Anda di halaman 1dari 16

KONSTITUSI

Makalah ini di Gunakan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Tata
Negara

Oleh :

Muhammad Daffa Izzulhaq (05020420041 )

Umi Azmi Fitriyah (05020420051)

Zamzam Mutiara Aulia ( 05040420090)

Dosen Pembimbing :

Arif Wijaya, SH., M.Hum.

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
konstitusi ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Hukum Tata Negara. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang konstitusi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Arif Wijaya, SH.,


M.Hum., selaku dosen mata kuliah Hukum Tata Negara yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karenaa itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Pengertian Konstitusi...........................................................................................6
B. Fungsi dan Maksud Konstitusi............................................................................7
C. Nilai Konstitusi.....................................................................................................8
D. Klasifikasi Konstitusi...........................................................................................8
E. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia.............................................10
a. Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia..............................................10
b. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia.........................................12
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
konstitusi dikenal sejak jaman Yunani Purba, pada waktu itu konstitusi
masih dikenal dengan materiil karena pada saat itu konstitusi belum diletakkan
dalam suatu naskah yang tertulis. Menurut Yunani istilah konstitusi ini memiliki
hubungan dengan ucapan Resblica Constituere. Dari dua kata tersebut itu
akhirnya muncul semboyan yang berbunyi “Prinsep Legibus Solutos est, Salus
Publica Supreme Lex”, yang memiliki arti raja yang berhak menentukan
organisasi atau struktur dari Negara, oleh karenanya ia merupakan satu-satunya
pembuat undang-undang.
Pada dasarnya konstitusi dan Negara adalah dua lembaga yang di mana
tidak bisa dipisahkan. Setengah abad pertengahan pun yang ditandai oleh ide
demokrasi dapat dikatakan jika tanpa konstitusi negara tidak dapat terbentuk.
Konstitusi sendiri memiliki arti yang dimana konstitusi ini adalah hukum
dasarnya pada suatu negara. Dasar-dasar dari sebuah negara ini didasarkan pada
konstitusi sebagai hukum dasar.
Negara yang dilandaskan ke suatu konstitusi itu dinamakan dengan Negara
Konstitusional. Tetapi, untuk bisa dikatakan secara idealnya sebagai Negara
Konstitusional, negara itu harus bisa memenuhi sifat dan ciri-ciri dari
konstitusionalisma. Arti dari konstitusionalisme itu sendiri adalah suatu ide atau
gagasan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan konstitusi ?
2. Bagaimana pembagian konstitusi ?
3. Bagaimana UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia ?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konstitusi
2. Untuk mengetahui klasifikasi konstitusi
3. Untuk mengetahui UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik
Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konstitusi
Konstitusi memiliki arti yang luas, yaitu seluruh peraturan yang tertulis
maupun tidak tertulis yang dimana mengatur secara mengikat mengenai cara
penyelenggaraan suatu pemerintahan. Jika secara umum, istilah konstitusi ini
menggambarkan seluruh sistem ketatanegaraan di suatu negara. Sampai saat ini
pengertian konstitusi bisa merujuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang
tertulis maupun tidak tertulis.
Pengertian konstitusi menurut para ahli :
1. G. S Diponolo :
a. Konstitusi dalam arti luas, yaitu keseluruhan dari ketentuan-ketentuan
dasar atau hukum dasar (Droit Constituonelle).
b. Konstitusi dalam arti sempit, yaitu piagam dasar atau undang-undang
dasar (Loi Constituoenelle).
2. Herman Heller :
a. Konstitusi dalam pengertian politik sosiologi, yaitu mencerminkan
kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu hal yang nyata.
b. Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup didalam
masyarakat yang selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah hukum
konstitusi, dan dalam hal ini sudah mengandung pengertian yuridis.
3. Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H.:
Konstitusi berarti “pembentukan “, yang berasal dari kata kerja
“constitution” yang memiliki arti “membentuk” dan yang dibentuk
adalah suatu negara. Maka konstitusi mengandung permulaan dari segala
peraturan mengenai suatu negara.

6
B. Fungsi dan Maksud Konstitusi

Menurut C.F Strong pada prinsipnya fungsi konstitusi adalah untuk


membatasi kewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang
diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Fungsi
konstitusi secara umum :

1. Konstitusi berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak


terjadi kesewenang-wenangan yang dapat dilakukan oleh pmerintah,
sehingga hak-hak bagi warga negara dapat dilindungi dan tersalurkan.
2. Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara.
3. Fungsi konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi
4. Fungsi konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan
5. Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambang
6. Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan
kebebasan warga suatu negara.

Selain fungsi konstitusi diatas, konstitusi juga memiliki tujuan. Tujuan-


tujuan adanya konstitusi secara ringkas dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut.

1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus


pengawasan terhadap kekuasaan politik. Tujuan ini berfungsi untuk
membatasi kekuasaan penguasa sehingga tidak melakukan tindakan
yang merugikan masyarakat banyak.
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari
penguasaan itu sendiri. Bisa juga memberikan perlindungan terhadap
hak asasi manusia (HAM), sehingga dengan adanya konstitusi maka
setiap penguasa dan masyarakat wajib menghormati HAM dan berhak
mendapatkan perlindungan dalam melakukan haknya.

7
3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para
penguasa dalam menjalankan kekuasaannya, hal ini juga bertujuan
untuk memberikan pedoman bagi penyelenggara negara agar negara
dapat berdiri kokoh.1

C. Nilai Konstitusi
Nilai konstitusi yaitu :
1. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh
suatu bangsa dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku
dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata berlaku dalam
masyarakat dalam arti berlaku efektif dan dilaksanakan secara
murni dan konsekuen.
2. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum tetaplah
berlaku, tetapi tidak sempurna. Ketidaksempurnaan itu disebabkan
pasal-pasal tertentu tidak berlaku/ tidak seluruh pasal-pasal yang
terdapat dalam UUD itu berlaku bagi seluruh wilayah negara.
3. Nilai sematik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk
kepentingan penguasa saja.dalam memobilisasi kekuasaan,
penguasa menggunakan sebagai alat untuk melaksanakan
kekuasaan politik.2
D. Klasifikasi Konstitusi
Berikut beberapa pendapat dari beberapa tokoh tentang klasifikasi
konstitusi :
 Prof. K.C. wheare, dalam bukunya modern constitution,
sebagaimana dikutip oleh Drs. Astim Riyanto, SH., MH., teori
konstitusi, membagi konstitusi kedalam enam klasifikasi
konstitusi, yaitu :

1
Ilham Fajar, Fungsi, Maksud dan Nilai-Nilai Konstitusi, https://osf.io/5s3pd/download,
Universitas Eka sakti, hal. 6-7
2
Ilham Fajar, Fungsi, Maksud dan Nilai-Nilai Konstitusi, https://osf.io/5s3pd/download,
Universitas Eka sakti, hal. 8

8
1. Konstitusi tertlis dan konstitusi tidak tertulis (written
constitution and unwritten constitution)
2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rijid (flexible
constitution and rigid)
3. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi tidak derajat tinggi
(supreme constitution and not supreme )
4. Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan (federal
constitution and unitary constitution)
5. Konstitusi sistem pemerintahan presidential dan konstitusi
sistem pemerintahan parlementer (presidential executive
constitution and parliamentary constitution)
6. Konstitusi republic dan konstitusi kerajaan (reoublic
constitusion and monarchical constitusion)
 Prof. Hans Kelsen membagi konstitusi dalam tiga klasifikasi
yaitu;
1. Konstitusi rijid dan konstitusi fleksibel (rigid
constitusionand monarchical constitusion)
2. Konstitusi republic dan konstitusi kerajaan (monarchical
constitusion and republical constitusion)
3. Konstitusi demokratik dan konstitusi otoratik (democratic
constitution and autoratic constitution).
 C.F. strong, OBE, MA, Ph.D., membagi konstitusi dalam dua
klasifikasi, yaitu :
1. konstitusi bernaskah dan tidak bernaskah (documentary
constitution and on-documentary constitution)
2. konstitusi fleksibel dan konstitusi rijid (flexible constitution
and rigid constitution)3
Mengacu pada beberapa klasifikasi para pakar atau ahli yang terurai diatas,
maka dapat dibuat menjadi tujuh klasifikasi konstitusi yaitu :

3
Penulisan buku ajar candra, http://repository.lppm.unila.ac.id/24796/1/penulisan%20buku
%20ajar%20candra.pdf ., universitas lampung, 16-17

9
1. konstitusi bernaskah dan konstitusi tidak bernaskah (documentaru
constitution and non-documentary constitution)
2. konstitusi fleksibel dan konstitusi rijid (flexible constitutiom and rijid
constitution)
3. konstitusi derajat tinggi dan konstitusi tidak derajat tinggi (supreme
constitution and not supreme constitution)
4. konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan (federal constitution and unitary
constitution)
5. konstitusi system pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan
parlementer (presidential executive constitution and parliamentary
constitution)
6. konstitusi republic dan konstitusi kerajaan (republican constitution and
monarchical constitution )
7. konstitusi demokratik dan konstitusi otokratik (democratic constitution
and autoratic constitution)4
E. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia
a. Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia
Suatu undang-undang dassar jika tidak lagi mencerminkan konstelasi
politik atau tidak memenuhi harapan aspirasi rakyat, dapat dibatalkan dan
diganti dengan undang-undang dasar baru. Misalnya, di Perancis sesudah
dibebaskan dari pendudukan tentara Jerman, dianggap perlu mengadakan
undang-undang dasar baru yang mencerminkan lahirnya negara Perancis baru.
Hal ini juga terjadi di Indonesia, dimana Miriam Budiardjo membagi empat
tahap perkembangan undang-undang dasar sebagai berikut ;
1. Tahun 1945 (Undang-undang Dasar Republik Indonesia yang defacto
hanya berlaku di jawa, Madura, dan Sumatra)
2. Tahun 1949 (Undang-undang Dasar Republik Indonesia yag defacto
berlaku seluruh Indonesia, kecuali irian barat)

4
Penulisan buku ajar candra, http://repository.lppm.unila.ac.id/24796/1/penulisan%20buku
%20ajar%20candra.pdf ., universitas lampung, 18-19

10
3. Tahun 1959 (Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 dengan
demokrasi terpimpin, disusul Demokrasi Pancasila, Undang-undang
Dasar ini mulai 1963 berlaku di seluruh Indonesia termasuk Irian
Barat)
Apabila ditinjau dari sudut perkembangan demokrasi sejarah republik
Indonesia, Miriam Budiardjo membagi dalam tiga tahap, yaitu :
1. Masa 1945-1959 sebagai Republik Indonesia ke-I (Demokrasi
parlementer) yang didasari tiga Undang-Undang Dasar berturut-turut,
yaitu: 1945,1949 dan 1950
2. Masa 1959-1965 sebagai Republik ke-II (demokrasi terpimpin) yang
didasari Undang-Undang Dasar 1945
3. Masa 1965 sampai sekarang sebagai Republik Indonesia ke-III
(Demokrasi pancasila yang didasari oleh Undang-undang dasar 1945).
Pemikiran ini disampaikan pada tahun 1970-an jauh hari sebelum jatuhnya
rezim soeharto, sehingga jika kita tinjau saat ini dapat ditambahkan masa
Republik ke-III periode antara tahun 1965-1998. Kemudian tahun 1998 sampai
saat ini dapat ditambahkan masa republik ke-IV dengan menggunakan Undang-
Undang Dasar 1945 pasca amandemen (Demokrasi masa transisi).
Jimly Assidiqie juga mengatakan apabila ditinjau dari sudut
perkembangan naskah undang-undang dasar, maka sejak proklamasi 17 Agustus
1945 sampai sekarang, tahaptahap sejarah konstitusi Indonesia dapat dikatakan
telah melewati enam tahap perkembangan, yaitu:
1. Periode tanggal 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
2. Periode tanggal 27 Desember 1949-17 Agustus 1950
3. Periode tanggal 27 Desember 1949-17 Agustus 1959
4. Periode tanggal 5 Juli 1959-19 Oktober 1999
5. Periode tanggal 19 Oktober 1999-10 Agustus 2002
6. Periode tanggal 10 Agustus 2002 sampai sekarang.
Pada periode pertama berlaku UUD 1945, periode kedua berlaku
konstitusi RIS 1949, periode ketiga berlaku Undang-undang Dasar sementara
1950, periode keempat berlaku kembali UUD 1945 beserta Penjelasannya.

11
Setelah itu UUD 1945 diubah berturut-turut pada tahun 1999,2000,2001,2002
dengan menggunakan naskah yang berlaku mulai 5 juli 1959 sebagai standar
dalam melakukan perubahan diluar teks yang kemudian dijadikan lampiran yang
tak terpisahkan dari naskah UUD 1945. Dengan demikian menurut Jimly
Assidiqie, kurun waktu selama terjadi perubahan UUD 1945 dalam satu
rangkaian kegiatan itu, dapat disebut sebagai satu kesatuan periode tersendiri,
yaitu periode konstitusi transisional.5
b. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia
kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas daripada pengertian undang-
undang dasar, karena pengertian undang-undang dasar hanya meliputi naskah
tertulis saja dan disamping itu masih terdapat konstitusi yang tidak tertulis, yang
tidak tercakup dalam undang-undang dasar. Para penyusun undang-undang dasar
1945 menganut arti konstitusi lebih luas daripada undang-undang dasar, sebab
dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 dikatakan : “undang-undang
dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukumnya dasar negara itu.
Undang-undang dasar adalah hukum yang tertulis, sedang disampingnya
undang-undang dasar berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, dimana
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
negara, meskipun tidak tertulis”. Namun dalam masa Republik Indonesia Serikat
27 Desember 1949-17 Agustus 1950, penyusun konstitusi RIS menerjemahkan
secara sempit istilah konstitusi sama dengan undang-undang dasar. Hal ini
terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi Republik Indonesia Serikat bagi
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat.
Menurut E.C.S Wade dalam bukunya “Constitutional Law” undang-undang
dasar adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari
badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara
kerja badan-badan tersebut. Ditinjau dari segi kekuasaan maka undang-undang
dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas-asas yang

5
Kus Eddy Sartono, “Kajian Konstitusi Indonesia Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi
Konstitusi Pasca Orde Baru”
https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/download/21011/11045 .,4-7

12
menetapkan bagaimana kekuasaan itu dibagi antara beberapa lembaga
kenegaraan.
Mengacu konsep trias politika kekuasaan dibagi antara badan eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Undang-undang dasar menentukan bagaimana pusat-
pusat kekuasan itu bekerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain. Undang-
undang dasar merekam hubungan kekuasaan dalam suatu negara.
Dalam negara yang menganut asas demokrasi konstitusional undang-undang
dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi kkekuasaan pemerintahan
agar penyelenggara kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Sehingga hak
warga negara tetap terlindungi. Pembatasan ini telah tercermin dalam undang-
undang dasar, jadi dalam anggapan ini undang-undang dasar mempunyai fungsi
yang khusus dan merupakan perwujudan atau manifestasi dari hukum yang
tertinggi dan harus ditaati, bukan hanya oleh rakyat, tetapi oleh pemerintah serta
penguasa sekalipun. Setiap undang-undang dasar memuat ketentuan-ketentuan
mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan
legislatif, eksekutif dan yudikatif; dalam negara federal pembagian
kekuasaan antara pemerintah fedral dengan pemerintah negara bagian;
prosedur penyelesaian masalah pelanggaran yurisdiksi oleh salah satu
badan pemerintah dan sebagainya.
2. Hak asasi manusia
3. Prosedur mengubah undang-undang dasar
4. Memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari undang-undang
dasar. Hal ini untuk menghindari terulangnya kembali hal-hal yang baru
saja diatasi.
5. Cita-cita rakyat dan asas ideologi negara.
Undang-undang dasar 1945 mengandung semangat dan merupakan
perwujudan dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan
undang-undang dasar 1945, yang merupakan rangkaian kesatuan pasal-pasal
yang padu. Didalamnya menurut Noor MS Bakry berisi materi yang pada
dasarnya dapat dibedakan dalam 4 hal, yaitu :

13
1. Pengaturan tentang fungsi sistem pemerintahan negara
2. Ketentuan fungsi dan kedudukan lembaga negara
3. Hubungan antara negara dengan warga negara
4. Ketentuan hal-hal lain sebagai pelengkap.6

6
Ibid, 3

14
PENUTUP
A. Kesimpulan
dari beberapa pembahasan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa konstitusi mempunyai arti yang luas, yaitu seluruh peraturan
yang tertulis maupun tidak tertulis yang dimana mengatur secara mengikat
mengenai cara penyelenggaraan suatu pemerintahan, konstitusi dapat
menggambarkan seluruh sistem ketatanegaraan yang ada di suatu negara.

Adapun pembagian konstitusi, terdapat beberapa pendapat yang memberikan


pemikirannya tentang hal tersebut, namun dapat ditarik kesimpulan yaitu

1. konstitusi bernaskah dan konstitusi tidak bernaskah (documentary


constitution and non-documentary constitution)
2. konstitusi fleksibel dan konstitusi rijid (flexible constitutiom and rijid
constitution)
3. konstitusi derajat tinggi dan konstitusi tidak derajat tinggi (supreme
constitution and not supreme constitution)
4. konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan (federal constitution and unitary
constitution)
5. konstitusi system pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan
parlementer (presidential executive constitution and parliamentary
constitution)
6. konstitusi republic dan konstitusi kerajaan (republican constitution and
monarchical constitution )
7. konstitusi demokratik dan konstitusi otokratik (democratic constitution
and autoratic constitution
Adapun UUD 1945 sebagai konstitusi Indonesia merupakan hukum
tertinggi yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-
badan tersebut. Ditinjau dari segi kekuasaan maka undang-undang dasar dapat
dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas-asas yang menetapkan
bagaimana kekuasaan itu dibagi antara beberapa lembaga kenegaraan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kus Eddy Sartono, “Kajian Konstitusi Indonesia Dari Awal Kemerdekaan Sampai
Reformasi Konstitusi Pasca Orde Baru”
https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/download/21011/11045

Penulisan buku ajar candra, http://repository.lppm.unila.ac.id/24796/1/penulisan


%20buku%20ajar%20candra.pdf ., universitas lampung
Ilham Fajar, Fungsi, Maksud dan Nilai-Nilai Konstitusi, https://osf.io/5s3pd/download,
Universitas Eka sakti

16

Anda mungkin juga menyukai