Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

DI RUANG SERUNI 1 DAN ASOKA UPT PSTW


BONDOWOSO

Disusun untuk memenuhi tugas stase Gerontik Program Studi Profesi Ners
STIKES dr. Soebandi Jember

Disusun Oleh :

Cahyono Saiful A ( 17020009 )


Cherli Fitria Febriani ( 17020010 )
Davin Adistyasari ( 17020013 )
Ilyas Darmawan ( 17020040)
Mareta Suci W ( 17020053 )
M Risqi Zainul A ( 17020068)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER

TAHUN AKADEMI 2017


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Hipertensi merupakan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg (Brunner & Suddart,
2010). Meningkatnya tekanan darah dapat menimbulkan kerusakan organ, baik
terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan atau komplikasi yang
umum diderita oleh orang hipertensi seperti hipertrofi ventrikel kiri, infark
miokardium, gagal jantung, transient ischemic attack, penyakit gagal ginjal
kronis, penyakit arteri perifer, dan retinopati (Feryadi dkk,2012). Hipertensi
merupakan salah satu penyebab kematian lansia yang banyak ditemui. Individu
lansia dengan tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg akan bertahan hidup lebih
lama daripada lansia dengan tekanan darah yang lebih tinggi (Brunner & Suddart,
2010).
Menurut data Riskesdas 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan
hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen. Jadi cakupan nakes
hanya 36,8 persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak
terdiagnosis. Hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Badan
dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) tahun 2013 menunjukkan
prevalensi tekanan darah meningkat terlihat mulai umur 45 tahun prevalensinya
35,6%. Dari data juga menunjukkan prevalensi penderita hipertensi menurut usia
yaitu usia 55-64 tahun (45,9%), usia 65-74 tahun (57,6%), dan usia ≥75 tahun
(63,8%) (Riskesdas 2013). Dari data Riskesdas 2013 dalam infodatin hipertensi
2014 penduduk di Jawa Timur yang menderita hipertensi tercatat 25% dari
keseluruhan populasi. Di kota bondowoso tercatat total penderita hipertensi 5.856
orang dipuskesmas (DepKes Bondowoso dalam Angka, 2015).
Dari beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah tentang hipertensi
dengan menggunakan upaya promotif, preventif dan rehabilatif melalui Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) (Kemenkes 2012). Sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat hipertensi. Salah satu yang dapat
menyebabkan hipertensi yaitu makanan. Makanan yang terlalu banyak
mengandung garam akan mengakibatkan tekanan darah meningkat. Salah satu
pengobatan yang bisa dilakukan untuk menurunkah hipertensi yaitu dengan cara
mengelola stress dengan relaksasi. Relaksasi yang dapat dilakukan salah satunya
dengan latihan pernapasan (M.Nilam, 2009).
Dalam perkembangan dunia kesehatan, metode pernapasan dalam ini
dikombinasikan dengan aroma yang berpotensi menenangkan. Cara yang populer
ini selanjutnya disebut inhalasi (Vitahealth, 2011). Dr. Henry D. Walter
melaporkan bahwa bahan-bahan aromatik yang digunakan pada perawatan
aromaterapi merangsang sistem saraf otonom yang mengontrol gerakan involunter
sistem pernapasan dan tekanan darah (Primadiati, 2002). Lavender dikenal
sebagai penurun tekanan darah yang bersifat relaksasi mengurangi stress (Agusta,
2000).
Berdasarkan penelitian tentang efek lavender dalam penurunan tekanan
darah menyimpulkan bahwa efek dari minyak esensial lavender adalah relaksasi
dengan meningkatkan stimulasi pada saraf parasimpatis yang kemudian akan
menurunkan tekanan darah dan memperpendek waktu pemulihan tekanan darah
dan denyut nadi setelah test rhyming (Vicahyani, 2009).
Selain aromaterapi lavender terdapat juga terapi nonfarmakologi yaitu
dengan cara menurunkan konsumsi alkohol berlebih, menghentikan konsumsi
rokok, menurunkan asupan garam dan lemak, meningkatkan konsumsi sayur dan
buah penurunan berat badan berlebihan, latihan fisik dan terapi alternatif
komplementer “Hidroterapi” (Ilkafah, 2016). Hidroterapi disinyalir jika
digunakan secara rutin dapat menurunkan tekanan darah. Jenis hidroterapi antara
lain adalah mandi air hangat, mengompres, menggunakan uap air dan merendam
kaki dengan air hangat.
Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh pertama
berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah
menjadi lancar yang ke dua adalah faktor pembebanan didalam air yang akan
menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi tubuh (Lalage,
2015). Rendam air hangat bermanfaat untuk vasodilatasi aliran darah sehingga
diharapkan dapat mengurangi tekanan darah. Penggunaan air hangat sebagai
terapi bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi edema,
relaksasi otot menjadi meningkat, menyehatkan jantung, menghilangkan stres,
meringankan kekakuan otot, nyeri otot, meringankan rasa sakit, meningkatkan
permeabilitas kapiler, memberikan kehangatan pada tubuh sehingga sangat
bermanfaat untuk terapi penurunan tekanan darah pada hipertensi (Damayanti,
2014).

1.2 Rumusan masalah


Bagaimana Asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi ?

1.3 Tujuan
TujuanUmum :
Pembaca mengetahui lebih dalam asuhan keperawatan pada lansia dengan
hipertensi
Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui pengkajian pada keperawatan lansia dengan hipertensi
b. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang tepat pada lansia dengan
hipertensi

1.4 Manfaat
a. Bagi lansia
Lansia dapat menghindari dan mengontrol kejadian hipertensi, atau dapat
menurunkan tekanan darah pada lansia
b. Mahasiswa
Dapat menerapkan dilahan praktek asuhan keperawatan yang telah
dituliskan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK 2
DI WISMA SERUNI 1 DAN ASOKA PANTI SOSIAL TERSNA WREDA
BONDOWOSO

Nama  Kelompok : Kelompok 2


Lahan Praktik          : UPT PSTW Bondowoso
Tanggal Pengkajian  : 24 Oktober 2017
Nama Wisma          : Ruang Seruni 1 dan asoka
Dikelola Oleh       : Dinas Sosial

A. PENGKAJIAN
1. Karakteristik Penghuni
a. Berdasarkan umur
Karakteristik Laki- Prosentase
umur Perempuan laki Jumlah
< 60 - - -
60 – 70 5 3 8
71 – 90 4 2 6
> 90 - - -
Jumlah 9 5 14 100 %

b. Berdasarkan pendidikan
 Tingkat  Pendidikan Jumlah Prosentase
Tidak sekolah - -
Sekolah rakyat - -
Tamat SD/sederajat 11 100%
Tamat SMP/sederajat 2 -
Tamat SMA 1 -
Jumlah 14 100%

c. Berdasarkan agama
Agama Jumlah Prosentase
Muslim 14 100%
Non Muslim - -
Jumlah 14 100%

2. Data Khusus
a. Biologis
1) Keadaan kesehatan
Keluhan Lansia
SERUNI 1
Ny.M Gangguan pendengaran, Strok, Hipertensi,
TD : 150/90
Ny. W TD : 120/80
Ny. R Pegal pegal, Demensia TD : 130/90
Tn. B Pegal pegal, TD : 130/80
Tn.S Penurunan penglihatan, Pusing, Hipertensi,
TD : 140/80
Tn. J Gangguan pendengaran, TD : 80/60
Tn. N Gg penglihatan, Demensia, Pusing, Hipertensi,
TD : 160/100
Tn. S Katarak, gangguan penglihatan, Pusing, susah
tidur, Hipertensi, TD : 160/110
ASOKA
Ny. J TD : 150/100, Pusing, gngg tidur, Hipertensi
Ny. M TD : 160/80 Pegal pegal, HT
Ny. S TD : 120/80, Nyeri lutut
Ny. E TD : 130/80, Gangguan pendengaran
Ny. S TD : 140/90, Hipertensi, gangguan tidur
Ny. J TD : 150/90, pusing, nyeri lutut, Hipertensi

Dari hasil pengkajian di wisma seruni 1 dan asoka didapatkan


hasih bahwa sebagian besar lansia di serui 1 asoka mengalami
hipertensi, 8 lansia mengalami hipertensi, 1 lansia mengalami
strok, 1 lansia mengalami katarak, 1 lansia demensia. Keluhan
keluhan yang dirasakan lansia adalah sebagai berikut yaitu 5 lansia
mengeluhkan pusing, 3 lansia mengeluhkan pegal pegal, 3 lansia
mengeluhkan susah tidur, 3 lansia mengalami gangguan
pendengaran, 3 lansia mengalami gangguan penglihatan, 2 lansia
nyeri lutut
2) Pola makan dan minum
Frekuensi makan 3 x sehari. Klien biasa makan di tempat tidur
masing masing karena tipe tempat tinggal bangsal (ruangan dengan
tempat tidur yg saling berdekatan tanpa adanya pembatas). Menu
makanan pagi hari nasi, sayur, lauk. Makan siang terdiri dari nasi,
sayur, lauk dan buah. Menu makan sore sama dengan dengan menu
makan siang.
Sebagian minum sebanyak 4 – 6 mug kecil dalam sehari (1
mug kecil = 200 ml). Sekitar  2 – 3 lansia yang memakai mug
besar dan dalam sehari mereka minum 1 – 2 mug (1 mug besar =
600 ml). Hasil observasi kelompok di dapat mukosa bibir dan kulit
lansia lembab.
3) Pola tidur
Klien sebagian besar mengatakan mulai tidur sekitar pukul
antara 20.00 - 21.00 sampai dengan pukul 05.00 WIB tergantung
seberapa lama mereka tidur siang. Para lansia tidur siang antara
pukul 13.00 s.d pkl 14.00
Jika dijumlahkan, jumlah jam tidur lansia adalah 7 – 8 jam
dalam sehari. Tetapi ada 2 lansia yang mengeluhkan susah tidur
dan tidurnya malam pada pukul 22.00 wib
4) Kebersihan diri
Penampilan sebagian besar penghuni wisma Seruni 1 dan
asoka tampak tidak bersih dan tidak rapi. Hanya beberapa lansia
yang penampilannya bersih. Setiap lansia mandi 1-2 kali sehari
menggunakan sabun yang sudah diberikan setiap 1 bulan sekali 1
sabun pada setiap lansia, sikat gigi 1x sehari dan kramas seminggu
1-2x seminggu
b. Psikologis dan Sosial
1) Kebiasaan buruk kelompok
9 lansia mempunyai kebiasaan malas untuk melakukan pekerjaan
bersih bersih bahkan malas untuk melakukan kegiatan yang di
jadwalkan di panti, kebiasaannya hanya tidur di kamar. Tetapi 5
lansia rutin melakukan kegiatan yang sudah dijadwalkan di panti
yaitu salah satunya senam pagi.
2) Keadaan emosi
Hampin semua lansia di wisma seruni 1 dan asoka mempunyai
emosi yang bisa dikontrol, 1 lansia memiliki keadaan yang selalu
tersenyum dan tertawa setiap melakukan interaksi, dan 2 lansia
hanya terdiam sehingga sedikit ada kesulitan untuk mengkaji
tingkat emosinya.
3) Pengambilan keputusan
Di wisma seruni 1 ada lansia yang berperan sebagai pengambil
keputusan yaitu Tn. B karena lansia tersebut lah yang paling kuat
dan kooperatif, di wisma asoka yang biasa mengambil keputusan
adalah Ny. S karena lansia tersebut yang paling kooperatif. Tetapi.
masing – masing berhak menentukan yang terbaik bagi dirinya.
Bila ada anggota wisma yang sakit, maka lansia yang lain
melaporkan kepada petugas kesehatan.
4) Rekreasi
Rekreasi keluar panti sangat jarang dilakukan oleh lansia, rekreasi
yang dilakukan hanyalah menonton TV, TV yang berada didepan
ruang sruni 1 dan didepan Anggrek, 2 lansia mengatakan
rekreasinya dengan beraktifitas yang sudah dijadwalkan oleh panti,
dan terdapat beberapa lansia yang mengatakan malas beraktifitas
5) Perilaku mencari pelayanan kesehatan
Klien yang sakit hanya minum obat yang di berikan oleh petugas
dalam panti. Setiap minggunya lansia dicek kesehatannya oleh
dokter. Jika penyakit parah, klien dibawa ke rumah sakit terdekat.
6) Kecacatan
Di wisma seruni 1 tidak ada yang mengalami gangguan fisik berat,
ada 1 lansia yang mengalami strok ringat sehingga aktifitasnya
sedikit terganggu, lansia lainnya dapat beraktifitas dengan baik
walau terkadang terdapat lansia yang mengalami tremor dan
beresiko jatuh, sedangkan diwisma asoka terdapat 1 lansia yang
berjalan dengan cara menggunakan lutut dan tangannya.
7) Keadaan ekonomi
Semua klien di wisma seruni 1 dan asoka tidak ada yang
mempunyai tunjangan pensiun, mereka hanya mendapatkan uang
santunan dari pengunjung dan panti yang digunakan untuk membeli
kebutuhan sehari-hari.
8) Kegiatan organisasi sosial
Tidak ada lansia yang mengikuti kegiatan organisasi sosial
dikarenakan keadaan mereka yang tidak memungkinkan. Hanya
mengikuti kegiatan yang ada di panti seperti senam dan pengajian.
9) Hubungan antara anggota kelompok
Sebagian besar lansia di dalam kelompok saling membantu lansia
yang lain, dan mereka saling mengingatkan untuk makan, ataupun
mandi. Lansia – lansia sering berkomunikasi dan terlibat dalam
interaksi kelompok.
10) Hubungan di luar kelompok
Sebagian besar lansia menyatakan berhubungan baik dengan
sesama penghuni di wisma seruni 1, bahkan lansia sering
berkunjung ke wisma lainnya.
11) Hubungan dengan anggota keluarga
Tidak ada waktu khusus untuk kunjungan keluarga. Keluarga bisa
mengunjungi lansia kapan saja sesuai kebutuhan keluarga. Tetapi
sebagian lansia tidak pernah lagi di kunjungi oleh keluarga karena
sanak keluarganya sudah tidak ada.

c. Spiritual
1) Ketaatan beribadah
Semua lansia di wisma beragama Islam dan sebagian besar mereka
tidak melakukan sholat, hanya 3 lansia yang rutin melakukan sholat
5 waktu untuk mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa dan
sebagai bekal di akhirat. Semua lansia percaya akan tibanya
kematian dan lansia pasrah bila kematian menjemput mereka.
2) Keyakinan tentang kesehatan
Lansia percaya bahwa sakit dan sehat adalah hal yang wajar terjadi
pada manusia. Beberapa lansia sering mengeluh pegal dan nyeri,
biasanya jika hal itu terjadi mereka biasanya menggunakan minyak
kayu putih atau balsem pada daerah yang terasa sakit. Cara
tersebut cukup mengurangi rasa sakit.

d. Keadaan lingkungan
1) Penerangan
Ruangan umumnya mendapatkan penerangan yang kurang,
jumlah lampu dalam ruangan ada 1 buah dengan daya 5 watt.
Penerangan pada siang hari hanya didapatkan dari pintu kamar,
tetapi ada 1 kamar diwisma seruni yang pintunya selalu tertutup
sehingga tidak mendapatkan peneranagan yang cukup disiang hari,
2) Kebersihan dan kerapihan
Secara umum kondisi ruangan tidak rapi dan stiap bed tersusun
beraturan. Kamar lansia juga terasa pengap dan pencahayaan
kurang. Beberapa kamar lansia terlihat kotor, demikian juga pada
di kamar mandi. Kamar mandi yang berlumut dan juga tidak
terdapat pegangan dan lantai tampak licin

3) Sirkulasi udara
Diwisma seruni 1 sirkulasi udara secara umum kurang baik karena
di wisma terdapat cendela tetapi cendela tidak pernah terbuka,
terdapat 1 kamar wisma seruni 1 yang tidak terdapat cendela, jadi
sirkulasi hanya didapatkan dari pintu, tetapi 1 kamar pintunya
selalu tertutup. Diwisma Asoka terdapat 2 cendela yang dibuka
dan pintu yang selalu terbuka

ANALISA DATA

NO PENGELOMPOKAN DATA PENYEBAB MASALAH


DS Hipertensi
1.
 3 Lansia mengatakan pusing
Nyeri Akut
kepala, pusing dirasakan Penyumbatan PD
hilang timbul dengan skala
nyeri sedang 4-6
PD menyempit
 2 lansia mengatakan nyeri
pada kaki dan linu linu pada
Gangguan
punggung, nyeri dirasakan
sirkulasi
saat beraktifitas berat, nyeri
yang dirasakan dengan skala
nyeri sedang 4-6 Resistensi
 Jika timbul nyeri dan pegal pembuluh darah
mereka menggunakan minyak diotak
kayu putih atau balsem pada
daerah yang nyeri. Cara Nyeri akut
tersebut cukup mengurangi
rasa sakit
DO

 Ny M. TD : 150/90 mmHg
Ny W. TD : 120/80 mmHg
Tn B. TD : 130/80 mmHg
Tn S. TD : 140/80 mmHg
Tn J. TD : 80/60 mmHg
Tn N. TD : 160/100 mmHg
Ny R. TD : 130/90 mmHg
Tn S. TD : 160/110 mmHg
 3 lansia memegangi kepala
dengan ekspresi wajah
meringis
DS
2. Malas
 2 Pasien mengatakan malas
Defisit
melakukan aktivitas, dan Perawatan diri
mengatakan kadang kadang Mandi 1x sehari
mandi 1x sehari, sikat gigi 1x
sehari, kramas seminggu 1x
Penampilan tidak
DO bersih, tidak rapi,
 2 lansia terlihat berpenampilan bau badan
tidak bersih dan tidak rapi,
tercium bau badan dengan
Defisit perawatan
pakaian yang seadanya
diri
 Kondisi kamar pasien juga
terasa pengap pencahayaan
kurang dan berbau pada
beberapa ruangan

3. DS
Resiko cedera
 Sekitar 3 orang lansia Gangguan
mengeluh gangguan penglihatan
penglihatannya
 Sebagian besar lansia Aktifitas
mengatakan tubuhnya terasa
lemas untuk beraktifitas
Resiko cedera
DO
 Di kamar mandi tidak terdapat
pegangan pengaman
 Lansia tampak lambat dalam
melakukan aktifitas
 Lantai di kamar mandi agak
licin. Terutama saat basah.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis yang ditandai dengan
3 lansia mengeluh pusing kepala, skala nyeri sedang 4-6, wajah mringis,
memegangi kepala, 50% menderita hipertensi

2. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan kerusakan kognitif, dan


kerusakan muskulus yang ditandai dengan malas mandi, mandi 1x sehari,
berpenampilan kotor dan tidak rapi, bau badan

3.
Resiko cedera b.d penurunan fungsi penglihatan, lingkungan yang tidak
aman, kelemahan umum ditandai dengan terdapat gangguan penglihatan,
lantai kamar mandi yang licin, tidak ada pengaman dikamar mandi

4.
INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
NAMA
DITEGAKKAN / NOC DAN INDIKATOR URAIAN AKTIVITAS RENCANA
NO TANGGAL DAN TTD
KODE TINDAKAN (NIC)
SERTA SKOR AWAL DAN SKOR TARGET PERAWAT
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

1. 25 Oktober Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Manajemen nyeri ( 1400 )
2017 berhubungan 4x24 jam nyeri yang dialami lansia di wisma 1. Lakukan pengkajian nyeri ( lokasi,
dengan agen seruni 1 teratasi Karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
cedera biologis Kriteria Hasil : intensitas, faktor pencetus )
yang ditandai Kontrol Nyeri ( 1605 ) 2. Gali bersama klien faktor faktor yang
dengan 3 lansia Kode Indikator S.A S.T dapat menurunkan dan memperberat
pusing kepala, 160502 Mengenali kapan 4 5 nyeri
skala nyeri nyeri terja di 3. Berikan informasi tentang nyeri,
160501 Menggambarkan 2 5
sedang 4-6, wajah penyebab, antisipasi
faktor penyebab nyeri
mringis, 160504 Menggunakan 2 5 4. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
memegangi tindakan pengurangan mempengaruhi respon pasien
kepala, 50% nyeri tanpa analgesik ( membersihkan wisma dan memberikan
lansia mengalami 160511 Melaporkan nyeri 3 5 aroma terapi disetiap kamar )
hipertensi yang terkontrol Evidence based :
Keterangan : Chuang et al (2014) mengatakan
1 : Tidak pernah menunjukan bahwa pemaparan aromaterapi lavender
2 : jarang menunjukan selama 20 menit dapat menurunkan
3 : kadang kadang menunjukan stress sehingga efektif dalam
4 : sering menunjukan menurunkan tekanan darah dan denyut
5 : konsisten menunjukan jantung.
Aromaterapi ini dilakukan selama 2
kali sehari selama 3 hari dan dilakukan
pada hipertensi grade 2.
5. Ajarkan prinsip manajemen nyeri
nonfarmakologi.
Dalam hal ini nyeri yang dialami klien
adalah pusing yang disebabkan oleh
hipertensi, manajemen nonfarmakologi
untuk menurunkan tekanan darah
( hidroterapi rendam kaki air hangat)
Evidance based :
Terapi rendam air hangat membantu
meningkatkan sirkulasi darah dengan
memperlebar pembuluh darah sehingga
lebih banyak oksigen dipasok ke jaringan
yang mengalami pembengkakan.
Perbaikan sirkulasi darah juga
memperlancar sirkulasi getah bening
sehingga membersihkan tubuh dari racun
(Chaiton, 2002).
Prinsip kerja dari hidroterapi rendam
hangat ini yaitu dengan menggunakan air
hangat yang bersuhu sekitar 40 - 500C
secara konduksi dimana terjadi
perpindahan panas dari air hangat ke
tubuh sehingga akan menyebabkan
pelebaran pembuluh darah dan dapat
menurunkan ketegangan otot. Terapi
rendam air hangat dilakukan pada klien
hipertensi grade 2. Hidroterapi rendam
hangat ini, dilakukan 20 menit sekali
selama 7 hari berturut-turut setiap pagi
hari. (Perry & Potter, 2006).,
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
KEPERAWATAN EVALUASI
NO DITEGAKKAN IMPLEMENTASI NAMA
(PERBANDINGAN SKOR AKHIR TERHADAP SKOR
/KODE DIAGNOSA DAN TTD
AWAL DAN SKOR TARGET)
KEPERAWATAN PERAWAT

1. Nyeri akut 26 Oktober 206 27 Oktober 2017


berhubungan dengan 1. Mengkaji nyeri yang dialami 3 lansia S : 2 lansia mengatakan pusingnya berkurang menjadi
agen cedera biologis ( lokasi dikepala dengan skala nyeri sedang, skala ringan 2, 1 lansia mengatakan nyerinya masih
yang ditandai seperti berputar ) di skala 5
dengan 3 lansia R : 3 lansi diwisma seruni mengeluhkan O : Tekanan darah di wisma seruni 1
pusing kepala, skala pusing Ny.M : 140/90 mmHg
nyeri sedang 4-6, 2. Memberikan informasi kepada lansia di Ny. W : 120/80 mmHg
wajah mringis, wisma seruni tentang nyeri yang dialami Ny. R : 130/90 mmHg
memegangi kepala, karena peningkatan tekanan darah Tn. B : 130/80 mmHg
50% lansia (Hipertensi), menjelaskan tentang Tn.S : 140/80 mmHg
mengalami hipertensi, penyebab, tanda gejala, dan Tn. J : 110/80 mmHg
hipertensi pengobatan secara nonfarmakologi (kurangi Tn. N : 150/90 mmHg
makan asin, hidroterapi rendam air hangat) Tn. S : 150/90 mmHg
R : lansia mengerti dan memahami dan akan lansia sudah mengalami penurunan nyerri, 1 lansia
melakukannya masih memegangi kepalanya dengan ekspresi wajah
3. Mengendalikan faktor faktor lingkungan mringis
dengan membersihkan kamar kamar di A:
wisma seruni 1 dan memberikan Kode Indikator S.A S.T S.C
aromaterapi lavender 060502 Mengenali kapan nyeri 4 5 5

R : lansia merasa senang dan nyaman terjadi


060501 Menggambarkan faktor 2 5 3
4. Hidroterapi, rendam kaki air hangat
penyebab
060504 Menggunakan teknik 2 5 3
penanganan nyeri
060511 Melaporkan nyeri 3 5 4
terkontrol
Masalah teratasi sebagian
P : Pengkajian nyeri
Memberikan aromaterapi lavender
Hidroterapi rendam kaki air hangat

Anda mungkin juga menyukai