"KONSTITUSI"
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan
Disusun Oleh :
TAHUN 2021
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang
ditandai dengan ide demokrasi dapat dikatakan tampa konstitusi Negara tidak
mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar
penyelenggaraaan bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai hokum dasar. Negara
yang berlandaskan kepada suatu konstitusi dinamakan Negara konstitusional. Akan
tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal sebagai Negara konstitusional maka
konstitusi Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat dan cirri-ciri dari
konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan tenttang
konstitusionalisme. Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau
paham. Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan konstitusi pada bab ini terdiri atas
konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik
Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia. Manusia hidup bersama dalam
berbagai kelompok yang beragam latar belakangnya. Mula-mula manusia hidup
dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan kepentingan dan wilayah tempat tinggalnya,
ia hidup dalam kestuan sosial yang disebut masyarakat dan pada akhirnya menjadi
bangsa. Bangsa adalah kumpulan masyarakat yang membentuk suatu negara.
Berkaitan dengan tumbuh kembangnya bangsa, terdapat berbagai teori besar dari para
ahli untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat dan karakter sendiri. Istilah
bangsa memiliki berbagai makna dan pengertian nya yang berbeda-beda. Bangsa
merupakan terjemahan dari kata “nation” (dalam bahasa inggris). Kata nation
bermakna keturunan atau bangsa
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konstitusi
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara
adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara
biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Konstitusi merupakan segala
ketentuan dan aturan dasar mengenai ketatanegaraan. 1Berdirinya sebuah negara tidak
lepas dari adanya konstitusi yang mendasarinya. Konstitusi dapat berupa hukum dasar
tertulis yang lazim disebut Undang-Undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis.
Konstitusi merupakan dasar dari tatanan hukum sebuah negara, yang di dalamnya
terdapat perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan mengatur tentang
distribusi kekuasaan (Distribution of Power) dalam penyelenggaraan negara.
Konstitusi biasanya juga disebut sebagai hukum fundamental negara, sebab konstitusi
ialah aturan dasar. Aturan dasar yang nantinya akan menjadi acuan bagi lahirnya
aturan-aturan hukum lain yang ada dibawahnya.2
Jimly Asshiddiqie mengatakan dalam bukunya, konstitusi adalah hukum dasar
yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara. 3Penting bagi sebuah
negara memiliki konstitusi sebagai landasan hukum dalam penyelenggaraan sebuah
negara. Untuk itu dalam penyusunan konstitusi harus merupakan hasil dari nilai-nilai
dan norma berbangsa dan bernegara yang hidup dalam masyarakat. Dengan demikian,
penyusunan konstitusi menjadi sebuah pekerjaan yang mendasar bagi sebuah negara
untuk menentukan sistem hukumnya.
Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan
peraturan baik tertulis maupuntidak tertulis yang mengatur secara mengikat mengenai
cara penyelenggaraan suatu pemerintahan. Istilah konstitusi pada umumnya
menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa
kumpulanm peraturan yang membentuk, mengatur atau memenuhi negara. Peraturan
perundang-undangan tersebut ada yang tretulis sebagai keputusan badan yang
berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik
penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini
dapat menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak
tertulis
1
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, hlm. 457.
2
Hans Kelsen, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, Ctk. Keempat , Nusa Media, Bandung, hlm. 180.
3
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme di Indonesia, Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2004,
hlm. 29.
Di Indonesia, konstitusi yang digunakan merupakan konstitusi tertulis yaitu
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau biasa disebut
UUD 1945. UUD 1945 pertama kali disahkan sebagai konstitusi negara Indonesia
dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18 Agustus
1945. Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan mempertegas kedudukan Undang-Undang Dasar
sebagai sebuah Hukum Dasar.
Terdapat beberapa definisi konstitusi dari pada ahli, yaitu :
a. Herman Heller, membagi pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu : 1).
Konstitusi dalam pengertian politik sosiologi. Konstitusi mencerminkan kehiupan
politik didalam masyarakat sebagai suatu kenyataan. 2). Konstitusi merupakan suatu
kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang selanjutnya dijadikan suatu
hukum konstitusi, dalam hal ini sudah mengandung pengertian yuridis. 3).Konstitusi
atau undang-undang dapat dianggap sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang
harus ditaati oleh negara dan pejabat-pejabat negara sekalipun. Hal ini sesuai dengan
dalil “Goverment by law, not by men” (pemerintahan berdasarkan hukum, bukan
oleh manusia). Pada permulaan abad ke-19 dan awal abad ke 20, gagasan mengenai
konstitusionalisme, (kekuasaan terbatas dan jaminan hak dasar warga negara).
Mendapatkan perumusan secara yuridis. 4
4
Effendi Suryani dan Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa ( Bandung: PT Refika Aditama,
2015 ), hlm. 141.
B. Konstitusionalisme
1. Pengertian Konstitusionalisme
5
Eric Barent, An Introduction to Constitutional Law, Oxford: Oxford University Press, 1998, hlm. 14.
6
Terpetik dari Adnan Buyung Nasution, Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia: Studi kasus sosio-
legal atas Konstituante 1956-1959, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2001, hlm. 1.
7
Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum: Paradigma, Metode dan Dinamika Masalahnya, hlm. 405.
Berdasarkan ide konstitusialime semua pemegang kekuasaan harus
dibatasi. Tidak ada satu pihak atau lembaga pun yang boleh memiliki kekuasaan
tanpa batas. Sebaliknya, setiap pemberian kekuasaan senantiasa perlu disertai
dengan pembatasan kekuasaan. Dengan demikiaan pemikiran yang mengakui atau
menghendaki keberadaan lembaga yang memiliki kekuasaan tanpa batas tidak sesuai
dengan konstitusionalisme.
8
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2008) hal. 171
9
Administrator. "Konstitusi,Konstitusionalisme, dan Demokrasi Konstitusional".
konstitusi atau undang-undang memberikan acuan bagi penyelenggaraan negara agar
para pejabat ataupun aparatur negara tidak bisa berlaku sewenang-wenang karena
mereka diawasi oleh lembaga-lembaga negara yang memiliki kedudukan huku m
sebagai prinsip dasarnya yang kuat dan kokoh. Dengan prinsip Trias polit ica, maka
diantara tiga lembaga kekuasaan itu - eksekutif, legislatif, dan yudikatif - bersifat
saling mengawasi,dengan tujuan agar terciptanya sebuah tatanan pemerintahan yang
baik (good governance) dimana nilai-nilai demokrasi yang menjadi indikatornya. 10
C. Konstitusi di Indonesia
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945. Dalam tatas usunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD
1945 menempati tempatan tertinggi. Menurut jenjang norma hukum, UUD 1945
adalah kelompok aturan dasar / pokok Negara yang berada dibawah Pancasila
sebagai Norma Dasar.
10
Administrator. "Konstitusi,Konstitusionalisme, dan Demokrasi Konstitusional"
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD
1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4
pasal aturan paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.
UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
c. Periode 17 Agustus 1950 -5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas
6 bab, 146 pasal, dan beberapa bagian.
c) Penjelasan
Undang-undang / PERPU
11
.Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi ( Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2007), hlm. 71-81.
Peraturan Pemerintah (PP)
3. Isi atau muatan peraturan perundangundangan yang lebih rendah tidak boleh
menyimpangi atau berlentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi tingkatannya.
12
Ni'matuI Huda, Negara Hukum, Demokrasidan JudicialReview, (Ull Press, Yogyakarta, 2005).
5. Peraturan-peraturan perundangundangan yang sejenis apabila materi yang sama,
maka peraturan yang terbaru harus diberlakukan, walaupun tidak dengan secara
tegas dinyatakan bahwa peraturan yang lama itu dicabut. Selain itu. peraturan yang
mengatur materi yang lebih khusus harus diutamakan dari peraturan perundang-
undangan yang lebih umum. 13
13
"Bagir Manan, Teoridan..., Op.Cit., him. 133. Uhatjuga dalam Rosjldi Ranggawidjaja, Pedoman Teknik
Perancangan Peraturan Perundang-undangan, (CitaBhaktiAkademika, Bandung, 1996), him. 19.
BAB III
Kesimpulan
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam
tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan
tertinggi. Menurut jenjang norma hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar / pokok
Negara yang berada dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar Hirarki peraturan perundang-
undangan adalah urutan dari peraturan perundang- undangan yang berlaku di Indonesia
dimulai dari yang tertinggi hingga yang paling rendah sebagaimana diatur dalam UU No. 12
Tahun 2011, Hal ini dimaksudkan agar tercipta kepastian hukum dalam sistem peraturan
perundang-undangan.
Daftar Pustaka
Hans Kelsen, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, Ctk. Keempat ,
Nusa Media, Bandung, hlm. 180.
Effendi Suryani dan Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa
( Bandung: PT Refika Aditama, 2015 ), hlm. 141.