Di susun Oleh :
KELAS F
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
SEMESTER IV
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Sejarah Perkembangan dan Pembentukan
Mahkamah Konstitusi diKamboja” ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa juga
saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Selain itu, pembuatan makalah ini juga
bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
KATA PENGANTAR............................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................... 4
1.1Latar Belakang........................................................................................................................ 4
2.3 Tujuan....................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................... 6
2.1 Konstitusi................................................................................................................................ 6
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konstitusi dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum yang
merupakan hasil pembentukan pemerintahan pada suatu negara yang biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis.1
1
Saraswati, Retno. "Problematika Hukum Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan." Jurnal Yustisia 2.3 (2013): 97-103.
kontroversial di dunia dan pada akhirnya diterima sebagai keniscayaan dalam
praktik di seluruh negara demokrasi modern di dunia sampai sekarang. 2
2.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa itu Konstitusi
2. Untuk Mengetahui bagaimana perkembangan Konstitusi dunia
3. Untuk Mengetahui bagaimana Perkembangan Konstitusi di Kamboja
2
Asshiddiqie, J. (2013). Sejarah Constitutional Review dan Gagasan Pembentukan Mahkamah
Konstitusi. dalam laman http://jimlyschool.com/read/analisis/276/sejarah-constitutionalreview-
gagasan-pembentukan-mk/, diakses pada, 21.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konstitusi
Konstitusi berasal berasal dari bahasa Inggris Contitution, atau bahasa
Belanda Contitute, yang artinya undang-undang dasar. Orang Jerman dan Belanda
dalam percakapan sehari-hari menggunakan kata Grondwet yang berasal dari
suku kata grond = dasar dan wet = undang-undang, yang kedua-duanya menunjuk
pada naskah tertulis. Pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaran
umumnya dapat berarti pertama lebih luas dari undang-undang dasar karena
pengertian undang-undang dasar hanya meliputi konstitusi tertulis saja pada hal
masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam undang-undang
dasar. Keduanya sama pengertiannya dengan undang-undang dasar karena hanya
berisi aturan tertulis.3
3
BAB, I. A. Pengertian Konstitusi dan Undang-Undang Dasar 1. Konstitusi.
4
Ilmi, N. (2023). Tinjauan Umum Tentang Konstitusi.
well as prescribing the extent of its sovereign power and the manners of its
exercise”.5
5
Taqiuddin, H. (2021). Gagasan UUD 1945 Sebagai Konstitusi Politik, Konstitusi Ekonomi, dan
Konstitusi Sosial. Jurnal Econetica: Jurnal Ilmu Sosial, Ekonomi, dan Bisnis, 3(2), 39.
6
Effendi, S. (2011). Konstitusionalisme dan Konstitusi Ditinjau dari Perspektif Sejarah. Humanus:
Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Humaniora, 10(1), 73-81.
7
Sari, Indah. "Konstitusi Sebagai Tolak Ukur Eksistensi Negara Hukum Modern." Jurnal Ilmiah
Hukum Dirgantara 9.1 (2018).
8
Huda, Miftakhul. "Pengujian UU dan Perubahan Konstitusi: Mengenal Lebih Dekat Gagasan Sri
Soemantri." Jurnal Konstitusi 6.4 (2009).
9
M. Solly Lubis, 1978, Asas-Asas Hukum Tata Negara, Alumni, Bandung, hlm. 45.
2.2 Konstitusi di dunia
Konstitusi dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum
yang merupakan hasil pembentukan pemerintahan pada suatu negara yang
biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Dalam kasus pembentukan
negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum,
istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai
prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam
bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada
umumnya. Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga
masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang
mendefinisikan fungsi pemerintahan negara10.
Fungsi Konstitusi
10
Samudra, Kaharudin Putra. "Peran Konstitusi Negara Dalam Mengawal Bangkitnya Kehidupan
Warga Negara Pasca Wabah Virus Covid-19." Jurnal Pendidikan Sosial Keberagaman 7.2 (2020).
11
E Jurnal PARDEDE, NICO SARE. "KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN
UMUM SEBAGAI PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
INDONESIA." (2022).
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun
kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang
asli (rakyat) kepada organ negara.
6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu.
7. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.
8. Fungsi seimbolik sebagai pusat upacara (ceremony).
9. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat baik dalam arti sempit
hanya di bidang politik maupun dalam arti luas mencakup bidang sosial dan
ekonomi.
10. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaharuan masyarakat, baik
dalam arti sempit maupun dalam arti luas.
Mahkamah Konstitusi terdiri dari satu orang ketua dan 8 anggota. Ketua
dipilih setiap tiga tahun sekali oleh sebuah kelompok yang terdiri dari 9
Anggota Dewan dengan suara bulat. Ketua Mahkamah Konstitusi memiliki
pangkat dan hak prerogatif dari Ketua Majelis Nasional sedangkan anggota
memiliki pangkat dan hak prerogatif dari Wakil Ketua Majelis Nasional. Masa
bakti anggota Mahkamah Konstitusi adalah 9 tahun, tetapi sepertiga anggota
diganti setiap 3 tahun. Untuk masa bakti pertama, 3 anggota ditunjuk atau
dipilih untuk jangka waktu masing-masing 3, 6, dan 9 tahun. Tiga orang
anggota ditunjuk oleh Raja Kamboja sementara Majelis Nasional Kamboja dan
Dewan Tertinggi Kehakiman Kamboja akan memilih 3 anggotanya masing-
masing untuk menjabat di Mahkamah Konstitusi Kamboja. Semua Anggota
Dewan Konstitusi akan dipilih di antara orang-orang berpangkat tinggi dari
kewarganegaraan Khmer melalui kelahiran, berusia setidaknya 45 tahun,
memegang ijazah tinggi dalam hukum, administrasi, diplomasi atau ekonomi
dan memiliki pengalaman profesional setidaknya 15 tahun.
Kedaulatan nasional
M. Solly Lubis, 1978, Asas-Asas Hukum Tata Negara, Alumni, Bandung, hlm. 45.