Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Sebagai Konstitusi
Negara”.

(Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila)

Dosen Pengampu : Dr. Tusriyanto,M.Pd.

Disusun Oleh :
Fauzi Ahmad 2301071012
Nanda Faturrohman 2301070022

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMI KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
JURUSAN TADRIS IPS
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT. Yang atas rahmat nya dan
karunia nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema
dari makalah ini adalah “Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 Sebagai Konstitusi Negara”.
Kepada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Pancasila Yang telah membimbing kami dan memberikan
tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak
yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami Jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yg baik dari studi
sesungguhnya. Oleh karna itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, Maka kritik
dan saran senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
lebih khusus nya dan kepada orang lain.

Metro, 23 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara..................................2
B. Makna konstitusi bagi negara..................................................2
C. Paham konstitusionalisme.....................3
D. Sejarah keberlakuan konstitusi.....................................................................4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................................7
B. Saran..................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Negara merupakan organisasi di suatu wilayah yang didalamnya terdapat penduduk
yang mempunyai tujuanhidup yang beragam antara yang satu dengan yanglainnya.
Suatu tempat jika memiliki unsur wilayah, pemerintah dan rakyat dapat disebut sebagai
Negara dan jika tidak memiliki salah satu dari ketiga itu, tidak dapatdikatakan sebagai
suatu negara. Unsur tersebut salingmelengkapi satu sama lain. Unsur lain yang
harusdimiliki oleh suatu Negara ialah pengakuan dari Negaralain supaya keberadaan
Negara tersebut diakui oleh Negara
lain. Negara yang sudah terbentuk berhak membuat undang-undang atau konstitusi.
Indonesia sudah membentukkonstitusi sejak sebelum kemerdekaan, konstitusi
atausering disebut adat istiadat berfungsi mengaturkehidupan masyarakat yang berasal
dari kesepakatansuatu masyarakat yang ada dan dipakai untuk mengaturkehidupan
bermasyarakat. Adat istiadat mempunyaisuatu hukum yang dinamakan hukum adat.
Zamandahulu orang yang melanggar adat istiadat akan dihukumsengan hukum adat.

B.Rumusan Masalah
1.Apa itu Konstitusi negara
2.Apa itu Makna Konstitusi bagi Negara
3.Apa itu Sejarah Keberlakuan Konstitusi

C.Tujuan Penulisan
1.Untuk Mengetahui Konstitusi negara
2.Untuk Mengetahui Makna Konstitusi bagi Negara
3.Untuk mengetahui Sejarah Keberlakuan Konstitusi

.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara


A.M. Fatwa dalam Potret Konstitusi Pasca Amandemen UUD 1945 (2009)
menyebutkan, penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi negara menunjukkan bahwa
Indonesia adalah negara yang menganut konstitusionalisme, konsep negara hukum, dan
prinsip demokrasi.

Sebagai hukum dasar, UUD 1945 tidak hanya merupakan dokumen hukum, tetapi
juga mengandung aspek-aspek lain, seperti pandangan hidup, cita-cita, dan falsafah
yang merupakan nilai-nilai luhur bangsa dan menjadi landasan dalam penyelenggaraan
negara.

Seiring munculnya Republik Indonesia Serikat (RIS) usai penyerahan kedaulatan


dari Belanda kepada Indonesia pada 27 Desember 1949, UUD 1945 ditangguhkan.
Dikutip dari Retno Widyani dalam Hukum Tata Negara Indonesia Teks dan Konteks
(2015), RIS menerapkan Konstitusi RIS 1949 sebagai undang-undang dasar.

Tanggal 17 Agustus 1950, RIS dibubarkan dan Indonesia memberlakukan Undang-


Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950. Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli
1959 oleh Presiden Sukarno, UUD 1945 kembali diberlakukan dan dikukuhkan oleh
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia pada 22 Juli 1959.

Setelah reformasi, tepatnya dalam Sidang Umum MPR yang dihelat dari tanggal 14
hingga 21 Oktober 1998, dilakukan Amandemen UUD 1945 yang pertama.
Amandemen Pertama UUD 1945 ini diterapkan terhadap 9 pasal, yakni Pasal 5, Pasal
7, Pasal 9, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20, dan Pasal 21.

B. Makna konstitusi bagi negara


Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, negara akan
menjadikan konstitusi sebagai pedoman atau dasar dalam setiap penyelenggaraan
kehidupan bernegara. Konstitusi adalah instrumen yang sangat penting dan harus ada
dalam suatu negara. Tanpa konstitusi, penguasa dapat melakukan apa saja tanpa batas
dalam melaksanakan kekuasaannya di negara tersebut.

Para ahli mengemukakan pengertian konstitusi.


A Hamid S Attamimi mengatakan pentingnya suatu konstitusi atau undang-undang
dasar sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas sekaligus tentang bagaimana
kekuasaan negara harus dijalankan.

Sri Soemantri mengutip pendapat Antonius Alexis Hendrikus Struycken yang


mengatakan undang-undang dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan dokumen
formal yang berisikan:
1Hasil perjuangan politik bangsa di waktu lampau
2 Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa
3Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik untuk waktu sekarang
maupun untuk masa yang akan datang
4Suatu keinginan, bagaimana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak
dipimpin

C. Paham konstitusionalisme

Konstitusionalisme (serapan dari Belanda: constitutionalisme) adalah suatu konsep atau


gagasan yang berpendapat bahwa kekuasaan pemerintah perlu dibatasi, agar
penyelenggaraan negara tidak sewenang-wenang atau otoriter. Ide konstitusionalisme
ini kemudian diadopsi oleh para Founding Fathers Amerika Serikat sebagai dasar
mereka merumuskan dasar negara yang demokratis. Salah satu peletak ide ini
adalah John locke, dengan konsep trias politica.
Konsep konstitusionalisme sendiri sebenarnya telah ada dan berkembang jauh sebelum
undang-undang dasar pertama dirumuskan. Ide pokok dari konstitusionalisme adalah
bahwa pemerintah sebagai penyelenggara negara perlu dibatasi kekuasaannya (the
limited states) agar tidak sewenang-wenang dalam memerintah. Konstitusionalisme
menganggap bahwa suatu undang-undang dasar atau konstitusi adalah jaminan untuk
melindungi rakyat dari perilaku semena-mena pemerintah. Dengan demikian
konstitusionalisme melahirkan suatu konsep lainnya yang disebut sebagai “negara
konstitusional” atau (the constitutional state), dimana undang-undang dasar menjadi
instrument yang paling efektif dengan menjalankan konsep Rule of Law atau Negara
Hukum (Rechtsstaat).1
Konstitusionalisme mendasari gagasannya pada ide, kedaulatan hukum yang lahir dari
konsensus yang melibatkan seluruh rakyat atau perwakilan daripada rakyat untuk
menyusun konstitusi yang menjadi landasan kehidupan bernegara. Konstitusionalisme
juga menekankan pada aspek Kedaulatan Rakyat, karena menurut cara pandang
konstitusionalis, kekuasaan tertinggi ada pada rakyat, dan negara harus bekerja untuk
rakyat sesuai dengan undang-undang yang telah diakui Bersama
Ada beberapa tokoh pendukung ide konstitusionalisme pada era modern, yaitu:

1
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2008) hal. 171
Carl J. Friedrich
Menurut Carl J. Frederich dalam bukunya yang berjudul constitutional Government and
Democracy, konstitusionalisme merupakan gagasan bahwa pemerintahan merupakan:
“Suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang
dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin kekuasaan yang
diperlukan untuk pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat
tugas untuk memerintah.”.

Richard S. Kay
Menurut Richard S. Kay, konstitusionalisme adalah:
“Pelaksanaan aturan-aturan hukum (rule of law) dalam hubungan individu dengan
pemerintah. Konstitusionalisme menghadirkan situasi yang dapat memupuk rasa aman,
karena adanya pembatasan terhadap wewenang pemerintah yang telah ditentukan lebih
dahulu.”
Jadi, menurut Richard S. Kay, konsep rule of law dan rechtsstaat merupakan inti dari
konstitusionalisme yang nantinya akan melahirkan demokrasi konstitusional.

Andrew Heywood
Andrew Heywood melihat konstitusionalisme dari dua sudut pandang. Dalam arti
sempit, konstitusionalisme adalah: “Konstitusionalisme adalah penyelenggaraan
pemerintahan yang dibatasi oleh sistem perundang-undangan.” – Andrew Heywood
Dalam arti sempit itu, dengan
kata lain, konstitusionalisme ada apabila lembaga-lembaga pemerintahan dan proses
politik dibatasi secara efektif oleh aturan-aturan konstitusi.2
Sementara, pengertian konstitusionalisme dalam arti luas menurut Andrew Heywood
adalah:“Konstitusionalisme merupakan perangkat nilai dan aspirasi politik yang
mencerminkan adanya keinginan untuk melindungi kebebasan dengan melakukan
pengawasan (checks) internal maupun eksternal terhadap kekuasaan pemerintah.” –
Andrew Heywood

2
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2008) hal. 172
D. .Sejarah keberlakuan konstitusi
Para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia telah sepakat utntuk menyusun
sebuah Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis dengan segala arti dan
fungsinya.
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945,
konstitusi Indonesia sebagai sesuatu ”revolusi grondwet” telah disahkan pada 18
Agustus 1945 oleh panitia persiapan kemerdekaan Indonesia dalam sebuah naskah yang
dinamakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dengan demikian,
sekalipun Undang-Undang Dasar 1945 itu merupakan konstitusi yang sangat singkat
dan hanya memuat 37 pasal namun ketiga materi muatan konstitusi yang harus ada
menurut ketentuan umum teori konstitusi telah terpenuhi dalam Undang-Undang Dasar
1945 tersebut.
Perubahan UUD 1945 kemudian dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu
agenda sidang Tahunan MPR dari tahun 1999 hingga perubahan ke empat pada sidang
tahunan MPR tahun 2002 bersamaan dengan kesepakatan dibentuknya komisi
konstitusi yang bertugas melakukan pengkajian secara komperhensif tentang perubahan
UUD 1945 berdasarkan ketetapan MPR No. I/MPR/2002 tentang pembentukan komisi
Konstitusi.
Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada empat macam Undang-
Undang yang pernah berlaku, yaitu :

1. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949


(Penetapan Undang-Undang Dasar 1945)
Saat Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Republik
yang baru ini belum mempunyai undang-undang dasar. Sehari kemudian pada tanggal
18 Agustus 1945 Rancangan Undang-Undang disahkan oleh PPKI sebagai Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia setelah mengalami beberapa proses

2. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950


(Penetapan konstitusi Republik Indonesia Serikat)
Perjalanan negara baru Republik Indonesia ternyata tidak luput dari rongrongan
pihak Belanda yang menginginkan untuk kembali berkuasa di Indonesia. Akibatnya
Belanda mencoba untuk mendirikan negara-negara seperti negara Sumatera Timur,
negara Indonesia Timur, negara Jawa Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha
Belanda tersebut maka terjadilah agresi Belanda 1 pada tahun 1947 dan agresi 2 pada
tahun 1948. Dan ini mengakibatkan diadakannya KMB yang melahirkan negara
Republik Indonesia Serikat. Sehingga UUD yang seharusnya berlaku untuk seluruh
negara Indonesia itu, hanya berlaku untuk negara Republik Indonesia Serikat saja.
3. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
(Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950)
Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949
merupakan perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa Indonesia sejak 17
Agustus 1945 menghendaki sifat kesatuan, maka negara Republik Indonesia Serikat
tidak bertahan lama karena terjadinya penggabungan dengan Republik Indonesia. Hal
ini mengakibatkan wibawa dari pemerintah Republik Indonesia Serikat menjadi
berkurang
4. Periode 5 Juli 1959 – sekarang
(Penetapan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945)
Dengan dekrit Presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali Undang-Undang Dasar
1945. Dan perubahan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama pada
masa 1959-1965 menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Baru.
Perubahan itu dilakukan karena Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde
Lama dianggap kurang mencerminkan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 secara
murni dan konsekuen..
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konstitusi merupakan keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar yang ada di
UUD 1945 yang merupakandokumen mengenai peraturan dasar negara.
Konstitusidibuat untuk mencapai tujuan dari suatu negara, sepertikonstitusi di
Indonesia (UUD 1945) yang dibuat untukmencapai tujuan dengan berdasarkan pada
nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Konstitusidigunakan penguasa
sebagai alat untuk mewujudkancita-cita dari tujuan negara yang sesuai dengan
kaidahnegara pembuatnya. Indonesia memiliki konstitusi untukmewujudkan cita-cita
luhur bangsa indonesia dapat jugadigunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan negara
berdasarkan dasar negara yaitu pancasila. Pengaturannegara akan berjalan dengan baik,
lancar dan tertata jikaada konstitusi sehingga proses pemerintahan negaradapat dibatasi
dan dikendalikan untuk mewujudkankehidupan negara yang dinamis dan terkendali
untukkepentingan bersama.

B.Saran
Pada saat pembuatan makalah penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber penulis akan memperbaiki makalah
tersebut. Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
-Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2008) hal.
172
-http://topihukum.blogspot.com/2014/02/sejarah-dan-perkembangan-konstitusi-di.html

-Carlton Clymer Rodee, dkk. Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan dari judul
asli,
Introduction to Political Science, (Jakarta: Rajawali Press, 2008) hal. 75
-Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2008) hal.
171

Anda mungkin juga menyukai