OLEH
2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana
atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Negara dan Konstitusi” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang pengertian Negara dan
Konstitusi, penerapan Konstitusi Indonesia dan Amandemen UUD 1945. Kami
sebagai penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sendiri
maupun pembaca lainnya.
Mungkin terdapat kesalahan yang tidak kami sadari dalam pembuatan
makalah ini. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari dosen pembimbing mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan maupun teman-teman selaku pembaca.
Dengan segala kerendahan hati kami selaku penyusun mengucapkan terima
kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas
antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Negara dan Konstitusi?
2. Bagaimana hubungan antara Negara dan Konstitusi?
3. Bagaimana sistem penerapan Konstitusi di Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan Amandemen?
5. Bagaimanakah proses terjadinya Amandemen UUD 1945?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan
hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan
termasuk dasar hubungan kerjasama antara Negara dan masyarakat (rakyat) dalam
konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Kata “Konstitusi” berarti pembentukan,
yang berasal dari bahasa Prancis yaitu “constituer”. Belanda menggunakan istilah
“Grondwet” yang berarti suatu Undang-Undang yang menjadi dasar (grond) dari
segala hukum bentuk organisasi yang pada umumnya berbentuk naskah yang sering
disebut dengan Konstitusi atau Undang-Undang Dasar. Dahulu konstitusi digunakan
sebagai penunjuk hukum penting yang dikeluarkan oleh kaisar atau raja yang
digunakan secara luas dalam hukum kanon untuk menandakan keputusan substitusi
tertentu. Konstitusi umumnya bersifat kondifaksi yaitu sebuah dokumen yang berisi
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan Negara. Terdapat 5
jenis konstitusi yaitu:
Written Constitution and Unwritten Contitution;
Fleksible and Rigid Cnstitution
Supreme and Not Supreme Constitution
Federal and Unitary Constitution
President Executive and Paliamentary Executice
4
1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan
terhadap kekuasaan politik.
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa itu
sendiri.
3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi penguasa
dalam menjalankan kekuasaannya.
5
Dalam sejarahnya, UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni
1945 oleh Badan Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang beranggotakan 21 orang yang ditetpakan berdasarkan Maklumat
Gunseikan Nomor 23 (Maian 2001:59). Badan ini menetapkan tim khusus yang
bertugas menyusun konstitusi bagi Indonesia merdeka yang kemudian dikenal
dengan nama Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
Latar belakang terbentunya konstitusi UUD 1945 bermula dari janji Jepang
untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari. Adapun isi
dari dari perajajian tersebut yaitu “sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan
Asia Timur Raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha membebasan bangsa Indonesia
dari kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda. Tentara Dai Nippon serrentak
menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun udara untuk
mengakhiri kekuasaan pemerintahan Belanda.” Sejak saat itu, Dai Nippon Teikoku
memandang bangsa Indonesia sebagai saudara muda serta membimbing bangsa
Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di semua bidang, sehingga diharapkan kelak
Indonesia siap untuk berdiri sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya. Namun, janji
hanyalah janji, penjajah tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas dan
menguras kekayaan bangsa Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur tentara
sekutu, Jepang tak lagi ingat akan janjinya dan setelah menyerah tanpa syarat kepada
sekutu, rakyat Indonesia lebih bebas dan leluasa untuk berbuat hingga saat
kemerdekaan tiba.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan siding pertama kali dan menghasilkan
beberapa keputusan yaitu:
- Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannya
diambil dari Rancangan Undang-undang yang disusun oleh panitia perumus
pada tanggal 22 Juni 1945
- Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hampir seluruhnya
diambil dari RUU yang disusun oleh Panitia Perancang UUD tanggal 16 Juni
1945
- Memilih ketua persiapan Kemerdekaan Indonesia Ir. Seokarno sebagai
Presiden dan wakil ketua Drs. Muhammad Hatta sebagai Wakil Presiden
6
- Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh PPKI yang kemudian
menjadi Komite Nasional
7
2.3.3 Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia
Terdapat beberapa konstitusi yang pernah diterapkan dan berlaku di
Indonesia sejak merdeka hingga sekarang yaitu:
8
a. Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat.
b. Penyerahan kedaulatan Kepada Republik Indonesia Serikat.
c. Didirikan Uni antara Republik Indonesia Serikat dengan Kerajaan
Belanda.
Pada tahun 1949 berubahlah Konstitusi Indonesia yaitu dari UUD 1945
menjadi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat (UUD RIS), maka
berubahlah pula bentuk Negara Kesatuan menjadi Negara Serikat (federal) yaitu
Negara yang tersusun dari beberapa Negara yang semula berdiri sendiri kemudian
mengadakan ikatan kerja sama secara efektif atau dengan kata lain Negara serikat
adalah Negara yang tersusun jamak yang terdiri dari Negara-negara bagian.
Kekuasaan kedaaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh
pemerintahan bersama-sama dengan DPR dan Senat. Sistem pemerintahan
presidensial berubah menjadi parlementer, yang bertanggung jawab kebijaksanaan
pemerintahan berada di tangan Menteri-Menteri baik secar bersama-sama maupun
sendiri-sendiri bertanggung jawab kepada Parlemen (DPR). Namun demikian pada
kontitusi RIS ini juga belum dilaksankan secara efektif, karena lembaga-lembaga
Negara belum dibentuk sesuai amanat UUD RIS.
3. Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (17 Agustus 1950 s/d 5 Juli 1959)
Ternyata Konstitusi RIS tidak berumur panjang, hal itu disebabkan karena isi
konstitusi tidak berakar dari kehendak rakyat, juga bukan merupakan kehendak
politik rakyat Indonesia melainkan rekayasa dari pihak Belanda maupun PBB,
sehingga menimbulkan tuntutan untuk kembali menggabungkan diri menjadi Negara
Republik Indonesia, kemudian disepakati untuk kembali ke NKRI dengan
menggunakan UUD Sementara 1950.
Bentuk Negara pada konstitusi ini adalah Negara Kesatuan, yakni Negara
yang bersusun tunggal, artinya tidak ada Negara dalam Negara sebagaimana halnya
bentuk Negara Serikat. Ketentuan Negara Kesatuan ditegaskan dalam Pasal 1 ayat
(1) UUDS 1950 yang menyatakan Republik Indonesia merdeka dan berdaulat ialah
Negara hukum yang demokrasi dan berbentuk kesatuan. Pelaksanaan konstitusi ini
merupakan penjelmaan dari NKRI berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945, serta
9
didalamnya juga menjalankan otonomi atau pembagian kewenangan kepada daerah-
daerah di seluruh Indonesia.
10
pembangunan ekonomi, sehingga sistem demokrasi yang dikehendaki UUD 1945
tidak berjalan dengan baik.
Keberadaan partai politik dibatasi hanya 3 partai saja, sehingga demokrasi
terkesan mandul, tidak ada kebebasan bagi rakyat yang ingin menyampaikan
kehendaknya, walaupun pilar kekuasaan Negara seperti eksekutif, legeslatif, dan
yudikatif sudah ada tapi perannya tidak penuh, kemampuan politik menghendaki
kekuatan Negara berada ditangan satu orang yaitu Presiden, sehingga menimbulkan
demonstrasi besar pada tahun 1998 dengan tuntutan reformasi, yang berujung pada
pergantian kepemimpinan nasional.
5. UUD 1945 Masa Amandemen (19 Oktober 1999 s/d 10 Agustus 2002)
Sebagai implementasi yang berkumandang pada tahun 1998, adalah
melakukan perubahan terhadap UUD 1945 sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Dasar hukum perubahan UUD 1945 adalah Pasal 3 dan Pasal 7 UUD 1945 yang
dilakukan oleh MPR sesuai dengan kewenangannya, sehingga nilai dan prinsip
demokrasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia Nampak diterapkan dengan baik.
Dalam melakukan perubahan UUD 1945, MPR menetapkan 5 kesepakatan:
a. Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 Negara Republik Indonesia.
b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Mempertegas system pemerintahan Presidensial.
d. Penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang memuat hal-hal normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal (batang
tubuh).
e. Melakukan perubahan dengan cara addendum.
Pada periode ini UUD 1945 mengalami perubahan hingga ke-4 kali, sehingga
mempengaruhi proses kehidupan demokrasi di Negara Indonesia. Seiring dengan
perubahan UUD 1945 yang terselenggara pada tahun1999 hingga 2002, maka naskah
resmi UUD 1945 terdiri atas lima bagian, yaitu UUD 1945 sebagai naskah aslinya
ditambah dengan perubahan UUD 1945 kesatu, kedua, ketiga dan keempat, sehingga
menjadi dasar Negara yang fundamental/dasar dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara.
11
6. UUD 1945 Amandemen (10 Agustus 2002 s/d Sekarang)
Setelah mengalami perubahan hingga keempat kalinya, UUD 1945
merupakan dasar Negara Republik Indonesia yang fundamental untuk
menghantarkan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia, tentu saja
kehidupan berdemokrasi lebih terjamin lagi, karena perubahan UUD 1945 dilakukan
dengan cara hati-hati, tidak tergesa-gesa, serta dengan menggunakan waktu yang
cukup, tidak seperti yang dilakukan BPUPKI pada saat merancang UUD waktu itu,
yaitu sangat tergesa-gesa dan masih dalam suasana di bawah penjajahan Jepang.
Nuansa demokrasi lebih terjamin pada masa UUD 1945 setelah mengalami
perubahan. Keberadaan lembaga Negara sejajar, yaitu lembaga eksekutif
(pemerintahan), lembaga legeslatif (MPR, DPR dan DPD), lembaga yudikatif (MA,
MK dan KY) dan lembaga auditif (BPK). Kedudukan lembaga Negara tersebut
mempunyai peranan yang lebih jelas dibandingkan masa sebelumnya. Masa jabatan
presiden dibatas hanya 2 periode saja, yang dipilih secara langsung oleh rakyat.
Pelaksanaan otonomi daerah terurai lebih rinci lagi dalam UUD 1945 setelah
perubahan, sehingga pembangunan disegala bidang dapat dilaksanakan secara merata
di daerah. Pemilihan kepala daerah dilaksanakan secara demokratis, sehingga rakyat
dapat menentukan secara langsung pilihan yang sesuai dengan kehendaknya.
Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (HAM) lebih baik dan diurai lebih
rinci sehingga kehidupan demokrasi lebih terjamin. Keberadaan partai politik tidak
dibelenggu seperti masa sebelumnya, dimana terdapat kebebasan untuk mendirikan
partai politik dengan berasaskan sesuai dengan kehendak asalkan tidak bertentangan
dengan Pancasila dan UUD 1945, serta dilaksanakannya Pemilihan Umum yang jujur
dan adil.
12
Amandement (Perubahan); yang dianut Negara-negara Anglo-Saxon termasuk
Indonesia dan Amerika Serikat
13
2.4.1 Pengertian Amandemen
Amandemen diambil dari bahasa Inggris yaitu "amendment". Amends artinya
merubah, biasanya untuk masalah hukum. The law has been amended (undang-
undang itu telah di amandemen). Amandemen berarti perubahan atas mengubah (to
amend) yang bertujuan untuk memperkuat fungsi dan posisi Konsitusi suatu negara
dengan mengakomodasi aspirasi politik yang berkembang untuk mencapai tujuan
Negara.
14
Dari perubahan (amandemen) yang dilakukan setidaknya 4 kali dari tahun
1999 hingga 2002, diperoleh hasil berupa perubahan-perubahan pasal atau point-
point yang dirubah di dalam UUD 1945, antara lain:
15
Amandemen Ketiga
Terdapat 19 pasal yang diubah yaitu:
- Pasal 1 ayat (2) dan (3); tentang Bentuk dan Kedaulatan
- Pasal 3 ayat (1) s/d (3); tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat
- Pasal 6 ayat (1) s/d (3), Pasal 6A ayat (1), (2), (3) dan (5), Pasal 7A,
Pasal 7B ayat (1) s/d (7), Pasal 7C, Pasal 8 ayat (1) s/d (3), Pasal 11 ayat
(2) dan (3); tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara
- Pasal 17 ayat (4); tentang Kementerian Negara
- Pasal 22C ayat (1) s/d (4), Pasal 22D ayat (1) s/d (4); tentang Dewan
Perwakilan Daerah
- Pasal 22E ayat (1) s/d (3); tentang Pemilihan Umum
- Pasal 23F ayat (1) dan (2), Pasal 23G ayat (1) dan (2); tentang Badan
Pemeriksa Keuangan
- Pasal 24 ayat (1) s/d (2), Pasal 24A ayat (1) s/d (5), Pasal 24B ayat (1) s/d
(4), Pasal 24C ayat (1) s/d (6); tentang Kekuasaan Kehakiman
Amandemen Keempat
Terdapat 17 pasal yang mengalami perubahan yaitu:
- Pasal 2 ayat (1); tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat
- Pasal 6A ayat (4), Pasal 8 ayat (3), Pasal 11 ayat (1), Pasal 16; tentang
Kekuasaan Pemerintahan Negara
- Pasal 23B, dan 23D; tentang Hal Keuangan
- Pasal 24 ayat (3); tentang Kekuasaan Kehakiman
- Pasal 31 ayat (1) s/d (5), Pasal 32 ayat (1) s/d (2); tentang Pendidikan
dan Kebudayaan
- Pasal 33 ayat (4) dan (5), Pasal 34 ayat (1) s/d (4); tentang
Perekonomian Nasioanal dan Kesejahteraan Sosial
- Pasal 37 ayat (1) s/d (5); tentang Perubahan Undang-Undang Dasar
- Aturan peralihan pasal 1 s/d 3
- Aturan tambahan pasal 1 dan 2
16
BAB III
ANALIS
3.1 analisa maksud dan tujuan perubahan hukum konstitusi
Maksud dan Tujuan Pengkajian secara komprehensif terhadap perubahan
konstitusi mengandung maksud dan tujuan sebagai berikut :
1. agar perubahan UUD dilakukan melalui pembahasan yang mendalam, cermat
dan menyeluruh
2. agar perubahan UUD didasarkan pada kajian teoritis mengenai eksistensi
pembentukan dan perubahan UUD (yang meliputi kedudukan, sifat, fungsi,
materi muatan dan prosedur perubahan UUD);
3. secara analitis mencermati berbagai ketentuan yang dihasilkan oleh MPR,
dan menilai apakah metode dan prosedur perubahan yang dilakukan
memenuhi penilaian berdasarkan teori dan konsep ketatanegaraan yang
dianut;
4. kajian komprehensif ini diharapkan dapat menyempurnakan hasil-hasil
perubahan UUD 1945 yang dilakukan MPR;
5. menstransformasikan aspirasi masyarakat untuk menyempurnakan perubahan
UUD 1945.
17
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan mengenai Negara dan Konstitusi di atas, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1. Negara adalah suatu organisasi dimana sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan kelompok tersebut di wilayahnya.
2. Konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan
hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga
pemerintahan termasuk dasar hubungan kerjasama antara Negara dan
masyarakat (rakyat) dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Negara dan konstitusi memiliki hubungan yang sangat erat, dimana konstitusi
merupakan dasar Negara. Dasar Negara memuat norma-norma ideal, yang
penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal yang terdapat pada UUD
(Konstitusi) yang merupakan satu kesatuan utuh, dimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 dan dasar Negara Pancasila.
4. Di Indonesia terdapat 2 jenis konstitusi yaitu Konstitusi sebagai Hukum
Dasar Tertulis (UUD) dan Konstitusi sebagai Hukum Dasar Tidak Tertulis
(Convensi).
5. Konstitusi yang pernah diterapkan dan berlaku di Indonesia yaitu UUD 1945,
UUD RIS, UUDS 1950, dan UUD 1945 Amandemen.
6. UUD 1945 mengalami perubahan (Amandemen) selama 4 kali mulai dari
tahun 1999 hingga 2002 menjadi UUD 1945 yang baru dan berlaku hingga
sekarang.
3.2 Saran
Kepada para pembaca kami menyarankan agar menambah bahan bacaan
berupa buku atau artikel yang berkaitan agar lebih memahami kedua hal tersebut
guna menambah wawasan dan pengetahuan tentang Konstitusi di Indonesia.
18
DAFTAR PUSTAKA
19