Anda di halaman 1dari 19

“MAKALAH KEWARGANEGARAAN “

“MANAJEMEN KONSTITUSI INDONESIA “

Dosen pengampu:

ELSA NANDA SABRINA M.Pd

Disusun Oleh :

1. Muhammad Aska Rifaldi (22521023)


2. Selvi Apriyani (22521032)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULLUDDIN ADAB DAN DAKAWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

TAHUN 2023
2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat kelak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu
Ibu ELSA NANDA SABRINA M.Pd yang telah memberikan amanah untuk menyelesaikan
pembahasan tentang“konstitusi Indonesia “.Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Curup , 24 Mei 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................I

DAFTAR ISI ..............................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................2

1. Apa pengertian konstitusi dan hal-hal yang berhubungan dengan konstitusi ?


2. bagaimana kelembagaan konstitusi di Indonesia menurut UUD 1945?
3. Bagaimana Peran MK dalam memutuskan perkara ?

BAB III PENUTUP ...................................................................................................15

A. Kesimpulan ........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Difinisi konstitusi adalah aturan dasar mengenai ketatanegaraan suatu negara.


Kedudukannya merupakan hukum dasar dan hukum tertinggi. Konstitusi memiliki dua
sifat yaitu kaku dan luwes. Adapun fungsi konstitusi adalah membatasi kekuasaan dan
menjamin HAM. Isinya berupa pernyataan luhur, struktur dan organisasi negara, jaminan
HAM, prosedur perubahan, dan larangan perubahan tertentu. Konstitusi yang pernah
berlaku di Indonesia terdiri dari 1. UUD 1945 (Konstitusi I), 2. Konstitusi RIS 1949, 3.
UUDS 1950, 4. UUD 1945 Amandemen. Amandemen konstitusi terdiri dari pengertian,
hasil-hasil dan sikap yang seharusnya positif-kritis dan mendukung terhadap proses
Amandemen UUD 1945. Pelaksanaan Konstitusi di Indonesia pernah terjadi
penyimpangan, yang mana bertujuan untuk menjadi pelajaran bagi masa depan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konstitusi dan hal-hal yang berhubungan dengan konstitusi ?
2. bagaimana kelembagaan konstitusi di Indonesia menurut UUD 1945?
3. Bagaimana Peran MK dalam memutuskan perkara ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian konstitusi dan hal-hal yang berhubungan dengan


konstitusi ?
2. Untuk mengetahui kelembagaan konstitusi di Indonesia menurut UUD 1945?
3. Untuk mengetahui Peran MK dalam memutuskan perkara ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konstitusi

Konstitusi berasal dari kata constitution (Bhs. Inggris) – constitutie (Bhs. Belanda)
– constituer (Bhs. Perancis), yang berarti membentuk, menyusun, menyatakan. Dalam
bahasa Indonesia, konstitusi diterjemahkan atau disamakan artinya dengan UUD.
Konstitusi menurut makna katanya berarti dasar susunan suatu badan politik yang disebut
negara. Konstitusi menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu
berupa kumpulan peraturan untuk membentuk, mengatur, atau memerintah negara.
Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang,
dan ada yang tidak tertulis berupa konvensi. Dalam konsep dasar konstitusi, pengertian
konstitusi:

1) Kontitusi itu berasal dari bahasa parancis yakni constituer yang berarti
membentuk.

2) Dalam bahasa latin konstitusi berasal dari gabungan dua kata yaitu “Cume”
berarti bersama dengan dan “Statuere” berarti membuat sesuatu agar berdiri atau
mendirikan, menetapkan sesuatu, sehingga menjadi “constitution”.

3) Dalam istilah bahasa inggris (constution) konstitusi memiliki makna yang lebih
luas dan undang-undang dasar. Yakni konstitusi adalah keseluruhan dari peraturn-
peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-
cara bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.

Dalam pengertian luas (dikemukakan oleh Bolingbroke), konstitusi berarti


keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar. Seperti halnya hukum pada
umumnya, hukum dasar tidak selalu merupakan dokumen tertulis atau tidak tertulis atau
dapat pula campuran dari dua unsur tersebut. sebagai hukum dasar yang tertulis atau
undang-undang Dasar dan hukum dasar yang tidak tertulis / Konvensi.

Konvensi sebagai aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan bearnegara mempunyai sifat ;

2
a.Merupakan kebiasaan yang berulangkali dalam prektek penyelenggaaraan
Negara.

b.Tidak beartentangan dengan hukum dasar tertulis/Undang-undang Dasar dan


bearjalan sejajar.

c.Diterima oleh rakyat negara.

Bersifat melengkapi sehingga memungkinkan sebagai aturan dasar yang tidak


terdapat dalam Undang-undang Dasar. Konstitusi sebagiai hukum dasar memuat aturan-
aturan dasar atau pokok-pokok penyelenggaraan bernegara, yang masih bersifat umum
atau bersifat garis besar dan perlu dijabarkan lebih lanjut kedalam norma hukum
dibawahnya.

Dalam arti sempit (dikemukakan oleh Lord Bryce), konstitusi berarti piagam dasar
atau UUD, yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar negara.
Contohnya adalah UUD 1945.1

C. Pentingnya Konstitusi Dalam Negara

Konsekuensi logis dari kenyataan bahwa tanpa konstitusi negara tidak mungkin
terbentuk, maka konstitusi menempati posisi yang sangat krusial dalam kehidupan
ketatanegaraan suatu negara. Negara dan konstitusi merupakan lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Dr. A. Hamid S. Attamimi, dalam disertasinya
berpendapat tentang pentingnya suatu konstitusi atau Undang-undang Dasar adalah
sebagai pegangan dan pemberi batas, sekaligus tentang bagaimana kekuasaan negara
harus dijalankan.

Sejalan dengan pemahaman di atas, Struycken dalam bukunya Net Staatsrecht van
Het Koninkrijk der Nederlanden menyatakan bahwa konstitusi merupakan barometer
kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para
pendahulu, sekaligus ide-ide dasar yang digariskan oleh the founding father, serta
memberi arahan kepada generasi penerus bangsa dalam mengemudikan suatu negara yang
akan dipimpin. Semua agenda penting kenegaraan ini tercover dalam konstitusi, sehingga

1
Anwar, Chairul, Konstitusi dan kelembagaan Negara, Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri, 1999.hlm 36-37

3
benarlah kalau konstitusi merupakan cabang yang utama dalam studi ilmu hukum tata
negara.

Pada sisi lain, eksistensi suatu ”negara” yang diisyaratkan oleh A. G.


Pringgodigdo, baru riel ada kalau telah memenuhi empat unsur, yaitu:

1) Memenuhi unsur pemerintahan yang berdaulat,

2) Wilayah Tertentu

3) Rakyat yang hidup teratur sebagai suatu bangsa (nation), dan

4) Pengakuan dari negara-negara lain.

Dari keempat unsur untuk berdirinya suatu negara ini belumlah cukup menjamin
terlaksananya fungsi kenegaraan suatu bangsa kalau belum ada hukum dasar yang
mengaturnya. Hukum dasar yang dimaksud adalah sebuah konstitusi atau Undang-
Undang Dasar.

Prof. Mr. Djokosutono melihat pentingnya konstitusi dari dua segi. Pertama, dari
segi sisi (naar de Inhoud) karena konstitusi memuat dasar dari struktur dan memuat fungsi
negara. Kedua, dari segi bentuk (Naar de Maker) oleh karena yang memuat konstitusi
bukan sembarangan orang atau lembaga. Mungkin bisa dilakukan oleh raja, raja dengan
rakyatnya, badan konstituante atau lembaga diktator.

Pada sudut pandang yang kedua ini, K. C. Wheare menggkaitkan pentingnya


konstitusi dengan peraturan hukum dalam arti sempit, dimana konstitusi dibuat oleh
badan yang mempunyai ”wewenang hukum” yaitu sebuah badan yang diakui sah untuk
memberikan kekuatan hukum pada konstitusi.2

D. Sejarah Lahirnya Konstitusi Di Indonesia

Dalam sejarahnya, Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945


sampai 16 Juni 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai dalam bahasa Jepang yang
beranggotakan 21 orang, diketuai Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta sebagai wakil dengan
19 orang anggota yang terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa,3 orang dari Sumatra, dan
masing-masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil. BPUPKI ditetapkan
2
Ibid 38

4
berdasarkan Maklumat Gunseikan Nomor 23 bersamaan dengan ultah Tenno Heika pada
tanggal 29 April 1945.

BPUPKI menentukan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi


Indonesia merdeka yang dikenal dengan nama UUD 1945. tokoh-tokoh perumusnya
antara lain Dr.Rajman Widiodiningrat, Ki Bagus Hadi Koesemo, Oto Iskandardinata,
Pangeran purboyo, Pangeran Soerjohamindjojo dan lain-lain.

UUD 1945 dibentuk untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di


kemudian hari. Setelah kemerdekaan diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi
nampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi, dan segera harus dirumuskan sehingga
lengkaplah Indonesia menjadi sebuah Negara yang berdaulat. Pada tanggal 18 Agustus
1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) mengadakan sidangnya yang pertama kali dan menghasilkan beberapa keputusan
sebagai berikut :

Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannya diambil


dari rancangan Undang – Undang yang disusun oleh panitia perumus pada tanggal 22
Juni 1945.

menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hampir seluruhnya


diambil dari RUU yang disusun oleh panitia perancang UUD tanggal 16 Juni 1945.

memilih ketua persiapan Kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno sebagai presiden


dan wakil ketua Drs. Muhammad Hatta sebagai wakil presiden.

pekerjaan presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia(Komite Nasional).

Dengan terpilihnya atas dasar UUD 1945 ,maka secara formal Indonesia
sempurna menjadi sebuah Negara, sebab syarat – syarat yang lazim diperlukan oleh setiap
Negara telah ada, yaitu adanya :3

Rakyat .

3
Daud, Abu Busroh dan Abubakar Busro, Asas-asas Hukum Tata Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983, cet.
Ke-1.hlm 112

5
Wilayah.

Kedaulatan.

Pemerintahan

Tujuan Negara.

Bentuk Negara

Konstitusi sebagai satu kerangka kehidupan politik telah lama dikenal yaitu sejak
zaman yunani yang memiliki beberapa kumpulan hokum (semacam kitab hokum pada
624 – 404 SM) sehingga, sebagai Negara hokum Indonesia memiliki konstitusi yang
dikenal sebagai UUD 1945 yang telah dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juli 1945
oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKU) yang
mana tugas pokok badan ini sebenarnya menyusun rancangan UUD. Namun dalam
praktik persidangannya berjalan berkepanjangan khususnya pada saat membahas masalah
dasar Negara.diakhir siding I BPUPKIberhasil membentuk panitia kecil yang disebut
panitia sembilang, panitia ini pada tanggal 22 juni 1945 berhasil mencapai kompromi
untuk menyetujui sebuah naskah mukhodimah UUD yang kemudian diterima dalam
siding II BPUPKI tanggal 11 Julu 1945. Setelah itu Ir. Soekarno membentuk panitia kecil
pada tanggal 16 juli 1945 yang diketuai oleh Soepomo dengan tugas menyusun rancangan
UUD dan membentuk panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
beranggotakan 21 orang. Sehingga UUD atau konstitusi Negara republic Indonesia
diatukan ditetapkan oleh PPKI pada hari sabtu tanggal 18 Agustus 1945. Dengan
demikian sejak itu Indonesia telah menjadi suatu Negara modern karena telah memiliki
suatu system ketatanegaraan yaitu dalam UUD 1945.

Dalam perjalanan sejarah, konstitusi Indonesia telah mengalami beberapa kali


pergantian baik nama maupun subtansi materi yang dikandungnya, yaitu :

1) UUD 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember
1949.4

4
Kusnardi, Moh., et.ai., Ilmu Negara, Jakarta:Gaya Media Pratama, 2000, cet.ke-4.

6
2) Konstitusi republic Indonesia serikat yang lazim dikenal dengan sebutan
konstitusi RIS (17 Desember 1949 – 17 Agustus 1950).

3) UUD 1950 (17 Agustus 1950 – 05 Juli 1959).

4) UUD 1945 yang merupakan pemberlakuan kembali konstitusi pertama


Indonesia dengan masa berlakunya sejak dekrit presiden 05 Juli 1959 – Sekarang.

E. Kelembagaan negara Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari


tiga lembaga utama, yaitu:

 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR): MPR merupakan lembaga tertinggi


negara yang memiliki kekuasaan konstitusional. MPR terdiri dari anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). MPR memiliki
kewenangan untuk mengubah atau menetapkan Undang-Undang Dasar, memilih
Presiden dan Wakil Presiden, serta mengambil keputusan penting terkait negara.
 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR): DPR adalah lembaga legislatif yang mewakili
rakyat dan memiliki peran dalam membuat undang-undang, mengawasi
pemerintahan, serta mengambil keputusan terkait kebijakan negara. Anggota DPR
dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali.
 Dewan Perwakilan Daerah (DPD): DPD merupakan lembaga perwakilan daerah
yang bertugas mewakili kepentingan daerah-daerah di tingkat nasional. DPD
memiliki peran dalam mengajukan pendapat terkait pembentukan undang-undang
yang berhubungan dengan otonomi daerah, serta mengawasi implementasi
kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan daerah.
 Mahkamah Konstitusi (MK): MK adalah lembaga peradilan yang bertanggung
jawab untuk memeriksa dan memutuskan sengketa yang berkaitan dengan
konstitusi. MK memiliki wewenang untuk menguji undang-undang terhadap UUD
1945, memutus sengketa hasil pemilihan umum, serta menyelesaikan perselisihan
antara lembaga negara.
 Mahkamah Agung (MA): MA merupakan lembaga peradilan tertinggi di
Indonesia yang berwenang mengadili perkara pidana, perdata, dan administrasi
negara. MA juga memiliki tugas mengawasi peradilan di bawahnya, seperti
pengadilan tingkat banding dan pengadilan di bawahnya.5

5
Lubis, M. Solly, Asas-asas Hukum Tata Negara, Bandung: Alumni, 1982.hlm 90

7
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK): BPK adalah lembaga yang bertugas
melakukan pemeriksaan terhadap keuangan negara. BPK memiliki peran penting
dalam pengawasan pengelolaan keuangan negara, termasuk mengaudit laporan
keuangan pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya.
 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK): KPK adalah lembaga independen yang
berperan dalam pemberantasan korupsi. KPK memiliki kewenangan untuk
menyelidiki, menuntut, dan mengadili kasus korupsi, serta melakukan pencegahan
korupsi melalui upaya edukasi, pengawasan, dan pemantauan.
 Ombudsman Republik Indonesia: Ombudsman adalah lembaga yang bertugas
menerima, meneliti, dan menyelesaikan pengaduan masyarakat terkait pelayanan
publik yang tidak memuaskan atau adanya dugaan pelanggaran administrasi.
Ombudsman berperan dalam menjaga akuntabilitas dan meningkatkan kualitas
pelayanan publik.
 Lembaga-lembaga di atas memiliki peran yang penting dalam sistem
pemerintahan Indonesia. Masing-masing lembaga memiliki tugas, wewenang, dan
tanggung jawabnya sendiri-sendiri untuk memastikan berjalannya tata kelola
negara yang demokratis, transparan, dan akuntabel.
 Presiden: Presiden merupakan kepala negara dan pemerintahan. Presiden dipilih
oleh MPR dan bertanggung jawab atas pengelolaan pemerintahan negara. Presiden
memiliki wewenang untuk membentuk dan memimpin Kabinet serta menjalankan
kebijakan-kebijakan negara.
 Presiden memegang peran sentral dalam sistem pemerintahan Indonesia. Berikut
adalah beberapa tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki oleh seorang
Presiden:
 Kepala Negara: Sebagai kepala negara, Presiden mewakili Indonesia dalam
hubungan internasional dan menjalankan tugas-tugas seremonial, seperti
menyampaikan pidato kenegaraan dan menerima kunjungan dari kepala negara
asing.6
 Kepala Pemerintahan: Presiden adalah kepala pemerintahan yang bertanggung
jawab atas pengelolaan pemerintahan negara. Presiden memimpin Kabinet yang

6
Thaib, Dahlan,et.al., Teori dan Hukum Konstitusi, Jakarta: PT> Raja Grafindo Persada, 2001,
cet.ke-2.

8
terdiri dari menteri-menteri yang bertanggung jawab atas berbagai sektor
pemerintahan.
 Pembentukan Kebijakan: Presiden memiliki wewenang untuk merumuskan
kebijakan nasional dan mengarahkan implementasinya. Presiden bekerja sama
dengan Kabinet dalam mengambil keputusan penting terkait kebijakan ekonomi,
politik, sosial, dan bidang lainnya.
 Pengawasan dan Koordinasi: Presiden memiliki peran dalam mengawasi
pelaksanaan kebijakan pemerintah dan koordinasi antara lembaga-lembaga
pemerintah. Presiden juga berperan dalam menyelesaikan perselisihan
antarlembaga dan memastikan efektivitas kinerja pemerintahan.
 Kepemimpinan Krisis: Presiden bertanggung jawab dalam menghadapi dan
menangani krisis nasional, baik dalam bidang keamanan, ekonomi, maupun
bencana alam. Presiden memiliki kewenangan untuk mengambil langkah-langkah
darurat dan memobilisasi sumber daya negara untuk penanganan krisis.
 Diplomasi: Presiden memiliki peran dalam hubungan internasional dan diplomasi.
Presiden menjalankan negosiasi, menjalin hubungan dengan negara lain, serta
mewakili Indonesia dalam pertemuan internasional dan organisasi regional.
 Pemeliharaan Keamanan dan Stabilitas: Presiden bertanggung jawab atas
pemeliharaan keamanan dan stabilitas negara. Presiden bekerja sama dengan
lembaga-lembaga terkait, seperti TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan
kepolisian, dalam menjaga keamanan dalam negeri.
 Pelaksanaan Undang-Undang: Presiden memiliki kewenangan untuk menyetujui
atau menolak undang-undang yang telah disahkan oleh DPR. Presiden juga
memiliki hak untuk mengeluarkan peraturan perundang-undangan dalam bentuk
Peraturan Pemerintah.
 Peran dan wewenang Presiden memiliki dampak besar terhadap arah dan
kebijakan negara. Presiden bertanggung jawab dalam menjalankan pemerintahan
dan memastikan kepentingan nasional terwujud dengan baik.
E. Mahkamah Konstitusi (MK)

MK merupakan lembaga peradilan yang berwenang mengadili perkara-perkara


yang berkaitan dengan konstitusi. Tugas utama MK adalah memeriksa undang-undang
yang diajukan untuk menentukan apakah sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. MK

9
juga berwenang memutus sengketa hasil pemilihan umum dan memiliki kekuasaan lain
yang terkait dengan konstitusi.

 Kewenangan Pengujian Undang-Undang: Salah satu tugas utama MK adalah


memeriksa undang-undang yang diajukan untuk menentukan kesesuaiannya dengan
Undang-Undang Dasar 1945. Jika MK menyatakan bahwa suatu undang-undang
bertentangan dengan konstitusi, maka undang-undang tersebut dianggap tidak
berlaku.
 Penyelesaian Sengketa Pemilihan Umum: MK juga memiliki wewenang untuk
memutus sengketa hasil pemilihan umum, termasuk pemilihan presiden, pemilihan
legislatif, dan pemilihan kepala daerah. MK bertindak sebagai lembaga yang
independen dalam menyelesaikan sengketa tersebut dan putusan MK bersifat final dan
mengikat.
 Perlindungan Hak Konstitusional: MK juga berperan dalam melindungi hak-hak
konstitusional warga negara. Individu atau kelompok yang merasa hak-hak
konstitusionalnya dilanggar dapat mengajukan pengujian ke MK. MK akan
memeriksa kasus tersebut dan dapat memutuskan langkah-langkah yang diperlukan
untuk memulihkan atau melindungi hak-hak konstitusional yang terlanggar.
 Kehormatan, Marwah, dan Wibawa MK: MK memiliki kedudukan yang independen
dan bebas dari campur tangan kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif lainnya.
Kehormatan, marwah, dan wibawa MK dijaga agar lembaga ini dapat menjalankan
fungsinya secara adil, objektif, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik atau
kekuasaan lainnya.
 Perlu diketahui bahwa informasi ini berdasarkan pada pengetahuan saya hingga
September 2021, dan ada kemungkinan terjadi perubahan atau perubahan lain terkait
dengan Mahkamah Konstitusi yang mungkin terjadi setelah tanggal tersebut.7

Selain tiga lembaga utama di atas, UUD 1945 juga mengakui lembaga-lembaga lain
yang turut berperan dalam sistem kelembagaan negara, seperti DPR, DPD, Kabinet, dan
lembaga-lembaga nonstruktural seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Badan Intelijen Negara (BIN).

7
Ubaidillah, Ahmad, et.al., Pendidikan Kewargaan (Civic Education): Demokrasi, HAM dan Masyarakat
Madani, Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000, edisi pertama. Hlm 78-79

10
 Undang-Undang Dasar 1945 juga mengakui peran beberapa lembaga lain yang
penting dalam sistem kelembagaan negara Indonesia. Berikut adalah beberapa
lembaga tersebut:
 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR): DPR adalah lembaga perwakilan rakyat yang
merupakan bagian dari MPR. DPR memiliki tugas dan wewenang untuk membuat,
mengubah, dan mengesahkan undang-undang, serta melakukan pengawasan terhadap
jalannya pemerintahan.
 Dewan Perwakilan Daerah (DPD): DPD juga merupakan lembaga perwakilan rakyat
yang menjadi bagian dari MPR. DPD mewakili kepentingan daerah dan memiliki
peran dalam pembentukan undang-undang, pengawasan terhadap pemerintahan, serta
peran dalam pemilihan presiden.
 Kabinet: Kabinet adalah lembaga eksekutif yang dipimpin oleh Presiden. Kabinet
terdiri dari menteri-menteri yang bertanggung jawab atas bidang-bidang tertentu,
seperti pertahanan, keuangan, pendidikan, dan lain-lain. Kabinet berperan dalam
menyusun kebijakan pemerintah dan melaksanakan tugas pemerintahan sehari-hari.
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK): BPK merupakan lembaga negara yang
independen yang bertanggung jawab atas pemeriksaan keuangan negara. BPK
memiliki tugas untuk memeriksa pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
negara serta memberikan laporan hasil pemeriksaan kepada MPR.
 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK): KPK adalah lembaga yang dibentuk untuk
memberantas tindak korupsi di Indonesia. KPK memiliki wewenang penyidikan,
penuntutan, dan pencegahan korupsi. Lembaga ini bertujuan untuk menciptakan tata
kelola pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi.
 Badan Intelijen Negara (BIN): BIN adalah lembaga intelijen yang bertanggung jawab
atas keamanan nasional dan perlindungan kepentingan negara. Tugas BIN meliputi
pengumpulan intelijen, analisis keamanan, serta memberikan saran kepada pemerintah
terkait kebijakan keamanan.

Seluruh lembaga ini berperan penting dalam sistem kelembagaan negara


Indonesia, masing-masing dengan tugas dan wewenang yang spesifik sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945.

11
Mahkamah Konstitusi (MK) memiliki peran yang penting dalam memutuskan
perkara-perkara yang berkaitan dengan konstitusi. Berikut adalah beberapa peran MK
dalam memutuskan perkara:

1. Pengujian Undang-Undang: Salah satu tugas utama MK adalah memeriksa undang-


undang yang diajukan untuk menentukan kesesuaiannya dengan Undang-Undang
Dasar 1945. MK melakukan uji materi terhadap undang-undang yang diperdebatkan
dan memutuskan apakah undang-undang tersebut sesuai atau bertentangan dengan
konstitusi. Jika MK menyatakan bahwa undang-undang tersebut bertentangan dengan
konstitusi, maka undang-undang tersebut dianggap tidak berlaku.
2. Penyelesaian Sengketa Pemilihan Umum: MK memiliki wewenang untuk
memutuskan sengketa hasil pemilihan umum, termasuk pemilihan presiden, pemilihan
legislatif, dan pemilihan kepala daerah. Jika terdapat sengketa terkait proses
pemilihan, MK akan memeriksa bukti dan argumen yang diajukan oleh pihak-pihak
terkait, dan kemudian mengeluarkan putusan yang bersifat final dan mengikat.
3. Perlindungan Hak Konstitusional: MK berperan dalam melindungi hak-hak
konstitusional warga negara. Individu atau kelompok yang merasa hak-hak
konstitusionalnya dilanggar dapat mengajukan pengujian ke MK. MK akan
memeriksa kasus tersebut, mendengarkan argumen dari pihak yang terlibat, dan
kemudian memutuskan langkah-langkah yang diperlukan untuk memulihkan atau
melindungi hak-hak konstitusional yang terlanggar.
4. Pengujian Peraturan Perundang-undangan: Selain undang-undang, MK juga
berwenang memeriksa peraturan perundang-undangan lainnya, seperti peraturan
pemerintah, peraturan daerah, dan keputusan presiden, untuk menentukan
kesesuaiannya dengan Undang-Undang Dasar 1945. Jika MK menyatakan bahwa
peraturan tersebut bertentangan dengan konstitusi, maka peraturan tersebut dianggap
tidak berlaku.
5. Peran MK ini penting untuk menjaga keberlakuan dan kepatuhan terhadap konstitusi,
serta melindungi hak-hak konstitusional warga negara. Keputusan MK memiliki
kekuatan hukum yang mengikat dan berdampak luas terhadap sistem hukum dan
kehidupan masyarakat di Indonesia.
6. Fungsi dan peran utama MK adalah adalah menjaga konstitusi guna tegaknya prinsip
konstitusionalitas hukum. Demikian halnya yang melandasi negara-negara yang
mengakomodir pembentukan MK[1] dalam sistem ketatanegaraannya. Dalam rangka

12
menjaga konstitusi, fungsi pengujian undang-undang itu tidak dapat lagi dihindari
penerapannya dalam ketatanegaraan Indonesia sebab UUD 1945 menegaskan bahwa
anutan sistem bukan lagi supremasi parlemen melainkan supremasi konstitusi.
7. Bahkan, ini juga terjadi di negara-negara lain yang sebelumnya menganut sistem
supremasi parlemen dan kemudian berubah menjadi negara demokrasi. MK dibentuk
dengan fungsi untuk menjamin tidak akan ada lagi produk hukum yang keluar dari
koridor konstitusi sehingga hak-hak konstitusional warga terjaga dan konstitusi itu
sendiri terkawal konstitusionalitasnya.

Untuk menguji apakah suatu undang-undang bertentangan atau tidak dengan


konstitusi, mekanisme yang disepakati adalah judicial review yang menjadi kewenangan
MK. Jika suatu undang-undang atau salah satu bagian daripadanya dinyatakan terbukti
tidak selaras dengan konstitusi, maka produk hukum itu akan dibatalkan MK. Sehingga
semua produk hukum harus mengacu dan tak bolehbertentangan dengan konstitusi.
Melalu kewenangan judicial review ini, MK menjalankan fungsinya mengawal agar tidak
lagi terdapat ketentuan hukum yang keluar dari koridor konstitusi.8

8
Ibid 80

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :Konstitusi dalam arti sempit,


yaitu sebagai hukum dasar yang tertulis atau undang-undang Dasar.yang demokratis bagi
seluruh warga Negara.Konstitusi sebagaimana disebutkan merupakan aturan-aturan dasar
yang dibentuk dalam mengatur hubungan antar Negara dan warga Negara.Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR): MPR merupakan lembaga tertinggi negara yang
memiliki kekuasaan konstitusional. MPR terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). MPR memiliki kewenangan untuk
mengubah atau menetapkan Undang-Undang Dasar, memilih Presiden dan Wakil
Presiden, serta mengambil keputusan penting terkait negara.Presiden: Presiden
merupakan kepala negara dan pemerintahan. Presiden dipilih oleh MPR dan bertanggung
jawab atas pengelolaan pemerintahan negara. Presiden memiliki wewenang untuk politik,
sosial, dan bidang lainnya. MK merupakan lembaga peradilan yang berwenang mengadili
perkara-perkara yang berkaitan dengan konstitusi. Tugas utama MK adalah memeriksa
undang-undang yang diajukan untuk menentukan apakah sesuai dengan Undang-Undang
Dasar 1945. MK juga berwenang memutus sengketa hasil pemilihan umum dan memiliki
kekuasaan lain yang terkait dengan konstitusi.Kewenangan Pengujian Undang-Undang:
Salah satu tugas utama MK adalah memeriksa undang-undang yang diajukan untuk
menentukan kesesuaiannya dengan Undang-Undang Dasar 1945. Jika MK menyatakan
bahwa suatu undang-undang bertentangan dengan konstitusi, maka undang-undang
tersebut dianggap tidak berlakuPenyelesaian Sengketa Pemilihan Umum: MK juga
memiliki wewenang untuk memutus sengketa hasil pemilihan umum, termasuk pemilihan
presiden, pemilihan legislatif, dan pemilihan kepala daerah. MK bertindak sebagai
lembaga yang independen dalam menyelesaikan sengketa tersebut dan putusan MK
bersifat final dan mengikat.Perlindungan Hak Konstitusional: MK juga berperan dalam
melindungi hak-hak konstitusional warga negara. Individu atau kelompok yang merasa
hak-hak konstitusionalnya dilanggar dapat mengajukan pengujian ke MK. MK akan
memeriksa kasus tersebut dan dapat memutuskan langkah-langkah yang diperlukan untuk
memulihkan atau melindungi hak-hak konstitusional yang terlanggar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairul, Konstitusi dan kelembagaan Negara, Jakarta: CV. Novindo


Pustaka Mandiri, 1999.

Daud, Abu Busroh dan Abubakar Busro, Asas-asas Hukum Tata Negara, Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1983, cet. Ke-1

Kusnardi, Moh., et.ai., Ilmu Negara, Jakarta:Gaya Media Pratama, 2000, cet.ke-4.

Lubis, M. Solly, Asas-asas Hukum Tata Negara, Bandung: Alumni, 1982.

Thaib, Dahlan,et.al., Teori dan Hukum Konstitusi, Jakarta: PT> Raja Grafindo
Persada, 2001, cet.ke-2.

Ubaidillah, Ahmad, et.al., Pendidikan Kewargaan (Civic Education): Demokrasi,


HAM dan Masyarakat Madani, Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000, edisi pertama.

15

Anda mungkin juga menyukai