Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

O DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERSEPSI SENSORI : KATARAK
DI PANTI WERDHA STELLA MARRIS BOGOR
TAHUN 2019

D
I
S
U
S
U
N

Oleh

1. DINDA FIBIYANTI
2. OKTAVIANI DWI LESTARI
3. RIDWAN FIRMANSYAH
4. SHINTA KUSUMA WARDHANI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR
TAHUN 2019
2

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus ini yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Gerontik Pada Ny.O Dengan Gangguan Sistem Persepsi Sensori Katarak di

Panti Werdha Stella Maris Bogor. Dalam pembuatan laporan ini, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik di lihat dari segi isi

maupun cara penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun untuk kesempurnaan laporan ini.   

Bogor,  Februari 2019

                                                                                                           Penulis


3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

              Katarak menjadi penyebab kebutaan nomor satu didunia karena penyakit ini

menyerang tanpa disadari oleh penderitanya. Katarak terjadi secara perlahan - lahan.

Katarak baru terasa mengganggu setelah tiga sampai lima tahun menyerang lensa mata.

              Pada tahun 2020 diperkirakan penderita penyakit mata dan kebutaan meningkat

dua kali lipat. Padahal 7,5% kebutaan didunia dapat dicegah dan diobati. Kebutaan

merupakan masalah kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi yang serius bagi setiap

negara. Studi yang dilakukan Eye Disease evalence Research Group (2004)

memperkirakan, pada 2020 jumlah penderita penyakit mata dan kebutaan didunia akan

mencapai 55 juta jiwa. Prediksi tersebut menyebutkan, penyakit mata dan kebutaan

meningkat terutama bagi mereka yang telah berumur diatas 65 tahun. Semakin tinggi

usia, semakin tinggi pula resiko kesehatan mata. WHO memiliki catatan mengejutkan

mengenai kondisi kebutaan didunia, khususnya dinegara berkembang.

              Saat ini terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, 60% diantaranya berada

di negara miskin atau berkembang. Ironisnya Indonesia menjadi Negara tertinggi di

Asia Tenggara dengan angka sebesar 1,5%. Menurut Spesialis Mata dari RS Pondok

Indah Dr Ratna Sitompul SpM, tingginya angka kebutaan di Indonesiadisebabkan usia

harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat. “karena beberapa penyakit mata

disebabkan proses penuaan. “Artinya semakin banyak jumlah penduduk usia tua,

semakin banyak pula penduduk yang berpotensi mengalami penyakit mata.

              Hingga kini penyakit mata yang banyak ditemui di Indonesia adalah katarak

(0,8%), glukoma (0,2%) serta kelainan refraksi (0,14%). Katarak merupakan kelainan
4

mata yang terjadi karena perubahan lensa mata yang keruh. Dalam keadaan normal

jernih dan tembus cahaya. Selama ini katarak banyak diderita mereka yang berusia tua.

Karena itu, penyakit ini sering diremehkan kaum muda. Hal ini diperkuat berdasarkan

data dari Departemen Kesehatan Indonsia (Depkes) bahwa 1,5 juta orang Indonesia

mengalami kebutaan karena katarak dan rata - rata diderita yang berusia 40 - 55 tahun.

              Penderita rata - rata berasal dari ekonomi lemah sehingga banyak diantara

mereka tidak tersentuh pelayanan kesehatan. Dan kebanyakan katarak terjadi karena

proses degeneratif atau semakin bertambahnya usia seseorang. Bahkan, dari data

statistik lebih dari 90 persen orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak, sekitar 55

persen orang berusia 75 - 85 tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak

(Irawan, 2008).

1.2. Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan Umum

Untuk memberikan gambaran yang nyata tentang asuhan keperawatan pada

Ny.O dengan Gangguan Sistem Penglihatan Katarak di Panti Werdha Stella Maris

Bogor.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Untuk melakukan pengkajian Pada Ny.O dengan Gangguan Sistem Persepsi

Sensori : Katarak

2. Untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.O dengan Gangguan

Sistem Persepsi Sensori : Katarak

3. Untuk menyusun rencana tindakan pada Ny.O dengan Gangguan Sistem

Persepsi Sensori : Katarak


5

4. Untuk melaksanakan rencana tindakan keperawatan pada Ny.O dengan

Gangguan Sistem Persepsi Sensori : Katarak

5. Untuk mengevaluasi hasiltindakan keperawatan pada Tn.P dengan Gangguan

Sistem Persepsi Sensori : Katarak

1.3. Manfaat Penulisan

1. Bagi Panti Werdha Stella Marris diharapkan laporan kasus ini sebagai bahan

masukan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Ny.O dengan Gangguan

Sistem Persepsi Sensori : Katarak

2. Bagi pasien diharapkan hasil penulisan laporan kasus ini sebagai bahan masukan

dalam  menambah pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan pada Ny.O

Gangguan Sistem Persepsi Sensori : Katarak

3. Bagi institusi diharapkan hasil penulisan laporan kasus ini sebagai bahan bacaan

dengan kegiatan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Ny.O dengan

Gangguan Sistem Persepsi Sensori : Katarak

4. Manfaat bagi penulis diharapkan hasil penulisan laporan ini sebagai pengalaman

langsung dan masukan tentang Asuhan Keperawatan pada Ny.O dengan Gangguan

Sistem Persepsi Sensori : Katarak


6

BAB 2

LANDASAN TEORITIS

2.1  Katarak

2.1.1   Defenisi

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,

denaturasi protein lensa atau akibat keduanya (Ilyas, 2011). Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang

mengubah gambaran yang di proyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara

bertahap (Istiqomah, 2010)

Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa didalam kapsul lensa.

Umumnya terjadi akibat proses penuaan yang terjadi pada semua orang yang berusia lebih dari 65 tahun. (Muttaqin,

2010).

Jadi, dapat disimpulkan katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya transparan dan dilalui cahaya menuju

retina, dapat disebabkan oleh berbagai hal sehingga terjadi kerusakan penglihatan.

2.1.2  Anatomi Fisiologi

Bola mata merupakan organ sferis dengan diameter kurang lebih 2,5 cm, yang terletak pada bagian anterior orbit.

Bola mata terdiri dari beberapa lapisan. Kuat dan tidak elastic yang menyususn sclera ini akan mempertahankan bentuk

bola mata dan memberikan proteksi terhadap bangunan - bangunan halus dibawahnya.
7

            Didalam mata ada 3 lapisan yaitu :

1.    Lapisan luar, yang terdiri dari :

-          Sclera

-          Kornea

2.    Lapisan tengah, yang terdiri dari :

-          Koroid

-          Badan (korpus) siliare

-          Iris

3.    Lapisan dalam, yang terdiri dari :

-          Retina

-          Fundus optic ,Lensa dan Badan vitreus

Pada mata terdapat 7 otot volunter dari orbit, 6 diantaranya adapat memutar bola mata pada beberapa perintah

dan mengkoordinasi pergerakan mata. Pergerakan mata yang terkoordinasi dan visus yang adekuat diperlukan

untuk smemungkinkan fovea sentralis pada masing - masing mata untuk menerima gambaran pada waktu yang

sama.gambaran berfokus dari fovea masing - masing mata, ditranmisikan ke area optic dari korteks serebri, tempat

otak menginterpretasikan dua gambaran sebagai suatu gambaran.

2.1.3   Etiologi Katarak


8

          Katarak disebabkan oleh berbagai faktor seperti :

1.      Fisik

2.      Kimia

3.      Penyakit predisposisi

4.      Genetik dan gangguan perkembangan

5.      Infeksi virus di masa pertumbuhan janin

6.      Usia

2.1.4   Klasifikasi Katarak

          Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Katarak congenital, katarak yang sudah terlihatpada usia kurang dari 1 tahun.

2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.

3. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun

Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi :

1.    Katarak traumatika


9

     Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul maupun tajam.Rudapaksa ini dapat

mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monokular). Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar - X,

Radioaktif, dan benda asing.

2.    Katarak toksika

     Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu.Selain itu, katarak ini juga dapat

terjadi karena penggunaan obat seperti kortikosteroid dan chlorpromazine.

3.   Katarak komplikata

Katarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selai itu, katarak ini juga dapat terjadi karena

penggunaan obat seperti diabetes mellitus, hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan local seperti uveitis, glaucoma, dan

miopia atau proses degenerasi pada satu mata lainnya.

Berdarakan stadium, katarak senile dapat dibedakan menjadi :

1. Katarak insipient

Merupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih berbentuk bercak – bercak kekeruhan yang tidak teratur.

2. Katarak imatur
10

Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung, menyebabkan terjadinya myopia, dan iris terdorong

kedepan serta bilik mata depan menjadi dangkal.

3. Katarak matur

Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan lensa.

4. Katarak hipermatur

Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nucleus lensa

tenggelam di dalam korteks lensa (Tamsuri, 2008).

2.1.5 Manifestasi Klinis Katarak

Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif.Biasanya pasien mengalami penurunan ketajaman penglihatan

dan silau serta gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan. Temuan

objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan

oftalmoskop.

Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi

bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan

distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam, akan tampak kekuningan, abu - abu atau

putih. Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun - tahun, dan ketika katarak sudah sangat memburuk, lensa

koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu memperbaiki penglihatan.
11

2.1.6   Patofisiologi

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju, mempunyai
kekuatan refraksi yang besar.  Lensa mengandung tiga komponen anatomis.  Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer
ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan posterior.  Dengan bertambahnya usia, nukleus
mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan . Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior
dan poterior nukleus.  Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna seperti kristal salju.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.  Perubahan dalam serabut halus multipel
(zonula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa.  Perubahan kimia dalam protein lensa dapat
menyebabkan koagulasi, sehingga mengaburkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina.  Salah satu
teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut
lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar.  Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam
melindungi lensa dari degenerasi.  Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan
pasien yang menderita katarak.
Katarak bisa terjadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma atau sistemis (diabetes) tetapi paling sering karena
adanya proses penuaan yang normal.  Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar
UV, obat-obatan, alkohol, merokok, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu yang lama.
12

2.1.7 Komplikasi

Adapun komplikasi yang umumnya terjadi pada pasien yang mengalami penyakit katarak adalah sebagai berikut :

1. Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan uvea, sehingga menimbulkan reaksi radang /

alergi.

2. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga mengganggu aliran cairan bilik mata depan.
13

2.1.8   Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada penderita katarak adalah sebagai berikut:

 Kartu mata snellen/mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor,

kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.

 Lapang Penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis, glukoma.

 Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)

 Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.

 Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma

 Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan.

 Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.

 EKG, kolesterol serum, lipid

 Tes toleransi glukosa : kontrol DM

 Keratometri.

 Pemeriksaan lampu slit.

 A-scan ultrasound (echography).

 Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi & implantasi.


14

 USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.

2.1.9   Penatalaksanaan

Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan pembedahan laser.Namun, masih terus dilakukan

penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan

pengisapan keluar melalui kanula.

          Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ketitik dimana pasien

melakukan aktivitas hidup sehari - hari, maka penanganan biasanya konservatif.Penting dikaji efek katarak terhadap

kehidupan sehari - hari pasien. Mengkaji derajat gangguan fungsi sehari - hari, aktivitas, kemampuan bekerja, ambulasi,

dan lain - lain, sangat penting untuk menentukan terapi mana yang paling cocok bagi masing - masing penderita.

          Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja ataupun

keamanan.Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih

buruk lagi.Pembedahan katarak adalah pembedahan yang paling sering dilakukan pada orang berusia lebih dari 65 tahun

keatas.Kebanyakan operasi dilakukan dengan anastesia local (retrobulbar atau peribulbar, yang dapat mengimobilisasi

mata).Obat penghilang cemas dapat diberikan untuk mengatasi perasaan klaustrofobia sehubungan dengan draping bedah.

          Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak : ekstraksi intrakapsuler dan

ekstrakapsuler. Indikasi intervensi bedah adalah hilangnya penglihatan yang mempengaruhi aktivitas normal pasien atau
15

katarak yang menyebabkan glaukoma atau mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler lain, seperti retinopati

diabetika.

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1.  PENGKAJIAN INDIVIDU

A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
1. Identitas diri klien
- Nama lengkap : Ny O
- Tempat tanggal lahir : Kulon Progo, 22 juni 1942
- Jenis kelamin : Perempuan
- Status perkawinan : Janda
- Agama : Katholik
- Suku bangsa : Jawa
- Pendidikan terakhir : SD
- Diagnose medis : (bila ada)
- Alamat : Rawakalong
2. Keluarga atau orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi
- Nama : Tn. W
- Alamat : Bekasi
- No.telepon : 081368005291
- Hubungan dengan klien: Saudara kandung
3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi
- Pekerjaan saat ini :-
16

- Pekerjaan sebelumnya: -
- Sumber pendapatan : -
- Kecukupan pendapatan: -
4. Aktivitas rekreasi
- Hobi : Bernyanyi
- Bepergian/wisata : Ke tempat sanak family
- Keangotaan organisasi: -
- Lain-lain :-
5. Riwayat keluarga
a. Saudara kandung
- Nama : Tn W
- Umur : 66 Tahun
- Keadaan saat ini : Sehat
b. Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir)
- Nama :
- Umur :
- Penyebab kematian :

B. POLA KEBIASAAN SETIAP HARI


B.     Pola kebiasaan setiap hari
1.    Nutrisi
  Frekuensi makan : 3X sehari
  Nafsu makan : Normal
  Jenis makanan : Nasi+sayur+sambal
  Kebiasaan sebelum Makan : Cuci tangan
  Makanan yang tidak disukai : Daging ayam, telur
  Alergi terhadap makanan : tidak ada
  Pantangan makanan : tidak ada
17

  Keluhan yang berhubungan dengan makan: tidak ada

2.      Eliminasi
a.       BAK
  Frekuensi   dan waktu : 3X sehari
  Kebiasaan BAK pada malam hari : tidak ada
  Keluhan yang berhubungan dengan BAK : tidak ada

b.    BAB
  Frekuensi dan waktu : 1X /2hari
  Konsistensi : Lembab
  Keluhan yang berhubungan dengan BAB : tidak ada
  Pengalaman memakai Laxantif/pencahar : tidak ada

3.      Personal hygiene


a.       Mandi
  Frekuesi dan waktu mandi : 3X sehari
  Pemakaian sabun ( ya/tidak ) : ya
b.      Oral hygiene
  Frekuensi dan gosok gigi : 3X sehari
18

  Menggunakan pasta gigi : ya


c.       Cuci rambut
  Frekuensi : 1X seminggu                        
  Penggunaan shampoo ( ya/tidak ) : ya
d.      Kuku dan tangan
  Frekuensi gunting kuku : 1x dua minggu
  Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : ya

4.      Istirahat dan tidur


  Lama tidur malam : 8 jam
  Tidur siang : 2 jam
  Keluhan yang berhubungan dengan tidur : tidak ada

5.      Kebiasaan mengisi waktu luang


a.       Olaraga                        : -
b.      Nonton TV                  : ya
c.       Berkebun/memasak     : ya
d.      Lain-lain                      : -
6.      Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan ( jenis/frekuensi/jumlah/lama pakai )
a.       Merokok ( ya/tidak ) : tidak ada
b.      Minuman keras ( ya/tidak ) : tidak ada
c.       Ketergantungan terhadap Obat ( ya/tidak ) : tidak ada
19

7.      Uraian kronologis kegiatan sehari-hari


Jenis kegiatan Lama waktu untuk setiap kegiatan
1. memasak2.mengambil cokelat Jam 5.30-7.30
3.bersih-bersih rumah Jam 11.00-12.00
4.cuci piring Jam 7.30-8.30
5.cuci baju Jam 8.30-9.00
6.tidur siang Jam 04.00-05.00
Jam 13.30-15.30

C.    Status kesehatan


1.      Status kesehatan saat ini
a.       Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : tidak ada
b.      Gejala yang dirasakan : tidak ada
c.       Factor pencetus : tidak ada
d.      Timbul keluhan : ( ) mandadak           ( ) bartahap
e.       Waktu mulai timbulnya keluhan : tidak ada
f.       Upaya mengatasi : tidak ada
  Pergi ke RS/klinik pengobatan
  Pergi kebidan atau perawat
20

  Mengonsumsi obat-obatan sendiri


  Mengonsumsi obat-obatan tradisional
  Lain-lain

2.      Riwayat kesehatan masa lalu


a.       Penyakit yang pernah
diderita                                    : sakit kepela berat, hipotensi
b.      Riwayat alergi ( obat, debu,    : tidak ada
makanan, dan lain-lain )
c.       Riwayat kecelakaan                : ada
d.      Riwayat dirawat di RS           : tidak ada
e.       Riwatyat pemakaian Obat      : tidak ada

3.      Pengkajian/pemeriksaan fisik ( observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi,


Dan palpasi )
a.       Keadaan umum ( TTV )          : ND : 20x/i
 TD: 110/80 mmHg
 RR:  18x/i
 S  : 36,50C
Kesadaran umum                    : Compos Mentis
Penampilan umum                   : Pasien tampak baik-baik saja
Klien tampak sehat/sakit/sakit berat: Pasien Tampak sehat
21

b.      BB/TB                                     : 55 kg/148 cm


c.       Rambut
Inspeksi: kepala simetris
Palpasi: normal
Jenis rambut : ikal
Warna rambut : putih
Kebersihan rambut/kulit kepala: cukup bersih (sedikit berketombe)

d.      Mata
Fungsi pengihatan: kabur (min:2,6)    Palpebra: terbuka
Ukuran pupil: simetris                         isokor
Konjuntiva: tidak pucat                      sclera: putih
Lensa/iris: adanya kekeruhan lensa
Oedema palpebra: tidak ada
Pupil: miosis
Replek cahaya : (+)

e.       Telinga
Fungsi pendengaran: tidak baik          fungsi keseimbangan: tidak baik
Kebersihan: sedikit kotor                               
Daun telinga: simetris                         Mastoid: tidak ada
22

Secret: ada sedikit


Warna sekret: abu-abu

f.       Mulut,gigi,dan bibir


Membrane mukosa: agak kering                     kebersihan mulut: bersih
Keadaan gigi: tidak lengkap, menggunakan gigi palsu
Tanda radang(bibir, gusi, lidah): tidak ada radang
Kesulitan menelan: tidak ada

g.      Dada
Inspeksi: normal (retrasi dinding dada tidak ada)
Palpasi: normal (ekspansi paru simetris)
Perkusi: tidak resonan pada kedua paru
Auskultasi: Vesikuler

h.      Abdomen
Insfeksi: simetris
Auskultasi: BU 12 x/i
Perkusi: tympani
Palpasi: tidak ada pembesaran hepar ataupun limfa

i.        Kulit
23

Warna kulit(sianosi,ikterus, pucat, eritema, dll): normal


Kelembapan: kulit pasien agak lembab dan keriput
Turgor kulit: baik
Ada atau tidaknya edema: tidak ada
           
j.        Ektermitas atas                        : 5555
k.      Ektermitas bawah                   : 5555

D.    Hasil pengkajian khusus ( format terlampir )


1.      Masalah kesehatan kronis             :tidak ada
2.      Fungsi kognitif                              :
3.      Status fungsional                          :
4.      Status psikologis ( skala depresi)  : tidak ada
5.      Dukungan keluarga                       : suami, anak dan keluarga

E.     Lingkungan tempat tinggal


1.      Kebersihan dan kerapian ruangan : bersih dan rapi
2.      Penerangan                                    : baik
3.      Sirkulasi darah                              : normal
4.      Keadaan kamar mandi dan WC    : bersih
5.      Pembuangan air kotor                   : ada
6.      Sumber air minum                         : sumur
24

7.      Pembuangan sampah                     : ada


8.      Sumber pencemaran                      : ada
9.      Penataan halaman ( kalau ada )     : baik
10.  Privasi                                           : -
11.  Resiko injuri                                  :tidak ada

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Sosial
Hubungan klien dengan lansia yang lain baik, terbukti klien suka ngobrol dengan lansia yang lain, klien mengatakan betah
berada di panti werdha garut ini, karena ini adalah keinginannya sendiri untuk berada di tempat ini.
b. Masalah Emosional
Pertanyaan Tahap I

1) Apakah klien mengalami sukar tidur ?


Klien mengatakan tidak mengalami sukar tidur, karena tiap malam tidurnya selalu pules.

2) Apakah klien sering merasa gelisah ?


Saat di lakukan pengkajian klien mengatakan tidak merasa gelisah.

3) Apakah klien sering murung atau menangis sendiri ?


Saat di lakukan pengkajian klien mengatakan kalau klien tidak sering murung atau menangis sendirian.

4) Apakah kien sering was-was atau kuatir ?


Saat di lakukan pegkajian klien mengatakan hatinya selalu tenang dan tidak pernah merasa was-was ataupun kuatir.

Petanyaan Tahap 2
25

1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ?
Klien mengatakan sering merasa pusing setiap hari saat bangun tidur.
2. Ada masalah atau banyak pikiran ?
Saat pengkajian klien mengatakan tidak punya masalah atau pikiran.
3. Ada gangguan/masalah dengan anggota keluarga ?
Klien mengatakan mempunyai masalahnya dengan adiknya tetapi,anggota keluarganya yang lain masih sering menemui
klien bahkan sesekali membawa klien pulang seperti saat di hari raya.
4. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter?
Klien mengatakan tidak pernah meminum obat tidur, karena tidur klien tiap hari pules.
5. Cenderung mengurung diri ?
Klien tidak pernah mengurung diri di kamar, terbukti klien suka ngobrol di kamar teman sebelahnya.

MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+)

C. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Menurut penuturan klien, klien beragama katholik, klien selalu berdoa menurut agama dan keyakinan yang ia anut dan klien yakin
akan kematian, bahwa kematian itu rahasia Tuhan dan pasti akan terjadi.

D. Pengkajian Fungsional Klien


c. Modifikasi dari Barthel Indeks
NO KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN
26

BANTUAN

1. Makan 10 Frekwensi : 3 x sehari

Jumlah : 1 porsi habis

Jenis : nasi + lauk


paik

2. Minum 10 Frekwensi : ± 4 x
sehari

Jumlah : ± 4 gelas

Jenis : air putih

3. Berpindah dari kursi 15 Tidak menggunakan


roda ke tempat tidur, kursi roda, bisa
sebaliknya berpindah sendiri.

4. Personal toilet (cuci 5 Frekwensi :


muka, menyisir
b. cuci muka tiap
rambut, gosok gigi)
pagi dan sehabis
makan
c. menyisir rambut 1
x sehari
d. gosok gigi 2x
27

sehari
5. Keluara masuk toilet 10 Mandi sendiri.
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)

6. Mandi 15 Frekwensi : 2 x sehari

7. Jalan di permukaan 5 Klien bisa berjalan


datar sendiri

8. Naik turun tangga 10 Klien mampu naik


turun tangga sendiri

9. Mengenakan pakaian 10 Klien mampu


mengenakan paiakan
sendiri.

10. Kontrol BAB 10 Frekwensi : 1 x sehari

Konsistensi : padat

11. Kontrol BAK 10 Frekwensi : 3 x sehari

Warna : pekat

12. Olahraga/latihan 10 Frekwensi : tiap hari

Jenis : relaksasi,
berjemur
28

13. Rekreasi/pemanfaatan 10 Frekwensi :


waktu luang
Jenis : jalan-jalan

Interprestasi

Dengan Skor 130 Ny E termasuk Mandiri

d. Masalah kesehatan kronis


No Keluhan kesehatan atau gejala Selalu Sering Jarang T. per
yang dirasakan klien dalam ( 3 ) (2) (1) (0)
waktu 3 bulan terakhir berkaitan
dengan fungsi-fungsi
A. Fungsi penglihatan
1.      Penglihatan kabur    
   
2.      Mata berair
   
3.      Nyeri pada mata

B. Fungsi pendengaran
4.      Pendengaran berkurang    
   
5.      Telinga berdenging

C. Fungsi paru ( pernapasan )


6.      Batuk lama disertai
29

keringat malam    
   
7.      Sesak napas
   
8.      Berdahak atau sputum

D. Fungsi jantung
9.      Jantung berdebar-debar    
   
10.  Cepat lelah
   
11.  Nyeri dada

E. Fungsi pencernaan
12.  Mual/muntah    

F. 13.  Nyeri ulu hati    


   
14.  Makan dan minum
banyak ( berlebihan )

15.  Perubahan kebiasaan    


buang air besar ( mencret
atau sembelit )

G. Fungsi pendengaran
16.  Nyeri kaki saat berjalan    

17.  Nyeri pinggang atau


   
30

tulang belakang
   
18.  Nyeri
persendiaan/bengkak

H. Fungsi persarafan
19.  Lumpuh/kelemahan pada    
kaki atau tangan

20.  Kehilangan rasa


   
21.  Gemetar/tremor    
   
22.  Nyeri/pegal pada daerah
tengkuk

I. Fungsi saluran perkemihan


23.  Buang air kecil banyak
   
24.  Sering buang air kecil
pada malam hari
   
25.  Tidak mampu mengotrol    
pengeluaran air kemih
( ngompol )

Jumlah
31

S< 25        : tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kesehatan    kronis ringan
S26-50      : masalah kesehatan kronis sedang
> 51        : masalah kesehatan kronis berat

e. Fungsi Kognitif
Pengkajian fungsi kognitifdilakukan dalam rangka mengkaji kemampuaan klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang,
tempat, serta daya ingat.
Petunjuk : isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan respons klien :
No Item pertanyaan Benar Salah
1. Jam berapa sekarang ?    
Jawab : jam gak tau
2. Tahun berapa sekarang ?    
Jawab :2019
3. Kapan bapak/ibu lahir ?    
Jawab : 22 juni 1942
4. Barapa umur bapak/ibu sekarang ?    
Jawab : 69 tahun
5. Dimana alamat bapak/ibu sekarang ?    
Jawab : desa img permu kepahiang
6. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal    
bersama bapak/ibu sekarang ?
Jawab :2 orang
7. siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama    
bapak/ibu ?
jawab : Koh Wan
8. tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia ?    
jawab : 1945
32

9. siapa nama presiden Indonesia sekarang ?    


jawab : jokowi
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1    
Jawab :
20,19,18,17,16,15,14,13,12,11,10,9,8,7,6,5,4,3,2,1,
JUMLAH BENAR 9

Analisa Hasil :
Skor benar : 8-10 : Tidak ada gangguan
Skor benar : 0-7   : Ada gangguan

a. Status Fungsional
Modifikasi indeks kemandiriaan katz
Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klienn dalam, menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kemandirian
berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi actual klien dan bukan pada
kemampuan , artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi, dianggap sebagai tidak melakukan fungdi meskipun ia
sebenarnya mampu.

Mandiri Tergantung
No Aktivitas ( nilai 1 ) (0)
1. Mandi dikamar mandi ( manggosok,    
membersikan, dan mengeringkan badan )
2. Menyiapkan pakaian, membuka dan  
mengenakannya
3. Memakan makanan yang telah disiapkan    
33

4. Memelihara kebersihan diri untuk    


penampilan diri ( menyisir rambut,
mencuci rambut, menggosok gigi,
mencukur kumis )
5. Buang air besar di WC ( membersikan dan    
mengeringkan daerah bokong )
6. Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja)    

7. Buang air kecil dikamar mandi    


( membersikan dan membersikan daerah
kemaluan )
8. Dapat mengontrol pengeluaran air kemih    

9. Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau    


keluar ruangan tanpa alat bantu, seperti
tongkat
10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan    
. kepercayaan yang di anut
11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti :    
. merapikan tempat tidur, mencuci pakaian,
memasak, dan membersikan ruangan.
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau    
. kebutuhan keluarga
13 Mengelolah keuangan ( menyimpan dan    
. menggunakan uang sendiri )
14 Menggunakan sarana transportasi umum    
. untuk berpergian
15 menyiapkan obat dan minum obat sesuai    
. dengan aturan ( takaran obat dan waktu
minum obat tepat )
16 Merencanakan dan mengambil keputusan    
. untuk kepentingan keluarga dalam hal
penggunaan uang, aktivitas social yang
34

dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan


kesehatan
17 Melakukan aktivitas di waktu luang     0
. ( kegiatan keagamaan, social, rekreasi,
oloaraga,dan menyalurka hobi ).
JUMLAH POIN MANDIRI 16 1

Analisa hasil :
Point : 13-17   : Mandiri
Point : 0-12     : Ketergantungan

b. Status Psikologis ( Skala Depresi Geriatik Yesavage, 1983 )


No Apakah bapak/ ibu dalam satu minggu
 terakhir.
1. Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani Ya

2. Banyak meninggalkan kesenangan/ minat dan Tidak


aktifitas anda? 
3. Merasa bahwa kehidupan anda hampa? Tidak

4. Sering merasa bosan? Tidak

5. Penuh pengharapan akan masa depan? Ya

6. Mempunyai semangat yang baik setiap waktu? Ya

7. Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat Tidak


diungkapkan?
8. Merasa bahagia disebagian besar waktu? Ya
35

9. Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda? Tidak 

10. Sering kali merasa tidak berdaya? Tidak

11. Sering merasa gelisah dan gugup? Tidak

12. Memilih tinggal di rumah daripada pergi Tidak


melakukan sesuatu yang bermanfaat?
13. Sering kali merasa khawatir akan masa depan? Tidak

14. Merasa mempunyai lebih banyak masalah Tidak


dengan daya ingat dibandingkan orang lain?
15. Berpikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan Ya
sekarang? 
16. Sering kali merasa merana? Tidak

17. Merasa kurang bahagia? Tidak

18. Sangat khawatir terhadap masa lalu? Tidak

19. Merasa  bahwa hidup ini sangat Ya


menggairahkan?
20. Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang Tidak
baru?
21. Merasa dalam keadaan penuh semangat? Ya

22. Berpikir bahwa keadaaan anda tidak ada Tidak


harapan?
23. Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik Tidak
dari pada anda?
24. Sering kali menjadi kesal dengan hal yang Tidak
sepele?
25. Sering kali merasa ingin menangis? Tidak
36

26. Merasa sulit untuk berkonsentrasi? Tidak

27. Menikmati tidur? Ya

No. Apakah bapak / ibu dalam satu minggu


terakhir :
28. Memilih menghindar dari perkumpulan social? Tidak

29. Mudah mengambil keputusan? Ya

30. Mempunyai pikiran yang jernih? Ya

JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 0

Analisa hasil :

Nilai     :6-15    : Depresi Ringan Sampai Sedang


Nilai     :16-30  : Depresi Berat
Nila      :0-5     :         Normal

E. DIAGNOSE MEDIC : KATARAK


F. ANALISA DATA
- Nama :
- Alamat :
- Diagnose medis :

Data Etiologi Masalah


DS : Klien mengatakan Proses penuaan Gangguan sensori
penglihatan persepsi: penglihatan
kabur/buram, pandangan Perubahan kimia dalam
tidak jelas dan berkabut protein lensa
DO : Lapang pandang
37

berkurang, penurunan Koagulasi


ketejaman penglihatan,
terdapat kekeruhan pada
lensa mata. menghambat jalannya
cahaya ke retina

Pandangan kabur

Gangguan sensori
DS : Klien mengatakan
persepsi: penglihatan
menderita katarak, Klien
mengatakan cemas akan
penyakitnya
Proses penuaan
DO : Klien tidak bisa
menjelaskan tentang Kurang Pengetahuan
katarak, Klien nampak
Perubahan kimia dalam
bingung
protein lensa

Koagulasi

menghambat jalannya
cahaya ke retina

DS : Klien mengatakan
Pandangan kabur
menderita katarak, Klien
38

mengatakan merasa
cemas dengan Risiko cedera
kondisinya saat ini
(penyakitnya), Klien Kurang pengetahuan
mengatakan mata bagian
kanan terlihat kurang
jelas,
Klien mengatakan akan
menjalani operasi
Proses penuaan
katarak tapi masih
menunggu panggilan Cemas
Perubahan kimia dalam
DO : Klien tampak
protein lensa
gelisah, Klien tampak
cemas, Klien bertanya-
tanya tentang kondisi
Koagulasi
klien saat ini

menghambat jalannya
cahaya ke retina

Pandangan kabur

Risiko cedera
39

Kurang terpapar terhadap


informasi tentang
prosedur tindakan
pembedahan

cemas

G. Diagnose yang muncul

1. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan dan status organ indera

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan atau mengingat, keterbatasan

kognitif

3. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional

H. Nursing Care Planning (NCP) : Nanda NIC NOC


I. INTERVENSI

No Diagnosa NOC NIC


1 Setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x8 jam diharapkan :  Catat reaksi pasien terhadap
1. Gangguan Kriteria Hasil : rusaknya penglihatan (misal
1. mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan ekspresi, menarik diri, menolak
persepsi yang terjadi pada dirinya kenyataan)
40

sensori 2. mengidentifikasi atau memperbaiki potensial bahaya dalam  Menerima reaksi pasien terhadap
lingkungan rusaknya penglihatan
penglihatan Indikator Awal Tujuan  Andalkan penglihatan pasien
1 2 3 4 5 yang tersisa
berhubunga Ketajaman penglihatan pusat 3  Bacakan surat, koran, dan
Ketajaman penglihatan sekitar 3 informasi lainnya
n dengan Lapang pandang 3  Bantu memilih kegiatan yang
Respon penglihatan 3 sesuai dengan kemampuan fisik
gangguan dan psikologis

penerimaan

dan status

organ indera

 jelaskan patologis dari


2 Kurang Setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x8 jam diharapkan : penyakitnya
pengetahuan Kriteria Hasil :  gambarkan tanda gejala yang
berhubungan 1. klien mengatakan paham akan penyakitnya biasa muncul pada penyakitnya
dengan tidak 2. klien dapat menjelaskan kembali apa yang perawat sampaikan  sediakan informasi pada pasien
mengenal sumber tentang kondisinya secara tepat
informasi
Indikator Awal Tujuan
1 2 3 4 5
Proses penyakit 4
Perilaku kesehatan 4
41

 Berikan informasi faktual


3 Cemas berhubungan meliputi dignosa, prognosis, dan
dengan krisis Indikator Awa Tujuan terapi sesuai kondisi klien
situasional l 1 2 3 4 5  Dampingi klien untuk
mencari informasi untuk mengurangi ansietas 3 mengurangi ketakutan klien
menggunakan koping yang efektif 4
 Kaji respon kecemasan verbal
maupun non verbal klien
mengontrol respon ansietas 4
menggunakan teknik relaksasi untuk mengurani
3  Gunakan komunikasi terapeutik
ansietas
dan pendekatan yang baik pada
klien

 Berikan terapi nonfarmakologis


untuk mengurangi ansietas klien

N. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/jam No DX Implementasi Evaluasi


21/2/201 1  Mencatat reaksi pasien S :
9 terhadap rusaknya penglihatan Klien mengatakan mata
09:00 (misal ekspresi, menarik diri, sudah kurang jelas
menolak kenyataan) untuk melihat
O:
Terdapat bagian mata
yang keruh pada mata
kanan
 Menerima reaksi pasien S :
terhadap rusaknya penglihatan Klien mengatakan
42

sudah menerima
keadaannya sekarang
O:
Klien memiliki
semangat yang tinggi

 Mengandalkan penglihatan S :
pasien yang tersisa Klien mengatakan
tidak bisa melihat
dengan jelas dan
pandangannya kabur
O:
Terdapat kekeruhan
pada lensa mata kanan
klien

S :
 Membacakan surat, koran, dan Klien mengatakan
informasi lainnya ingin tahu berita yang
sedang booming
O:
Rasa ingin tahu klien
tetap tinggi walaupun
matanya sudah tidak
berfungsi dengan baik

S:
 Membantu memilih kegiatan Klien bertanya
yang sesuai dengan aktivitas apa yang bisa
kemampuan fisik dan klien lakukan
psikologis O:
Klien masih
mempunya semangat
untuk beraktivitas dan
melakukan kegiatan
walaupun terbatas
43

21/2/201 2  Menjelaskan patologis dari S :


9 penyakitnya Klien mengatakan
11:00 penyakit kataraknya
tiba tiba terjadi
O:
Klien kurang paham
akan penyakitnya

 Menggambarkan tanda gejala S :


yang biasa muncul pada Klien mengatakan
penyakitnya mengapa penyakitnya
bisa terjadi
O:
Rasa ingin tahu tinggi

 Menyediakan informasi pada S :


pasien tentang kondisinya Klien menanyakan
secara tepat informasi tentang
penyakitnya
O:
Klien nampak puas
dengan penjelasan
informasi yang
diberikan mengenai
penyakitnya
21/2/201 3  Memberikan informasi faktual S :
9 meliputi dignosa, prognosis, Klien menanyakan
13:00 dan terapi sesuai kondisi klien proses penyakitnya
mengapa bisa terjadi
O:
Klien tampak puas
dengan penjelasannya
yang diberikan

 Mendampingi klien untuk S :


mengurangi ketakutan klien Klien mengatakan
44

senang jika bisa


diberikan informasi
mengenai penyakitnya
bisa bertukar pikiran
O:
Klien nampak puas
dengan jawaban yang
diberikan

 Mengkaji respon kecemasan S :


verbal maupun non verbal Klien mengatakan
klien sudah tidak cemas/
khawatir lagi
O:
Klien nampak lebih
tenang

S:
 Menggunakan komunikasi Klien mengatakan
terapeutik dan pendekatan yang senang jika ada yang
baik pada klien bisa diajak bercerita
dan bertukar pendapat
O:
Kehadiran mahasiswa
di panti sangat diterima

S:
 Memberikan terapi Klien menanyakan
nonfarmakologis untuk bagaimana cara
mengurangi ansietas klien mengalihkan cemasnya
O:
Teknik relaksasi yang
diberikan sudah bisa
45

klien praktekan sendiri


O. EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl/Jam Diagnosa Evaluasi Paraf


22-02-2019 1. Gangguan S : Klien mengatakan penglihatannyan kurang jelas, klien mengatakan sebelah matanya
sudah tidak bisa melihat, klien mengatakan sudan menerima keadaanya yang sekarang,
persepsi walaupun memiliki keterbatasan klien masih ingin tetap beraktivitas
O : terdapat bagian mata yang keruh pada mata kanan, semangat untuk sembuh tinggi
sensori A:

penglihatan
Indikator Awal Sekarang Tujuan
berhubunga 1 2 3
Ketajaman penglihatan pusat 3 3 3
n dengan Ketajaman penglihatan sekitar 3 3 3
Lapang pandang 3 3 3
gangguan Respon penglihatan 3 3 3

penerimaan P : Intervensi dilanjutkan


 Catat reaksi pasien terhadap rusaknya penglihatan (misal ekspresi, menarik diri,
dan status menolak kenyataan)
 Menerima reaksi pasien terhadap rusaknya penglihatan
organ  Andalkan penglihatan pasien yang tersisa
 Bacakan surat, koran, dan informasi lainnya
indera  Bantu memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologis

22-02-2019 Kurang pengetahuan


berhubungan dengan S : Klien mengatakan katarak tiba tiba terjadi, klien menanyakan prihal tentang penyakitnya
tidak mengenal O : Klien kurang paham akan penyakitnya, klien bingung tentang penyakitnya
sumber informasi
Indikator Awal Sekarang Tujuan P : Intervensi
1 2 3 4 5
Proses penyakit 4 5
Perilaku kesehatan 4 5
46

dihentikan

22-02-2019 3 S : Klien menanyakan proses penyakitnya mengapa bisa terjadi,Klien mengatakan senang jika
bisa diberikan informasi mengenai penyakitnya bisa bertukar pikiran
O : Klien tampak puas dengan penjelasannya yang diberikan, Klien nampak puas dengan
jawaban yang diberikan

A:

Indikator Awal Sekarang Tujuan


1 2 3
mencari informasi untuk mengurangi ansietas 3 4

menggunakan koping yang efektif 4 5

mengontrol respon ansietas 4 5

menggunakan teknik relaksasi untuk mengurani 3 4


ansietas

P : Intervensi dihentikan
47

BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

            Berdasarkan hasil pengamatan penulis dalam melakukan “Asuhan Keperawatan pada Ny.O dengan Ganguan Sistem

Penglihatan Katarak Di Panti Werdha Stella Marris Bogor, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengkajian

Selama dalam tahap pengkajian, penulis tidak mengalami kesulitan dan hambatan dalam pengumpulan data dan informasi

yang dibutuhkan oleh penulis. Hal ini dikarenakan adanya kerjasama yang baik dari klien, orang terdekat dan tim medis

lainnya.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang jelas tentang masalah kesehatan pasien yang di sertai dengan

tindakan keperawatan. dalam tinjauan kasus penulis hanya mengangkat 3 diagnosa keperawatan. Karena selama tahap

pengkajian penulis tidak menemukan semua persamaan antara diagnosa dari tinjauan kasus dengan tinjauan teoritis.Karena

itu tidak dialami sepenuhnya oleh pasien yang di kaji oleh penulis.

3. Intervensi
48

Pada tahap intervensi penulis menetapkan beberapa rencana tindakan yang sesuai dengan masalah - masalah yang dihadapi

oleh pasien. Dalam melakukan  perencanaan ini penulis  tidak  menemukan hambatan dan kesulitan dikarenakan semua

rencana tindakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang telah disesuaikan. Dan perencanaan ini dibuat

berdasarkan keadaan dan kondisi pasien.

4. Implementasi

Setelah menyusun beberapa rencana keperawatan kemudian penulis melanjutkan kepada tindakan dalam melaksanakan

asuhan keperawatan yang disesuaikan dengan perencanaan yang berarti. Karena rencana tindakan yang dibuat dapat

dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Hal ini dapat terlaksana dengan baik dikarenakan adanya kerjasama yang baik

antara perawat, orang terdekat klien, dan tim medis lainnya. Di samping itu juga didukung oleh sarana dan prasarana yang

ada di Panti Werdha Stella Maris.

5. Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Dalam tahap ini penulis mendapatkan hasil dari

pengamatan masalah pasien dan mendapat respon dari orang - orang disekitar pasien. Pasien terhadap tindakan

keperawatan yang di berikan. Meskipun tidak semua masalah dapat teratasi namun asuhan keperawatan yang diberikan

telah banyak membantu dalam mengatasi masalah pasien.


49

5.2.   Saran

1. Kepada pasien dianjurkan untuk tetap mempertahankan kebersihan dirinya. Dan kepada penanggung jawab panti jompo

khususnya di wisma sakura disarankan untuk terus memperhatikan kondisi klien baik itu pola makannya, pola

istirahatnya, dan sebagainya.

2. Kepada institusi, di harapkan laporan kasus ini dapat bermanfaat dan dapat menambah referensi buku - buku terbaru

tentang askep katarak.


50

Anda mungkin juga menyukai