariasi tergantung dari aspek sosial budaya, fisiologis

dan kronologis (Kemenkes.RI, 2018).

Menurut World Health Organization (WHO), di kawasan Asia Tenggara

populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan

populasi Lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah Lansia

sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia

24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia

mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi. Sedangkan di Indonesia sendiri pada

tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia sekitar 80.000.000 (Riskesdas, 2018).

Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2017, menyatakan
bahwa dari 53,3 juta kematian di dunia didapatkan penyebab kematian akibat penyakit

kardiovaskular sebesar 33,1%, kanker sebesar 16,7%, DM dan gangguan endokrin 6%

dan infeksi saluran napas bawah sebesar 4,8%. Data penyebab kematian di Indonesia

pada tahun 2016 didapatkan total kematian sebesar 1,5 juta dengan penyebab kematian

terbanyak adalah penyakit kardiovaskular 36,9%, kanker 9,7%, penyakit DM dan

endokrin 9,3% dan Tuberkulosa 5,9%. IHME juga menyebutkan bahwa dari total 1,7

juta kematian di Indonesia didapatkan faktor risiko yang menyebabkan kematian adalah

tekanan darah (hipertensi) sebesar 23,7%, Hiperglikemia sebesar 18,4%, Merokok

sebesar 12,7% dan obesitas sebesar 7,7% (IMHE, 2017).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2017 menunjukkan sekitar 1,13

Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia

terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahun

sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua

sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-

54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%), umur 65-74 tahun (63,2), dan umur 75

tahun ke atas (69,5). Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620

orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218

kematian (Riskesdas, 2018).

Berdasarkan data Riskesdas Provinsi Sumatera Barat tahun 2018 prevalensi

hipertensi di Kota Padang sebanyak 21,7%. Prevalensi Hipertensi menurut karakteristik

kelompok umur diatas 75 tahun memiliki prevalensi tertinggi yaitu mencapai (24,9%),

umur 65-74 tahun (23,3%) dan 55-64 tahun (18,4%). Hal ini berarti akan semakin

banyak penduduk yang berisiko tinggi untuk menderita hipertensi khususnya penduduk
lanjut usia. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2018 menyebutkan

hipertensi menempati urutan tertinggi dari 10 penyakit terbanyak di Kota Padang

khususnya pada lansia. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa hipertensi merupakan

penyakit tidak menular yang menyerang banyak orang (Anung, 2019) .

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan sistol dan diastol mengalami

kenaikan yang melebihi batas normal tekanan (tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan

diastolik diatas 90 mmHg) (Murwani, 2011). Kejadian di Indonesia telah mencapai

44,1% dari total penduduk dewasa. Data itu di dapat dari hasil survei riset kesehatan

dasar Riskesdas 2014. Hanya sekitar 54,4% dari 80,8% kasus yang meminum obat

hipertensi untuk pengobatan. Rendahnya penderita hipertensi untuk berobat dikarenakan

hipertensi atau darah tinggi tidak menunjukkan gejala atau tanda khas yang bisa dipakai

sebagai peringatan dini. Terdapat 76% kasus hipertensi di masyarakat yang diprediksi

belum terdiagnosis (Riskesdas, 2018).

Hipertensi dengan nilai tekanan darah yang tidak terkontrol dengan baik dapat

menyebabkan komplikasi bahkan sampai kematian. Penyebab tidak terkendalinya

tekanan darah pada penderita hipertensi adalah tidak rutinnya penderita hipertensi untuk

melakukan pengobatan karena hipertensi seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda

yang khas (Iswahyuni, 2017). Selain itu, kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh

penderita hipertensi juga merupakan salah satu faktor penyebab tidak terkendalinya nilai

tekanan darah pada penderita hipertensi (Maharani dan Syafrandi, 2018).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rihiantoro (2018) ada beberapa faktor

penyebab terjadinya hipertensi, antara lain karakteristik individu (usia, jenis kelamin,

faktor genetik), pola makan,stres, gaya hidup (kurang aktivitas fisik) dan kebiasaan
merokok. Ditemukan kecenderungan peningkatan prevalensi menurut peningkatan usia

dan biasanya pada usia > 40 tahun. Bertambahnya umur maka resiko terkena hipertensi

menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi,

yaitu 40% dengan kematian sekitar diatas 65 tahun.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk membuat suatu

Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.M Dengan Hipertensi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Pasir Jambak RT 01 RW 07 Kelurahan Pasir

Nan Tigo Padang Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk membuat Laporan Kasus

“Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.M Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Lubuk Buaya Pasir Jambak RT 01 RW 07 Kelurahan Pasir Nan Tigo Padang

Tahun 2022”

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mampu melakukan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.M Dengan

Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Pasir Jambak RT 01 RW 07

Kelurahan Pasir Nan Tigo Padang Tahun 2022.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.M

Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Pasir Jambak RT

01 RW 07 Kelurahan Pasir Nan Tigo Padang Tahun 2022.


b. Mampu merumuskan analisa Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.M Dengan

Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Pasir Jambak RT 01 RW

07 Kelurahan Pasir Nan Tigo Padang Tahun 2022.

c. Mampu merumuskan diagnosa Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.M

Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Pasir Jambak RT

01 RW 07 Kelurahan Pasir Nan Tigo Padang Tahun 2022

d. Mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.M Dengan

Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Pasir Jambak RT 01 RW

07 Kelurahan Pasir Nan Tigo Padang Tahun 2022.

e. Mampu melakukan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.M Dengan

Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Pasir Jambak RT 01 RW

07 Kelurahan Pasir Nan Tigo Padang Tahun 2022

f. Mampu melakukan Evaluasi Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.M Dengan

Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Pasir Jambak RT 01 RW

07 Kelurahan Pasir Nan Tigo Padang Tahun 2022.

D. Manfaat

1. Teoritis

a. Diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca dibidang

keperawatan gerontik khususnya tentang penatalaksanaan asuhan keperawatan

gerontik pada lansia dengan hipertensi

b. Diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi pengunjung perpustakaan STiKes

Alifah Padang.

2. Praktisi
a. Mampu memberikan informasi mengenai masalah keperawatan gerontik pada

lansia dengan hipertensi dan penalataksanaannya

b. Diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi keluarga dan tahu bagaimana cara

mengatasi hipertensi pada lansia


BAB II

TINJAUN TEORITIS

A. Konsep Lanjut Usia

1. Pengertian

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lansia menjadi 4

golongan yaitu usia pertengahan (middle age) adalah 45 – 59 tahun, lanjut usia lanjut

usia (elderly) adalah 60 – 74 tahun, lanjut usia tua (old) adalah 75 – 90 tahun dan

usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun (Nugroho, 2015).. Sedangkan menurut

Pasal 1 ayat (2), (3), (4), UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa

usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam

dkk, 2016).

Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik pria maupun

wanita, yang masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya

untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk

menghidupi dirinya (Dermawan, 2015).

Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.

Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu

waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan

proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu

anak, dewasa, dan tua (Nugroho, 2015).

2. Tipe Lansia

Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,

lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Menurut Nugroho (2015),
tipe lansia dapat di bedakan menjadi 5:

a. Tipe arif bijaksana

Lansia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan

perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana

dan dermawan.

b. Tipe mandiri

Lansia yang senang dengan mengganti kegiatan yang hilang dengan

kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman dalam pergaulan

c. Tipe tidak puas

Lansia yang selalu mempunyai konflik lahir batin, menentang proses

penuaan yang menyebabkan kehilangan kecantikan, daya tarik jasmani,

kekuasaan, status dan teman yang disayangi

d. Tipe pasrah

Lansia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik,pekerjaan apa saja

dilakukan.

e. Tipe bingung

Lansia yang kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,merasa minder dan

acuh tak acuh.

3. Teori Penuaan

Menurut Nugroho (2015), teori penuaan yaitu :

a. Teori Biologis

1) Teori Genetik dan Mutasi

Teori genetik menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara

genetik untuk spesies tertentu. Teori ini menunjukkan bahwa menua terjadi
karena perubahan molekul dalam sel tubuh sebagai hasil dari mutasi spontan

yang tidak dapat dan yang terakumulasi seiring dengan usia.

2) Teori Imunologis

Teori ini menyatakan bahwa respon imun yang tidak terdiferensiasi

meningkat seiring dengan usia. Mutasi yang berulang dapat menyebabkan

berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri.

3) Teori Stres

Teori stres menyatakan bahwa menua terjadi akibat hilangnya sel-sel

yang biasanya digunakan oleh tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat

mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stress

yang menyebabkan sel-sel tubuh lemah.

4) Teori Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh karena

adanya proses metabolisme. Radikal bebas menyebabkan sel tidak dapat

beregenerasi.Radikal bebas dianggap sebagai penyebab penting terjadinya

kerusakan fungsi sel. Teori ini menyatakan bahwa penuaan disebabkan oleh

akumulasi kerusakan ireversibel.

5) Teori Rantai Silang

Teori ini menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh lemak, protein,

kerbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen) bereaksi dengan zat kimia

dan radiasi, yang mengubah fungsi jaringan yang menyebabkan perubahan

pada membran plasma, yang mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku,

kurang elastis, dan hilangnya fungsi pada proses menua.


b. Teori Psikososial

1) Teori Penarikan Diri / Pelepasan

Teori ini menyatakan bahwa mayarakat dan individu selalu berusaha

untuk mempertahankan diri mereka dalam keseimbangan dan berusaha untuk

menghindari gangguan.

2) Teori Aktivitas

Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka

yang aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan sosial.

3) Teori Interaksi Sosial

Teori ini mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk terus

menjalin interaksi sosial merupakan kunci untuk mempertahankan status

sosialnya atas dasar kemampuannya bersosialisasi

4) Teori Kepribadian Berlanjut

Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang lanjut

usia sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang dimilikinya.

5) Teori perkembangan

Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses menjadi tua

merupakan suatu tantangan dan bagaimana jawaban lansia terhadap bagaimana

jawaban lansia terhadap berbagai tantangan tersebut yang dapat bernilai positif

maupun negatif.

4. Perubahan Pada Lansia

Menurut Azizah (2017), perubahan pada lansia yaitu :

a. Perubahan fisik
1) Sistem indra

Lensa kehilangan elastisitas dan kaku, oto penyangga lensa lemah,

ketajaman penglihatan berkurang, penggunaan kacamata dan sistem

penerangan yang baik dapat digunakan. Sistem pendengaran, presbiakusis

(gangguan pada pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan (daya)

pendengaran pada telinga dalam.

2) Sistem muskuloskeletal

Perubahan pada kolagen merupakan penyebab turunnya fleksibilitas

pada lansia sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan

kemampuan untuk meningkatkan kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk

ke berdiri, jongkok, berjalan dan hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-

hari.

3) Sistem kardiovaskuler dan respirasi

Masa Masa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertrofi dan

kemampuan peregangan jantung berkurang karena perubahan pada jaringan

ikat, konsumsi oksigen pada tingkat maksimal berkurang sehingga kapasitas

paru menurun. Paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik

napas lebih berat, ukuran alveoli melebar dan jumlahnya berkurang, reflex dan

kemampuan untuk batuk berkurang.

4) Sistem perkemihan

Pola berkemih tidak normal, seperti banyak berkemih di malam hari,

sehingga mengharuskan mereka pergi ke toilet sepanjang malam. Hal ini

menunjukkan inkontinensia urin meningkat.


5) Sistem reproduksi

Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya ovary

dan uterus.Terjadi atrofi payudara.Pada laki-laki testis masih dapat

memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur-

angsur.

b. Perubahan kognitif

1) Memori (daya ingat, ingatan)

Kenangan jangka panjang, beberapa jam sampai beberapa hari yang

lalu dan mencakup beberapa perubahan.Kenangan jangka pendek atau seketika

(0-10 menit).Kenangan buruk (bisa kearah demensia).

2) Intelegentia quocient (IQ)

IQ tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.

Penampilan, persepsi, dan keterampilan psikomotor berkurang. Terjadi

perubahan pada daya membayangkan kerena tekanan faktor waktu.

c. Perubahan psikososial

1) Pensiun

2) Perubahan aspek kepribadian

3) Perubahan dalam peran sosial di masyarakat

4) Perubahan minat dan penurunan fungsi serta potensi seksual

5. Tugas Perkembangan Lanjut Usia

Menurut Azizah (2017), ada tujuh kategori utama tugas perkembangan lansia

meliputi :

a. Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan

b. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan


c. Menerima diri sendiri sebagai individu lansia

d. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup

e. Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak yang dewasa

f. Menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup

B. Konsep Hipertensi

1. Pengertian

Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi arteri.

Jantung berdetak, lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit pada kondisi istirahat

(duduk atau berbaring), darah dipompa menuju darah melalui arteri. Tekanan darah

paling tinggi terjadi ketika jantung berdetak/berkontraksi memompa darah disebut

tekanan sistolik.Tekanan darah menurun saat jantung rileks diantara dua denyut nadi

disebut tekanan diastolik (Kowalski, 2016).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronik akibat

desakan darah yang berlebihan dan hampir tidak konstan pada pembuluh arteri,

berkaitan dengan meningkatkan tekanan pada arterial sistematik, baik diastolik

maupun sistolik, atau bahkan keduanya secara terus-menerus (Sutanto, 2015).

2. Anatomi Fisiologi
a. Jantung

Berukuran sekitar satu kepala tangan dan terletak didalam dada, batas

kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis

kelima kiri pada linea midclavicular.

Batasan jantung adalah:

1) Atas        : pembuluh darah besar

2) Bawah    : diafragma

3) Setiap sisi : paru

4) Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis

b. Arteri

Arteri adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan

organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan

elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah yang

terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri yang

lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang
disampaikan pada suatu organ).

Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut darah dari

jantung ke jaringan. Aorta diameternya sekitar 25mm(1 inci) memiliki banyak

sekali cabang yang pada gilirannya tebagi lagi menjadi pembuluh yang lebih kecil

yaitu arteri dan arteriol, yang berukuran 4mm (0,16 inci) saat mereka mencapai

jaringan. Arteriol mempunyai diameter yang lebih kecil kira-kira 30 µm. Fungsi

arteri menditribusikan darah teroksigenasi dari sisi kiri jantung ke jaringan.

Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic

yang terdiri dari 3 lapisan yaitu :

1) Tunika intima. Lapisan yang paling dalam sekali berhubungan dengan darah

dan terdiri dari jaringan endotel.

2) Tunika Media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya

elastic dan termasuk otot polos

3) Tunika Eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri dari

jaringan ikat gembur  yang berguna menguatkan dinding arteri (Syaifuddin,

2006)

c. Arteriol

Arteriol adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif

tebal. Otot dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi

diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada

jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan

meningkat.
d. Pembuluh darah utama dan kapiler

Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan

langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil

yang membuka pembuluh darah utama.

Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Dindingnya terdiri

dari suatu lapisan endotel. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Fungsinya

mengambil hasil-hasil dari kelenjar, menyaring darah yang terdapat di ginjal,

menyerap zat makanan yang terdapat di usus, alat penghubung antara pembuluh

darah arteri dan vena.

e. Sinusoid

Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga

sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan sel

sistem retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami kontak

langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan.

Saluran Limfe mengumpulkan, menyaring dan menyalurkan kembali cairan limfe

ke dalam darah yang ke luar melalui dinding kapiler halus untuk membersihkan

jaringan. Pembuluh limfe sebagai jaringan halus yang terdapat di dalam berbagai

organ, terutama dalam vili usus.

f. Vena dan venul

Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk

oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara

sempurna satu sama lain. Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah

dari bagian atau alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Vena yang ukurannya

besar seperti vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang
yang lebih kecil disebut venolus yang selanjutnya menjadi kapiler. Fungsi vena

membawa darah kotor kecuali vena pulmonalis,  mempunyai  dinding tipis,

mempunyai katup-katup sepanjang jalan yang mengarah ke jantung

3. Penyebab

Menurut Arief Manjor (2018), penyebab hipertensi yaitu :

a. Faktor genetik

Seseorang yang menderita hipertensi, maka keturunannya juga beresiko

menderita hipertensi.

b. Kebiasaan hidup

Kebiasaan orang yang sering menimbulkan hipertensi adalah konsumsi

garam yang tinggi.

c. Umur

Umur diatas 50 tahun terjadi perubahan fungsional dari sistem pembuluh

darah perifer terhadap perubahan tekanan darah.

d. Merokok

Zat kimia yang berbahaya yang terkandung dalam rokok dapat merusak sel

endotel pembuluh darah sehingga terjadi jejas pada pembuluh darah yang akan

menimbulkan tekanan perifer dan menyebabkan peningkatan tekanan darah.

e. Makanan

Makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol, sangat beresiko tinggi

terjadinya hipertensi.

f. Psikologis

Stres adalah respon seseorang terhadap sistem saraf yang melibatkan semua

sitem tubuh termasuk sistem kardiovaskuler yang cenderung meningkatkan


tekanan darah.

g. Kegemukan

Umumnya akan berdampak pada hiperinsulinemia sehingga dapat

menyebabkan hipertensi (Arief Manjoer, 2011).

Menurut Sutanto (2015), berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi

dua golongan, yaitu :

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,

disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang

mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf

simpatis, sistem renin - angiotensin, defek dalam ekskresi natrium, peningkatan

Natrium dan Calium intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko,

seperti obesitas, alkohol, merokok serta polisitemia.

b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab

spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi

vaskuler renal, hiper aldosteronisme primer, dan sindrom cushing,

feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan

kehamilan dan lain-lain.

4. Tanda dan Gejala

Menurut Sutanto (2015), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain gejala

ringan seperti :

a. Pusing atau sakit kepala

b. Sering gelisah wajah merah tengkuk terasa pegal

c. Mudah marah

d. Telinga berdengung
e. Sukar tidur

f. Sesak napas

g. Rasa berat ditengkuk

h. Mudah lelah

i. Vertigo

j. Mata berkunang-kunang

k. Mimisan (keluar darah dari hidung).

5. Klasifikasi

Menurut Sutanto (2015), klasifikasi hipertensi berdasarkan etiologi yaitu :

a. Hipertensi esensial (Primer)

Sembilan puluh persen penderita hipertensi mengalami hipertensi esensial

(primer). Penyebab hipertensi secara esensial secara pasti belum diketahui. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi esensial, yaitu: faktor

genetik, stres dan psikologis, faktor lingkungan dan diet.

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder lebih mudah dikendalikan dengan penggunaan obat-

obatan. Penyebab hipertensi sekunder yaitu berupa kelainan ginjal, seperti:

obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme dan penggunaan obat-obatan seperti

kontrasepsi oral dan kortikosteroid.

Menurut Joint National Committee (JNC) VIII klasifikasi berdasarkan

derajat hipertensi, tekanan darah dibagi menjadi 5 kategori yaitu kategori normal,

prehipertensi, hipertensi derajat 1, hipertensi derajat 2, dan hipertensi derajat 3.

Tekanan darah dikatakan normal apabila tekanan sistolik <120 mmHg dan

diastolik <80 mmHg. Pre- hipertensi jika tekanan sistolik berada di antara rentang
120-139 mmHg dan diastolik 80-89 mmHg. Tekanan sistolik 140-159 mmHg dan

diastolik 90-99 mmHg dikategorikan sebagai hipertensi derajat 1. Hipertensi

derajat 2 apabila tekanan sistolik ≥160 mmHg dan diastolik ≥100 mmHg.

Dinyatakan hipertensi derajat 3 apabila tekanan sistolik ≥180 mmHg dan diastolik

≥110 mmHg (Kowalski, 2016).

Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan
Sistolik (mmHg) Darah
Diastolik
(mmHg)
Normal <120 <80
Pre Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ≥160 ≥100
Hipertensi derajat 3 ≥180 ≥110
(Sumber : Kowalski, 2016)

Hipertensi dikategorikan berdasarkan MAP (Mean Arterial Pressure).

Perhitungan nilai MAP dapat dilakukan dengan cara menjumlah sistole dengan 2

kali diastole dan hasilnya dibagi 3. Rentang normal MAP adalah 70- 100 mmHg.

Dikategorikan pre-hipertensi apabila nilai MAP diantara 93-105 mmHg,

hipertensi derajat 1 jika MAP 106-119 mmHg, hipertensi derajat 2 jika nilai MAP

≥120 mmHg, dan hipertensi derajat 3 jika nilai MAP ≥ 133 mmHg.
Tabel 2.2
Kategori Hipertensi
Kategori Nilai MAP
(mmHg)
Normal <93
Pre-Hipertensi 93-105
Hipertensi derajat 1 106-119
Hipertensi derajat 2 ≥120
Hipertensi derajat 3 ≥133
(Sumber : Kowalski, 2016)

6. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontraksi dari relaksasi darah terletak dipusat

vasomotor, mendula di otak, jika faktor genetik, rokok, obesitas, pola tidur tidak

sehat, umur >50 tahun, dll. Sehingga darah yang kotor banyak mengandung zat kimia

dan kolesterol, serta zat endotel yang tidak baik yang dapat merusak pembuluh darah

sehingga terjadi jejas pada pembuluh darah dan tekanan perifer yang juga bisa

menyebabkan kerja jantung meningkat dan berkontraksi yang dapat menyebabkan

penurunan aliran darah ke jantung dan akan mengganggu fungsi jantung.

Pada stadium permulaan hipertensi hipertrafi yang terjadi adalah difusi

(konsentik). Pada masa dan volume akhir sistolik ventrikel kiri pada stadium

selanjutnya, terus hipertrofi tidak teratur dan akhirnya aliran darah koroner terbatas

menjadi eksentik, berkurang rasio antara masa & volume jantung akibat peningkatan

diastolik dan sistolik (Arief Manjor, 2018).


7. WOC

Faktor predisposisi: usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang olahraga, genetik, alkohol,
konsentrasi garam, obesitas

Hipertensi

Hipertrophy ventrikel kiri


Jantung (LVH)

Tekanan atrium kiri pemenuhan o2 informasi kurang


Meningkat terganggu

Transudasi cairan interstitil pembentukan ATP


Kurang
Paru terganggu
pengetahuan
Cairan masuk alveoli kelelahan

Oedema paru aktivitas terganggu

Sesak
Intoleransi aktifitas
gg. pertukaran gas

Sumber. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC-NOC


(2015).

8. Komplikasi

Menurut Arief, Manjoer (2018), komplikasi hipertensi yaitu :

a. Stroke

b. Serangan jantung

c. Gagal jantung

d. Kebutaan

e. Kelumpuhan

f. Pecahnya darah di otak


Menurut Sutanto (2015), efek komplikasi pada organ tubuh yaitu:

a. Otak

1) Pemekaran pembuluh darah

2) Perdarahan

3) Kematian sel otak : stroke

b. Ginjal

1) Malam banyak kencing

2) Kerusakan sel ginjal

3) Gagal ginjal

c. Jantung

1) Membesar

2) Sesak nafas (dyspnoe)

3) Cepat lelah

4) Gagal jantung

9. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Arief, Manjoer (2018), pemeriksaan penunjang penderita hipertesi

yaitu :

a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel

terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko

seperti: hipokoagulabilitas, anemia.

b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi

ginjal.

c. Glukosa : Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).


d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama

(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

e. Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi

f. Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan

pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )

g. Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan

hipertensi

h. Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)

i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.

j. Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

k. Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme

10. Penatalaksanaan

Menurut Arief, Manjoer (2018), penatalaksanaan hipertensi yaitu :

a. Penatalaksanaan Non-Farmakologi

Penatalaksanaan hipertensi primer dapat dimulai dengan modifikasi gaya

hidup. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa pola hidup sehat dapat

menurunkan tekanan darah dan dapat menurunkan resiko permasalahan

kardiovaskular. Strategi pola hidup sehat yang dijalani minimal selama 4-6 bulan

merupakan penatalaksanaan awal untuk pasien hipertensi derajat 1 tanpa faktor

risiko kardiovaskular lain. Terapi farmakologi dapat dimulai jika tidak didapatkan

penurunan tekanan darah yang diharapkan atau didapatkan faktor risiko

kardiovaskular yang lain. Pola hidup sehat yang dianjurkan antara lain:
1) Penurunan Berat Badan

Penderita hipertensi yang memiliki berat badan berlebih maka

dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sesuai dengan indeks massa

tubuh normal. Target indeks massa tubuh dalam rentang normal untuk orang

Asia-Pasifik adalah 18,5-22,9 kg/m2. Dietary Approaches to Stop

Hypertension (DASH) Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)

meliputi konsumsi sayuran, buah-buahan, dan produk susu rendah lemak total

atau lemak jenuh.

2) Mengurangi Asupan Garam

Penderita hipertensi dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi garam

lebih dari 2 gr/hari. Diet rendah garam bermanfaat untuk mengurangi dosis

obat hipertensi pada pasien hipertensi derajat ≥ 2.

3) Aktivitas Fisik

Target aktivitas fisik yang disarankan minimal 30 menit/hari,

dilakukan paling tidak 3 hari dalam seminggu. Terhadap pasien yang tidak

memiliki waktu untuk berolahraga secara khusus, sebaiknya harus tetap

dianjurkan untuk beraktivitas fisik seperti berjalan kaki, mengendarai sepeda,

atau menaiki tangga dalam aktivitas rutin mereka di tempat kerjanya.

4) Tidak Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per

hari pada wanita dapat meningkatkan tekanan darah.

5) Tidak Merokok

Merokok merupakan salah satu faktor resiko utama penyakit

kardiovaskular. Penderita hipertensi sangat dianjurkan untuk tidak merokok.


Intervensi non-farmakologis merupakan salah satu cara efektif untuk

menurunkan tekanan darah. Terapi non-farmakologis tersebut antara lain

penurunan berat badan, Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH), diet

rendah garam, suplemen kalium, peningkatan aktivitas fisik, dan tidak

mengkonsumsi alkohol.

b. Penatalaksanaan Farmakologis

Secara umum terapi farmakologi dapat langsung dimulai pada pasien

hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah lebih

dari 6 bulan menjalani pola hidup sehat, pasien hipertensi derajat 1 dengan

penyakit penyerta dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥2. Beberapa prinsip

dasar terapi farmakologi yang perlu diperhatikan yaitu bila memungkinkan

berikan obat dosis tunggal, berikan obat generik (non-paten) untuk mengurangi

biaya, perhatikan faktor komorbid pada pasien usia lanjut (>55 tahun), tidak

mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-i) dengan

angiotensin II receptor blockers (ARBs), edukasi pasien secara menyeluruh

mengenai terapi farmakologi, dan pantau efek samping obat secara teratur

C. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengumpulan data klien, baik subjektif maupun objektif melalui anamnesis

riwayat kesehatan dahulu, sekarang, riwayat penyakit keuarga, pola makan,

aktivitas, pemeriksaan fisik melalui tekhnik inspeksi, auskultasi dan palpasi

(Mickey, 2017)
a. Anamnesis

Identitas ( Meliputi nama,tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,

agama, status perkawinan.

b. Riwayat penyakit sekarang

Pengumulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara umum

mencakup awal gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang. Penting

ditanyakan  berapa lama pemakaian obat hipertensi dan bagaimna efeknya

c. Riwayat penyakit dahulu

Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang

mendukung terjadinya hipertensi (misalnya penyakit jantung, keturunan ataupun

pola hidup). Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah pernakah klien dirawat

dengan maslah yang sama. Kaji adanya pengonsumsian makanan tinggi lemak

dan kurangnya aktivitas fisik

d. Riwayat penyakit keluarga

Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu yang mempunyai keluhan

yang sama dengan klien karena klien menderita hipertensi dipengaruhi oleh

faktor genetic.

e. Aktivitas dulu dan sekarang

Seseorang yang tak pernah berolahraga atau diikutsertakan dalam

aktivitas mungkin memiliki kesukaran dalam memulai suatu program latihan di


usia lanjut, terutama jika aktivitas tersebut sulit atau menyakitkan.

f. Pola nutrisi

Menggambarkan masukan nutrisi, nafsu makan, pola makan, kesulitan

menelan dan mual muntah.

g. Pola eliminasi

Menjelaskan pola fungsi ekskresi,defekasi, ada tidaknya masalah

defekasi.

h. Personal Hygine

Berbagai kesulitan melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan.

i. Neurosensori

Kebas/kesemutan tangan dan kaki, hilang sensasi jari tangan, kepala

pusing kaku kuduk

Tujuan pengkajian menurut Suprijno (2004) yang berkaitan dengan tugas

keluarga dibidang kesehatan, yaitu :

a. Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan.

Hal ini perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui fakta dari

masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan faktor

yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan terutama

yang dialami anggota keluarga.


b. Mengetahui kemamupuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai

tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji tentang :

1) Kemampuan keluarga memahami sifat dan luasnya masalah

2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga ?

3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami ?

4) Apakah keluarga merasa takut terhadap akibat dari masalah kesehatan yang

dialami anggota keluarga ?

5) Apakah keluarga mempunyai sikap yang tidak mendukung (negative)

terhadap upaya kesehatan yang dapat dilakukan pada anggota keluarga?

6) Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas

pelayanan kesehatan ?

7) Apakah keluarga mempunyai kepercayaan terhadap tenaga kesehatan?

8) Apakah keluarga telah memperoleh informasi tentang kesehatan yang tepat

untuk melakukan tindakan dalam rangka mengatasi masalah kesehatan ?

c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuankeluarga merawat anggota keluarga

yangsakit, perlu dikaji tentang :

1) Pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialami anggota keluarga (sifat,

penyebaran, komplikasi, kemungkinan setelah tindakan dan cara

perawatannya)

2) Pemahaman keluarga tentang perawatan yang perlu dilakukan anggota

keluarga

3) Pengetahuan keluarga tentang peralatan, cara dan fasilitas untuk merawat

anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan


4) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki keluarga (anggota

keluarga yang mampu dan dapat bertanggung jawab, sumber

keuangan/financial, fasilitas fisik, dukungan psikososial)

5) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit atau

membutuhkan bantuan kesehatan

d. Untuk mengetahui kemampuan keluarga memelihara memodifikasi lingkungan

rumah yang sehat, perlu dikaji tentang :

1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki oleh keluarga disekitar

lingkungan rumah

2) Kemampuan keluarga melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan

lingkungan

3) Pengetahuan keluarga dan sikap keluarga terhadap sanitasi lingkungan yang

higenis sesuai syarat kesehatan4)Pengetahuan keluarga tetang upaya

pencegahan penyakit yang dapat dilakukan oleh keluarga

4) Kebersamaan anggota keluaga untuk meningkatkan dan memelihara

lingkungan rumah yang menunjang kesehatan keluargae.

e. Untuk mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan di masyarakat, perlu dikaji tentang :

1) Pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang

dapat dijangkau keluarga

2) Pemahaman keluarga tentang keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas

kesehatan

3) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan petugas kesehatan


melayani

4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan

tentang fasilitas dan petugas kesehatan yang melayani?

5) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan dan bila tidak dapat

apakah penyebabnya

2. Diagnosa Keperawatan

Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa

keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada hipertensi urat adalah:

a. Nyeri akut

Batasan karakteristik

1) Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas (mis.,anggota keluarga,

pemberi asuhan)

2) Mengekspresikan perilaku nyeri (misalnya :gelisah,merengek,menangis,

waspada)

3) Perubahan pada parameter fisiologis( misalnya., tekanan darah, frekuensi

jantung, frekuensi pernapasan)

4) Perilaku distraksi

b. Hambatan mobiitas fisik

Batasan karakteristik:

1) Gangguan sikap berjalan

2) Ketidaknyamanan

3) Keterbatasan rentang gerak

4) Gerakan lambat
c. Defisiensi pengetahuan

Batasan karakteristik:

1) Ketidakakuratan mengikuti perinntah

2) Kurang pengetahuan

3) Perilaku tidak tepat


3. Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Luaran Perencanaan


Keperawatan Keperawatan
SLKI
SIKI
1 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Dukungan Nyeri
keperawatan selama 3 kali Akut:
24 jam, maka diharapkan Pemberian analgesik
tingkat nyeri menurun dan Observasi
kontrol nyeri meningkat 1) Identifikasi karakteristik
dengan kriteria hasil: nyeri (mis. pencetus,
1) Tidak mengeluh nyeri pereda, kualitas, lokasi,
2) Tidak meringis intensitas, frekuensi, durasi)
3) Tidak bersikap 2) Identifikasi riwayat alergi
protektif obat
4) Tidak gelisah 3) Identifikasi kesesuaian jenis

5) Tidak mengalami analgesik (mis. narkotika,

kesulitan tidur non-narkotika, atau NSAID)

6) Frekuensi nadi dengan tingkat keparahan

membaik nyeri

7) Tekanan darah 4) Monitor tanda-tanda vital

membaik sebelum dan sesudah

8) Melaporkan nyeri pemberian analgesik

terkontrol 5) Monitor efektifitas analgesik

9) Kemampuan
mengenali onset nyeri Terapeutik
meningkat 1) Diskusikan jenis analgesik
10) Kemampuan yang disukai untuk
mengenali penyebab mencapai analgesia optimal
nyeri meningkat 2) Pertimbangkan
11) Kemampuan pengguanaan infus kontinu,
menggunakan teknik atau bolus oploid
non-farmakologis untuk mempertahankan
kadar dalam serum
3) Tetapkan target efektifitas
analgesik
untuk mengoptimalkan
respons pasien
4) Dokumentasikan respons
terhadap efek analgesik dan
efek yang tidak diinginkan

Edukasi
1) Jelaskan efek terapi dan
efek samping obat

Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgesik, sesuai
indikasi

Dukungan Nyeri
Akut: Manajemen
Nyeri
Observasi
1) Identifikasi
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respons nyeri
non verbal
4) Identifikasi faktor yang
memperberat
dan memperingan nyeri
5) Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang nyeri
6) Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
7) Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
8) Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
5) Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapeutik
1) Berikan
teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
2) Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5) Ajarkan
teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri

Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
analgetik
2 Gangguan Setelah dilakukan Energy Manajemen
mobilitas fisik pengkajian selama 1x24 Observasi
jam didapatkan hasil: 1) Identifikasi adanya nyeri
-pergerakan esktremitas atau keluhan fisik lainnya
meningkat 2) Identifikasi toleransi fisik
-kekuatan otot meningkat melakukan pergerakan
-nyeri menurun - 3) - dan tekanan darah
kecemasan menurun sebelum memulai
mobilisasi
4) Monitor kondisi umum
selama melakukan
mobilisasi

Terapeutik
1) Fasilitasi aktivitas mobilitas
dengan alat bantu
2) Fasilitasi melakukan
pergerakan
3) Libatkan kelurga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan

Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2) Anjurkan melakukan
mobilisasi dini - Anjurkan
mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. duduk
ditempat tidur).
3 Defisit Setelah dilakukan asuhan Edukasi kesehatan
pengetahuan keperawatan selama 1x30 Observasi
menit, diharapkan 1) Identifikasi pengetahuan
perilaku pasien sesuai pasiedn dan keluarga
dengan pengetahuan tentang hipertensi
dengan kriteria hasil :
1) Tingkat pengetahuan Teraputik
2) Perilaku sesuai anjuran 1) Berikan kesempatan untuk
meningkat bertanya
3) Pertanyaan tentang
masalah yang dihadapi Edukasi
menurun 1) Jelaskan tentang hipertensi
4) Persepsi yang keliru 2) Edukasi tentang pantangan
terhadap masalah hipertensi dan
menurun d. Menjalani penatalaksanaannya
pemeriksaan yang
tidak tepat menurun Observasi
1) Identifikasi pengetahuan
tentang perawatan asam
urat
2) Jelaskan pantangan asam
urat
3) Jelaskan kebutuhan nutrisi
asam urat
4) Anjurkan untuk berobat ke
pel kesehatan terdekat
BAB III
TINJAUN KASUS

A. Pengkajian
1. Biodata
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 75 thn
Status Pekerjaan : -
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat :
Tanggal Pengkajian : 14 Januari 2022
Diagnosa Medis : Hipertensi

2. Keluarga atau orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi


Nama : Ny. L
Alamat :
No Telepon : 083187081415
Hubungan dengan Klien : Anak

3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi


Pekerjaan saat ini :
Pekerjaan sebelumnya : Asisten Rumah Tangga
Sumber pendapatan : Pemberian Anak
Kecukupan pendapatan : Tidak Cukup

4. Aktivitas Rekreasi
Hobi : Menjahit
Bepergian/wisata :-
Keanggotaan organisasi : -
5. Riwayat Keluarga
a. Saudara kandung

No Nama Keadaan saat ini keterangan


1 Ny. M Meninggal
2 Ny. T Masih Hidup
3 Ny. S Masih Hidup
4 Tn. M Meninggal
Ny. I Masih Hidup

b. Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir) : Suami Klien


c. Kunjungan keluarga : Tinggal Dengan keluarga anak ke 3

B. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Nutrisi
Frekuensi makan : 2x sehari
Nafsu makan : Baik
Jenis makanan : Lunak
Kebiasaan sebelum makan : Solat, cuci tangan
Makanan yang tidak disukai : Makanan yang keras
Alergi terhadap makanan :-
Pantangan makan : Daging, Santan, dan makanan yang berminyak
Keluhan : Sering merasa pusing tiba-tiba, kaku kuduk

2. Eliminasi
a. BAK
 Frekuensi dan waktu :5x sehari
 Kebiasaan BAK pada malam hari :Sebelum Tidur
 Keluhan :-
b. BAB
 Frekuensi dan waktu :1x sehari
 Kebiasaan BAB pada malam hari :-
 Keluhan
:-
3. Personal Higine
a. Mandi : 2x sehari
b. Oral Higine : 2x sehari
c. Cuci rambut : 1x 2 hari
d. Kuku dan tangan : 1x seminggu

4. Istirahat dan Tidur


 Lama tidur malam : 8-9 jam
 Tidur siang : 2-3 jam
 Keluhan : -

5. Kebiasaan mengisi waktu luang


 Olahraga :-
 Nonton TV : Siang hari lebih suka menonton
 Berkebun/memasak :-

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:


Sering lupa makanan yang harus dihindari, tidak tepat waktu dalam minum obat

7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari

No Jenis kegiatan Lama waktu


1 Sholat thajud -
2 Sholat subuh 15 mnt
3 Masak untuk sarapan -
4 Membersihkan halaman dirumah -
5 Belanja -
6 Nonton TV 3 jam/ hari kadang lebih
7 Masak untuk makan siang -
8 Sholat dzuhur 15 mnt
9 Makan siang 10 mnt
10 Tidur siang 2-3 jam
11 Mandi 10 mnt
12 Sholat ashar 15 mnt
13 Nonton TV 1 jam
14 Sholat magrib dan isya 15 mnt
15 Makan malam 10 mnt
16 Nonton TV 1 jam
17 Tidur 8-9 jam

C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Sering pusing mendadak
b. Gejala yang dirasakan : Nyeri Kepala, Pusing, kaku
kuduk
c. Timbulnya keluhan : Sudah 1 thn terkahir
d. Waktu timbulnya keluhan : Tiba-tiba
e. Upaya mengatasi : Duduk, lalu minum obat
2. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang pernah diderita :-
b. Riwayat alergi :-
c. Riwayat kecelakaan :-
d. Riwayat di rawat di rumah sakit :-
e. Riwayat pemakaian obat : Ada
3. Pengkajian/pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum (TTV)
TD : 170/100 mmhg
N : 85x/i
S : 36,5
RR : 24x/i
Nyeri : P (Penyakit Hipertensi)
Q (Tiba-Tiba)
R (Kepala)
S (5)
b. BB/TB : 58 kg/ 157 cm
c. Rambut : Lurus, beruban, dan ketombe
d. Mata : Penglihatan tidak terlalu bagus
e. Telinga : Baik
f. Mulut, gigi, dan bibir : Gigi Ompong, sisa 4
g. Dada :
 Jantung
Inspeksi : Simestris (ictus cordis tidak tampak)
Perkusi : 1-2 sama
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Auskultrasi : Tidak ada suara tambahan
 Paru
Inspeksi : Simetris, ada sedikit oto bantu pernafasan
Perkusi : Tympani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Auskultrasi : Vesikuler
h. Abdomen
Inspeksi : Simetris
Perkusi : Normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekanal
Auskultrasi : Bising usus +
i. Kulit : Keriput
j. Ekstremitas atas : Kekuatan otot 9
k. Ekstremitas bawah : Kekuatan otot 8

D. Hasil Pengkajian Khusus


a. Masalah kesehatan kronis : Hipertensi
b. Status fungsional : Klien susah berjalan dan memakai tongkat
c. Status psikologis : Baik
d. Dukungan keluarga : Baik
E. Lingkungan Tempat Tinggal
1. Kebersihan dan kerapian ruangan : Ruangan sempit tetapi tidak terlalu rapi
2. Penerangan dan sirkulasi udara : Baik
3. Keadaan kamar mandi dan Wc : Bersih tanpa pegangan
4. Pembuangan air kotor : Sungai
5. Sumber air minum : Air galon
6. Pembuangan sampah : Tempat sampah
7. Sumber pencemaran :-
8. Penata halaman : Baik
9. Privasi :-
10. Resiko injuri : Keadaan lantai rumah yang tidak rata,
kamar mandi tanpa pegangan

I. Masalah Kesehatan Kronis

NO Keluhan kesehatan atau gejala yang Selalu Sering Jarang T.Pernah


dirasakan klien dalam waktu 3 bulan (3) (2) (1) (0)
terakhir berkaitan dengan fungsi-fungsi
A Fungsi penglihatan
1. Penglihatan kabur √
2. Mata berair √
3. Nyeri pada mata √
B Fungsi pendengaran √
4. Pendengaran berkurang
5. Telinga berdenging √
C Fungsi paru (pernafasan) √
6. Batuk lama disertai keringat malam
7. Sesak nafas √
8. Berdahak/sputum √
D Fungsi jantung
9. Jantung berdebar-debar √
10. Cepat lelah √
11. Nyeri dada √
E Fungsi pencernaan
12. Mual/muntah √
13. Nyeri ulu hati √
14. Makan dan minum banyak (berlebihan) √
15. Perubahan kebiasaan buang air besar √
(mencret/sembelit)
F Fungsi pergerakan √
16. Nyeri kaki saat berjalan
17. Nyeri pinggang atau tulang belakang √
18. Nyeri persendian atau bengkak √
H Fungsi persarafan
19. Lumpuh atau kelemahan pada kaki dan √

tangan
20. Kehilangan rasa √
21. Gemetar / tremor √
22. Nyeri atau pegal pada daerah tengkuk √
I Fungsi saluran perkemihan √
23. Buang air kecil banyak
24. Sering buang air kecil √
25. Pengeluaran air kemih (ngompol) √
JUMLAH 20
Analisa Hasil
Skor : ≤ 25 : Tidak ada masalah kesehatan kronis s/d, maslah kesehatan kronis ringan
(√)
: 26-50: masalah kesehatan kronis sedang
: ≥ 51 : Masalah kesehatan kronis berat
II. Fungsi Kognitif

NO ITEM PERTANYAAN BENAR SALAH


1 Jam berapa sekarang? √
Jam 11:00
2 Tahun berapa sekarang? √
Tahun 2020
3 Kapan Ny J lahir? √
4 Maret 1942
4 Berapa umur Ny J? √
78 thn
5 Dimana alamat Ny J sekarang? √
Komp Unand
6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama √
Ny J?
4 orang
7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama Ny √
S?
Ny. N, Tn. H, Nn. K
8 Tahun berapa hari kemerdekaan indonesia? √
17 Agustus 1945
9 Siapa nama presiden Republik indonesia sekarang? √
Jokowi
10 Coba hitung angka terbalik dari angka 20 ke 1? √
20,19,18,17,16, 15,14,13,12,11,10,9,8,7,6,5,4,3,2,1
JUMLAH 8 2
Analisa Hasil :
Skore benar : 8-10 : Tidak ada gangguan (√)
Skore benar : 0-7 : Ada gangguan
III.STATUS FUNGSIONAL

No Aktivitas Mandiri Tergantung


(Nilai 1) (0)
1 Mandi dikamar mandi (menggosok, membersihkan, √
dan mengeringkan badan)
2 Menyiapakan pakaian, membuka, dan √
mengenakannya
3 Memakan makanan yang telah disiapkan √
4 Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri √
(menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok gigi)
5 Buang air bersar di WC (membersihkan dan √
mengeringkan daerah bokong
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) √
7 Buang air kecil dikamar mandi (membersihkan dan √
mengeringkan daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih √
9 Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau keluar √
ruangan tanpa lat bantu, seperti tongkat
10 Menjalankan ibadah sesuai kepercayaan yang dianut √
11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti : merapikan √
tempat tidur, mencuci pakaian, memasak dan
membersihkan ruangan
12 Berbelanja untuk kebutuhan sehari dan kebutuhan √
keluarga
13 Mengelola keuangan (menyiapkan dan menggunakan √
uang sendiri
14 Menggunakan sarana transportasi umum untuk √
bepergian
15 Menyiapkan obat dan meminum obat sesuai aturan √
(takaran obat dan waktu minum obat tepat)
16 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk √
kepentingan keluarga dalam penggunaan uang,
aktivitas sosial yang dilakukan dan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktivitas diwaktu luang (kegiatan √
keagamaan, sosial, rekreasi, olahraga, dan
menyalurkan hobi)
JUMLAH POIN MANDIRI 8 9

Analisa Hasil :
Point : 13-17 : Mandiri
Point : 0-12 : Ketergantungan (√)

IV. STATUS PSIKOLOGIS

No Apakah ibu dalam satu minggu terakhir Jawaban


1 Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani? Ya Ya
2 Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan Tidak Ya
aktivitas anda?
3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa? Tidak Tidak
4 Sering merasa bosan/ Tidak Ya
5 Penuh pengharapan akan masa depan? Ya Ya
6 Mempunyai semangat yang baik setiap waktu? Ya Ya
7 Diganggu oleh pikiran yang tidak dapat di Tidak Tidak
ungkapkan?
8 Merasa bahagia disebagian besar waktu? Ya Ya
9 Merasa takut sesuatu yang terjadi pada anda? Tidak Ya
10 Sering kali merasa tidak berdaya/ Tidak Ya
11 Sering merasa gelisah dan gugup? Tidak Tidak
12 Memilih tinggal dirumah dari pada pergi Tidak Ya
melakukan sesuatu yang bermanfaat
13 Sering kali merasa khawatir akan masa depan? Tidak Tidak
14 Merasa mempunyai lebih banyak masalah Tidak Tidak
dengan daya ingat dibandingkan orang lain?
15 Berfikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan Ya Ya
sekarang?
16 Sering kali merasa merana? Tidak Tidak
17 Merasa kurang bahagia? Tidak Tidak
18 Sangat khawatir terhadap masa lalu? Tidak Tidak
19 Merasakan bahwa hidup ini sangat Ya Ya
menggairahkan?
20 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang Tidak Ya
baru?
21 Merasa dalam keadaan penuh semangat? Ya Tidak
22 Berfikir bahwa kehidupan anda tidak ada Tidak Tdak
harapan?
23 Berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik Tidak Tidak
dari pada anda?
24 Sering kali menjadi kesal dengan hal yang Tidak Ya
spele?
25 Sering kali merasa ingin menangis? Tidak Tidak
26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi? Tidak Ya
27 Menikmati tidur Ya Ya
28 Memilih menghindar dari perkumpulan sosial? Tidak Tidak
29 Mudah mengambil keputusan? Ya Tidak
30 Mempunyai fikiran yang jernih? Ya Ya
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 10
Analisa Hasil :
: Terganggu : Nilai 1
: Normal : Nilai 0
Nilai : 6-15 : Depresi ringan sampai sedang (√)
: 16-30 : Depresi berat
: 0-5 : Normal
LAMPIRAN 1

FORMAT ANALISA DATA KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal Symptom Problem Etiologi


14 DS : Nyeri Ketidakmampuan
Januari 1. Klien mengatakan nyeri pada keluarga merawat
2022 kepala pasien yang sakit
2. Klien mengatakan sering
pusing
3. Klien mengatakan kaku
kuduk

DO :
1. TD : 170/100 mmhg
2. Klien tampak sering duduk
3. Klien tampak lemah

Ketidakmampuan
DS :
Kurang keluarga
1. Klien mengatakan sering lupa
pengetahuan mengenal
minum obat
masalah
2. Klien mengatakan sering lupa
makan makanan yang
dilarang

DO :
1. Obat pasien tampak masih
banyak
2. Klien tampak tak menjaga
makan, dan dibiarkan
keluarga

LAMPIRAN 2

FORMAT DIAGNOSIS KEPERAWATAN GERONTIK

NO Tanggal muncul Diagnosa keperawatan


1 14 Januari 2022 Nyeri berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat
pasien sakit

2 14 Januari 2022 Kurang pengetahuan ketidak


mampuan keluarga mengenal
masalah
LAMPIRAN 3

FORMAT RENCANA KEPERAWATAN ASUHAN


KEPERAWATAN GERONTIK

No Diagnosa Tupen Evaluasi Rencana Tindakan


Keperawatan Kriteria standart
1. Nyeri Setelah Keluarga mampu Hipertensi 1. Kaji pengetahuan
berhubungan dilakukan menyebutkan merupakan keluarga tentang
dengan kunjungan defenisi Hypertensi peningkatan tekanan Hypertensi
ketidakmampuan sebanyak dengan bahasa darah dimana 2. Diskusikan dengan
keluarga dalam 5 x 45 sendiri tekanan darah terjadi keluarga tentang
merawat menit diatas normal yaitu pengertian
keluarga yang keluarga lebih dari 140/90 Hypertensi
sakit mampu mmHg. 3. Evaluasi kembali
mengenal pengertian
masalah Hypertensi pada
kesehatan lansia
tentang 4. Berikan pujian pada
Hypertensi keluarga atas
. jawaban yang benar

Keluarga mampu Penyebab : 1. Kaji pengetahuan


menyebutkan 3 dari 1. faktor keluarga tentang
4 penyebab genetik dan penyebab penyakit
hypertensi pengaruh Hypertensi
1. Faktor usia lingkungan 2. Diskusikan dengan
2. Makanan seperti : keluarga tentang
3. pikiran stress, penyebab Hypertensi
kegemukan, 3. Evaluasi kembali
merokok, pengertian penyakit
aktivitas Hypertensi pada
2. faktor usia keluarga
3. pola makan 4. Berikan pujian pada
yang tidak keluarga atas
seimbang jawaban yang benar
4. faktor
keturunan

Keluarga mampu Keluarga memberi 1. Kaji keputusan yang


memutuskan keputusan untuk diambil keluarga
merawat lansia merawat lansia 2. Diskusikan dengan
dengan Hypertensi dengan Hypertensi keluarga tentang
keputusan yang telah
diambil
3. Evaluasi kembali
tentang keputusan
yang telah diambil
4. Berikan pujian pada
keluarga atas
jawaban yang benar

Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan


merawat anggota keluarga tentang
keluarga dengan cara merawat
hypertensi anggota keluarga yg
sakit

2. Diskusikan dengan
keluarga tentang
cara merawat
anggota keluarag yg
sakit
3. Evaluasi kembali
tentang merawat
anggota keluarga yg
sakit
4. Berikan pujian pada
keluarga atas
jawaban yang benar

Keluarga mampu Perawatan 1. Kaji pengetahuan


mendemontrasikan Hypertensi : keluarga tentang
cara perawatan 1. Teknik cara merawat
Hypertensi relaksasi anggota keluarga yg
dengan tarik sakit
nafas dalam 2. Demontrasikan cara
2. kompres perawatan
hangat Hypertensi
didaerah dahi 3. Evaluasi kembali
3. Hindari tentang merawat
merubah lansia dengan
posisi secara Hypertensi
mendadak 4. Berikan pujian pada
keluarga atas
jawaban yang benar

Keluarga dapat Lingkungan yang 1. Kaji pengetahuan


menyebutkan 2 dari dapat menunjang keluarga tentang
4 lingkungan yang kesehatan : pencegahan
mendukung 1. Lingkungan Hypertensi
kesehatan lansia rmh yg 2. Diskusikan bersama
nyaman keluarga bagaiman
2. Hindari lingkungan yang
kebisingan dapat menunjang
3. Hindari kesehatan lansia
permasalahan 3. Evaluasi kembali
yang dapat tentang bagaimana
meningkatka lingkungan yang
n emosi dapat menunjang
4. Istirahat yang kesehatan lansia
cukup 4. Berikan pujian pada
5. Dapat keluarga atas
mengendalik jawaban yang benar
an emosi dan
menikmati
hidup

Keluarga mampu 1. Memanfaatka 1. Kaji pengetahuan


menyebutkan 1 dari n fasilitas keluarga tentang
3 keuntungan kesehatan manfaat pelayanan
fasilitas kesehatan untuk kesehatan bagi lansia
mencegah 2. Diskusikan bersama
sedini keluarga bagaiman
mungkin manfaat pelayanan
masalah kesehatan bagi lansia
Hypertensi 3. Evaluasi kembali
pada tentang bagaimana
keluarga memanfaatkan
2. Untuk pelayanan kesehatan
mengetahui lansia
dan 4. Berikan pujian pada
memeriksa keluarga atas
maslaah jawaban yang benar
kesehatan
3. Sebagai
pelayanan
pengobatan

Keluarga dapat Lingkungan yang 1. Kaji pengetahuan


menyebutkan 2 dari dapat menunjang keluarga tentang
4 lingkungsn yang kesehatan : pencegahan
mendukung 1. Lingkungan Hypertensi
kesehatan rumah yg 2. Diskusikan bersama
nyaman keluarga bagaimana
2. Hindari lingkungan yang
kebisingan dapat menunjang
3. Hindari kesehatan
permasalahan 3. Evaluasi kembali
yang dapat tentang bagaimana
meningkatka lingkungan yang
n emosi dapat menunjang
4. Istirahat yang kesehatan terhadap
cukup semua anggota
5. Kendalikan keluarga
emosi dan 4. Berikan pujian pada
menikmati keluarga atas
hidup jawaban yang benar

Keluarga mampu 1. Memanfaatka 1. Kaji pengetahuan


menyebutkan 1 dari n fasilitas keluarga tentang
2 keuntungan kesehatan pencegahan
fasilitas kesehatan untuk Hypertensi
mencegah 2. Diskusikan bersama
sedini keluarga bagaimana
mungkin lingkungan yang
masalah dapat menunjang
Hypertensi kesehatan
pada 3. Evaluasi kembali
keluarga tentang bagaimana
2. Untuk lingkungan yang
mengetahui dapat menunjang
dan kesehatan terhadap
memeriksa semua anggota
masalah keluarga
kesehatan 4. Berikan pujian pada
3. Sebagai keluarga atas
pelayanan jawaban yang
kesehatan

2 Kurang Setelah Keluarga mampu Hipertensi 1. Kaji pengetahuan


pengetahuan dilakukan menyebutkan merupakan keluarga tentang
berhubungan kunjungan defenisi Hypertensi peningkatan tekanan pengabaian
dengan sebanyak dengan bahasa darah dimana 2. Diskusikan dengan
ketidakmampuan 5 x 45 sendiri tekanan darah terjadi keluarga tentang
keluarga menit diatas normal yaitu pengertian
mengenal keluraga lebih dari 140/90 Hypertensi dengan
masalah mampu mmHg. lembar balik/ leaflet
merawat 3. Evaluasi kembali
keluarga pengertian
yang sakit Hypertensi pada
Hypertensi keluarga
4. Berikan pujian pada
keluarga atas
jawaban yang benar

Keluarga mampu Penyebab : 1. Kaji pengetahuan


menyebutkan3 dari 1. faktor keluarga tentang
penyebab genetik dan penyebab Hypertensi
Hypertensi pengaruh 2. Diskusikan dengan
lingkungan keluarga tentang
seperti : penyebab Hypertensi
stress, 3. Evaluasi kembali
kegemukan, penyebab dan faktor
merokok, resiko Hypertensi
aktivitas 4. Berikan pujian pada
2. faktor usia keluarga atas
3. pola makan jawaban yang benar
yang tidak
seimbang
4. faktor
keturunan
Keluarga mampu Tanda dan gejala : 1. Kaji pengetahuan
menyebutkan 3 dari 1. Nyeri kepala tentang tanda dan
tanda dan gejala saat terjaga gejala Hypertensi
Hypertensi 2. kadang- 2. Diskusikan dengan
kadang keluarga tentang
disertai mual tanda dan gejala
dan muntah, Hypertensi dengan
3. pandangan menggunakan
kabur lembar balik/ leaflet
3. Evaluasi kembali
tentang tanda dan
gejala Hypertensi
pada keluarga
4. Berikan pujian pada
keluarga atas
jawaban yang benar

Keluarga mampu Keluarga 1. Kaji keputusan yg


memutuska merawat memberikan diambil oleh
anggota keluarga yg keputusan untuk keluarga
hypertensi merawat keluarga yg 2. Diskusikan dengan
hypertensi keluarga tentang
keputusan yg telah
diambil
3. Evaluasi kembali
tentang keputusan yg
telah diambil
4. Berikan pujian pada
keluarga atas
jawaban yang benar
Keluarga mampu 1. Berikan 1. Kaji pengetahuan
merawat anggota informasi keluarga tentang
keluarga yang kepada cara merawat
hypertensi keluarga anggota keluarga yg
2. Mengkaji hypertensi
pola makan 2. Diskusikan dengan
saat ini dan keluarga tentang
sebelumnya merawat anggota
keluarga yg
hypertensi
3. Evaluasi kembali
tentang merawat
anggota keluarga
yang hypertensi
4. Berikan pujian pada
keluarga atas
jawaban yang benar

Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan


melakukan keluarga tentang
perawatan dirumah cara merawat
anggota keluarga yg
hypertensi
2. Demonstrasikan cara
perawatan
Hypertensi
3. Evaluasi kembali
tentang merawat
anggota keluarga
yang hypertensi
4. Berikan pujian pada
keluarga atas
jawaban yang benar

Keluarga dapat Lingkungan yang 1. Kaji pengetahuan


menyebutkan 2 dari dapat menunjang keluarga tentang
4 lingkungsn yang kesehatan : pencegahan
mendukung 1. Lingkungan Hypertensi
kesehatan rumah yg 2. Diskusikan bersama
nyaman keluarga bagaimana
2. Hindari lingkungan yang
kebisingan dapat menunjang
3. Hindari kesehatan
permasalahan 3. Evaluasi kembali
yang dapat tentang bagaimana
meningkatka lingkungan yang
n emosi dapat menunjang
4. Istirahat yang kesehatan terhadap
cukup semua anggota
5. Kendalikan keluarga
emosi dan 4. Berikan pujian pada
menikmati keluarga atas
hidup jawaban yang benar

Keluarga mampu 1. Memanfaatka 1. Kaji pengetahuan


menyebutkan 1 dari n fasilitas keluarga tentang
2 keuntungan kesehatan pencegahan
fasilitas kesehatan untuk Hypertensi
mencegah 2. Diskusikan bersama
sedini keluarga bagaimana
mungkin lingkungan yang
masalah dapat menunjang
Hypertensi kesehatan
pada 3. Evaluasi kembali
keluarga tentang bagaimana
2. Untuk lingkungan yang
mengetahui dapat menunjang
dan kesehatan terhadap
memeriksa semua anggota
masalah keluarga
kesehatan 4. Berikan pujian pada
3. Sebagai keluarga atas
pelayanan jawaban yang benar
kesehatan
LAMPIRAN 4

FORMAT CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


(CATATAN PERAWATAN / PERKEMBANGAN)
No No. Diagnosa Tanggal/jam Implementasi TT
1 1 14 Januari 1. Mengkaji pengetahuan
2022 keluarga tentang penyakit
(11:00) hypertensi
2. Mendiskusikan dengan
anggota keluarga tentang :
- Penyebab hypertensi
: makanan yang
banyak mengandung
garam, banyak
makanan
mengandung santan
- Cara pencegahan :
membatasi makanan
yang berminyak dan
bergaram.
- Tanda dan gejala
kelemahan fisik
lansia : kekuatan
otot yang menurun,
penyakit yang
diderita oleh lansia,
dan faktor usia.
- Memodifikasi
lingkungan :
penataan ruangan
yang baik untuk
lansia.
- Fasilitas kesehatan
yang dapat lansia
peroleh untuk
memenuhi
pelayanan
kesehatan.
2 3. Mengevaluasi kembali
tentang diskusi yang telah
dilaksanakan
4. Memberikan pujian atas
jawaban yang diberikan

1 14 Januari 1. Mengkaji pengetahuan


2022 keluarga tentang penyakit
(11:30) hypertensi
2. Mendiskusikan dengan
anggota keluarga tentang :
- Penyebab hypertensi
: makanan yang
banyak mengandung
garam, banyak
makanan
mengandung santan
- Cara pencegahan :
membatasi makanan
yang berminyak dan
bergaram.
- Tanda dan gejala
kelemahan fisik
lansia : kekuatan
otot yang menurun,
penyakit yang
diderita oleh lansia,
dan faktor usia.
- Memodifikasi
lingkungan :
penataan ruangan
yang baik untuk
3 lansia.
- Fasilitas kesehatan
yang dapat lansia
peroleh untuk
memenuhi
pelayanan
kesehatan.
3. Mengevaluasi kembali
tentang diskusi yang telah
dilaksanakan
4. Memberikan pujian atas
jawaban yang diberikan

1 14 Januari a) Mengkaji pengetahuan


2022 keluarga tentang
(13:00) pencegahan Hypertensi
b) Mendiskusikan bersama
keluarga bagaiman
lingkungan yang dapat
menunjang kesehatan lansia
c) Mengevaluasi kembali
tentang bagaimana
lingkungan yang dapat
menunjang kesehatan lansia
d) Memberikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar
LAMPIRAN 5

FORMAT EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Hari/ Tgl. Evaluasi

1 14 Januari S:
2022 - Klien dan keluarga mengatakan belum paham
benar dengan hipertensi
O:
- Klien tampak belum paham dan mengerti
- Klien dan keuluarga masih tampak bingung
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai