Anda di halaman 1dari 14

NEGARA DAN KONSTITUSI

DISUSUN OLEH

NADIAA PARAMITHA 23051020012


MAT KOMRY 23091020022

DOSEN PENGAMPU
FAJAR KAMIZI , S.H.I., MH.

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan rahmat dan karunia- Nya sehingga
makalah yang berjudul, “NEGARA DAN KONSTITUSI” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang Negara dan Konstitusi.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami semangat dan motivasi
dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen
pengampu FAJAR KAMIZI , S.H.I., MH. dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan
kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun
bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami
angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat
karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

ii
`

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.........................................................................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................................................................ 1
1. LATAR BELAKANG ................................................................................................................................................................... 1
2. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................................................................... 2
3. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................................................................... 3
A. KONSEP NEGARA ....................................................................................................................................................................... 3
1. Pengertian Negara ....................................................................................................................................................................... 3
2. Unsur-Unsur Negara ................................................................................................................................................................... 4
B. KONSTITUSI .................................................................................................................................................................................. 5
1. Konstitusi dan Undang Undang Dasar ...................................................................................................................................... 5
2. Perubahan Konstitusi ................................................................................................................................................................. 6
C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSTITUSI DI INDONESIA ................................................................................. 7
1. Sejarah Konstitusi di Indonesia ................................................................................................................................................. 7
D. PERANAN KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA ....................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................................................. 11

`iii
`

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bahkan,
setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide demokrasi dapat dikatakan tampa konstitusi Negara tidak
mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu Negara. Dasar- dasar penyelenggaraaan bernegara
didasarkan pada konstitusi sebagai hokum dasar. Negara yang berlandaskan kepada suatu konstitusi dinamakan Negara
konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal sebagai Negara konstitusional maka konstitusi Negara tersebut
harus memenuhi sifat-sifat dan cirri-ciri dari konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan tenttang
konstitusionalisme. Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau paham. Oleh sebab itu, bahasan tentang
negara dan konstitusi pada bab ini terdiri atas konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara
Republik Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.
Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar belakangnya. Mula-mula manusia hidup
dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan kepentingan dan wilayah tempat tinggalnya, ia hidup dalam kestuan sosial yang
disebut masyarakat dan pada akhirnya menjadi bangsa. Bangsa adalah kumpulan masyarakat yang membentuk suatu
negara. Berkaitan dengan tumbuh kembangnya bangsa, terdapat berbagai teori besar dari para ahli untuk mewujudkan suatu
bangsa yang memiliki sifat dan karakter sendiri. Istilah bangsa memiliki berbagai makna dan pengertian nya yang berbeda-beda.
Bangsa merupakan terjemahan dari kata “nation” (dalam bahasa inggris). Kata nation bermakna keturunan atau bangsa.
Negara: Negara adalah entitas politik yang telah ada sejak zaman kuno. Konsep negara telah mengalami evolusi dari kerajaan
dan kota-kota kuno hingga entitas modern yang terorganisir dengan baik. Latar belakang historis negara mencakup berbagai sistem
pemerintahan, seperti monarki, republik, oligarki, dll.
Konstitusi: Konsep konstitusi juga memiliki akar sejarah yang panjang. Konstitusi pertama kali muncul dalam bentuk tertulis di
beberapa masyarakat kuno, seperti Mesir Kuno dan Yunani Kuno. Konstitusi modern secara umum berkembang seiring dengan
perkembangan konsep negara modern, mulai dari Magna Carta di Inggris pada abad ke-13 hingga konstitusi modern yang kita lihat saat
ini.
Negara: Konsep negara secara konseptual mencakup berbagai teori politik, seperti teori kedaulatan, kontrak sosial, dan
keabsahan pemerintahan. Negara dalam konteks ini adalah entitas yang memiliki otoritas tertinggi dalam suatu wilayah tertentu, yang
memerintah atas warga dan sumber daya di dalam wilayah tersebut.
Konstitusi: Konstitusi adalah dokumen hukum yang menetapkan struktur, kekuasaan, dan kewajiban pemerintah dalam suatu
negara. Konstitusi mengatur hubungan antara pemerintah dan warga negara, serta antara cabang-cabang pemerintahan. Latar belakang
konseptual konstitusi melibatkan ide-ide tentang supremasi hukum, pemisahan kekuasaan, dan perlindungan hak-hak individu.

`1
`

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian negara dan konstitusi?

2. Bagaimana sejarah dan perkembangan konstitusi di Indonesia?

3. Bagaimana peranan konstitusi dalam kehidupan bernegara

3. TUJUAN PENULISAN
1. mengetahui pengertian negara dan konstitusi.
2. mengetahui sejarah perumusan dan penetapan undang undang dasar 1945.
3. mengetahui Peranan konstitusi dalam kehidupan bernegara

`2
`

BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP NEGARA

1. Pengertian Negara

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertingggi yang sah dan ditaati oleh
rakyatnya. Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah alat (agency) dari masyarakat yang
mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala
kekuasaan dalam masyarakat.
Negara adalah organisasi yang dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua
golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari darikehidupan bersama itu.
Menurut Roger H. Soltau “Negara adalah agen (agency) atau kewewenangan (authority) yang mengatur atau
mengandalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat ( The state is an agency or authority managing or
controlling these (common) affairs on behalf of and in the name ofthe community.”
Menurut Harold J. Laski”Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang
bersifat memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari
masyarakat.
Menurut Robert M. MacIver “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat
dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud
tersebut di beri kekuasaan memaksa.”
Jadi sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah
oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-
undangannmelalui penguasa monopolisitis terhadap kekuasaan yang sah.

1. Sifat-sifat Negara
Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang dimilikinya. Berikut adalah sifat-
sifat negara :
A. Sifat memaksa
Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian terjadi sebuah penertiban.

`3
`

B. Sifat monopoli
Negara mempunyai tujuan dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat.
C. Sifat mencakup semua (all —encompassing, all-embracing).
Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua tanpa terkecuali.

2. Unsur-Unsur Negara
Unsur negara sebagai syarat berdirinya suatu negara yaitu adanya rakyat, wilayah, pemerintahan dan pengakuan suatu
negara apabila ingin diakui sebagai negara yang berdaulat secara internasional harus memenuhi empat persyaratan unsur
negara berikut ini :

D. Memiliki Wilayah
Untuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh diperlukan wilayah yang terdiri atas darat, laut dan udara
sebagai satu kesatuan. Untuk wilayah yang jauh dari laut tidak memerlukan wilayah lautan. Di wilayah negara itulah
rakyat akan menjalani kehidupannya sebagai warga negara dan pemerintah akan melaksanakan fungsinya.

E. Memiliki Rakyat
Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut dan dipersatukan oleh suatu perasaan. Tanpa
adanya orang sebagai rakyat pada suatu ngara maka pemerintahan tidak akan berjalan.

F. Pemerintahan yang Berdaulat


Pemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara seperti lembaga yudikatif, lembaga legislatif,
lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk menyelengarakan kegiatan pemerintahan yang berkedaulatan.

G. Pengakuan dari Negara Lain


Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan pengakuan negara lain baik secara de facto (nyata)
maupun secara de yure. Sekelompok orang bisa saja mengakui suatu wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan sistem
pemerintahan, namun tidak akan disetujui dunia internasional jika didirikan di atas negara yang sudah ada.

`4
`

H. Tujuan dan Fungsi Negara


Menurut Roger H. Soltau tujuan negara adalah “Memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan
daya ciptanya sebebas mungkin.”Akan tetapi setiap negara, terlepas dari ideologinya, menyelenggarakan beberapa minimum
fungsi yang mutlak perlu, yaitu:
a. Melaksanakan penertiban (Law and Order)
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
c. Pertahanan
d. Menegakkan keadilan
Charles E. Merriam, menyebutkan lima fungsi negara, yaitu:
1. Keamanan ekstern
2. Ketertiban intern
3. Keadilan
4. Kesejahteraan umum
5. Kebebasan

B. KONSTITUSI

1. Konstitusi dan Undang Undang Dasar


Kata ‘konstitusi” yang berarti pembentukan, berasal dari kata “constituer” (Perancis) yang berarti membentuk.
Sedangkan istilah “undang-undang dasar” merupakan terjemahan dari bahasa Belanda “grondwet” . “Grond” berarti dasar, dan
“wet” berarti undang- undang. Jadi Grondwet sama dengan undang-undang dasar. Namun dalam kepustakaan Belanda dikenal
pula istilah “constitutie” yang artinya juga undang- undang dasar. Dalam kepustakaan hukum di Indonesia juga dijumpai
istilah “hukum dasar”. Hukum memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan undang-undang. Kaidah hukum bisa tertulis
dan bisa tidak tertulis, sedangkan undang-undang menunjuk pada aturan hukum yang tertulis. Atas dasar pemahaman tersebut,
konstitusi disamakan pengertiannya dengan hukum dasar, yang berarti sifatnya bisa tertulis dan tidak tertulis. Sedangkan
undang- undang dasar adalah hukum dasar yang tertulis atau yang tertuang dalam suatu naskah/dokumen. Dengan demikian
undang-undang dasar merupakan bagian dari konstitusI

`5
`

Sedangkan di samping undang-undang masih ada bagian lain dari hukum dasar yakni yang sifatnya tidak tertulis, dan biasa
disebut dengan konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan. Konvensi ini merupakan aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara walaupun tidak tertulis.
1. Unsur-unsur yang Terdapat dalam Konstitusi
Undang-undang dasar atau konstitusi negara tidak hanya berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah, akan tetapi juga
menggambarkan struktur pemerintahan suatu negara
Unsur - unsur yang terdapat dalam konstitusi modern meliputi ketentuan tentang:
a. Struktur organisasi negara dengan lembaga-lembaga negara didalamnya;

b. Tugas/wewenang masing-masing lembaga negara dan hubungant atakerja antara satulembaga dengan lembaga lainnya;

c. Jaminan hak asasi manusia dan warga negara

2. Perubahan Konstitusi
Betapapun sempurnanya sebuah konstitusi, pada suatu saat konstitusi itu bisa ketinggalan jaman atau tidak sesuai lagi dengan
dinamika dan perkembangan masyarakat. Karena itulah perubahan atau amandemen konstitusi merupakan sesuatu hal yang wajar
dan tidak perlu dianggap sebagai sesuatu yang istimewa. Yang penting bahwa perubahan itu didasarkan pada kepentingan negara dan
bangsa dalam arti yang sebenarnya, dan bukanhanya karena kepentingan politik sesaat dari golongan atau kelompok tertentu.
Dalam sistem ketatanegaraan modern, ada dua sistem yang berkembang dalam perubahan konstitusi, yaitu:
a. Renewal atau Pembaruan Renewal atau pembaruan adalah sistem perubahan konstitusi secara keseluruhan sehingga yang
diberlakukan kemudian adalah konstitusi yang benar- benar baru. Negara yang menganut sistem ini adalah Jerman, Perancis,
Belanda.
b. Amandemen atau Perubahan Amandemen atau perubahan adalah perubahan konstitusi dengan tetap memberlakukan konstitusi
yang asli. Hasil perubahan tersebut merupakan bagian atau lampiran yang menyertai konstitusi yang asli. Seperti Indonesia dan
Amerika

`6
`

C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSTITUSI DI INDONESIA

1. Sejarah Konstitusi di Indonesia


UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 hingga 16 Juli 1945 oleh Badan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia atau BPUPKI. Tugas pokok dari BPUPKI adalah menyusun rancangan undang-undang dasar. Namun dalam
prakteknya, persidangan berjalan cukup lama khususnya dalam membahas masalah dasar negara.
BPUPKI membentuk panitia kecil yang disebut panitia sembilan. Panitia sembilan berhasil Perubahan UUD
1945 dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu agenda sidang tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau
MPR sejak tahun 1999 hingga perubahan keempat tahun 2002. Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia,
ada empat macam undang-undang yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu:
1. Periode 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949
Periode Periode 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949 adalah periode penetapan UUD1945. Penetapan UUD
1945 dilakukan sehari setelah proklamasi kemerdekan Indonesia oleh PPKI. Penetapan dilakukan setelah mengalami
sejumlah proses.
2. Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950
Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 adalah periode konstitusi Republik Indonesia Serikat atau RIS.
Perjalanan negara baru Republik Indonesia tidak luput dari keinginan Belanda untuk kembali berkuasa di Indonesia.
Belanda mencoba mendirikan negara seperti Negara Sumatera Timur, Negara Indonesia Timur, Negara Jawa
Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha Belanda tersebut, terjadilan agresi Belanda I pada 1947 dan agresi
Belanda II pada 1948.
Sehingga, perlu diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar atau KMB yangmelahirkan negara Republik
Indonesia Serikat. Akibatnya, UUD yang seharusnya berlaku untuk seluruh negara Indonesia, hanya berlaku untuk
negara Republik Indonesia Serikat saja.
3. Periode 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959
Periode 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959 adalah periode Undang-undang Dasar Sementara atau UUDS 1950.
Periode federal dari UUD RIS 1949 merupakan perubahan sementara karena pada dasarnya bangsa Indonesia
menghendaki negara kesatuan.
Kembalinya Republik Indonesia menjadi negara kesatuan, maka perlu adanya UUD baru. Oleh karena itu,
dibentuklah suatu panitia bersama yang menyusun rancangan UUD pada 12 Agustus 1950. UUDS kemudian disahkan
oleh badan pekerja komite nasional pusat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan senat Republik Indonesia Serikat pada 17
Agustus 1950.

4. Periode 5 Juli 1959 - Sekarang


Periode 5 Juli 1959 - sekarang adalah periode berlakunya kembali UUD 1945. Melalui dekrit presiden 5 Juli
1959, UUD 1945 diberlakukan kembali.

`7
`

Hingga saat ini, UUD 1945 telah mengalami empat kali perubahan atau amandemen.
1. Amandemen pertama: 14 - 21 Oktober 1999
2. Amandemen kedua: 7 - 18 Agustus 2000
3. Amandemen ketiga: 1 - 9 November 2001
4. Amandemen keempat: 1 - 11 Agustus 2002
UUD 1945 hasil amandemen menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara atau UUDS 1950 dan menjadi konstitusi yang
berlaku hingga saat ini.

D. PERANAN KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA


Secara umum dapat dikatakan bahwa konstitusi disusun sebagai pedoman dasar dalam penyelenggaraan kehidupan
negara agar negara berjalan tertib, teratur, dan tidak terjadi tindakan yang sewenang-wenang dari pemerintah terhadap
rakyatnya. Untuk itu maka dalam konstitusi ditentukan kerangka bangunan suatu negara, kewenangan pemerintah
sebagai pihak yang berkuasa, serta hak-hak asasi warga negara.
Menurut CF. Strong (2008:16), tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang- wenang pemerintah, menjamin
hak-hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Dengan konstitusi tindakan
pemerintah yang sewenang-wenang dapat dicegah karena kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah telah ditentukan dalam
konstitusi dan pemerintah tidak dapat melakukan tindakan semaunya di luar apa yang telah ditentukan dalam konstitusi
tersebut. Di pihak lain, hak-hak rakyat yang diperintah mendapatkan
perlindungan dengan dituangkannya jaminan hak asasi dalam pasal-pasal konstitusi. Atas dasar pendapat di atas
dapatlah dinyatakan bahwa peranan konstitusi bagi kehidupan negara adalah untuk memberikan landasan dan pedoman
dasar bagi penyelenggaraan ketatanegaraan suatu negara, membatasi tindakan pemerintah agar tidak bertindak sewenang-
wenang, dan memberikan jaminan atas hak asasi bagi warga negara.
Peranan konstitusi dalam kehidupan ber negara sangatlah penting dan luas. Berikut adalah beberapa peranan utama konstitusi:
1. Menetapkan Dasar Hukum: Konstitusi menetapkan dasar hukum yang menjadi landasan bagi sistem hukum suatu negara. Ini
mencakup struktur pemerintahan, hak-hak warga negara, kewajiban pemerintah, dan aturan-aturan dasar yang mengatur
kehidupan bersama.
2. Menjamin Hak Asasi Manusia: Konstitusi menjamin hak-hak asasi manusia yang fundamental, seperti kebebasan berbicara,
beragama, dan berkumpul. Ini membentuk dasar bagi keadilan, kesetaraan, dan perlindungan hak-hak individu dalam
masyarakat.
3. Mengatur Kekuasaan Pemerintah: Konstitusi mengatur pembagian kekuasaan antara cabang-cabang pemerintahan, seperti
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ini menciptakan sistem check and balances yang mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan
menjaga keseimbangan antara kekuatan politik.
4. Mengatur Hubungan Antarwilayah: Dalam negara federal atau teritorial, konstitusi menetapkan hubungan antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Ini mencakup pembagian kewenangan, tanggung jawab, dan hak-hak antara tingkat
pemerintahan.
5. Menetapkan Proses Pembuatan Keputusan: Konstitusi menetapkan prosedur pembuatan keputusan politik, termasuk proses
legislasi, pemilihan umum, dan pengambilan keputusan pemerintah. Ini memberikan kerangka kerja yang jelas untuk stabilitas
politik dan partisipasi publik.

`8
`

6. Melindungi Stabilitas dan Kontinuitas: Konstitusi memberikan stabilitas dan kontinuitas dalam pemerintahan dengan
menetapkan aturan dasar yang sulit diubah. Ini membantu mencegah perubahan yang drastis dalam kebijakan dan struktur
pemerintahan, yang dapat mengganggu stabilitas negara.
7. Menjadi Sumber Kewenangan Hukum: Konstitusi adalah sumber kewenangan hukum tertinggi di negara tersebut. Hukum dan
keputusan pemerintah harus sesuai dengan ketentuan konstitusi, dan konstitusi dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai
keabsahan tindakan pemerintah.
Dengan peran-peran ini, konstitusi tidak hanya menjadi dokumen hukum, tetapi juga menjadi dasar moral dan politik bagi kehidupan ber
negara yang demokratis dan berkeadilan.

`9
`
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Negara dan konstitusi adalah bahwa keduanya merupakan fondasi utama dalam organisasi dan pengaturan kehidupan bersama dalam suatu
masyarakat. Negara memberikan struktur politik dan administratif, sedangkan konstitusi memberikan kerangka hukum yang mengatur hubungan
antara pemerintah dan warga negara serta menetapkan hak dan kewajiban dasar.

B. SARAN
1. Pentingnya memahami prinsip-prinsip demokrasi dan supremasi hukum dalam merancang atau mereformasi konstitusi.
2. Perlu memastikan bahwa konstitusi mencerminkan nilai-nilai masyarakat yang pluralistik dan mengakomodasi kepentingan
semua kelompok dalam masyarakat.
3. Perlunya menjaga keseimbangan kekuasaan antara cabang-cabang pemerintahan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
4. Pentingnya memastikan perlindungan hak asasi manusia yang inklusif dan menyeluruh dalam konstitusi.
5. Perlu adanya proses pembaharuan dan penyesuaian konstitusi secara berkala untuk mencerminkan perkembangan masyarakat
dan kebutuhan zaman.

`10
`

DAFTAR PUSTAKA

dosen.stie-alanwar.ac.id. BAB III NEGARA DAN KONSTITUSI. diakses 17 September 2022, dari
http://dosen.stiealanwar.ac.id/file/content/2020/10/Bab_3_NEGARA_DAN_KONSTITUSI_nurrohman

kompas.com. Sistem Perubahan Konstitusi Negara. 28 Februari 2022, diakses pada 18 September 2022,dari
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/28/05450011/sistem-perubahan-konstitusi-nega

kompasiana.com. Konsep Negara. 17 April 2011. diakses pada 10 September 2022, dari
https://www.kompasiana.com/herrywahyudi/5500b195a333111870511a27/konsep-negara

`11

Anda mungkin juga menyukai