Anda di halaman 1dari 4

KONSTITUSIONALISME DALAM SISTEM KETATANEGARAAN DI INDONESIA

(Esai dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Internasional)

Dosen Pembimbing :
Eddy Mulyono, S.H., M.Hum
Gautama Budi Arundhati S.H.,L.LM

Disusun oleh :
Yulfalullaili Adelia Mardiyanti (180710101144)

Fakultas Hukum
Universitas Jember
Tahun Periode 2019/2020
Pendahuluan
Konstitusi menempati posisi yang sangat penting dalam perkembangan kehidupan bernegara,
pengertian konstitusi berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan organisasi
kenegaraan, dengan meneliti dan mengkaji konstitusi dapat diketahui prinsip-prinsip dasar kehidupan
bersama dan penyelenggaraan negara serta struktur organisasi suatu negara tertentu, bahkan nilai-nilai
konstitusi dapat dikatakan mewakili tingkat peradaban suatu bangsa, yang menjadi pelaksana konstitusi
adalah semua lembaga negara dan segenap warga negara sesuai dengan hak dan kewajiban masing-
masing sebagaimana diatur dalam UUD 1945. Diperlukan adanya budaya sadar berkonstitusi, untuk
menumbuhkan budaya sadar berkonstitusi diperlukan pemahaman terhadap nilai-nilai dan norma-norma
dasar yang menjadi materi muatan konstitusi, pemahaman tersebut menjadi dasar bagi masyarakat untuk
dapat selalu menjadikan konstitusi sebagai rujukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara (“2819-5993-1-SM.pdf,” n.d.). Sebagai masyarakat yang tinggal di negaranya maupun di luar
negeri pasti juga mempunyai hak untuk menyampaikan pendapat yang ditunjukkan kepada pemerintah
atau mengkeritik pemerintah agar pemerintah mengetahui keluhan atau masukan masyrakat kepada
pemerintah, sikap itu semua yang akal mengawal penyelenggaraan pemerintahan agar tidak sewenag-
wenang dan menjadikan negara ini sebagai negara yang demokratis.
28195991 SM

Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Konstitusionalisme di Indonesia ?
Pembahasan
Pada hakikatnya konstitusi adalah hukum tertinggi yang merupakan wujud perjanjian sosial yang
tertinggi diseluruh rakyat yang berdaulat didalam suatu negara, dalam konstitusi ada beberapa dokumen
hukum seperti politik dan ekonomi yang berfungsi sabagai pedoman untuk menjadikan petunjuk bagitu
suatu negara yang ingin memperbaiki negaranya, bukan hanya berfungsi sebagai podoman melainkan
konstitusi berisi tentang aturan-aturan main berbagai pusat kekuasaan sehingga mendapatkan kepastian
kekuasaan bagi terselanggaraannya pemerintah yang efektif dan dinamis, hal tersebut disebabkan oleh
konstitusi merupakan hukum yang mendasar mengatur tentang pokok-pokok untuk menjalankan negara
sebagai petunjuk untuk menata negaranya. Konstitusi berisi tentang aturan-aturan main antar negara
untuk mendapatkan kepastian kekuasaan agar terselanggarannya pemerintahan yang efektif dan
demokratif, hal seperti itu disebabkan oleh konstitusi yang merupakan hukum dasar yang mengatur
tentang pokok-pokok dalam menjalankan negara. Ada negara yang mendasarkan konstitusi sebagai “the
higher law" dan "fundamental law". K.C. Wheare mengartikan dalam konteks ini ialah :“The short
explanation of this phenomenon is that in many countries a Constitution is thought of as an instrument by
which government can be controlled Constitution spring from a belief in limited government (Secara
singkat dapat dijelaskan bahwa di banyak negara Konstitusi adalah salah satu sarana yang digunakan
untuk mengawasi pemerintahan, konstitusi mendasari pemerintahan yang terbatas). Dilihat pada
pendapat Wheare bahwasannya konstitusi berfungsi untuk menetapkan organisasi negara dan mengatur
hubungan antara warga dan pemerintah serta mengawasi pemerintahan(“342-553-1-SM (1).pdf,” n.d.).
Menurut C.F Strong menyatakan bahwasannya kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur
kekuasaan pemerintah, hak-hak pihak yang diperintah ataupun rakyat serta hubungan antara keduanya,
dengan begitu konstitusi mengandung beberapa prinsip-prinsip hubungan serta batas kekuasaan antara
pemerintah dengan hak-hak rakyat yang diperintah. Selanjutnya Jimly mendefinisikan bahwasannya
semua konstitusi selalu menjadikan kekuasaan sebagai pusat perhatian bahwasannya kekuasaan itu
sendiri intinya harus perlu diatur serta dibatasi dengan semestinya, dikatakan juga bahwasannya
konstitusi merupakan pembatasan dan mengatur kedaulatan rakyat yang tersalurkan dan
diselenggarakannya didalam kegiatan kenegaraan serta kegiatan pemerintahan sehari-hari, bahkan
konstitusi menyediakan mekanisme agar setiap penyimpanan penggunaan kewenangan dapat
dikembalikan pada posisi normatif sesuai dengan konstitusi. Selain pengertian konstitusi yang telah
dijelaskan diatas, menurut Ellydar Chaidirman Sudi bahwasannya eksistensi konstitusi tidak hanya untuk
membatasi wewenang penguasa, mengatur pemerintahan serta menjamin hak-hak rakyat, akan tetapi
konstitusi juga bisa menjadi alat konsilidasi politik serta hukum dengan mengatur kehidupan
kebersamaan untuk mencapai cita-cita. Konstitualisme merupakan akar paham dari suatu eksistensi
sebuah konstitusi untuk suatu negara yang tidak hanya dimaksudkan untuk membatasi wewenang
penguasa, mengatur pemerintah serta menjamin hak-hak rakyat, akan tetapi konstitusi merupakan alat
rakyat untuk memperkuat kedudukan politik serta mengatur kehidupan untuk menggapai cita-cita. Dengan
itu sebabnya pada saat ini konstitusi tidak hanya mengatur tentang aturan umum akan tetapi
merumuskan prinsip-prinsip hukum, garis haluan negara, serta patokan kebijaksanaan yang semua
mengilat penguasa. Menurut pandangan Jimly Konstitusi merupakan menghendaki negara yang
terbentuk atas dasar hukum dasar yang demokratis dan naluri masyarakat suatu bangsa sehingga
konstitusi terbentuk dari konstitusi demokratis yang menghendaki the rule of law. Dengan adanya batasan
yang tegas ditentukan kostitusi sebagai aturan suatu dasar negara yang diharapkan penguasan tidak
memanipulasi konstitusi untuk mengendalikan kepentingan kekuasaan serta konstitusi diharap untuk
menjamin dan memberikan perlindungan hak-hak dari rakyatnya. Dengan begitu sudah jelas
bahwasannya penggunaan kekuasaan negara pada dasarnya sudah ditegaskan serta sudah dibatasi
dengan sifatnya masing-masing, konstitusi telah menerangkan tentang bagaimana cara kekuasaan itu
dijalankan untuk menjadi suatu pegangan dan batasan kekuasaan negara, oleh karena ini konstitusi
mengikat beberapa lembaga negara dan seluruh warga negara, maka dari itu yang menjadi pelaksana
konstitusi ialah seluruh lembaga negara dan warga negara yang sesuai dengan hak dan kewajibannya
masing-masing yang di atur didalam konstitusi itu sendiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Miriam
Budiarjo yang menyatakan bahwa “konstitusi mempunyai fungsi yang khusus dan merupakan pendapat
dari hukum tertinggi yang mengikat serta yang wajib ditaati oleh semua warga negara dan lembaga
negara tanpa terkecuali”. Dengan begitu dapat dikatakan bahwasannya penolakan terhadapat putusan
Mahkamah Konstitusi yang ditegaskan sebagai institusi negara dan penafsir konstitusi yang mengikat
pada konstitusi itu sendiri, oleh karena itu pelaksanaan putusan Mahkamah Konstitusi harus dalam
rangka menjunjung nilai-nilai konstitusi sebagai aturan dasar dari suatu negara.
Konstitusionalisme diturunkan langsung dari konstitusi yang dalam perkembangannya mendorong
keberadaan akan tetapi konstitusionalisme pemikiran pembatasan kekuasaan didalam suatu negara,
hal tersebut dilihat dari argumentasi yang dikemukakan oleh Michael Allen dan Brian Thompson
bahwasaannnya“...the principle of constitutionalism rest on this idea of restraining the government in its
exercise of power; Constitutionalism therefore, is to be set in contradiction to arbitrary power”. Dengan
begitu konstitusi mengatur tentang hakikat pembatasan kekuasaan serta kekuasaan itu sendiri yang
dibatasi oleh konstitusi yang merupakan hukum tertinggi, persoalan ini dianggap penting dalam paham
konstitusional ialah mengatur mengenai pengawasan atau pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah,
Oleh karena itu konstitusionalisme modern pada pokoknya menyangkut prinsip-prinsip kekuasaan yang
dalam artinya paham konstitusionalisme kekuasaan melarang dari prosedur ditentukan, sehingga
kekuasaan pemerintah menjamin pemerintah yang tidak sewenang-wenang dan pemerintah sendiri yang
bertanggung jawab. Gagasan mengatur dan membatasi kekuasaan ini secara ilamiah muncul karena
adanya kebutuhan untuk merespon perkembangan peran relatif kekuasaan umum dalam kehidupan
bernegara dan bermasyarakat.
3425531 sm
Kesimpulan :
Konstitusionalisme bagi negara-negara modern sebagai suatu keniscayaan. Konstitusionalisme
masih menjadi satu paham yang paling efektif untuk mengelola kekuasaan pada masa modern saat ini.
Dalam paham konstitusionalisme, konstitusi merupakan perwujudan dari hukum tertinggi yang harus
dipatuhi oleh semua komponen negara. Eksistensi sebuah konstitusi bagi suatu negara pada hakikatnya
merupakan akar paham konstitusionalisme dimana tidak hanya dimaksudkan untuk membatasi
wewenang penguasa, menjamin hak rakyat dan mengatur pemerintahan, tetapi konstitusi juga menjadi
alat rakyat mengkonsolidasikan kedudukan politik dan hukum dengan mengatur kehidupan bersama
untuk mencapai cita-cita.
3245531 sm

Anda mungkin juga menyukai