Dosen pengampu:
Disusun Oleh :
TAHUN 2023
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat kelak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu
Ibu ELSA NANDA SABRINA M.Pd yang telah memberikan amanah untuk menyelesaikan
pembahasan tentang“konstitusi Indonesia “.Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Kesimpulan ........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konstitusi dan hal-hal yang berhubungan dengan konstitusi ?
2. bagaimana kelembagaan konstitusi di Indonesia menurut UUD 1945?
3. Bagaimana Peran MK dalam memutuskan perkara ?
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari kata constitution (Bhs. Inggris) – constitutie (Bhs. Belanda)
– constituer (Bhs. Perancis), yang berarti membentuk, menyusun, menyatakan. Dalam
bahasa Indonesia, konstitusi diterjemahkan atau disamakan artinya dengan UUD.
Konstitusi menurut makna katanya berarti dasar susunan suatu badan politik yang disebut
negara. Konstitusi menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu
berupa kumpulan peraturan untuk membentuk, mengatur, atau memerintah negara.
Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang,
dan ada yang tidak tertulis berupa konvensi. Dalam konsep dasar konstitusi, pengertian
konstitusi:
1) Kontitusi itu berasal dari bahasa parancis yakni constituer yang berarti
membentuk.
2) Dalam bahasa latin konstitusi berasal dari gabungan dua kata yaitu “Cume”
berarti bersama dengan dan “Statuere” berarti membuat sesuatu agar berdiri atau
mendirikan, menetapkan sesuatu, sehingga menjadi “constitution”.
3) Dalam istilah bahasa inggris (constution) konstitusi memiliki makna yang lebih
luas dan undang-undang dasar. Yakni konstitusi adalah keseluruhan dari peraturn-
peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-
cara bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Konvensi sebagai aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan bearnegara mempunyai sifat ;
2
a.Merupakan kebiasaan yang berulangkali dalam prektek penyelenggaaraan
Negara.
Dalam arti sempit (dikemukakan oleh Lord Bryce), konstitusi berarti piagam dasar
atau UUD, yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar negara.
Contohnya adalah UUD 1945.1
Konsekuensi logis dari kenyataan bahwa tanpa konstitusi negara tidak mungkin
terbentuk, maka konstitusi menempati posisi yang sangat krusial dalam kehidupan
ketatanegaraan suatu negara. Negara dan konstitusi merupakan lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Dr. A. Hamid S. Attamimi, dalam disertasinya
berpendapat tentang pentingnya suatu konstitusi atau Undang-undang Dasar adalah
sebagai pegangan dan pemberi batas, sekaligus tentang bagaimana kekuasaan negara
harus dijalankan.
Sejalan dengan pemahaman di atas, Struycken dalam bukunya Net Staatsrecht van
Het Koninkrijk der Nederlanden menyatakan bahwa konstitusi merupakan barometer
kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para
pendahulu, sekaligus ide-ide dasar yang digariskan oleh the founding father, serta
memberi arahan kepada generasi penerus bangsa dalam mengemudikan suatu negara yang
akan dipimpin. Semua agenda penting kenegaraan ini tercover dalam konstitusi, sehingga
1
Anwar, Chairul, Konstitusi dan kelembagaan Negara, Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri, 1999.hlm 36-37
3
benarlah kalau konstitusi merupakan cabang yang utama dalam studi ilmu hukum tata
negara.
2) Wilayah Tertentu
Dari keempat unsur untuk berdirinya suatu negara ini belumlah cukup menjamin
terlaksananya fungsi kenegaraan suatu bangsa kalau belum ada hukum dasar yang
mengaturnya. Hukum dasar yang dimaksud adalah sebuah konstitusi atau Undang-
Undang Dasar.
Prof. Mr. Djokosutono melihat pentingnya konstitusi dari dua segi. Pertama, dari
segi sisi (naar de Inhoud) karena konstitusi memuat dasar dari struktur dan memuat fungsi
negara. Kedua, dari segi bentuk (Naar de Maker) oleh karena yang memuat konstitusi
bukan sembarangan orang atau lembaga. Mungkin bisa dilakukan oleh raja, raja dengan
rakyatnya, badan konstituante atau lembaga diktator.
4
berdasarkan Maklumat Gunseikan Nomor 23 bersamaan dengan ultah Tenno Heika pada
tanggal 29 April 1945.
Dengan terpilihnya atas dasar UUD 1945 ,maka secara formal Indonesia
sempurna menjadi sebuah Negara, sebab syarat – syarat yang lazim diperlukan oleh setiap
Negara telah ada, yaitu adanya :3
Rakyat .
3
Daud, Abu Busroh dan Abubakar Busro, Asas-asas Hukum Tata Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983, cet.
Ke-1.hlm 112
5
Wilayah.
Kedaulatan.
Pemerintahan
Tujuan Negara.
Bentuk Negara
Konstitusi sebagai satu kerangka kehidupan politik telah lama dikenal yaitu sejak
zaman yunani yang memiliki beberapa kumpulan hokum (semacam kitab hokum pada
624 – 404 SM) sehingga, sebagai Negara hokum Indonesia memiliki konstitusi yang
dikenal sebagai UUD 1945 yang telah dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juli 1945
oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKU) yang
mana tugas pokok badan ini sebenarnya menyusun rancangan UUD. Namun dalam
praktik persidangannya berjalan berkepanjangan khususnya pada saat membahas masalah
dasar Negara.diakhir siding I BPUPKIberhasil membentuk panitia kecil yang disebut
panitia sembilang, panitia ini pada tanggal 22 juni 1945 berhasil mencapai kompromi
untuk menyetujui sebuah naskah mukhodimah UUD yang kemudian diterima dalam
siding II BPUPKI tanggal 11 Julu 1945. Setelah itu Ir. Soekarno membentuk panitia kecil
pada tanggal 16 juli 1945 yang diketuai oleh Soepomo dengan tugas menyusun rancangan
UUD dan membentuk panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
beranggotakan 21 orang. Sehingga UUD atau konstitusi Negara republic Indonesia
diatukan ditetapkan oleh PPKI pada hari sabtu tanggal 18 Agustus 1945. Dengan
demikian sejak itu Indonesia telah menjadi suatu Negara modern karena telah memiliki
suatu system ketatanegaraan yaitu dalam UUD 1945.
1) UUD 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember
1949.4
4
Kusnardi, Moh., et.ai., Ilmu Negara, Jakarta:Gaya Media Pratama, 2000, cet.ke-4.
6
2) Konstitusi republic Indonesia serikat yang lazim dikenal dengan sebutan
konstitusi RIS (17 Desember 1949 – 17 Agustus 1950).
5
Lubis, M. Solly, Asas-asas Hukum Tata Negara, Bandung: Alumni, 1982.hlm 90
7
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK): BPK adalah lembaga yang bertugas
melakukan pemeriksaan terhadap keuangan negara. BPK memiliki peran penting
dalam pengawasan pengelolaan keuangan negara, termasuk mengaudit laporan
keuangan pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK): KPK adalah lembaga independen yang
berperan dalam pemberantasan korupsi. KPK memiliki kewenangan untuk
menyelidiki, menuntut, dan mengadili kasus korupsi, serta melakukan pencegahan
korupsi melalui upaya edukasi, pengawasan, dan pemantauan.
Ombudsman Republik Indonesia: Ombudsman adalah lembaga yang bertugas
menerima, meneliti, dan menyelesaikan pengaduan masyarakat terkait pelayanan
publik yang tidak memuaskan atau adanya dugaan pelanggaran administrasi.
Ombudsman berperan dalam menjaga akuntabilitas dan meningkatkan kualitas
pelayanan publik.
Lembaga-lembaga di atas memiliki peran yang penting dalam sistem
pemerintahan Indonesia. Masing-masing lembaga memiliki tugas, wewenang, dan
tanggung jawabnya sendiri-sendiri untuk memastikan berjalannya tata kelola
negara yang demokratis, transparan, dan akuntabel.
Presiden: Presiden merupakan kepala negara dan pemerintahan. Presiden dipilih
oleh MPR dan bertanggung jawab atas pengelolaan pemerintahan negara. Presiden
memiliki wewenang untuk membentuk dan memimpin Kabinet serta menjalankan
kebijakan-kebijakan negara.
Presiden memegang peran sentral dalam sistem pemerintahan Indonesia. Berikut
adalah beberapa tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki oleh seorang
Presiden:
Kepala Negara: Sebagai kepala negara, Presiden mewakili Indonesia dalam
hubungan internasional dan menjalankan tugas-tugas seremonial, seperti
menyampaikan pidato kenegaraan dan menerima kunjungan dari kepala negara
asing.6
Kepala Pemerintahan: Presiden adalah kepala pemerintahan yang bertanggung
jawab atas pengelolaan pemerintahan negara. Presiden memimpin Kabinet yang
6
Thaib, Dahlan,et.al., Teori dan Hukum Konstitusi, Jakarta: PT> Raja Grafindo Persada, 2001,
cet.ke-2.
8
terdiri dari menteri-menteri yang bertanggung jawab atas berbagai sektor
pemerintahan.
Pembentukan Kebijakan: Presiden memiliki wewenang untuk merumuskan
kebijakan nasional dan mengarahkan implementasinya. Presiden bekerja sama
dengan Kabinet dalam mengambil keputusan penting terkait kebijakan ekonomi,
politik, sosial, dan bidang lainnya.
Pengawasan dan Koordinasi: Presiden memiliki peran dalam mengawasi
pelaksanaan kebijakan pemerintah dan koordinasi antara lembaga-lembaga
pemerintah. Presiden juga berperan dalam menyelesaikan perselisihan
antarlembaga dan memastikan efektivitas kinerja pemerintahan.
Kepemimpinan Krisis: Presiden bertanggung jawab dalam menghadapi dan
menangani krisis nasional, baik dalam bidang keamanan, ekonomi, maupun
bencana alam. Presiden memiliki kewenangan untuk mengambil langkah-langkah
darurat dan memobilisasi sumber daya negara untuk penanganan krisis.
Diplomasi: Presiden memiliki peran dalam hubungan internasional dan diplomasi.
Presiden menjalankan negosiasi, menjalin hubungan dengan negara lain, serta
mewakili Indonesia dalam pertemuan internasional dan organisasi regional.
Pemeliharaan Keamanan dan Stabilitas: Presiden bertanggung jawab atas
pemeliharaan keamanan dan stabilitas negara. Presiden bekerja sama dengan
lembaga-lembaga terkait, seperti TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan
kepolisian, dalam menjaga keamanan dalam negeri.
Pelaksanaan Undang-Undang: Presiden memiliki kewenangan untuk menyetujui
atau menolak undang-undang yang telah disahkan oleh DPR. Presiden juga
memiliki hak untuk mengeluarkan peraturan perundang-undangan dalam bentuk
Peraturan Pemerintah.
Peran dan wewenang Presiden memiliki dampak besar terhadap arah dan
kebijakan negara. Presiden bertanggung jawab dalam menjalankan pemerintahan
dan memastikan kepentingan nasional terwujud dengan baik.
E. Mahkamah Konstitusi (MK)
9
juga berwenang memutus sengketa hasil pemilihan umum dan memiliki kekuasaan lain
yang terkait dengan konstitusi.
Selain tiga lembaga utama di atas, UUD 1945 juga mengakui lembaga-lembaga lain
yang turut berperan dalam sistem kelembagaan negara, seperti DPR, DPD, Kabinet, dan
lembaga-lembaga nonstruktural seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Badan Intelijen Negara (BIN).
7
Ubaidillah, Ahmad, et.al., Pendidikan Kewargaan (Civic Education): Demokrasi, HAM dan Masyarakat
Madani, Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000, edisi pertama. Hlm 78-79
10
Undang-Undang Dasar 1945 juga mengakui peran beberapa lembaga lain yang
penting dalam sistem kelembagaan negara Indonesia. Berikut adalah beberapa
lembaga tersebut:
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR): DPR adalah lembaga perwakilan rakyat yang
merupakan bagian dari MPR. DPR memiliki tugas dan wewenang untuk membuat,
mengubah, dan mengesahkan undang-undang, serta melakukan pengawasan terhadap
jalannya pemerintahan.
Dewan Perwakilan Daerah (DPD): DPD juga merupakan lembaga perwakilan rakyat
yang menjadi bagian dari MPR. DPD mewakili kepentingan daerah dan memiliki
peran dalam pembentukan undang-undang, pengawasan terhadap pemerintahan, serta
peran dalam pemilihan presiden.
Kabinet: Kabinet adalah lembaga eksekutif yang dipimpin oleh Presiden. Kabinet
terdiri dari menteri-menteri yang bertanggung jawab atas bidang-bidang tertentu,
seperti pertahanan, keuangan, pendidikan, dan lain-lain. Kabinet berperan dalam
menyusun kebijakan pemerintah dan melaksanakan tugas pemerintahan sehari-hari.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK): BPK merupakan lembaga negara yang
independen yang bertanggung jawab atas pemeriksaan keuangan negara. BPK
memiliki tugas untuk memeriksa pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
negara serta memberikan laporan hasil pemeriksaan kepada MPR.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK): KPK adalah lembaga yang dibentuk untuk
memberantas tindak korupsi di Indonesia. KPK memiliki wewenang penyidikan,
penuntutan, dan pencegahan korupsi. Lembaga ini bertujuan untuk menciptakan tata
kelola pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi.
Badan Intelijen Negara (BIN): BIN adalah lembaga intelijen yang bertanggung jawab
atas keamanan nasional dan perlindungan kepentingan negara. Tugas BIN meliputi
pengumpulan intelijen, analisis keamanan, serta memberikan saran kepada pemerintah
terkait kebijakan keamanan.
11
Mahkamah Konstitusi (MK) memiliki peran yang penting dalam memutuskan
perkara-perkara yang berkaitan dengan konstitusi. Berikut adalah beberapa peran MK
dalam memutuskan perkara:
12
menjaga konstitusi, fungsi pengujian undang-undang itu tidak dapat lagi dihindari
penerapannya dalam ketatanegaraan Indonesia sebab UUD 1945 menegaskan bahwa
anutan sistem bukan lagi supremasi parlemen melainkan supremasi konstitusi.
7. Bahkan, ini juga terjadi di negara-negara lain yang sebelumnya menganut sistem
supremasi parlemen dan kemudian berubah menjadi negara demokrasi. MK dibentuk
dengan fungsi untuk menjamin tidak akan ada lagi produk hukum yang keluar dari
koridor konstitusi sehingga hak-hak konstitusional warga terjaga dan konstitusi itu
sendiri terkawal konstitusionalitasnya.
8
Ibid 80
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Daud, Abu Busroh dan Abubakar Busro, Asas-asas Hukum Tata Negara, Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1983, cet. Ke-1
Kusnardi, Moh., et.ai., Ilmu Negara, Jakarta:Gaya Media Pratama, 2000, cet.ke-4.
Thaib, Dahlan,et.al., Teori dan Hukum Konstitusi, Jakarta: PT> Raja Grafindo
Persada, 2001, cet.ke-2.
15