Disusun Oleh :
Kelompok III
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala.
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “NEGARA
DAN KONSTITUSI” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang
Negara dan Konstitusi.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah
ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi
kami, dosen pengampu Umi Qodasasi. S.IP , MA dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu
kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca
agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
ii
Daftar Isi
B. Konstitusi ............................................................................................................... 4
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 9
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide demokrasi dapat dikatakan tampa
konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu Negara. Dasar-
dasar penyelenggaraaan bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai hokum dasar. Negara yang
berlandaskan kepada suatu konstitusi dinamakan Negara konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan
secara ideal sebagai Negara konstitusional maka konstitusi Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat dan
cirri-ciri dari konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan tenttang konstitusionalisme.
Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau paham. Oleh sebab itu, bahasan tentang
negara dan konstitusi pada bab ini terdiri atas konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai
Konstitusi Negara Republik Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.
Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar belakangnya. Mula-mula
manusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan kepentingan dan wilayah tempat tinggalnya, ia
hidup dalam kestuan sosial yang disebut masyarakat dan pada akhirnya menjadi bangsa. Bangsa adalah
kumpulan masyarakat yang membentuk suatu negara. Berkaitan dengan tumbuh kembangnya bangsa,
terdapat berbagai teori besar dari para ahli untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat dan karakter
sendiri. Istilah bangsa memiliki berbagai makna dan pengertian nya yang berbeda-beda. Bangsa merupakan
terjemahan dari kata “nation” (dalam bahasa inggris). Kata nation bermakna keturunan atau bangsa
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian negara dan konstitusi?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan konstitusi di Indonesia?
3. Bagaimana peranan konstitusi dalam kehidupan bernegara
C. Tujuan Penulisan
1. mengetahui pengertian negara dan konstitusi.
2. mengetahui sejarah perumusan dan penetapan undang undang dasar 1945.
3. mengetahui Peranan konstitusi dalam kehidupan bernegara
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Negara
1. Pengertian Negara
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertingggi yang
sah dan ditaati oleh rakyatnya.
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah alat (agency) dari
masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat.
Negara adalah organisasi yang dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara
sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari dari
kehidupan bersama itu.
Menurut Roger H. Soltau “Negara adalah agen (agency) atau kewewenangan (authority) yang
mengatur atau mengandalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat ( The state is an
agency or authority managing or controlling these (common) affairs on behalf of and in the name of
the community.”
Menurut Harold J. Laski”Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa daripada individu
atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat.
Menurut Robert M. MacIver “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di
dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan
oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.”
Jadi sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa negara adalah suatu daerah teritorial yang
rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan
pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasa monopolisitis terhadap kekuasaan yang sah.
2. Sifat-sifat Negara
Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang dimilikinya.
Berikut adalah sifat-sifat negara :
1. Sifat memaksa
`Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian terjadi sebuah penertiban.
2
2. Sifat monopoli
Negara mempunyai tujuan dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat.
3. Sifat mencakup semua (all—encompassing, all-embracing).
Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua tanpa terkecuali.
3. Unsur-Unsur Negara
Unsur negara sebagai syarat berdirinya suatu negara yaitu adanya rakyat, wilayah, pemerintahan
dan pengakuan suatu negara apabila ingin diakui sebagai negara yang berdaulat secara internasional
harus memenuhi empat persyaratan unsur negara berikut ini :
1. Memiliki Wilayah
Untuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh diperlukan wilayah yang terdiri
atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Untuk wilayah yang jauh dari laut tidak
memerlukan wilayah lautan. Di wilayah negara itulah rakyat akan menjalani kehidupannya
sebagai warga negara dan pemerintah akan melaksanakan fungsinya.
2. Memiliki Rakyat
Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut dan dipersatukan
oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada suatu ngara maka pemerintahan
tidak akan berjalan.
3. Pemerintahan yang Berdaulat
Pemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara seperti lembaga yudikatif,
lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk menyelengarakan kegiatan
pemerintahan yang berkedaulatan.
4. Pengakuan dari Negara Lain
Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan pengakuan negara lain baik
secara de facto (nyata) maupun secara de yure. Sekelompok orang bisa saja mengakui suatu
wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan sistem pemerintahan, namun tidak akan disetujui
dunia internasional jika didirikan di atas negara yang sudah ada.
3
5. Tujuan dan Fungsi Negara
Menurut Roger H. Soltau tujuan negara adalah “Memungkinkan rakyatnya berkembang
serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin.”
Akan tetapi setiap negara, terlepas dari ideologinya, menyelenggarakan beberapa minimum
fungsi yang mutlak perlu, yaitu:
a. Melaksanakan penertiban (Law and Order)
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
c. Pertahanan
d. Menegakkan keadilan
Charles E. Merriam, menyebutkan lima fungsi negara, yaitu:
1. Keamanan ekstern
2. Ketertiban intern
3. Keadilan
4. Kesejahteraan umum
5. Kebebasan
B. Konstitusi
1. Konstitusi dan Undang Undang Dasar
Unsur - unsur yang terdapat dalam konstitusi modern meliputi ketentuan tentang:
a. Struktur organisasi negara dengan lembaga-lembaga negara di dalamnya;
b. Tugas/wewenang masing-masing lembaga negara dan hubungan tatakerja antara satu
lembaga dengan lembaga lainnya;
3. Perubahan Konstitusi
Betapapun sempurnanya sebuah konstitusi, pada suatu saat konstitusi itu bisa
ketinggalan jaman atau tidak sesuai lagi dengan dinamika dan perkembangan masyarakat.
Karena itulah perubahan atau amandemen konstitusi merupakan sesuatu hal yang wajar
dan tidak perlu dianggap sebagai sesuatu yang istimewa. Yang penting bahwa perubahan
itu didasarkan pada kepentingan negara dan bangsa dalam arti yangsebenarnya, dan bukan
hanya karena kepentingan politik sesaat dari golongan atau kelompok tertentu.
Dalam sistem ketatanegaraan modern, ada dua sistem yang berkembang dalam
perubahan konstitusi, yaitu:
1. Renewal atau Pembaruan Renewal atau pembaruan adalah sistem perubahan konstitusi
secara keseluruhan sehingga yang diberlakukan kemudian adalah konstitusi yang benar-
benar baru. Negara yang menganut sistem ini adalah Jerman, Perancis, Belanda
5
2. Amandemen atau Perubahan Amandemen atau perubahan adalah perubahan konstitusi
dengan tetap memberlakukan konstitusi yang asli. Hasil perubahan tersebut merupakan
bagian atau lampiran yang menyertai konstitusi yang asli. Seperti Indonesia dan Amerika
UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 hingga 16 Juli 1945 oleh Badan Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI. Tugas pokok dari BPUPKI adalah menyusun
rancangan undang-undang dasar. Namun dalam prakteknya, persidangan berjalan cukup lama
khususnya dalam membahas masalah dasar negara.
BPUPKI membentuk panitia kecil yang disebut panitia sembilan. Panitia sembilan berhasil
mencapai kompromi untuk menyetujui naskah mukadimah UUD. Soepomo kala itu membentuk
panitia kecil yang diketuai oleh Soekarno yaitu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau
PPKI.
Undang-undang Dasar atau konstitusi negara Republik Indonesia disahkan dan ditetapkan
oleh PPKI pada 18 Agustus 1945. Satu hari pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sejak saat itu, Indonesia telah menjadi suatu negara modern karena telah memiliki suatu
sistem ketatanegaraan yaitu Undang-undang Dasar atau konstitusi negara yang memuat tata kerja
konstitusi modern.
Perubahan UUD 1945 dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu agenda sidang
tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR sejak tahun 1999 hingga perubahan keempat
tahun 2002.
6
1. Periode 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949
Periode Periode 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949 adalah periode penetapan UUD
1945. Penetapan UUD 1945 dilakukan sehari setelah proklamasi kemerdekan Indonesia oleh
PPKI. Penetapan dilakukan setelah mengalami sejumlah proses.
Belanda mencoba mendirikan negara seperti Negara Sumatera Timur, Negara Indonesia
Timur, Negara Jawa Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha Belanda tersebut, terjadilan
agresi Belanda I pada 1947 dan agresi Belanda II pada 1948.
Periode 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959 adalah periode Undang-undang Dasar Sementara
atau UUDS 1950. Periode federal dari UUD RIS 1949 merupakan perubahan sementara karena
pada dasarnya bangsa Indonesia menghendaki negara kesatuan.
Kembalinya Republik Indonesia menjadi negara kesatuan, maka perlu adanya UUD
baru. Oleh karena itu, dibentuklah suatu panitia bersama yang menyusun rancangan UUD pada
12 Agustus 1950. UUDS kemudian disahkan oleh badan pekerja komite nasional pusat, Dewan
Perwakilan Rakyat, dan senat Republik Indonesia Serikat pada 17 Agustus 1950.
Periode 5 Juli 1959 - sekarang adalah periode berlakunya kembali UUD 1945. Melalui
dekrit presiden 5 Juli 1959, UUD 1945 diberlakukan kembali.
7
Hingga saat ini, UUD 1945 telah mengalami empat kali perubahan atau amandemen.
UUD 1945 hasil amandemen menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara atau UUDS
1950 dan menjadi konstitusi yang berlaku hingga saat ini.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abc.
9
DAFTAR PUSTAKA
kompasiana.com. Konsep Negara. 17 April 2011. diakses pada 10 September 2022, dari
https://www.kompasiana.com/herrywahyudi/5500b195a333111870511a27/konsep-negara
dosen.stie-alanwar.ac.id. BAB III NEGARA DAN KONSTITUSI. diakses 17 September 2022, dari
http://dosen.stiealanwar.ac.id/file/content/2020/10/Bab_3_NEGARA_DAN_KONSTITUSI_nurrohman
kompas.com. Sistem Perubahan Konstitusi Negara. 28 Februari 2022, diakses pada 18 September
2022,dari https://nasional.kompas.com/read/2022/02/28/05450011/sistem-perubahan-konstitusi-negara
10