Anda di halaman 1dari 22

YAYASAN PENDIDIKAN LANCANG KUNING

LAKSAMANA RAJA DI LAUT


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)
LANCANG KUNING DUMAI

“MAKALAH”

PENGANTAR PANCASILA
“BENTUK NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI DUNIA DAN DI
INDONESIA”

Disusun oleh:

Tiara Fitra Hapsari


NIM : 2210090812037

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan kemudahan, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah pengantar pancasila dengan berjudul ”Bentuk negara
dan sistem pemerintahan di dunia dan di Indonesia”.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Nia Avenasari sebagai dosen
pengampu mata kuliah pengantar pancasila yang telah memberikan kepercayaannya kepada saya
untuk menyelesaikan makalah ini.

Harapan saya makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan, juga
wawasan mengenai bentuk negara dan sistem pemerintahan di dunia dan di indonesia. Saya pun
menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang akan saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya
bagi para pembaca. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.

Dumai, 3 juni 2023


DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... II

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ III

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. IV

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... VI

2.1 Definisi Negara ................................................................................................... 6

2.2 Tujuan Negara ..................................................................................................... 8

2.3 Unsur – Unsur Negara ........................................................................................ 9

2.4 Bentuk Negara Dan Pemerintahan ...................................................................... 12

2.5 Sistem Pemerintahan ........................................................................................... 18

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... XXI

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 21

3.2 Saran ................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................XXII


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki
cita-cita untuk bersatu, hidup di daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang
berdaulat, didefinisikan pula oleh Roger H. Soltau dengan alat (agency) atau wewenang
(authority), yang mengatur persoalan-persoalanbersama, atas nama rakyat. Maka, bernegara
dengan baik menjadi sangat urgen bagisetiap warga negara.
Plato telah menggambarakan secara naratif alasan mengapa manusia perlubernegara.
Menurut Plato, pada mulanya manusia hidup sendiri-sendiri. Lantaran tidakdapat memenuhi
kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan teman untuk dapatmemenuhinya. Lantas mereka
bergabung dengan manusia lain. Jumlah mereka yangbanyak secara tidak langsung menuntut
adanya aturan yang disepakati dan ditaati serta seorang pemimpin.
Kemudian dilanjutkan dengan pembagian tugas masing-masing agar tidak adatumpang
tindih satu sama lain. Selain itu mereka juga membutuhkan seseorang yangmemiliki otoritas
guna melakukan tindakan tertentu jika terjadi sesuatu denganmereka. Dia juga harus
sekaligus mampu menjadi penengah atas semua konflik yangterjadi. Inilah yang mereka
sebut sebagai raja atau kepala Negara. Konklusinyaadalah bahwa manusia tidak dapat hidup
dengan teratur, tertib dan terjaminkeamanannya tanpa adanya negara. Karena pada
hakikatnya, dalam komunitassekecil apapun diperlukan adanya pemimpin dan aturan.
Selain dari pada itu untuk memimpin suatu negara juga harus mengetahuibagaimana
sebenarnya negara, bentuk negara dan bentuk pemerintahan di Indonesiaitu sendiri. Untuk itu
dalam makalah ini Penulis menkaji sedikit mengenai hal tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Definisi negara
2. Tujuan negara
3. Unsur-unsur negara
4. Bentuk negara dan pemerintahan
5. Sistem pemerintahan

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi negara
2. Untuk mengetahui tujuan negara
3. Untuk mengetahui unsur-unsur negara
4. Untuk mengetahui bentuk negara dan pemerintahan
5. Untuk mengetahui sistem pemerintahan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Negara

Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum yaitu untuk memudahkan anggotanya
dalam hal ini adalah rakyat dalam mencapai tujuan bersama atau yang dicita - citakan. Keinginan
bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk
didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai
dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi
merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga mengatur
bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar.
Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk mencapai kesejahteraan
bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling kongkrit pertemuan negara dengan
rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan negara pada rakyat. Terutama
sesungguhnya adalah bagaimana negara memberi pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan,
fungsi pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankan fungsi
pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman
dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya banyak negara memiliki kerajang layanan yang
berbeda bagi warganya.

Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau hukum,
baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam Konstitusi maupun untuk
menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau keinginan masyarakat, semua kebijakan ini
tercantum dalam suatu Undang-Undang. Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan
Undang-Undang haruslah dilakukan secara demokratis, yakni menghormati haktiap orang untuk
terlibat dalam pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti juga dalam
organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat banyak. Dalam suatu
negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan rakyat banyak ini dipilih secara
demokratis pula.
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu
wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain
keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain
adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.

Adapun definisi negara dari beberapa pendapat ahli yaitu sebagai berikut :

 Prof. Farid S. Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat pengakuan
negara lain serta memiliki kedaulatan.
 Georg Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia
yang telah berkediaman di wilayah tertentu.
 Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Negara merupakan organisasi kesusilaan yang
muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.
 Roelof Krannenburg, Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena
kehendakdari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
 Roger H. Soltau, Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
 Prof. R. Djokosoetono, Negara adalah suatu organisasi manusia atau
kumpulanmanusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
 Prof. Mr. Soenarko, Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai daerah
tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah
kedaulatan.Aristoteles,

Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa,hingga pada


akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan kehormatan
bersama.Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapaitujuan
bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negara tersebut. Indonesia
memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi cita-cita bangsa secara bersama-sama.
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yangberbentuk republik yang telah diakui oleh dunia
internasional dengan memiliki ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut dan udara yang luas serta
terdapat organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berkuasa.
2.2 Tujuan Negara

Sebagai suatu organisasi kekuasaan dari kumpulan orang–orang yang mendiaminya,


negara memiliki suatu tujuan yang disepakati bersama. Tujuan suatu negara bermacam–macam
diantaranya:

a. Memperluas kekuasaan;

b. Menyelenggarakan ketertiban hukum;

c. Mencapai kesejahteraan umum.

Adapun tujuan negara dari beberapa pendapat, konsep dan ajaran diantaranya sebagai
berikut :

a. Dalam konsep dan ajaran Plato, negara bertujuan untuk memajukan kesusilaan


manusia, sebagai perseorangan (individu) dan sebagai makhluk sosial;

b. Dalam ajaran dan konsep Teokratis Thomas Aquinas dan Agustinus, negara bertujuan


untuk mencapai dan penghidupan dan kehidupan aman dan tenteram dengan taat kepada Tuhan;

c. Menurut Ibnu Arabi , negara bertujuan untuk menjalankan kebijaksanaan dengan baik,


jauh dari sengketa dan menjaga intervensi pihak–pihak asing;

d. Menurut Ibnu Khaldum, negara bertujuan untuk mengusahakan kemaslahatan agama


dan negara yang bermuara pada kepentingan akhirat.

Namun tujuan negara dalam konteks negara sebagaimana yang tertuang dalam
pembukaan dan penjelasan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat. Negara yang sukses dan maju adalah
negara yang bisa membuat masyarakat bahagia secara umum dari sisi ekonomi dan
sosial kemasyarakatan.
2. Melaksanakan ketertiban Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif
dan damani diperlukan pemeliharaan ketertiban umum yang didukung penuh oleh
masyarakat.
3. Pertahanan dan keamanan. Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga dari
segala macam gangguan dan ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar.
4. Menegakkan keadilan. Negara membentuk lembaga-lembaga peradilan sebagai
tempat warganya meminta keadilan di segala bidang kehidupan.

2.3 Unsur – Unsur Negara

Mahfud M.D menyatakan tiga unsur penting dalam suatu negara yaitu rakyat,wilayah dan
pemerintah yang disebutnya sebagai unsur konstitutif. Namun ketiga unsur tersebut harus
ditunjang oleh unsur lain seperti dengan adanya konstitusi dan pengakuan dari negara lain yang
disebut sebagai unsur deklaratif.

Unsur – unsur pokok dalam suatu negara adalah sebagai berikut :

a. Rakyat yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan bersama
– sama mendiami suatu wilayah;

b. Wilayah yaitu unsur terpenting dalam suatu negara sebab tidak mungkin ada negara
tanpa ada batas – batas teritorial yang jelas;

c. Pemerintah yaitu alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi negara
untuk mencapai tujuan didirikannya sebuah negara;

d. Pengakuan dari negara lain yaitu hanya bersifat menerangkan tentang adanya negara.
Ada dua pengakuan negara yaitu pengakuan de jure dan pengakuan de facto.

Mengenai asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta sejarah diuraikan sebagai
berikut:
 Pendudukan (Occupatie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai,
kemudian diduduki dan dikuasai.Misalnya, Liberiayang diduduki budak-budak
Negro yang dimerdekakan tahun 1847.
 Peleburan (Fusi)
Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah
mengadakan perjanjian untuk saling melebur atau bersatu menjadi Negara yang
baru. Misalnya terbentuknya Federasi Jermantahun 1871.
 Penyerahan (Cessie)
Hal ini terjadi Ketika suatu Wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan
suatu perjanjian tertentu. Misalnya, Wilayah Sleeswijk pada Perang Dunia I
diserahkan oleh Austria kepada Prusia,(Jerman).
 Penaikan (Accesie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan Lumpur Sungai
atau dari dasar Laut(Delta). Kemudian di wilayah tersebut dihuni oleh
sekelompok orang sehingga terbentuklah Negara. Misalnya wilayah negara
Mesiryang terbentuk dari Delta Sungai Nil.
 Pengumuman (Proklamasi)
Hal ini terjadi karena suatu daerah yang pernah menjadi daerah jajahan
ditinggalkan begitu saja. Sehingga penduduk daerah tersebut bisa mengumumkan
kemerdekaannya. Contohnya, Indonesia yang pernah di tinggalkan Jepang karena
pada saat itu jepang dibom oleh Amerikadi daerah Hiroshimadan Nagasaki.

Banyak pula teori – teori yang ditemukan tentang terbentuknya suatu negara,diantaranya
sebagai berikut :
1. Theory Social Contract (Kontrak Sosial)
Teori kontrak sosial atau teori perjanjian masyarakat menganggap bahwa negara dibentuk
berdasarkan perjanjian – perjanjian masyarakat dalam tradisi masyarakat. Teori ini
meetakkan bahwa negara tidak berpotensi menjadi negaratirani, karena
keberlangsungannya bersandar pada kontrak sosial antara warga dengan lembaga negara.
 Thomas Hobbes (1588 -1679)
menyatakan bahwa kehidupan manusia terpisah dalam dua zaman yakni keadaan sebelum
dan setelah ada negara. Menurutnya keadaan alamiah sama sekali bukan keadaan yang
aman dan sejahtera tapi sebaliknya akan menimbulkan suatu keadaan sosial yang kacau
tanpa hukum, tanpa pemerintah dan ikatan sebab dibutuhkan kontrak atau perjanjian antar
individu yang tadinya hidupdama keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan semua hak
kodrat yang dimilikinya kepada sebuah badan yang disebut negara;
 John Locke (1632 -1704)
menyatakan bahwa unsur pimpinan sangat penting yang mengatur kehidupan mereka
demi menghindari konflik di antara warga negara. Namun menurutnya penyelenggaraan
pimpinan harus dibatasi karena dalam melakukan perjanjian individu – individu warga
negara tersebut tidak menyerahkan seluruh hak – hak alamiahnya kecuali hak – hak asasi
warga negara;
 Jean Jacques Rousseau (1712 -1778)
menyatakan bahwa suatu negara bersandar pada perjanjian warga negara untuk
mengikatkan diri dengan suatu pemerintahan yang dilakukan oleh suatu organisasi
politik. Menurutnya negara dibentuk dari adanya pemimpin dari organisasi politik
ditentukan oleh yang berdaulat dari wakil – wakil warga negara.
2. Theory Teokratis (Ketuhanan)
Teori ketuhanan dikenal juga dengan istilah doktrin teokratis. Doktrin ini memiliki
pandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki para raja berasal dari tuhan. Para raja
mengklaim sebagai wakil tuhan di dunia yang mempertanggung jawabkan kekuasaannya
hanya kepada tuhan bukan kepada manusia. Dalam sejarah tata negara islam , pandangan
teokratis serupa dengan yang dijalankan oleh negara – negara muslim sepeninggal nabi
muhammad saw. Paham teokratis islam ini akhirnya melahirkan doktrin politik islam
sebagai agama sekaligus kekuasaan. Pandangan berkembang menjadi paham dominan
bahwa dalam islam tidak ada pemisahan antara agama dengan negara. Menurut
pandangan modernis muslim kekuasaan dalam islam harus dipertanggung jawabkan baik
kepada allah maupun kepada rakyat.
3. Teori Kedaulatan
Secara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa negara terbentuk karena adanya
dominasi negara kuat melalui penjajahan. Menurut teori ini, kekuatan menjadi
pembenaran dari terbentuknya suatu negara. Melalui proses penaklukan dan pendudukan
oleh suatu kelompok etnis atas kelompok tertentu sehingga dimulailah proses
pembentukan negara. Dengan kata lain negara terbentuk karena adanyapertarungan
kekuatan dimana sang pemenang memiliki kekuatan untuk membentuk suatu negara.

2.4 Bentuk Negara Dan Pemerintahan

Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik atau lebih
dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan bentuk pemerintahan
adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada rangkaian institusi politik yang
digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara untuk menegakkan kekuasaannya atas
suatu komunitas politik. Definisiini tetap berlaku bahkan untuk pemerintahan yang tidak sah atau
tidak berhasil menegakkan kekuasaannya. Tak tergantung dari kualitasnya, pemerintahan yang
gagalpun tetap merupakan suatu bentuk pemerintahan.

Dalam berbagai literatur hukum dan apalagi dalam penggunaannya sehari-hari,konsep


Bentuk Negara sering kali dicampur adukkan dengan konsep Bentuk Pemerintahan. Hal ini juga
tercermin dalam perumusan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan
bahwa: "Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik". Dari kalimat ini
tergambar bahwa the founding fathers Indonesia sangat menekankan pentingnya konsepsi
Negara Kesatuan sebagai definisi hakiki negara Indonesia (hakikat negara Indonesia). Bentuk
dari negara kesatuan Indonesia itu ialah republik. Jadi jelaslah bahwa konsep bentuk negara yang
diartikan disini adalah republik  yang merupakan pilihan lain dari kerajaan (monarki) yang telah
ditolak oleh para anggota BPUPKI mengenai kemungkinan penerapannya untuk Indonesia
modern.

Kelemahan rumusan di atas terkait dengan pengertian bentuk negara yang tidak
dibedakan dari pengertian bentuk pemerintahan. Padahal kedua konsep ini sangat berbeda satu
sama lain. Karena yang dibicarakan adalah bentuk negara berarti bentuk organ atau organisasi
negara itu sebagai keseluruhan. Jika yang dibahas bukan bentuk organnya, melainkan bentuk
penyelenggaraan pemerintahan atau bentuk penyelenggaraan kekuasaan maka istilah yang lebih
tepat dipakai adalah istilah bentuk pemerintahan.

Sedangkan kata pemerintahan dalam 'sistem pemerintahan' terbatas pengertiannya pada


cabang eksekutif saja. Penggunaan kata government dalam bahasa Inggris juga sering
menimbulkan kesalah pahaman. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa kata itu
mengandung dua arti, yaitu arti luas dan arti sempit. Keduanya dipengaruhi oleh tradisi
pemerintahan yang berkembang di Inggris (British) dan Amerika Serikat. Karena Kerajaan
Inggris mempraktekkan sistem pemerintahan parlementer, maka perkataan government disana
menunjuk kepada pengertian yang sempit, yaitu hanya cabang kekuasaan eksekutif saja. Tetapi,
dalam bahasa Inggris Amerika, kata government mencakup pengertian yang luas, yaitu
keseluruhan pengertian penyelenggaraan negara. Dalam konstitusi Amerika Serikat misalnya,
istilah "the Government of the United States" selain mencakup cabang eksekutif yang dipegang
oleh Presiden, juga mencakup Kongres yang terdiri atas House of Representatives dan Senat.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, perlu diperjelas adanya perbedaan mendasar
antara pengertian 'bentuk negara', 'bentuk pemerintahan', dan 'sistempemerintahan'. Ketiga istilah
tersebut sebaiknya tidak dipertukarkan satu sama lain,sehingga tidak menimbulkan kesalah
pahaman dalam praktek.

Di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan bentuk negara yaitu: bentuk
negara Federal, Kesatuan atau sistem pemerintahan yang parlementer, Semi-Presidensil, dan
Presidensil.

Menurut pidato Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 17 Agustus 2007 dikatakan bahwa bentuk negara Indonesia yang paling tepat adalah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Empat pilar utama yang menjadi nilai dan
konsensus dasar yang selama ini menopang tegaknya Republik Indonesia adalah: Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)

a. Negara Kesatuan (Unitaris)


 Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur
seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan
sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat
dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung.Dalam negara kesatuan hanya ada satu
konstitusi, satu kepala negara, satu dewanmenteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula
dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam
segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat danti
adanya badan-badan lain yang berdaulat. Negara kesatuan dapat dibedakan menjadidua macam
sistem, yaitu:

1) Sentralisasi, dan

2) Desentralisasi.

Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh
pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah - perintah dan peraturan -
peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan - peraturan
sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri. Keuntungan sistem sentralisasi:

1. Adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;

2. Adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang membuatnya;

3. Penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.

Kerugian sistem sentralisasi:

1) Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat kelancaran jalannya


pemerintahan;

2) Peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan daerah;

3) Daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga melemahkan sendi-


sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari rakyat;

4) Rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan bertanggung jawab


tentang daerahnya;
5) Keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.

Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur
rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah,
terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan
tertinggi.

Keuntungan sistem desentralisasi:

1. Pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri;

2. Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri;

3. Tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan


lancar;

4. Partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;

5. Penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.

Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidak seragaman peraturan dan


kebijakan serta kemajuan pembangunan.

b. Negara Serikat (Federasi)

Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang
masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri,
kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan cabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat
adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.

Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan
konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negaralain) hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah federal. Ciri-ciri negara serikat/ federal:

1. Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet)demi
kepentingan negara bagian;
2. Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan
dengan konstitusi negara serikat;
3. Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara
bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara
langsung kepada pemerintah federal.

Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian
(lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal
dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal
adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power ).

Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepadapemerintah


federal meliputi:

1. Hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum internasional,


misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan diplomatik;
2. Hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan
nasional, perang dan damai;
3. Hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas pokok
hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh pemerintah pusat,
misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara bagian;
4. Hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan federal,
misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang(moneter);
5. Hal-hal tentang kepentingan bersama antar negara bagian, misalnya: masalah pos,
telekomunikasi, statistik.

Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain
adalah:

1. cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintahan negara


bagian;
2. badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara
pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.
3. Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara
lain:
 Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah
federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara
bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat,
Australia, RIS (1949);
 Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah
negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh:
Kanada dan India;
 Negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal
dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan
pemerintah negara bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia
 Negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam
menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara
bagian. Contoh: Swiss.

Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi ialah
Pemerintah Pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar dan sama-sama memiliki hak mengatur
daerah sendiri (otonomi). Sedangkan perbedaannya adalah mengenai asal-asul hak mengurus
rumah tangga sendiri itu. Pada negara bagian, hakotonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan
pada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.

Sedangkan perbincangan mengenai 'bentuk pemerintahan' (regerings vormen) berkaitan


dengan pilihan antara bentuk kerajaan (monarki), atau bentuk republik. Jika jabatan kepala
negara itu bersifat turun temurun maka negara itu disebut kerajaan.Jika kepala pemerintahannya
tidak bersifat turun temurun, melainkan dipilih, maka negara itu disebut republik. Sementara itu,
dalam perkataan 'sistem pemerintahan' (regerings systeem) terkait pilihan-pilihan antara sistem
pemerintahan presidensiil,sistem pemerintahan parlementer, sistem pemerintahan campuran,
yaitu quasipresidensiil seperti di Indonesia (di bawah UUD 1945 yang asli) atau
quasiparlementer seperti sistem Perancis yang dikenal dengan istilah hybrid system, dan sistem
pemerintahan collegial seperti Swiss.

Dari ketiga konsep tersebut di atas, bangsa Indonesia sejak kemerdekaan padatahun 1945
cenderung mengidealkan bentuk negara kesatuan (eenheidstaatsvorm), bentuk pemerintahan
republik (republic regeringsvorm), dan sistem pemerintahan presidentil (presidential system).
Dalam UUD 1945, pengaturan mengenai bentuk negara dan bentuk pemerintahan ini diatur
dalam bab yang tersendiri, yaitu Bab Itentang Bentuk dan Kedaulatan. Dalam Pasal ayat (1)
dinyatakan: "NegaraIndonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk republik." Ayat (2)
menegaskan:" Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
UndangDasar." Sedangkan ayat (3) menentukan: "Negara Indonesia adalah Negara
Hukum".Khusus mengenai bentuk negara sebagaimana telah ditentukan dalam Pasal 1 ayat (1)
tersebut, tidak dikategorikan sebagai objek perubahan yang diatur mekanismenya dalam pasal 7
UUD 1945. Dalam Pasal 7 ayat (5) UUD 945, dinyatakan: "Khusus mengenai bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia, tidak dapat dilakukan perubahan".

Pasal ini jelas mengandung komitmen dan tekad bahwa negara Republik Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, akan tetap berbentuk Negara Kesatuan selamanya,
kecuali tentunya jika Majelis Permusyawaratan Rakyat pada suatu hari mengubah lagi ketentuan
Pasal 7 ayat (5) ini atau perubahan UUD terjadi bukan karena prosedur yang ditentukan sendiri
oleh UUD 1945 (verfassung wandlung). Namun, jika yang terakhir ini yang terjadi maka hukum
yang berlaku bukan lagi hukum konstitusi, melainkan revolusi yang mempunyai aturan
hukumnya sendiri.

Dari sisi pelaksanaan dan mekanisme pemilihannya, bentuk pemerintahan digolongkan


dalam tiga kelompok yaitu sebagai berikut:

 Monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau ratu. Dalam praktiknya
monarki terbagi atas dua jenis yaitu monarki absolut dengan kekuasaan tertinngi di
tangan raja dan ratu serta monarki konstitusional dengan bentuk pemerintahan yang
kekuasaan kepala pemerintahannya dibatasi oleh ketentuan–ketetuan konstitusi negara;
 Oligarki adalah model pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa
dari golongan atau kelompok tertentu;
 Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang bersandar pada kedaulatan rakyat atau yang
mendasarkan kekuasaannya pada pilihan dan kehendak rakyat melalui pemilu.

Istilah bentuk pemerintahan pun harus dibedakan pula dari istilah 'sistem pemerintahan'
yang menyangkut pilihan antara sistem presidential, system parlementer, atau sistem campuran.
Konsepsi yang terakhir ini berkenaan dengan sistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan
dalam arti cabang kekuasaan eksekutif. Perbedaannya dari pengertian bentuk pemerintahan.
Pertama adalah bahwa istilah pemerintahan dalam konsepsi 'bentuk pemerintahan' bersifat statis,
yaitu berkenaan dengan bentuknya (vormen), sedangkan dalam 'sistem pemerintahan', aspek
pemerintahan yang dibahas bersifat dinamis. Kedua, dalam konsepsi bentuk pemerintahan, kata
pemerintahan lebih luas pengertiannya karena mencakup keseluruhan cabang kekuasaan.

2.5 Sistem pemerintahan

A. Sistem pemerintahan Parlementer

 Ciri-ciri Sistem Parlementer


a. Raja/Ratu/Presiden sebagai Kepala Negara.
b. Kekuasaan eksekutif dipegang dan dijalankan Kabinet yang dipimpin Perdana
Menteri.
c. Kepala eksekutif (Perdana Menteri) bertanggung jawab kepada Parlemen
(Legislatif).
d. PARPOL mayoritas memegang kekuasaan eksekutif.
e. Menganut sistem multi Partai
Kelebihan :
 Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan
eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik
jelas.
 Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga
cabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Kekurangan :
 Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas
dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh
parlemen.
 Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa
ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu
kabinet dapat bubar.
 Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para
anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas.
Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet
dapat mengusai parlemen.
 Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi
bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

B. Sistem pemerintahan Presidensial

Pemerintahan Presidensial adalah sistem yang bertolak dari konsep pemisahan kekuasaan
dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara sebagaimana diajarkan oleh Monteqiueu melalui
teori Trias Politica. Teori ini mengharuskan pemisahan kekuasaan menjadi 3 yaitu :

1. Kekuasaan Eksekutif

2. Kekuasaan Legislatif

3. Kekuasaan Yudikatif

Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial ;

a. Presiden sebagai Kepala Negara sekaligus pemegang Kekuasaan Eksekutif.


b. Kedudukan eksekutif tidak tergantung pada Parlemen.
c. Menteri-menteri merupakan pembantu Presiden.
d. Kekuasaan membuat Undang-Undang ada di tangan Parlemen. Presiden memiliki
hak veto dalam pemberlakuan suatu Undang-Undang.
Kelebihan :
 Sistem check dan balances dapat menghasilkan keseimbangan antar organ yang
diserahi tugas kenegaraan.
 Dapat mencegah terjadinya kekuasaan yang absolut.
 Kedudukan badan eksekutif lebih stabil
 penyusunan program pemerintahan dapat disesuaikan dengan masa jabatan
eksekutif.
Kekurangan :

 Setiap keputusan adalah hasil tawar-menawar antar legislatif dan eksekutif


sehingga sering kurang tegas dalam pengambilan suatu keputusan.
 Pengambilan keputusan relatif lebih lama

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai :

a) Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik atau lebih dikenal
dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

b) Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk padarangkaian
institusi politik yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara untuk menegakkan
kekuasaannya atas suatu komunitas politik.

c) Dalam konsep teori modern negara terbagi dalam dua bentuk yaitu Negara Kesatuan

(Unitarianisme) dan Negara Serikat


d) Dari sisi pelaksanaan dan mekanisme pemilihannya, bentuk pemerintahan digolongkan dalam
tiga kelompok yaitu monarki, oligarki dan demokrasi

3.1 Saran

Sebagai warga negara, sudah selayaknya kita mengkaji lebih dalam mengenai bentuk
negara dan bentuk pemerintahan di Indonesia. Selain untuk memperluas cakrawala berpikir,
kelak ketika kita menempati posisi strategis dipemerintahan. Dan niscaya kita akan menjadi
warga negara dan pemimpin yang baik, berakhlak danrasional.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6253867/
Makalah_Bentuk_Negara_an_Bentuk_Pemerintahan_Indonesia

https://www.academia.edu/12331947/Makalah_Negara_dan_Sistem_Pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai