“MAKALAH”
PENGANTAR PANCASILA
“BENTUK NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI DUNIA DAN DI
INDONESIA”
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan kemudahan, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah pengantar pancasila dengan berjudul ”Bentuk negara
dan sistem pemerintahan di dunia dan di Indonesia”.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Nia Avenasari sebagai dosen
pengampu mata kuliah pengantar pancasila yang telah memberikan kepercayaannya kepada saya
untuk menyelesaikan makalah ini.
Harapan saya makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan, juga
wawasan mengenai bentuk negara dan sistem pemerintahan di dunia dan di indonesia. Saya pun
menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang akan saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya
bagi para pembaca. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi negara
2. Untuk mengetahui tujuan negara
3. Untuk mengetahui unsur-unsur negara
4. Untuk mengetahui bentuk negara dan pemerintahan
5. Untuk mengetahui sistem pemerintahan
BAB II
PEMBAHASAN
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum yaitu untuk memudahkan anggotanya
dalam hal ini adalah rakyat dalam mencapai tujuan bersama atau yang dicita - citakan. Keinginan
bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk
didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai
dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi
merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga mengatur
bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar.
Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk mencapai kesejahteraan
bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling kongkrit pertemuan negara dengan
rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan negara pada rakyat. Terutama
sesungguhnya adalah bagaimana negara memberi pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan,
fungsi pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankan fungsi
pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman
dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya banyak negara memiliki kerajang layanan yang
berbeda bagi warganya.
Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau hukum,
baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam Konstitusi maupun untuk
menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau keinginan masyarakat, semua kebijakan ini
tercantum dalam suatu Undang-Undang. Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan
Undang-Undang haruslah dilakukan secara demokratis, yakni menghormati haktiap orang untuk
terlibat dalam pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti juga dalam
organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat banyak. Dalam suatu
negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan rakyat banyak ini dipilih secara
demokratis pula.
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu
wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain
keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain
adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.
Adapun definisi negara dari beberapa pendapat ahli yaitu sebagai berikut :
Prof. Farid S. Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat pengakuan
negara lain serta memiliki kedaulatan.
Georg Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia
yang telah berkediaman di wilayah tertentu.
Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Negara merupakan organisasi kesusilaan yang
muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.
Roelof Krannenburg, Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena
kehendakdari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
Roger H. Soltau, Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
Prof. R. Djokosoetono, Negara adalah suatu organisasi manusia atau
kumpulanmanusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
Prof. Mr. Soenarko, Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai daerah
tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah
kedaulatan.Aristoteles,
a. Memperluas kekuasaan;
b. Menyelenggarakan ketertiban hukum;
c. Mencapai kesejahteraan umum.
Adapun tujuan negara dari beberapa pendapat, konsep dan ajaran diantaranya sebagai
berikut :
Namun tujuan negara dalam konteks negara sebagaimana yang tertuang dalam
pembukaan dan penjelasan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat. Negara yang sukses dan maju adalah
negara yang bisa membuat masyarakat bahagia secara umum dari sisi ekonomi dan
sosial kemasyarakatan.
2. Melaksanakan ketertiban Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif
dan damani diperlukan pemeliharaan ketertiban umum yang didukung penuh oleh
masyarakat.
3. Pertahanan dan keamanan. Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga dari
segala macam gangguan dan ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar.
4. Menegakkan keadilan. Negara membentuk lembaga-lembaga peradilan sebagai
tempat warganya meminta keadilan di segala bidang kehidupan.
Mahfud M.D menyatakan tiga unsur penting dalam suatu negara yaitu rakyat,wilayah dan
pemerintah yang disebutnya sebagai unsur konstitutif. Namun ketiga unsur tersebut harus
ditunjang oleh unsur lain seperti dengan adanya konstitusi dan pengakuan dari negara lain yang
disebut sebagai unsur deklaratif.
a. Rakyat yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan bersama
– sama mendiami suatu wilayah;
b. Wilayah yaitu unsur terpenting dalam suatu negara sebab tidak mungkin ada negara
tanpa ada batas – batas teritorial yang jelas;
c. Pemerintah yaitu alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi negara
untuk mencapai tujuan didirikannya sebuah negara;
d. Pengakuan dari negara lain yaitu hanya bersifat menerangkan tentang adanya negara.
Ada dua pengakuan negara yaitu pengakuan de jure dan pengakuan de facto.
Mengenai asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta sejarah diuraikan sebagai
berikut:
Pendudukan (Occupatie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai,
kemudian diduduki dan dikuasai.Misalnya, Liberiayang diduduki budak-budak
Negro yang dimerdekakan tahun 1847.
Peleburan (Fusi)
Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah
mengadakan perjanjian untuk saling melebur atau bersatu menjadi Negara yang
baru. Misalnya terbentuknya Federasi Jermantahun 1871.
Penyerahan (Cessie)
Hal ini terjadi Ketika suatu Wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan
suatu perjanjian tertentu. Misalnya, Wilayah Sleeswijk pada Perang Dunia I
diserahkan oleh Austria kepada Prusia,(Jerman).
Penaikan (Accesie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan Lumpur Sungai
atau dari dasar Laut(Delta). Kemudian di wilayah tersebut dihuni oleh
sekelompok orang sehingga terbentuklah Negara. Misalnya wilayah negara
Mesiryang terbentuk dari Delta Sungai Nil.
Pengumuman (Proklamasi)
Hal ini terjadi karena suatu daerah yang pernah menjadi daerah jajahan
ditinggalkan begitu saja. Sehingga penduduk daerah tersebut bisa mengumumkan
kemerdekaannya. Contohnya, Indonesia yang pernah di tinggalkan Jepang karena
pada saat itu jepang dibom oleh Amerikadi daerah Hiroshimadan Nagasaki.
Banyak pula teori – teori yang ditemukan tentang terbentuknya suatu negara,diantaranya
sebagai berikut :
1. Theory Social Contract (Kontrak Sosial)
Teori kontrak sosial atau teori perjanjian masyarakat menganggap bahwa negara dibentuk
berdasarkan perjanjian – perjanjian masyarakat dalam tradisi masyarakat. Teori ini
meetakkan bahwa negara tidak berpotensi menjadi negaratirani, karena
keberlangsungannya bersandar pada kontrak sosial antara warga dengan lembaga negara.
Thomas Hobbes (1588 -1679)
menyatakan bahwa kehidupan manusia terpisah dalam dua zaman yakni keadaan sebelum
dan setelah ada negara. Menurutnya keadaan alamiah sama sekali bukan keadaan yang
aman dan sejahtera tapi sebaliknya akan menimbulkan suatu keadaan sosial yang kacau
tanpa hukum, tanpa pemerintah dan ikatan sebab dibutuhkan kontrak atau perjanjian antar
individu yang tadinya hidupdama keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan semua hak
kodrat yang dimilikinya kepada sebuah badan yang disebut negara;
John Locke (1632 -1704)
menyatakan bahwa unsur pimpinan sangat penting yang mengatur kehidupan mereka
demi menghindari konflik di antara warga negara. Namun menurutnya penyelenggaraan
pimpinan harus dibatasi karena dalam melakukan perjanjian individu – individu warga
negara tersebut tidak menyerahkan seluruh hak – hak alamiahnya kecuali hak – hak asasi
warga negara;
Jean Jacques Rousseau (1712 -1778)
menyatakan bahwa suatu negara bersandar pada perjanjian warga negara untuk
mengikatkan diri dengan suatu pemerintahan yang dilakukan oleh suatu organisasi
politik. Menurutnya negara dibentuk dari adanya pemimpin dari organisasi politik
ditentukan oleh yang berdaulat dari wakil – wakil warga negara.
2. Theory Teokratis (Ketuhanan)
Teori ketuhanan dikenal juga dengan istilah doktrin teokratis. Doktrin ini memiliki
pandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki para raja berasal dari tuhan. Para raja
mengklaim sebagai wakil tuhan di dunia yang mempertanggung jawabkan kekuasaannya
hanya kepada tuhan bukan kepada manusia. Dalam sejarah tata negara islam , pandangan
teokratis serupa dengan yang dijalankan oleh negara – negara muslim sepeninggal nabi
muhammad saw. Paham teokratis islam ini akhirnya melahirkan doktrin politik islam
sebagai agama sekaligus kekuasaan. Pandangan berkembang menjadi paham dominan
bahwa dalam islam tidak ada pemisahan antara agama dengan negara. Menurut
pandangan modernis muslim kekuasaan dalam islam harus dipertanggung jawabkan baik
kepada allah maupun kepada rakyat.
3. Teori Kedaulatan
Secara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa negara terbentuk karena adanya
dominasi negara kuat melalui penjajahan. Menurut teori ini, kekuatan menjadi
pembenaran dari terbentuknya suatu negara. Melalui proses penaklukan dan pendudukan
oleh suatu kelompok etnis atas kelompok tertentu sehingga dimulailah proses
pembentukan negara. Dengan kata lain negara terbentuk karena adanyapertarungan
kekuatan dimana sang pemenang memiliki kekuatan untuk membentuk suatu negara.
Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik atau lebih
dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan bentuk pemerintahan
adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada rangkaian institusi politik yang
digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara untuk menegakkan kekuasaannya atas
suatu komunitas politik. Definisiini tetap berlaku bahkan untuk pemerintahan yang tidak sah atau
tidak berhasil menegakkan kekuasaannya. Tak tergantung dari kualitasnya, pemerintahan yang
gagalpun tetap merupakan suatu bentuk pemerintahan.
Kelemahan rumusan di atas terkait dengan pengertian bentuk negara yang tidak
dibedakan dari pengertian bentuk pemerintahan. Padahal kedua konsep ini sangat berbeda satu
sama lain. Karena yang dibicarakan adalah bentuk negara berarti bentuk organ atau organisasi
negara itu sebagai keseluruhan. Jika yang dibahas bukan bentuk organnya, melainkan bentuk
penyelenggaraan pemerintahan atau bentuk penyelenggaraan kekuasaan maka istilah yang lebih
tepat dipakai adalah istilah bentuk pemerintahan.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, perlu diperjelas adanya perbedaan mendasar
antara pengertian 'bentuk negara', 'bentuk pemerintahan', dan 'sistempemerintahan'. Ketiga istilah
tersebut sebaiknya tidak dipertukarkan satu sama lain,sehingga tidak menimbulkan kesalah
pahaman dalam praktek.
Di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan bentuk negara yaitu: bentuk
negara Federal, Kesatuan atau sistem pemerintahan yang parlementer, Semi-Presidensil, dan
Presidensil.
Menurut pidato Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 17 Agustus 2007 dikatakan bahwa bentuk negara Indonesia yang paling tepat adalah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Empat pilar utama yang menjadi nilai dan
konsensus dasar yang selama ini menopang tegaknya Republik Indonesia adalah: Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
1) Sentralisasi, dan
2) Desentralisasi.
Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh
pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah - perintah dan peraturan -
peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan - peraturan
sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri. Keuntungan sistem sentralisasi:
1. Adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;
2. Adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang membuatnya;
2) Peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan daerah;
Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur
rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah,
terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan
tertinggi.
1. Pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri;
2. Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri;
b. Negara Serikat (Federasi)
Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang
masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri,
kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan cabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat
adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan
konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negaralain) hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah federal. Ciri-ciri negara serikat/ federal:
1. Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet)demi
kepentingan negara bagian;
2. Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan
dengan konstitusi negara serikat;
3. Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara
bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara
langsung kepada pemerintah federal.
Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian
(lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal
dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal
adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power ).
Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain
adalah:
Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi ialah
Pemerintah Pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar dan sama-sama memiliki hak mengatur
daerah sendiri (otonomi). Sedangkan perbedaannya adalah mengenai asal-asul hak mengurus
rumah tangga sendiri itu. Pada negara bagian, hakotonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan
pada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.
Dari ketiga konsep tersebut di atas, bangsa Indonesia sejak kemerdekaan padatahun 1945
cenderung mengidealkan bentuk negara kesatuan (eenheidstaatsvorm), bentuk pemerintahan
republik (republic regeringsvorm), dan sistem pemerintahan presidentil (presidential system).
Dalam UUD 1945, pengaturan mengenai bentuk negara dan bentuk pemerintahan ini diatur
dalam bab yang tersendiri, yaitu Bab Itentang Bentuk dan Kedaulatan. Dalam Pasal ayat (1)
dinyatakan: "NegaraIndonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk republik." Ayat (2)
menegaskan:" Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
UndangDasar." Sedangkan ayat (3) menentukan: "Negara Indonesia adalah Negara
Hukum".Khusus mengenai bentuk negara sebagaimana telah ditentukan dalam Pasal 1 ayat (1)
tersebut, tidak dikategorikan sebagai objek perubahan yang diatur mekanismenya dalam pasal 7
UUD 1945. Dalam Pasal 7 ayat (5) UUD 945, dinyatakan: "Khusus mengenai bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia, tidak dapat dilakukan perubahan".
Pasal ini jelas mengandung komitmen dan tekad bahwa negara Republik Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, akan tetap berbentuk Negara Kesatuan selamanya,
kecuali tentunya jika Majelis Permusyawaratan Rakyat pada suatu hari mengubah lagi ketentuan
Pasal 7 ayat (5) ini atau perubahan UUD terjadi bukan karena prosedur yang ditentukan sendiri
oleh UUD 1945 (verfassung wandlung). Namun, jika yang terakhir ini yang terjadi maka hukum
yang berlaku bukan lagi hukum konstitusi, melainkan revolusi yang mempunyai aturan
hukumnya sendiri.
Monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau ratu. Dalam praktiknya
monarki terbagi atas dua jenis yaitu monarki absolut dengan kekuasaan tertinngi di
tangan raja dan ratu serta monarki konstitusional dengan bentuk pemerintahan yang
kekuasaan kepala pemerintahannya dibatasi oleh ketentuan–ketetuan konstitusi negara;
Oligarki adalah model pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa
dari golongan atau kelompok tertentu;
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang bersandar pada kedaulatan rakyat atau yang
mendasarkan kekuasaannya pada pilihan dan kehendak rakyat melalui pemilu.
Istilah bentuk pemerintahan pun harus dibedakan pula dari istilah 'sistem pemerintahan'
yang menyangkut pilihan antara sistem presidential, system parlementer, atau sistem campuran.
Konsepsi yang terakhir ini berkenaan dengan sistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan
dalam arti cabang kekuasaan eksekutif. Perbedaannya dari pengertian bentuk pemerintahan.
Pertama adalah bahwa istilah pemerintahan dalam konsepsi 'bentuk pemerintahan' bersifat statis,
yaitu berkenaan dengan bentuknya (vormen), sedangkan dalam 'sistem pemerintahan', aspek
pemerintahan yang dibahas bersifat dinamis. Kedua, dalam konsepsi bentuk pemerintahan, kata
pemerintahan lebih luas pengertiannya karena mencakup keseluruhan cabang kekuasaan.
Pemerintahan Presidensial adalah sistem yang bertolak dari konsep pemisahan kekuasaan
dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara sebagaimana diajarkan oleh Monteqiueu melalui
teori Trias Politica. Teori ini mengharuskan pemisahan kekuasaan menjadi 3 yaitu :
1. Kekuasaan Eksekutif
2. Kekuasaan Legislatif
3. Kekuasaan Yudikatif
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai :
a) Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik atau lebih dikenal
dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
b) Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk padarangkaian
institusi politik yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara untuk menegakkan
kekuasaannya atas suatu komunitas politik.
c) Dalam konsep teori modern negara terbagi dalam dua bentuk yaitu Negara Kesatuan
3.1 Saran
Sebagai warga negara, sudah selayaknya kita mengkaji lebih dalam mengenai bentuk
negara dan bentuk pemerintahan di Indonesia. Selain untuk memperluas cakrawala berpikir,
kelak ketika kita menempati posisi strategis dipemerintahan. Dan niscaya kita akan menjadi
warga negara dan pemimpin yang baik, berakhlak danrasional.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6253867/
Makalah_Bentuk_Negara_an_Bentuk_Pemerintahan_Indonesia
https://www.academia.edu/12331947/Makalah_Negara_dan_Sistem_Pemerintahan