Anda di halaman 1dari 22

HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA

Dosen Pembimbing: Muhammad Akmal. N, S.H., M.H.

Oleh:

PRASE RACHELLIA

NIM. 2290221006

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat waktu. Makalah ini berjudul “Hubungan Negara dan
Warga Negara”.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan
sehari hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Pekanbaru, 30 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................5
2.1 Teori Hubungan Negara dan Warga Negara...................................5
2.2 Asas Hubungan Warga Negara dengan Negara..............................6
2.3 Sifat Hubungan Warga Negara dengan Negara..............................8
2.4 Wujud Hubungan Negara dan Warga Negara...............................11
2.5 Hak Negara dan Warga Negara...................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................16
3.1 Kesimpulan................................................................................16
3.2 Saran.........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara dan warga negara merupakan dua unsur yang saling
terhubung dalam konteks hubungan politik, hukum, dan sosial.
Negara dapat diartikan sebagai suatu organisasi dari sekelompok atau
beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami satu wilayah
tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata
tertib serta keselamatan sekelompok orang tersebut.1
Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai warga negara.
Mengenai pengertian orang orang bangsa Indonesia asli ada penafsiran
bahwa orang Indonesia asli adalah golongan-golongan orang-orang yang
mendiami Bumi Nusantara secara turun-temurun sejak zaman tandum.
Pengertian warga Negara secara umum adalah penduduk sebuah negara
atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat lahir dan sebagainya, yang
memiliki kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga negara dari
negara itu.(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994).2
Negara memiliki kewajiban untuk memberikan keamanan, kesejahteraan,
perlindungan terhadap warga negaranya serta memiliki hak untuk dipatuhi
dan dihormati. Sebaliknya warga negara wajib membela negara dan
berhak mendapatkan perlindungan dari negara.

1
R Kurniawan, Pendidikan Kewarganegaraan, Artikel Pendidikan Kewarganegaraan ,
Pendidikan Kewarganegaraan (Grasindo, 2016), https://books.google.com/books?hl=en
%5C&lr=%5C&id=h99fnMwDKykC%5C&oi=fnd
%5C&pg=PA1%5C&dq=negara+dan+kewarganegaraan
%5C&ots=fM96QZobU3%5C&sig=juQC2kJ0vKu-t-b2zRLqzl6jj6o.
2
Fitria, “Kewarganegaraan Dan Warga Negara,” Journal of Chemical Information and
Modeling 53, no. 9 (2013): 57–64.

3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :

1. Apa teori hubungan Negara dan Warga Negara Indonesia?


2. Apa saja asas hubungan negara dengan warga negara Indonesia?
3. Bagaimana sifat hubungan Negara dengan Warga Negara
Indonesia?
4. Bagaimana Wujud Hubungan Negara dan Warga Negara Indonesia?
5. Apa saja Hak Negara dan Warga Negara Indonesia?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Hubungan Negara dan Warga Negara


Teori hubungan warga negara dengan negara diantaranya dapat
berupa otonomi. Teori otonomi menurut Gramsci menyatakan “bahwa
masyarakat masing-masing memiliki otonominya yang bersifat relatif.
Interaksi antara negara dengan masyrakat bersifat hegemonik “kekuasaan
legislatif yang lebih dominan yang duduk di lembaga lagislatif”. (kelompok
kekuatan politik dominan), teori otonomi relatif meliputi:3
1. Teori Pluralis
Kaum Pluralis berpandangan bahwa negara itu bagaikan sebuah
arena tempat berbagai golongan dalam masyarakat berlaga. Masyarakat
berfungsi memberi arah pada kebijakan yang diambil negara. Pandangan
pluralis persis sebagaimana dikatakan Hobbes dan John Locke bahwa
masyarakat itu mendahului negara. Mayarakat yang menciptakan negara
dan bukan sebaliknya, sehingga secara normatif negara harus tunduk
kepada masyarakat (Wibowo, 2000: 11-12).4
2. Teori Marxis
Teori Marxis berpendapat bahwa negara adalah serangkaian
institusi yang dipakai kaum borjuis untuk menjalankan kekuasaannya. Dari
pandangan ini, sangat jelas perbedaannya dengan teori pluralis. Seorang
tokoh Marxis dari Italia, Antonio Gramsci, yang memperkenalkan istilah
‘hegemoni’ untuk menjelaskan bagaimana negara menjalankan

3
Djola, “Teori Hubungan Warga Negara Dengan Negara,” 2021,
https://belajarpendidikanpkn.blogspot.com/2017/12/teori-hubungan-warga-negara-
dengan.html.
4
Elly Kusumawati and Femmy Asdiana, “Buku Modul KULIAH PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN,” 2012, 1–222.

5
penindasan tetapi tanpa menyebabkan tertindas, bahkan negara dapat
melakukan control kepada masyarakat (Wibowo, 2000: 15). 5
3. Teori Organis
Menurut teori organis, negara bukan alat dari masyarakatnya,
tetapi alat dari dirinya sendiri. Negara mempunyai misinya sendiri, yaitu
misi sejarah untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Oleh karena
itu, negara harus dipatuhi oleh masyarakatnya, sebagai lembaga diatas
masyarakat. Negaralah yang tahu apa yang baik bagi masyarakat
keseluruhan. Pandangan ini merupakan dasar bagi terbentuknya negara-
negara kuat yang sering kali bersifat otoriter bahkan totaliter. 6
4. Teori Elite Kekuasaan
Teori ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori pluralis. Menurut
teori ini, meskipun masyarakatnya terdiri dari bermacam-macam kelompok
yang pluralitas, tetapi dalam kenyataannya kelompok elite penguasa
datang hanya dari kelompok masyarakat tertentu,meskipun secara hukum
semua orang memang bisa menempati jabatan-jabatan dalam negara
atau pemerintah.7

2.2 Asas Hubungan Warga Negara dengan Negara

Ada 5 Asas Hukum Tata Negara Indonesia, yaitu :

Hukum Tata Negara merupakan hukum yang mengatur organisasi


kekuasaan suatu negara beserta segala aspek yang berkaitan dengan
organisasi negara tersebut. Di beberapa negara, ada sejumlah istilah
berbeda yang sepadan dengan Hukum Tata Negara.

5
Kusumawati and Asdiana.
6
Djola, “Teori Hubungan Warga Negara Dengan Negara.”
7
Djola.

6
1. Asas Pancasila

Pancasila sebagai sumber hukum tertinggi. Selain sebagai


falsafah/dasar negara, Pancasila adalah sumber hukum materiil di
Republik Indonesia. Maka itu, setiap isi peraturan perundang-undangan di
Indonesia harus selaras dengan nilai-nilai dalam Pancasila. 8
2. Asas Kedaulatan Rakyat
Asas ini berarti kekuasaan tertinggi di Republik Indonesia ialah
kedaulatan rakyat, atau berada di tangan rakyat. Asas ini menunjukkan
negara RI berasaskan demokrasi. Namun, pelaksanaan kedaulatan rakyat
dilakukan melalui lembaga-lembaga tinggi negara seperti diatur oleh
konstitusi. Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 berbunyi: "Kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD." 9
3. Asas Negara Hukum
Indonesia sebagai negara hukum, wajib untuk berasaskan hukum.
Secara gamblang, pasal 1 ayat 3 UUD 1945 menyatakan: "Negara
Indonesia adalah Negara hukum." Maka itu, setiap kebijakan dan tindakan
alat atau lembaga negara dan segenap rakyat pun harus selaras dengan
ketentuan hukum yang berlaku di Republik Indonesia. 10
4. Asas Pembagian Kekuasaan
Asas pembagian kekuasaan berarti, di negara Republik Indonesia,
terdapat pemisahan kekuasaan negara yang tegas. Pemisahan kekuasaan
berlaku untuk kewenangan eksekutif, legislatif, yudikatif. Menurut Jimly
Asshiddiqie, UUD 1945 setelah amademen keempat menganut prinsip
pemisahan kekuasaan berdasarkan mekanisme checks and balances yang
lebih fungsional. UUD 1945 versi setelah amandemen keempat membagi
kekuasaan negara pada lembaga-lembaga tinggi negara yang punya

8
Sulthoni, “Asas-Asas Hukum Tata Negara Di Indonesia Dan Penjelasannya,” tirto.id,
2023, https://tirto.id/asas-asas-hukum-tata-negara-di-indonesia-dan-penjelasannya-
gBD4.
9
Sulthoni.
10
Sulthoni.

7
kedudukan sederajat, yakni: Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Presiden
dan Wakil Presiden Mahkamah Agung (MA) Mahkamah Konstitusi (MK)
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Komisi Yudisial (KY) Dan Lembaga-
11
lembaga lainnya yang kewenagannya diatur dalam UUD 1945.
5. Asas Negara Kesatuan

Asas negara kesatuan berarti bentuk negara dan pemerintahan


Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan. Asas ini selaras
dengan yang dideklarasikan oleh para bapak bangsa pada 1945.
Penegasan bahwa Republik Indonesia sebagai kesatuan, dan bukan
federal, ada di Pasal 1 ayat 1 UUD 1945: "Negara Indonesia ialah Negara
Kesatuan, yang berbentuk Republik." Dalam konsep negara kesatuan,
pemegang kekuasaan tertinggi atas semua urusan Negara adalah
pemerintah pusat. Sekalipun saat ini sudah ada otonomi daerah, yang
memberi wewenang besar ke pemerintah daerah untuk mengatur
wilayahnya masing-masing, pemegang kekuasaan tertinggi di Negara
Republik Indonesia tetap pemerintah pusat.12

2.3 Sifat Hubungan Warga Negara dengan Negara

1) Asas Hubungan Warga Negara dengan Negara


Asas hubungan warga negara dengan negara ada 2 yaitu, asas
demokrasi dan asas kekeluargaan. Asas demokrasi meliputi:
1. Pancasila
2. Pembukaan UUD 1945 alinea III dan IV
3. UUD 1945
4. Pasal 33 UUD 1945

11
Sulthoni.
12
Sulthoni.

8
Asas Kekeluargaan mencakup isi Batang Tubuh UUD 1945 dan Jiwa
kekeluargaan dalam hukum adat dan pembangunan. 13

2) Sifat Hubungan Warga Negara dengan Negara

a) Hubungan yang bersifat hukum

Hubungan hukum yang sederajat dan timbal balik, adalah sesuai dengan
elemen atau ciri-ciri negara hukum Pancasila , yang meliputi :

1. Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan


asas kerukunan
2. Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan lembaga
negara
3. Prinsip fungsional yang proporsional antara kekuasaan lembaga
negara
4. Prinisp penyelesaian snegketa secara musyawarah dan peradilan
merupakan sarana terakhir.
5. Keseimbangan antara hak dan kewajiban (Hadjoen, 1987: 90)

Di dalam pelaksanaan hubungan hukum tersebut harus di sesuaikan juga


dengan tujuan hukum di negara Pancasila yaitu “... Memelihara dan
mengembangkan budi pekerti kemanusiaan serta cita-cita moral rakyat
yang luhur berdasarkan ketuhanan yang maha esa” (Klili Rasjididan Arief
Sidharta, 1988: 172).14

b) Hubungan yang bersifat politik

Kegiatan poliik (Peran politik) warga negara ldama bentuk partisipasi


(mempengaruhi pembuatan kebijaksanaan) dan dalam bentuk subyek

13
Ardimoviz, “HUBUNGAN WARGA NEGARA DENGAN NEGARA,” 2012,
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/hubungan-warga-negara-dengan-
negara.html.
14
Ardimoviz.

9
(terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan) misalnya : Menerima perauran
yang telah di tetapkan.

Sifat hubungan politik antara warganegara dengan pemerintah di


Indonesia yang berdasarkan kekeluargaan, akan dapat menunjang
terwujudnya pengambilan keputusan politik secara musyawarah mufakat,
sehingga kehidupan politik yang dinamis dalam kestabilan juga masih
terwujud.15

3) Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara

a) peran pasif, yakni merupakan kepatuhan terhadap peraturan


perudnang-undangan yang berlaku sebagai cermin dari seorang
warga negara yang taat dan patuh kepada negara.

Contoh : membayar pajak, menaati peraturan lalu lintas.

b) Peran aktif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk ikut


serta mengambil bagian dalam kehidupan bangsa dan negara

Contoh : memberikan Hak suara pada saat pemilu

c) Peran positif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk


meminta pelayanan dari negara / pemerintah sebagai konskeuensi
dari fungsi pemerintah sebagai pelayanan umum (public service)

Contoh : mendirikan lembaga sosial masyarakat LSM)

d) Peran Negatif, yakni merupakan aktivitas warga negara untuk


menolak campr tangan pemerintah dalma persoalan yang bersifat
pribadi.

Contoh : Kebebasan warga negara untuk memeluk ajaran agama yang


diyakininya.16

15
Ardimoviz.
16
Ardimoviz.

10
2.4 Wujud Hubungan Negara dan Warga Negara

Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan


warga negara dan negara pada umumnya berupa peranan (role). Pada
umumnya peranan adalah tugas apa yang dilakukan sesuai dengan status
yang dimiliki. Peranan warga negara juga meliputi peranan pasif,aktif,
negatif, dan positif.
Peranan pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Peranan aktif adalah aktivitas warga
negara untuk berpartisipasi serta ambil bagian dalam kehidupan
bernegara. Peranan positif adalah aktivitas warga negara untuk meminta
pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Peranan negatif
merupakan aktivitas warga negara untk menolak campur tangan negara
dalam persoalan pribadi. Di indonesia hubungan antara warga negra
dengan negara telah diatur dalam UUD 1945.17

2.5 Hak Negara dan Warga Negara


Warga negara memiliki hak yang harus dipenuhi oleh negara. Hak
yang dimiliki warga negara menjadi tanggung jawab penuh oleh negara
dalam hal ini pemerintah terkait dalam pemenuhannya. Salah satunya
adalah dalam bidang pendidikan. Negara harus menjamin setiap warga
Negara mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan pula harus
merata dirasakan oleh seluruh warga negara Indonesia bukan hanya yang
tinggal di daerah kota saja, tetapi menyentuh daerah yang tertinggal,
terjauh dan terluar. Hal ini karena tongkat kepemimpinan bangsa akan
terus dilanjutkan oleh generasi yang selanjutnya. Pendidikan dengan
demikian merupakan hal yang harus diberikan kepada seluruh rakyat

17
Rio Aji Sutrisno, “HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA,” 2011,
http://bacaonlines.blogspot.com/2011/04/wujud-hubungan-warga-negara-dengan.html.

11
Indonesia karena itu merupakan hak warga negara dan kewajiban negara
dalam pemenuhannya (Munawwaroh, 2019).18

Hak warga negara merupakan segala sesuatu yang wajib didapatkan


oleh setiap warga negara dari negara dalam hal ini adalah pemerintah.
Menurut Prof. Dr. Notonegoro dalam Prof. Dr. Satjipto Raharjo (2000) hak
merupakan kuasa untuk dapat menerima ataupun melakukan sesuatu hal
yang semestinya didapatkan atau diterima oleh pihak tertentu dan tidak
dapat diambil oleh pihak lain maupun juga pada prinsipnya agar dapat
dituntut secara paksa olehnya. Tak hanya itu hak merupakan kepentingan
seseorang yang dilindungi oleh hukum yang berlaku (Sudikno
Mertokusumo. 2010). Pengertian hak pada dasarnya berisikan kebebasan
dalam melakukan atau tidak melakukan sesuatu serhadap suatu subjek
hukum tertentu tanpa halangan atau gangguan dari pihak manapun, serta
kebebasan tersebut memiliki landasan hukum atau bisa disebut juga
kebebasan tersebut dilindungi oleh hukum. Setiap warga negara memiliki
kebebasan dalam menggunakan haknya, termasuk cara untuk dapat
menggunakan kewenangan yang timbul dari haknya tersebut sepanjang
yang dilakukannya tidak melanggar hak orang lain, aturan hukum yang
berlaku dan tidak mengganggu ketertiban umum atau kesusilaan
(Kusumaatmadja, & Sidharta, 2009).19

Hak yang dimiliki warga negara Indonesia tercantum dalam Undang


Undang Dasar yang diantaranya diatur dalam pasal 27 ayat (1), (2) dan
(3) mengenai setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang lagi bagi kemanusiaan. Selanjutnya, dalam pasal 28 (A,
B, C, D, E, F, G, H, I, J) mengenai setiap warga negara berhak mendapat
perlindungan Hak Asasi Manusia. Selanjutnya dalam pasal 29 ayat 2

18
Dinie Anggraeni Dewi Yunita Septi, “Urgensi Pemenuhan Hak Dan Kewajiban Warga
Negara Dalam Pelaksanaannya Berdasarkan Undang-Undang,” Penelitian Pendidikan
Pancasila Dan Kewarganegaraan 1, no. 12 (2021): 1–8.
19
Yunita Septi.

12
bahwa setiap warga negara memiliki kebebasan untuk memeluk agama
yang diyakininya. Dalam pasal 30 setiap warga negara berhak atas
pertahanan dan keamanan hidup. Pada pasal 31 setiap warga negara
berhak untuk mendapat pendidikan yang layak. Selanjutnya, pasal 32
setiap warga negara berhak atas kebudayaan nasional dan
pengembangan nilai kebudayaan nasiomal sebagai kekayaan nasional.
Selanjutnya pasal 33 setiap warga negara berhak atas demokrasi ekonomi
untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat. Selanjutnya, pasal 34 seriap
warga negara memiliki hak jaminan sosial oleh negara. berhak untuk
dibebaskan oleh pemerintah Indonesia jika menjadi tawanan atau
sandera, berhak memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan suara
dalam pemilihan umum, dan berhak mendapat akses teknologi yang
sama, misalnya pendistribusian jaringan internet dan listrik. 20

Warga negara memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai


perwujudan tanggung jawabnya kepada negara. Kewajiban merupakan
sesuatu yang harus dilaksanakan oleh setiap warga negara terhadap
negara. Menurut Notonegoro beban untuk dapat memberikan sesuatu
yang seharusnya diberikan oleh suatu pihak tertentu dan tidak dapat
diambil oleh pihak lain manapun yang terdapat prinsip untuk dapat
dituntut secara paksa oleh pihak yang berkepentingan. Kewajiban adalah
sesuatu yang harus dilakukan. Kewajiban pula merupakan sesuatu yang
harus dilakukan oleh pihak tertentu dan dilaksanakan dengan penuh rasa
tanggung jawab yang memiliki berprinsip dapat dituntut secara paksa oleh
pihak yang berkepentingan.21

Kewajiban yang harus dipenuhi warga negara Indonesia diatur oleh


Undang-Undang 1945 yang diantaranya diatur dalam pasal 27 ayat (1)
dan (2) yang berisikan bahwa setiap warga negara wajib menjunjung

20
Yunita Septi.
21
Yunita Septi.

13
hukum dan pemerintahan dengan asas persamaan kedudukandengan
tidak ada kecualinya dan setiap warga negara wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara, selanjutnya pasal 28J ayat 1 yang berisikan
bahwa setiap warga negara wajib menghormati hak asasi manusia orang
lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta pasal 28J ayat 2 yang berisikan bahwa setiap warga negra wajib
untuk tunduk pada pembatasan yang ditetapkan undang-undang dengan
maksud menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan milik orang lain. Selanjutnya pasal 30 ayat 1 yang berisikan
bahwa setiap warga negara wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara dan pasal 31 ayat 2 yang berisikan bahwa setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.22

Contoh kewajiban warga negara adalah wajib wajib menjaga fasilitas


umum dengan membayar pajak tepat pada waktumya, misalnya pajak
bumi dan bangunan (PBB), wajib menjaga fasilitas umum dan tidak
merusaknya, wajib menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan sekitar,
wajib menaati peraturan serta perundang-undangan yang berlaku, wajib
menaati norma yang berlaku, misalmya norma kesopanan dan norma
hukum. Wajib menaati peraturan lalu lintas, misalnya menggunakan helm
saat mengendarai sepeda motor. Wajib membayar sejumlah biaya setelah
menggunakan fasilitas umum, misalnya membayar biaya jalan tol dan
transportasi umum. Wajib menghormati serta menjaga toleransi antar
umat beragama supaya persatuan dan kesatuan Indonesia tetap utuh dan
terjaga, wajib menghormati hak hidup serta HAM setiap manusia dengan
cara tidak mencelakai dan membahayakan hidup orang lain. Serta wajib
melakukan upaya bela negara, misalnya dengan menggunakan produk

22
Yunita Septi.

14
lokal serta mengamalkan nilai-nilai dalam Pancasila (Masruroh, & Zulaikha,
2013).23

23
Yunita Septi.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Teori hubungan warga negara dengan negara diantaranya dapat
berupa otonomi. Teori otonomi menurut Gramsci menyatakan “bahwa
masyarakat masing-masing memiliki otonominya yang bersifat relatif.
Interaksi antara negara dengan masyrakat bersifat hegemonik “kekuasaan
legislatif yang lebih dominan yang duduk di lembaga lagislatif”.

2. Asas Hubungan Warga Negara dengan Negara Hukum Tata Negara


merupakan hukum yang mengatur organisasi kekuasaan suatu negara
beserta segala aspek yang berkaitan dengan organisasi negara tersebut.
Di beberapa negara, ada sejumlah istilah berbeda yang sepadan dengan
Hukum Tata Negara.

3. Sifat Hubungan Warga Negara dengan Negara ada 3, yaitu

a) Asas Hubungan Warga Negara dengan Negara


b) Sifat Hubungan Warga Negara dengan Negara
c) Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara

4. Wujud Hubungan Negara dan Warga Negara Wujud Hubungan


Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan negara
pada umumnya berupa peranan (role). Pada umumnya peranan adalah
tugas apa yang dilakukan sesuai dengan status yang dimiliki. Peranan
warga negara juga meliputi peranan pasif,aktif, negatif, dan positif.
Peranan pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Peranan aktif adalah aktivitas warga

16
negara untuk berpartisipasi serta ambil bagian dalam kehidupan
bernegara. Peranan positif adalah aktivitas warga negara untuk meminta
pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Peranan negatif
merupakan aktivitas warga negara untk menolak campur tangan negara
dalam persoalan pribadi. Di indonesia hubungan antara warga negra
dengan negara telah diatur dalam UUD 1945.
5. Hak Negara dan Warga Negara. Hak warga negara merupakan
segala sesuatu yang wajib didapatkan oleh setiap warga negara dari
negara dalam hal ini adalah pemerintah. Menurut Prof. Dr. Notonegoro
dalam Prof. Dr. Satjipto Raharjo (2000) hak merupakan kuasa untuk dapat
menerima ataupun melakukan sesuatu hal yang semestinya didapatkan
atau diterima oleh pihak tertentu dan tidak dapat diambil oleh pihak lain
maupun juga pada prinsipnya agar dapat dituntut secara paksa olehnya.
Tak hanya itu hak merupakan kepentingan seseorang yang dilindungi oleh
hukum yang berlaku (Sudikno Mertokusumo. 2010). Pengertian hak pada
dasarnya berisikan kebebasan dalam melakukan atau tidak melakukan
sesuatu serhadap suatu subjek hukum tertentu tanpa halangan atau
gangguan dari pihak manapun, serta kebebasan tersebut memiliki
landasan hukum atau bisa disebut juga kebebasan tersebut dilindungi oleh
hukum. Setiap warga negara memiliki kebebasan dalam menggunakan
haknya, termasuk cara untuk dapat menggunakan kewenangan yang
timbul dari haknya tersebut sepanjang yang dilakukannya tidak melanggar
hak orang lain, aturan hukum yang berlaku dan tidak mengganggu
ketertiban umum atau kesusilaan (Kusumaatmadja, & Sidharta, 2009).

3.2 Saran
Dalam makalah ini, beberapa saran yang dapat diusulkan untuk
membahas hubungan antara Negara dan Warga Negara Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Tinjauan Sejarah: Melakukan tinjauan sejarah mengenai hubungan
antara Negara dan Warga Negara Indonesia. Menganalisis bagaimana

17
hubungan ini telah berkembang dari masa kolonial hingga saat ini, dan
mengidentifikasi perubahan signifikan yang terjadi dalam dinamika
hubungan ini.
2. Analisis Konstitusional: Membahas kerangka konstitusional yang
mengatur hubungan antara Negara dan Warga Negara Indonesia. Melihat
peran dan tanggung jawab yang diatur dalam Undang-Undang Dasar
Negara dan bagaimana hak dan kewajiban warga negara ditetapkan
dalam hukum dasar tersebut.
3. Aspek Hukum dan Kepolisian: Menyelidiki peran hukum dan kepolisian
dalam menjaga hubungan antara Negara dan Warga Negara Indonesia.
Menganalisis sistem hukum yang ada, pengawasan hukum, dan tindakan
yang diambil untuk menjamin kepatuhan hukum serta perlindungan hak-
hak warga negara.
4. Partisipasi Politik: Mempelajari partisipasi politik warga negara dalam
hubungan dengan Negara. Meninjau sistem pemilihan umum, partai
politik, dan mekanisme demokratis lainnya yang memungkinkan warga
negara untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik.
5. Aspek Sosial dan Ekonomi: Menganalisis hubungan antara Negara dan
Warga Negara Indonesia dalam aspek sosial dan ekonomi. Meneliti
perlindungan dan promosi kepentingan sosial, budaya, dan ekonomi
warga negara, serta peran Negara dalam menciptakan iklim usaha yang
kondusif dan memastikan kesejahteraan sosial.
6. Tantangan dan Peluang: Membahas tantangan dan peluang dalam
hubungan antara Negara dan Warga Negara Indonesia. Mengidentifikasi
masalah seperti ketimpangan sosial, kurangnya partisipasi politik, korupsi,
dan tantangan lainnya yang mempengaruhi hubungan ini. Selain itu,
mengeksplorasi peluang untuk memperkuat hubungan ini melalui
reformasi kelembagaan, peningkatan kesadaran warga negara, dan
pemberdayaan masyarakat.
7. Perbandingan dengan Negara Lain: Melakukan perbandingan dengan
negara-negara lain dalam hal hubungan antara Negara dan Warga
Negara. Menarik pembelajaran dari pengalaman negara-negara lain dalam
membangun hubungan yang kuat antara Negara dan Warga Negara, serta
menerapkan prinsip-prinsip yang relevan dalam konteks Indonesia.
Saran-saran di atas dapat menjadi panduan dalam mengembangkan
makalah tentang hubungan antara Negara dan Warga Negara Indonesia.

18
Dengan melibatkan tinjauan sejarah, analisis konstitusional, aspek hukum
dan kepolisian, partisipasi politik

19
DAFTAR PUSTAKA

Ardimoviz. “HUBUNGAN WARGA NEGARA DENGAN NEGARA,” 2012.


http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/hubungan-warga-negara-
dengan-negara.html.
Djola. “Teori Hubungan Warga Negara Dengan Negara,” 2021.
https://belajarpendidikanpkn.blogspot.com/2017/12/teori-hubungan-
warga-negara-dengan.html.
Fitria. “Kewarganegaraan Dan Warga Negara.” Journal of Chemical
Information and Modeling 53, no. 9 (2013): 57–64.
Kurniawan, R. Pendidikan Kewarganegaraan, Artikel Pendidikan
Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan. Grasindo, 2016.
https://books.google.com/books?hl=en%5C&lr=
%5C&id=h99fnMwDKykC%5C&oi=fnd
%5C&pg=PA1%5C&dq=negara+dan+kewarganegaraan
%5C&ots=fM96QZobU3%5C&sig=juQC2kJ0vKu-t-b2zRLqzl6jj6o.
Kusumawati, Elly, and Femmy Asdiana. “Buku Modul KULIAH PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN,” 2012, 1–222.
Rio Aji Sutrisno. “HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA,”
2011. http://bacaonlines.blogspot.com/2011/04/wujud-hubungan-
warga-negara-dengan.html.
Sulthoni. “Asas-Asas Hukum Tata Negara Di Indonesia Dan
Penjelasannya.” tirto.id, 2023. https://tirto.id/asas-asas-hukum-tata-
negara-di-indonesia-dan-penjelasannya-gBD4.
Yunita Septi, Dinie Anggraeni Dewi. “Urgensi Pemenuhan Hak Dan
Kewajiban Warga Negara Dalam Pelaksanaannya Berdasarkan
Undang-Undang.” Penelitian Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan 1, no. 12 (2021): 1–8.

20
DAFTAR PERTANYAAN
Nanda
1. Apakah fungsi warga negara terhadap negaranya?
Merli
2. Apa yang membuat seseorang dapat dikatakan sebagai warga
negara?
Haikal
3. Apa dampak negara dan warga negara jika tidak terjalin hubungan
dengan baik?
Al Iman
4. Apa saja yang menjadi hak kewajiban warga negara terhadap
negara?

21

Anda mungkin juga menyukai