Anda di halaman 1dari 12

KELEMAHAN DAN KELEBIHAN AJARAN KONSTITUSIONALISME

OLEH

FANY MUHAMAD ALI

2020110087

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS FLORES

ENDE

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan ynag Maha Esa memberikan rahmat dan
berkatnya-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN SEJARAH KONSTITUSIONALISME” dengan tepat
waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Konstitusi, makalah ini
bertujuan menabah wawasan tentang bagaimana kelemahan dan kelebihan sejarah
konstitusionalisme.

Saya mengucapakan terima kasih kepada Bapak Bernadus B. Kelen, S.H.M.Hum selaku
Dosen mata kuliah dan pembibing dalam bentukan makalah ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sampurnah. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun sangan saya harapkan demi menyempurnahkan makalah ini. Akhir kata saya
mngucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat.

DAFTAR ISI
ii
COVER ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR.......................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara.......................................................................... 2

2.2 pengertian konstitusi....................................................................... 4

2.3 kelemahan konstitusi..................................................................... 6

2.4 kekuranagan konstitusi................................................................... 6

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Simpulan....................................................................................... 8

3.2. Saran............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah kini telah
mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945 itu pada hakekatnya
merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai “kontrak sosial” baru antara warga negara dengan
negara menuju apa yang dicita-citakan bersama yang dituangkan dalam sebuah peraturan dasar
(konstitusi). Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan sistem dan kondisi
negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang demokratis dengan relasi lembaga negara
yang seimbang. Dengan demikian perubahan konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa
diabaikan. Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi jalannya
demokratisasnsuatu bangsa. Realitas yang berkembang kemudian memang telah menunjukkan
adanya komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945.
Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang melakukannya serta
dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi, menjadikan suatu bagian yang menarik dan
terpenting dari proses perubahan konstitusi itu. Karena dari sini akan dapat terlihat apakah hasil
dicapai telah merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan apakah telah menentukan bagi
pembentukan wajah Indonesia kedepan. Wajah Indonesia yang demokratis dan pluralistis, sesuai
dengan nilai keadilan sosial, kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan. Dengan melihat kembali
dari hasil-hasil perubahan itu, kita akan dapat dinilai apakah rumusan-rumusan perubahan yang
dihasilkan memang dapat dikatakan lebih baik dan sempurna. Dalam artian, sampai sejauh mana
rumusan perubahan itu telah mencerminkan kehendak bersama. Perubahan yang menjadi
kerangka dasar dan sangat berarti bagi perubahan-perubahan selanjutnya. Sebab dapat dikatakan
konstitusi menjadi monumen sukses atas keberhasilan sebuah perubahan.

Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian negara itu?

2. Apakah pengertian konstitusi itu?

3. Kelemahan konstitusionalisme?

4. kekurangan konstitusionalisme

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Negara

  Negara Indonesia yang sering disebut sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia atau
yang dapat disingkat dengan NKRI. Namun, apa pengertian dari negara itu sendiri? Sebuah
wilayah dapat dikatakan sebagai sebuah negara jika wilayah tersebut telah memenuhi berbagai
unsur yang diperlukan oleh sebuah negara di dalamnya. Hingga saat ini, jumlah negara yang di
seluruh dunia mencapai 195 negara. Setiap negara tersebut memiliki bentuk pemerintahan yang
berbeda antara satu sama lain, dimana ada yang menggunakan sistem pemerintahan kerajaan
sampai republik.

 Pengertian Negara dari Empat Sudut Pandang

a. Negara sebagai organisasi kekuasaan

Sudut pandang sebuah negara yang pertama adalah negara sebagai organisasi kekuasaan. Hal
ini dikarenakan negara merupakan alat yang digunakan oleh sekelompok individu yang memiliki
kekuasaan untuk mengatur hubungan antar individu lainnya yang berada di dalam kehidupan
masyarakat di suatu wilayah tersebut.Hal ini dikemukakan juga pada pengertian negara menurut
Logemann dan Harold J. Laski. Logemann sendiri menyatakan bahwa sebuah negara merupakan
organisasi kekuasaan yang memiliki tujuan untuk mengatur masyarakat yang ada di dalamnya
menggunakan kekuasaan tersebut.Negara yang dijadikan sebagai organisasi kekuasaan juga pada
hakekatnya merupakan sebuah tata kerja sama dalam membuat individu yang ada di dalam
sebuah wilayah tertentu untuk berbuat maupun bersikap sesuai dengan kehendak yang telah
dibuat oleh negara tersebut.

b. Negara sebagai organisasi politik


Sudut pandang sebuah negara yang kedua adalah negara sebagai organisasi politik. Negara
dianggap sebagai sebuah asosiasi yang memiliki fungsi untuk menjaga ketertiban pada
masyarakat yang ada di dalamnya menggunakan sistem hukum yang telah dijalankan oleh sistem
pemerintahan yang ada dan sifat dari kekuasaannya memaksa. Berdasarkan sudut pandang
organisasi politik, sebuah negara merupakan bentuk integrasi dari kekuasaan politik maupun
sebuah organisasi pokok dari kekuasaan politik yang berlaku.Sebagai organisasi politik sendiri,
sebuah negara memiliki fungsi sebagai alat yang digunakan masyarakat yang memiliki
kekuasaan agar dapat mengatur terbentuknya hubungan antar individu serta menertibkan dan
mengendalikan berbagai gejala kekuasaan yang mungkin akan muncul pada kehidupan
masyarakat.

Hal ini juga dapat kita lihat melalui pendapat Roger H. Soltau dan Robert M Mac Iver yang
berasal dari bukunya The Modern State. Di dalam buku tersebut, Robert M Mac Iver
mengemukakan bahwa sebuah negara merupakan persekutuan manusia atau asosiasi yang

2
menyelenggarakan penertiban terhadap suatu masyarakat yang ada di dalam sebuah wilayah
dengan dasar sistem hukum yang dijalankan oleh pemerintah dan memiliki sifat kekuasaan yang
memaksa.Robert M Mac Iver juga menyatakan bahwa, walaupun sebuah negara merupakan
bentuk dari persekutuan manusia, akan tetapi sebuah negara memiliki ciri khas nya masing-
masing yang membedakannya dengan negara lain ataupun persekutuan manusia lainnya. Ciri
khas dari negara tersebut dapat dilihat melalui kedaulatan serta keanggotaan sebuah negara yang
pada umumnya memiliki sifat mengikat serta memaksa

c. Negara sebagai organisasi kesusilaan


Sudut pandang sebuah negara yang ketiga adalah negara sebagai organisasi kesusilaan.
Negara dianggap sebagai sebuah bentuk jelmaan dari keseluruhan individu yang ada di
dalamnya. Hal ini juga dapat kita lihat melalui pandangan Friedrich Hegel yang menyatakan
bahwa negara merupakan sebuah organisasi kesusilaan yang terbentuk sebagai sintesa antara
kemerdekaan universal bersama serta kemerdekaan bagi individu. Negara juga merupakan
sebuah organisme dimana setiap individu di dalamnya dapat menjelma menjadi dirinya, karena
negara merupakan bentuk jelmaan dari seluruh individu, dengan begitu sebuah negara memiliki
kekuasaan yang paling tinggi dan tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi dari negara.

Selain itu, adanya pemilihan umum diadakan di negara Indonesia bukanlah karena sebuah
bentuk jelmaan dari keinginan mayoritas dari masyarakat yang ada secara perseorangan namun
secara universal dan kehendak kesusilaan. Berdasarkan pendapat Hegel tersebut, maka dapat
diartikan sebuah negara yang merupakan organisasi kesusilaan, dipandang dapat mengatur tata
tertib setiap kehidupan masyarakat yang ada di dalamnya. Selain itu berarti menandakan bahwa
negara mengatur kehidupan bermasyarakat serta bernegara setiap individunya dan individu yang
ada di dalamnya tidak dapat berbuat semaunya sendiri.

d. Negara sebagai integrasi antara pemerintah serta rakyat


Sudut pandang sebuah negara yang keempat adalah negara sebagai integrasi antara
pemerintah dan rakyat. Negara dianggap sebagai sebuah kesatuan bangsa, sedangkan seorang
individu yang ada di dalamnya dianggap sebagai bagian integral dari negara. Setiap individu
tersebut memiliki kedudukan serta fungsi dalam menjalankan sebuah negara.
Prof. Soepomo mengemukakan mengenai tiga teori mengenai pengertian dari sebuah negara,
sebagai berikut.

 Teori perseorangan atau individualistik, yang menyatakan bahwa negara merupakan sebuah
masyarakat hukum yang tersusun berdasarkan perjanjian yang terjadi antar individu yang
berkumpul menjadi anggota dalam masyarakat. Selain itu, kegiatan sebuah negara juga
diarahkan dalam perwujudan kepentingan serta kebebasan pribadi. Penganjur teori
perseorangan ini diajarkan oleh beberapa ahli yang terdiri dari Thomas Hobbes, John Locke,
Jean Jacques Rousseau, Herbert Spencer, serta Harold J. Laski.
 Teori Golongan atau kelas, yang menyatakan bahwa negara merupakan sebuah alat yang
digunakan dari sebuah golongan atau kelas yang memiliki kedudukan ekonomi yang paling
kuat dalam rangka untuk menindas golongan lain yang memiliki kedudukan atau tingkatan

3
ekonomi yang lebih rendah.  Penganjur teori golongan ini diajarkan oleh beberapa ahli yang
terdiri dari Karl Marx, Friedrich Engels, dan Lenin.
 Teori Integralistik atau persatuan, yang menyatakan bahwa negara merupakan sebuah
susunan masyarakat yang integral, negara juga dianggap sebagai susunan erat yang ada pada
segala golongan di dalamnya. Semua bagian yang ada pada negara yang terdiri dari seluruh
anggota masyarakat di dalamnya merupakan bentuk dari persatuan masyarakat yang organis.
Negara Integralistik juga bisa diartikan sebagai negara yang mengedepankan kepentingan
umum sebagai satu kesatuan dan memberikan pemahaman terhadap perseorangan serta
golongan. Penganjur teori integralistik ini diajarkan oleh beberapa ahli yang terdiri dari
Benedictus de Spinoza, F. Hegel, dan Adam Muller.

2.2 Pengertian Konstitusi
Konstitusionalisme sendiri adalah sebuah paham yang sangat perlu untuk dijaga melalui
pembentukan konstitusi. Hal itu sama halnya bahwa konstitusi merupakan sarana agar paham
konstitusionalisme dapat diimplementasi dalam sebuah negara.Profesor Yuliandri menjelaskan
dalam buku tersebut bahwa kata konstitusi merupakan kata yang berasal dari bahasa Perancis,
yakni constituer, yang memiliki makna membentuk. Kata constituer sendiri memiliki maksud
sebagai pembentukan suatu negara. Oleh karena itu, konstitusi memiliki kedudukan sebagai
sebuah wujud hukum tertinggi. Konstitusi sendiri dapat terbentuk dari hasil pemikiran para
pendiri negara.

Dalam sistem negara Indonesia, para pendiri negara membentuk UUD 1945 sebagai
konstitusi negara Indonesia. UUD 1945 adalah hasil dari sebuah kesepakatan oleh para pendiri
negara Republik Indonesia yang berangkat dari berbagai macam latar belakang daerah dan
beragam disiplin ilmu. UUD 1945 dapat dikatakan lahir melalui sebuah mekanisme yang
demokratis dengan kompromi dari semua pihak.Masih mengutip pendapat dari Profesor
Yuliandri, konstitusi memuat ketentuan pokok tentang lembaga dan kekuasaan yang hendak
menjalankan aspek formil atau biasa disebut kewenangan negara. Tidak hanya itu, konstitusi
juga mengandung ketentuan pokok mengenai kekuasaan dan lembaga terkait adanya jaminan
terhadap aspek materiil atau hak asasi manusia.Nah, setelah memahami uraian di atas, secara
sederhana, pengertian konstitusi dapat dipahami sebagai hukum dasar yang dapat dijadikan
sebuah pedoman dalam menjalankan pelaksanaan pemerintahan negara. Selanjutnya, Kita akan
membahas pengertian konstitusi menurut istilah dari sejumlah ahli, sebagai berikut:

1. Pengertian Konstitusi Menurut L. J. van Apeldoor


Konstitusi merupakan sebuah hukum dasar yang mencakup Undang-Undang Dasar
seperti hukum dasar tertulis hingga hukum dasar yang tidak tertulis atau biasa disebut dengan
konvensi.

2. Pengertian Konstitusi Menurut E. C. S. Wade

4
Konstitusi adalah sebuah naskah yang mampu memaparkan rangka hingga tugas pokok
dari suatu badan pemerintahan negara sekaligus menentukan juga berbagai pokok dalam
panduan kerja badan tersebut.

3. Pengertian Konstitusi Menurut Jimly Asshidiqie


Konstitusi merupakan Undang Undang Dasar yang termasuk dalam hierarki hukum
menempati kedudukan paling tinggi dan memiliki sifat fundamental, sehingga pembuatan
berbagai macam peraturan dibawahnya tidak boleh bertentangan dengan Undang Undang Dasar.

4. Pengertian Konstitusi Menurut Miriam Budiarjo


Konstitusi adalah sebuah piagam yang memuat pernyataan tentang cita-cita suatu bangsa
dan sebagai dasar organisasi suatu bangsa.

5. Pengertian Konstitusi Menurut KC, Wheare


Wheare mengungkapkan pendapat bahwa konstitusi merupakan sebuah keseluruhan
sistem tata negara suatu pelosok yang berupa kumpulan berbagai gaya untuk membentuk serta
melakukan pengelolaan terhadap pemerintahan suatu negara.

6. Pengertian Konstitusi Menurut Herman Heller


Konstitusi menurut Herman Heller dapat dibagi menjadi tiga pengertian, yaitu seperti:

1. Konstitusi politik sosiologis, yaitu konstitusi yang menjadi cerminan dari


kehidupan politik penduduk.
2. Konstitusi yuridis, yaitu konstitusi yang merupakan kesatuan kaidah yang hidup
di dalam masyarakat.
3. Konstitusi politis, yaitu suatu konstitusi yang dapat diwujudkan menjadi bentuk
tulisan dan dimuat ke dalam salah satu naskah sebagai Undang-Undang.

7. Pengertian Konstitusi Menurut F. Lassalle


Ada dua pengertian konstitusi menurut F. Lasalle, di antaranya yaitu:

1. Secara Yuridis, konstitusi adalah sebuah naskah yang memuat berbagai macam
bangunan serta berbagai jenis sendi pemerintahan dalam suatu negara.
2. Secara sosiologis dan politis, konstitusi adalah sintesis atau hasil akhir dari
berbagai faktor yang terjadi dalam sebuah masyarakat. Konstitusi merupakan
sebuah penjelasan dari hubungan antara kekuasaan yang berada di suatu negara,
yaitu seperti kabinet, parlemen, parpol, raja, perdana menteri, dan lain
sebagainya.

Berdasarkan berbagai pendapat dari para ahli yang sudah disampaikan sebelumnya, dapat
diambil simpulan bahwa konstitusi memiliki dua pengertian, yakni dalam arti sempit dan dalam
arti luas.

5
 Pertama, dalam arti sempit, pengertian konstitusi adalah Undang Undang Dasar
merupakan sebuah hukum dasar tertulis. UUD 1945 sendiri ialah suatu dokumen yang
memuat segala aturan serta ketentuan yang bersifat pokok dari sistem tata negara suatu
negara.
 Kedua, dalam arti secara luas, dapat disimpulkan bahwa pengertian konstitusi adalah
suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar, baik dari hukum dasar yang meliputi
hukum dasar tertulis hingga hukum dasar tidak tertulis. Konstitusi juga melakukan
pengaturan terkait suatu sistem pemerintahan yang telah diselenggarakan di dalam suatu
negara.

2.3 Kelebihan Konstitusi Indonesia

Hal apapun tentu memiliki kekurangan dan kelebihan. Sama halnya dengan konstitusi yang dimiliki
oleh negara Indonesia, ia memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada beberapa kelebihan dari konstitusi di
Indonesia yang membuatnya terus dipertahankan hingga kini, yaitu:

 Pelaksanaan berbagai jenis-jenis pemilu di Indonesia dengan berdasarkan asas-asas pemilu luberjurdil


(langsung, umum, bebas, jujur, dan adil) sedangkan lembaga penyelenggara pemilu adalah KPU atau Komisi
Pemilihan Umum dengan dibantu oleh Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu).
 Terdapat sistem pembagian kekuasaan yang menjadikan setiap lembaga negara dapat melakukan pengawasan
dan penyeimbangan satu sama lain sehingga dapat mewujudkan negara yang bebas dan bersih dari praktek
KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
 Terdapat sistem demokrasi dengan banyak partai (Multi partai) sehingga suara rakyat dapat lebih terakomodasi
dengan memperhatikan keberagamannya.
 Adanya penggunaan sistem demokrasi Pancasila sehingga setiap warga dapat terlibat dalam tahap-tahap
kebijakan publik sehingga tujuan pembangunan nasional dapat tercapai dengan baik.
 Diutamakannya persatuan dan kesatuan nasional serta asas kekeluargaan dalam penyelenggaraan negara.
 Pengambilan keputusan dilakukan dengan mekanisme musyawarah mufakat. Dengan mekanisme ini, akan ada
banyak solusi bagi suatu masalah.

2.4 Kekurangan Konstitusi Indonesia

Selain memiliki beberapa kelebihan, terdapat pula beberapa kekurangan mendasar yang dimiliki oleh
UUD 1945 sebagai konstitusi Indonesia. berikut ini penjelasan dari kekurangan konstitusi negara Indonesia:

 Isi setiap ketentuan di dalam UUD 1945 terlalu singkat, sehingga pengaturan terhadap suatu masalah kurang
lengkap dan kurang tegas.
 Adanya kebebasan menyampaikan pendapat yang menyebabkan masyarakat bebas menyampaikan hal negatif.
 Porsi kekuasaan yang dimiliki oleh presiden sangat besar sehingga berpotensi menimbulkan kesewenangan
dalam beberapa hal.
 Kekuatan partai politik sangat mendominasi di kursi DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) sehingga
memungkinkan kepentingan golongan lebih dibela.
 Terdapat beberapa ketentuan dalam pasal UUD yang maknanya tidak jelas atau dapat menimbulkan banyak
penafsiran seperti masa jabatan presiden.

6
 Masa jabatan para menteri mengikuti kemauan presiden sehingga kabinet mudah goyah karena adanya
perombakan kabinet.
Uraian yang telah disampaikan di atas merupakan penjelasan secara lengkap mengenai materi kelebihan dan
pekarangan konstitusi Indonesia  yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca dalam kesempatan yang
indah kali ini. Semoga dengan membaca artikel ini pembaca dapat memahami secara lebih baik apa itu
konstitusi dan seperti apa kelebihan juga kekurangan konstitusi Indonesia. Perlu kita pahami bersama bahwa
konstitusi merupakan hal yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan kita sebagai rakyat Indonesia dan
sebagai rakyat dunia ini. sampai jumpa pada kesempatan yang lain dan semoga kesuksesan senantiasa
mengiringi langkah pembaca dalam menjalani hidup.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konstitusi merupakan salah satu syarat terbentuknya suatu negara, tanpa
adanya konstitusi negara tersebut tidak mungkin terbentuk. Di dalam sebuah
konstitusi memuat banyak kepentingan seputar tatanan organisasi negara, HAM,
UUD dan banyak lagi. Konstitusi juga memiliki kedudukan dan pengaruh sangat
besar bagi suatu negara karena fungsinya dalam mengatur kekuasaan.

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi
pembaca sekalian. Apabila terdapat saran maupun kritik yang sekiranya ingin
disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila terdapat kesalahan mohon untuk
memaafkan, kami manusia tak ada yang sempurna maupun luput dari kesalahan

8
DAFTAR PUSTAKA

Miriam Budiardjo. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta. Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Sekretariat Jenderal MPR RI. 2003. Panduan dalam memasyarakatkan UUD 1945; Latar
Belakang, Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945. Jakarta.

Toto S.Pandoyo. 1981. Ulasan Terhadap Beberapa Ketentuan Undang-Undang Dasar 1945.
Yogyakarta. Penerbit Liberty

writ  Kelebihan dan Kekurangan Konstitusi di Negara Indonesia ten by Ranti Fatya
Utami March 26, 2018

Anda mungkin juga menyukai