Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

SOSIOLOGI DAN POLITIK

NEGARA DAN PEMERINTAH

Disusun Oleh Kelompok 1 Manajemen 3 :


Wanda Putra 2010612014398
Fiqri Rahman 2010612014395
Sissy Jania Putri 2010612014368
Anggita Rastiti Salsabila 2010612014399
Niril Fitri 2010612014351
Fanny Winna Yanti 2010612014352
Mira Fitriami 2010612014354
Milla Audina 2010612014379

Dosen Pembimbing
DONI EKA PUTRA, SH, MH, CPL, CPCLE

UNIVERSITAS SUMATERA BARAT


FAKULTAS EKONOMI
2021/2022

i
KATA PENGATAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi begitu banyak nikmat
yang tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini berisi
uraian mengenai “ Negara Dan Pemerintahan ” yang diajukan untuk memenuhi
mata kuliah Sosiologi Dan Politik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan atau kesalahan didalamnya baik dari segi isi maupun bahasa. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita dan semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis sangat mengharapkan sekali
kritik dan sarannya dari pembaca yang budiman untuk kesempurnaan makalah di
masa yang akan datang. Atas kritik dan saran yang diberikan kepada penulis,
penulis ucapkan terima kasih.

Pariaman, 30 November 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................i
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................2
BAB II Pemabahasan
2.1. Konsep Negara...............................................................................3
2.2. Unsur-Unsur Negara .....................................................................4
2.3. Teori Lahirnya Negara...................................................................5
2.4. Bentuk Negara...............................................................................6
2.5. Konsep Pemerintahan....................................................................7
2.6. Bentuk Pemerintahan.....................................................................8
2.7. Susunan Pemerintahan...................................................................9
2.8. Sistem Pemerintahan ....................................................................10
BAB III Penutup
3.1. Kesimpulan....................................................................................11
3.2. Saran..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap Negara dalam menjalankan pemerintahannya, memiliki sistem yang
berbeda-beda meskipun dengan nama yang sama seperti sistem presidensial atau
sistem parlementer. Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan
untukmenjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering
terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap
memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai
fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu
pemerintahan mempunyai sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu
akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk
memprotes hal hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan
masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga
fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan
sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana
seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem
pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa
mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk
menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu
relatiflama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari
rakyatnya itu sendiri

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Konsep Negara
2. Mengetahui Unsur-Unsur Negara
3. Bagaimana Teori Lahirnya Negara
4. Bagaimana Bentuk Negara
5. Apa itu Konsep Pemerintahan
6. Bagaimana Bentuk Pemerintahan
7. Bagaimana Susunan Pemerintahan
8. Bagaimana Sistem Pemerintahan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Negara


Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki
kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan
masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan
mencerdaskan kehidupan bangsa
Devinisi Negara oleh para Ahli:
 Pengertian Negara Menurut Aristoteles, seorang ahli yang hidup pada
zaman Yunani kuno (384-322 SM) menyatakan bahwa negara adalah
suatu politik yang mengadakan persekutuan dengan tujuan untuk mencapai
kehidupan sebaik mungkin.
 Pengertian Negara Menurut R. Kranenburg menyatakan bahwa negara
adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok
manusia yang disebut bangsa.
 Pengertian Negara Menurut Hans Kelsen menyatakan bahwa negara
adalah suatu susunan pergaulan hidup bersama tanpa adanya suatu
paksaan.
 Pengertian Negara Menurut Jean Bodin menyatakan bahwa negara
adalah suatu persekutuan dari keluarga yang dipimpin seorang pemimpin
yang menggunakan akal sehat dan memiliki kedaulatan.
 Pengertian Negara Menurut George jellinek menyarakan bahwa negara
adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah
berkediaman di wilayah tertentu

 2.2. Unsur-Unsur Negara

3
Unsur-unsur negara adalah bagian-bagian yang menjadikan negara itu ada.
Berdirinya suatu Negara terdiri atas unsur-unsur pembentuknya yang tidak
dimiliki oleh organisasi lain. Unsur-Unsur Negara sebagai organisasi memiliki
status yang kokoh apabila di dukung oleh tiga unsur pokok yang menjadi
persyaratan mutlak berdirinya suatu negara, ditambah satu unsur deklaratif. Tiga
unsur pokok pembentuk suatu Negara , yaitu rakyat, wilayah, dan pemerintah
yang berdaulat.
Berikut ini penjelasan masing-masing unsur-unsur negara tersebut:
 Rakyat: rakyat adalah semua orang yang ada di wilayah suatu Negara dan
taat pada peraturan di Negara tersebut. Rakyat suatu Negara meliputi
penduduk dan bukan penduduk (orang asing).
 Wilayah: wilayah Negara merupakan tempat tinggal rakyat dan
penyelenggara pemerintahan. Sebuah Negara tidak mungkin berdiri jika
tidak memiliki wilayah. Wilayah suatu Negara meliputi daratan, lautan,
dan udara.
 Pemerintah yang Sah dan Berdaulat: pemerintah yang sah mempunyai
kedaulatan, yaitu kekuasaan untuk mengatur Negara. Kedaulatan yang
dimiliki oleh pemerintah meliputi kedaulatan ke dalam (intern) dan keluar
(ekstern). Kedaulatan ke dalam maksudnya kekuasaan untuk mengatur
rumah tangganya sendiri tanpa campur tangan bangsa lain. Adapun
kedaulatan keluar maksudnya kekuasaan untuk bekerja sama atau
berhubungan dengan Negara lain.
 Pengakuan dari Negara Lain: pengakuan dari Negara lain sangat
diperlukan bagi suatu Negara dalam tata hubungan internasional.
Pengakuan dari Negara lain termasuk dalam unsur deklaratif. Jadi,
meskipun tanpa pengakuan dari Negara lain, ketiga unsur di atas sudah
cukup menunjukkan sahnya kebedaraan suatu Negara. Pengakuan dari
Negara lain meliputi dua macam, yaitu pengakuan de facto dan de
jure. Pengakuan de facto adalah pengakuan berdasarkan kenyataan bagi
Negara baru yang telah memiliki unsur konstitusi. Sedangkan, pengakuan
de jure adalah pengakuan terhadap suatu Negara baru yang sesuai dengan
hukum internasional

4
2.3. Teori Lahirnya Negara
Mengenai asal-usul berdirinya suatu negara, teori-teori yang
dibangun lebih bertumpu kepada hasil pemikiran teoritis-deduktif,
dibandingkan dengan kajian empiris-induktif. Dalam ilmu politik dikenal
banyak teori tentang lahirnya sebuah negara, teori-teori tersebut
merupakan pengaruh dari perkembangan ilmu-ilmu sosial. Para ahli
umunya membagi delapan teori mengenai terbentuknya sebuah negara.

 Teori perjanjian masyarakat (kontrak sosial)

Teori ini pertama kali dikembangkan oleh beberapa ahli filsafat


dengan tokoh utamanya adalah Thomas Hobbes, Jhon Locke, dan
JJ.Rosseau.Teori ini mengemukakan bahwa negara didirikan atas dasar
kesepakatan para anggota masyarakat. Mereka kemudian menyerahkan
hak-hak yang dimilikinya untuk diatur oleh negara.

Jean Jacques Rosseau dalam bukunya yang terkenal Du Contract


Social (1762), meletakan dasar berdirinya sebuah negara, yakni dengan
mengemukakan paham kedaulatan rakyat. Yaitu adanya suatu perjanjian
atau kesepakan untuk membentuk negara, tetapi rakyat tidak sekaligus
harus menyerahkan hak-hak yang dimilikinya untuk diatur negara.Agar
partisipasi rakyat dapat tersalurkan maka rakyat wajib memilih wakil-
wakilnya untuk duduk dalam pemerintahan yang didirikan serta
menyusun birokrasi pemerintah secara lebih partisipatif.

 Teori Pengalihan Hak

Teori pengalihan hak merupakan teori negara yang dipelopori oleh


Sir Robert Filmer dan Loyseau.Pengertian umumnya adalah bahwa hak
yang dimiliki oleh negara pada hakikatnya diperoleh setelah rakyat
melepaskan sebagian hak yang dimilikinya atau rakyat membiarkan
berlakunya hak tersebut untuk dikelola oleh negara.Pada umumnya
pengalihan hak tepat diterapkan untuk mengkaji terbentuknya negara

5
monarkhi. Pengalihan hak ini dapat dianalogikan kepada pembentukan
negara sebagai hasil revolusi.

 Teori Penaklukan

Teori penaklukan banyak dikemukakan oleh ilmuwan politik


antara lain, Ludwig Gumplowitz, Gustav Ratzenhover, Georg Simmel,
dan Lester Frank Ward. Teori ini erat kaitanya dengan doktrin “ kekuatan
menimbulkan hak”. Bahwa pihak atau kelompok yang kuat, akan
menaklukan pihak atau kelompok lainya, dan selanjutnya mendirikan
sebuah negara. Pembuktian dan penggunaan kekuatan berlaku sebagai
dasar terbentuknya negara.

 Teori Organis

Teori organis merupakan teori yang banyak dipengaruhi oleh cara


pandang dalam ilmu eksakta, dengan tokohnya, Georg Wilhelm Hegel,
J.K. Bluntscli, John Salisbury, Marsiglio Padua, Pfufendrorf, Henrich
Ahrens, J.W Scelling, FJ Schitenner dan lain sebagainya.

Negara adalah suatu organisme.Negara lahir sebagai analogi


kelahiran makhluk hidup lainya.Jika ada embrionya dari masyarakat-
masyarakat atau suku-suku bangsa, maka perlahan-lahan berkembang
masyarakat atau suku bangsa tersebut menjadi sebuah negara.Teori
organis mengenai lahirnya negara dapat dianalogikan dengan teori
historis atau teori evolusi. Negara tumbuh sebagai hasil suatu evolusi
yang memerlukan proses panjang.

 Teori Ketuhanan

Teori ketuhanan pada awalnya banyak dianut oleh sebagian besar


ilmuwan politik pada abad 18 M, dengan tokohnya Thomas
Aquinas.Kekuasaan atas negara dan terbentuknya negara adalah karena
hak-hak yang dikaruniakan oleh Tuhan. Dalam implementasinya setiap
kebijakan negara senantiasa mengatasnamakan Tuhan, sehingga rakyat
harus mematuhi apa yang telah diputuskan pemimpinya.

6
 Teori Garis Kekeluargaan (Patriarkhal, atau Matriarkhal)

Teori ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan ilmu sosiologi


dan antropologi, yang mendunia sejak awal abad 19 M, dengan tokohnya
Henry S. Maine, Herbert Spencer, dan Edward Jenks.Menurut teori ini
negara dapat terbentuk dari perkembangan suatu keluarga yang menjadi
besar dan kemudian bersatu membentu negara, sehingga negara yang
terbentuk adakalanya manganut garis kekeluargaan berdasarkan garis
ayah (patriarkhal), dan bahkan adakalanya garis ibu (matriarkhal).

 Teori Metafisis (idealistis)

Teori metafisis banyak mendapat pengaruh dari para ahli filsafat,


dengan tokohnya yang terkemuka adalah Immanuel Kant. Negara ada,
lahir, dan terbentuk karena memang seharusnya ada dengan sendirinya,
maka ketika jumlah manusia semakin banyak secara otomatis negara
akan lahir dengan sendirinya. Dalam prosesnya, negara adalah kesatuan
supranatural, terbentuknyapun karena dorongan supranatural atau
metafisis.

 Teori Alamiah

Teori alamiah merupakan pandangan awal tentang berdirinya sebuah


negara, dengan tokohnya Aristoteles. Negara terbentuk karena kodrat
alamiah manusia.Sebagai zoon politikon (manusia politik yang
bermasyarakat), maka manusia membutuhkan adanya negara.
Sehubungan dengan kebutuhan alamiah inilah, maka dibentuk sebuah
negara dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya.

2.4. Bentuk Negara


1. Negara Kesatuan (Unitaris)

7
Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan
untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat.Pemerintah
pusat memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke
luar.Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat
dijalankan secara langsung.Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu
kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula
dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang
tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah
supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat.
Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:
1. Sentralisasi
2. Desentralisasi

Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus
oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah
dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang
membuat peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.
Keuntungan sistem sentralisasi:
1. adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;
2. adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang
berwenang membuatnya;
3. penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah
negara

Kerugian sistem sentralisasi:


1. bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat
kelancaran jalannya pemerintahan;
2. peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/
kebutuhan daerah;
3. daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga
melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya
inisiatif dari rakyat;

8
4. rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan
bertanggung jawab tentang daerahnya;
5. keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.

Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan


untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra).Untuk menampung
aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah.Meskipun demikian,
pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.
Keuntungan sistem desentralisasi:
1. pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu
sendiri;
2. peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
daerah itu sendiri;
3. tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan
dapat berjalan lancar;
4. partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan
meningkat;
5. penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.

Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan


dan kebijakan serta kemajuan pembangunan.

2. Negara Serikat (Federasi)


Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa
negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian
boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan
kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan negara-
negara bagian yang disebut negara federal.
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak
bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan
negara lain) hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal.
Ciri-ciri negara serikat/ federal:

9
1. tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri
(kabinet) demi kepentingan negara bagian;
2. tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh
bertentangan dengan konstitusi negara serikat;
3. hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui
negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah
diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal.

Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara


bagian (lazimnya disebut gubernur negara bagian).Pembagian kekuasaan antara
pemerintah federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga
kegiatan pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary
power).
Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada
pemerintah federal meliputi:
1. hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum
internasional, misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan
diplomatik;
2. hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan
keamanan nasional, perang dan damai;
3. hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas
pokok hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh
pemerintah pusat, misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi
negara bagian;
4. hal-hal tentang uang dan keuangan, biaya penyelenggaraan pemerintahan
federal, misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, mata uang (moneter);
5. hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya:
masalah pos, telekomunikasi, statistik.

Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang
lain adalah:
1. cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah
negara bagian;

10
2. badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul
antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.

Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi:


1. Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar
2. Sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi)
Sedangkan perbedaannya adalah: mengenai asal-asul hak mengurus rumah
tangga sendiri itu. Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya,
sedangkan pada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.

3. Perserikatan Negara (Konfederasi)


Perserikatan Negara pada hakikatnya bukanlah negara, melainkan suatu
perserikatan yang beranggotakan negara-negara yang masing-masing
berdaulat.Dalam menjalankan kerjasama di antara para anggotanya, dibentuklah
alat perlengkapan atau badan yang di dalamnya duduk para wakil dari negara
anggota.
Contoh Perserikatan Negara yang pernah ada:
 Perserikatan Amerika Utara (1776-1787)
 Negara Belanda (1579-1798), Jerman (1815-1866)

Perbedaan antara negara serikat dan perserikatan negara:


 Dalam negara serikat, keputusan yang diambil oleh pemerintah negara
serikat dapat langsung mengikat warga negara bagian; sedangkan dalam
serikat negara keputusan yang diambil oleh serikat itu tidak dapat
langsung mengikat warga negara dari negara anggota.
 Dalam negara serikat, negara-negara bagian tidak boleh memisahkan diri
dari negara serikat itu; sedangkan dalam serikat negara, negara-negara
anggota boleh memisahkan diri dari gabungan itu.
 Dalam negara serikat, negara bagian hanya berdaulat ke dalam; sedangkan
dalam serikat negara, negara-negara anggota tetap berdaulat ke dalam
maupun ke luar.
4. Koloni atau Jajahan

11
Negara koloni atau jajahan adalah suatu daerah yang dijajah oleh bangsa
lain. Koloni biasanya merupakan bagian dari wilayah negara penjajah.Hampir
semua soal penting negara koloni diatur oleh pemerintah negara penjajah.Karena
terjajah, daerah/ negara jajahan tidak berhak menentukan nasibnya sendiri.Dewasa
ini tidak ada lagi koloni dalam arti sesungguhnya.

5. Trustee (Perwalian)
Negara Perwalian adalah suatu negara yang sesudah Perang Dunia II diurus
oleh beberapa negara di bawah Dewan Perwalian dari PBB.Konsep perwalian
ditekankan kepada negara-negara pelaksana administrasi.
Menurut Piagam PBB, pembentukan sistem perwalian internasional dimaksudkan
untuk mengawasi wilayah-wilayah perwalian yang ditempatkan di bawah PBB
melalui perjanjian-perjanjian tersendiri dengan negara-negara yang melaksanakan
perwalian tersebut.
Perwalian berlaku terhadap:
1. wilayah-wilayah yang sebelumnya ditempatkan di bawah mandat oleh
Liga Bangsa-Bangsa setelah Perang Dunia I;
2. wilayah-wilayah yang dipisahkan dari negara-negara yang dikalahkan
dalam Perang Dunia II;
3. wilayah-wilayah yang ditempatkan secara sukarela di bawah negara-
negara yang bertanggung jawab tentang urusan pemerintahannya.

Tujuan pokok sistem perwalian adalah untuk meningkatkan kemajuan wilayah


perwalian menuju pemerintahan sendiri. Mikronesia merupakan negara truste
terakhir yang dilepas Dewan Perwalian PBB pada tahun 1994.

6. Dominion
Bentuk kenegaraan ini hanya terdapat di dalam lingkungan Kerajaan
Inggris. Negara dominion semula adalah negara jajahan Inggris yang setelah
merdeka dan berdaulat tetap mengakui Raja/ Ratu Inggris sebagai lambang
persatuan mereka. Negara-negara itu tergabung dalam suatu perserikatan
bernama “The British Commonwealth of Nations” (Negara-negara
Persemakmuran).

12
Tidak semua bekas jajahan Inggris tergabung dalam  Commonwealth
karena keanggotaannya bersifat sukarela. Ikatan Commonwealth didasarkan pada
perkembangan sejarah dan azas kerja sama antaranggota dalam bidang ekonomi,
perdagangan (dan pada negara-negara tertentu juga dalam bidang keuangan).

7. Uni
Bentuk kenegaraan Uni adalah gabungan dari dua negara atau lebih yang
merdeka dan berdaulat penuh, memiliki seorang kepala negara yang sama.
Pada umumnya Uni dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Uni Riil (Uni Nyata)
Yaitu suatu uni yang terjadi apabila negara-negara anggotanya memiliki alat
perlengkapan negara bersama yang telah ditentukan terlebih dulu. Perlengkapan
negara itu dibentuk untuk mengurus kepentingan bersama.Uni sengaja dibentuk
guna mewujudkan persatuan yang nyata di antara negara-negara anggotanya.
Contoh: Uni Austria – Hungaria (1867-1918), Uni Swedia – Norwegia (1815-
1905), Indonesia – Belanda (1949).
2.    Uni Personil
Yaitu suatu uni yang memiliki seorang kepala negara, sedangkan segala
urusan dalam negeri maupun luar negeri diurus sendiri oleh negara-negara
anggota.
Contoh: Uni Belanda – Luxemburg (1839-1890), Swedia – Norwegia (1814-
1905), Inggris – Skotlandia (1603-1707;
Selain itu ada yang dikenal dengan nama Uni Ius Generalis, yaitu bentuk
gabungan negara-negara yang tidak memiliki alat perlengkapan bersama.
Tujuannya adalah untuk bekerja sama dalam bidang hubungan luar negeri.
Contoh: Uni Indonesia – Belanda setelah KMB.

8. Protektorat
Sesuai namanya, negara protektorat adalah suatu negara yang ada di
bawah perlindungan negara lain yang lebih kuat. Negara protektorat tidak
dianggap sebagai negara merdeka karena tidak memiliki hak penuh untuk
menggunakan hukum nasionalnya. Contoh: Monaco sebagai protektorat Prancis.

13
Negara protektorat dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu:
1. Protektorat Kolonial, jika urusan hubungan luar negeri, pertahanan dan
sebagian besar urusan dalam negeri yang penting diserahkan kepada
negara pelindung. Negara protektorat semacam ini tidak menjadi subyek
hukum internasional. Contoh: Brunei Darussalam sebelum merdeka adalah
negara protektorat Inggris.
2. Protektorat Internasional, jika negara itu merupakan subyek  hukum
internasional. Contoh: Mesir sebagai negara protektorat Turki (1917),
Zanzibar sebagai negara protektorat Inggris (1890) dan Albania sebagai
negara protektorat Italia (1936).
9. Mandat
Negara Mandat adalah suatu negara yang semula merupakan jajahan dari
negara yang kalah dalam Perang Dunia I dan diletakkan di bawah perlindungan
suatu negara yang menang perang dengan pengawasan dari Dewan Mandat
LBB.Ketentuan-ketentuan tentang pemerintahan perwalian ini ditetapkan dalam
suatu perjanjian di Versailles. Contoh: Syria, Lebanon, Palestina

2.5. Konsep Pemerintahan


Jika dilihat dari pendekatan segi bahasa kata “pemerintah” atau
“pemerintahan”, kedua kata tersebut berasal dari kata “perintah” yang berarti
sesuatu yang harus dilaksanakan. Di dalam kata tersebut terkumpul beberapa
Unsur yang menjadi ciri khas dari kata “perintah”:
1. Adanya “keharusan” menunujukkan kewajiban untuk melaksanakan
apa yang diperintahkan
2. Adanya dua pihak yang memberi dan yang menerima perintah
3. Adanya hubungan fungsional antara yang memberi dan yang
menerima perintah
4. Adanya wewenang atau kekuasaan untuk memberi perintah
“Perintah” atau “pemerintahan” dalam bahasa Inggris dipergunakan kata
“government” kata yang berasal dari suku kata “to govern”. Tetapi

14
“perintah” disalin dengan “to order” atau “to command” dengan lain kata
“to command” tidak diturunkan dari “to govern”.
Pada umumnya yang disebut dengan “pemerintah” adalah sekelompok
individu yang mempunyai wewenang tertentu untuk melaksanakan kekuasaan
yang dalam arti ini melaksanakan wewenang yang sah dan melindungi serta
meningkatkan tarap hidup masyarakat melalui perbuatan dan pelaksanaan
berbagai keputusan.

2.6. Bentuk Pemerintahan


1. Teori Klasik
Berdasarkan ajaran klasik, bentuk pemerintahan dapat dibedakan menjadi
3 (tiga) golongan yaitu : Monarkhi, Aristokrasi dan Demokrasi. Pembagian itu
berdasarkan kreteria jumlah orang yang memegang kekuasaan pemerintahan
negara.Pembagian bentuk pemerintahan menjadi 3 golongan tersebut mula
pertama kali berasal dari Herodotus yang kemudian dilanjutkan dan
dikembangkan oleh Plato, Aristoteles dan Polybios.

1. Aristokrasi : pemerintahan yang dipegang sekelompok orang yang dapat


mencerminkan rasa keadilan.
2. Timokrasi : pemerintahan yang dipimpin oleh sekelompok orang yang
mengingin kan kemashuran dan kehormatan
3. Oligarkhi : pemerintahan yang dipimpin oleh sekelompok orang yang
dipengaruhi kemewahan atau harta kekayaan.
4. Demokrasi : pemerintahan yang dipegang oleh rakyat.
5. Tyrani : pemerintahan yang dipimpin oleh seoarang yang jauh dari rasa
keadilan.
 Aristoteles
Berdasarkan kreteria kuantitas (jumlah orang yang memgang kekuasaan) dan
kualitas (ditujukan untuk siapakah pelaksanaan pemerintahan itu), Aristoteles
membagi bentuk pemerintahan menjadi :

15
1. Monarkhi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh seorang (raja/kaisar)
yang ditujukan untuk kepentingan umum. Bentuk monarkhi dapat merosot
menjadi Tyrani.
2. Tyrani : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh seorang (raja/kaisar)
yang kekuasaannya ditujukan untuk kepentingan sendiri.
3. Aristokrasi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh sejumlah/beberapa
orang terbaik (misalnya kaum cerdik pandai atau bangsawan), yang
kekuasaannya ditujukan untuk kepentingan umum. Bentuk aristokrasi
dapat merosot menjadi oligarkhi dan bentuk oligarkhi dapat melahirkan
Plutokrani atau Plutokrasi.
4. Oligarkhi : Adalah pemerintahan yang dipegang oleh beberapa orang,
yang kekuasaannya untuk kepentingan kelompok mereka sendiri.
5. Plutokrani : Adalah pemerintahan yang dijalankan oleh orang–orang kaya
untuk kepentingan mereka sendiri.
6. Polity : Adalah pemerintahan yang dipegang banyak orang, yang
pelaksanaan pemerintahannya ditujukan untuk kepentingan umum.
7. Demokrasi : Adalah pemerintahan yang kekuasaan tertinggi negara
dipegang oleh rakyat.
Menurut Aritoteles, bentuk pemerintahan demokrasi merupakan bentuk
pemerosotan dari bentuk polity. Sehingga menurutnya bentuk Monarkhi,
Aristokrasi dan Polity merupakan bentuk pemerintahan yang ideal
(terbaik).Pendapat Aristoteles berbeda dengan pendapat Plato, dimana Plato
berpendapat bahwa bentuk demokrasi merupakan bentuk ideal (terbaik) yang
dapat merosot menjadi mobokrasi (Okhlokrasi).
 Polybios
Dalam teorinya (disebut Cyclus Polybios), ia menyatakan bahwa bentuk
pemerintahan negara mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara siklus
yaitu bentuk Monarkhi – Aristokrasi – Demokrasi akan selalu berganti–ganti dan
berputar ke bentuk asal.

2. TEORI MODERN.

16
Dalam teori modern, bentuk pemerintahan dibedakan antara bentuk
Monarkhi dan Republik.Pembagian bentuk pemerintahan menjadi Monarkhi dan
Republik mula pertama kali dikemukakan oleh Nicollo Machiavelli. Dalam
bukunya yang berjudul “Il Principe”, ia menyatakan bahwa Monarkhi merupakan
pemerintahan negara yang dipegang oleh seorang, yang dalam menjalankan
kekuasaannya untuk kepentingan semua orang, sedangkan Republik berasal dari
kata “Res–Publika” yang berarti organisasi kenegaraan yang mengurus
kepentingan bersama. Akan tetapi Machiavelli tidak memberikan penjelasan lebih
lanjut mengenai kreteria yang dapat digunakan untuk membedakan kedua bentuk
tersebut.
Ada beberapa kreteria atau ukuran untuk membedakan antara Monarkhi
dan Republik yang dikemukakan oleh para ahli :
 George Jellinek.
Pembedaan antara Monarkhi dan Republik adalah berdasarkan cara
pembentukan kehendak negara :
 Jika kehendak negara terjelma sebagai kehendak seseorang (secara
psychologis), maka terdapat bentuk pemerintahan Monarkhi.
 Jika kehendak negara terjelma sebagai kehendak rakyat atau kemauan dari
hasil peristiwa secara yuridis, maka terdapat bentuk Republik.
 Leon Duguit. 
Pembedaan antara Monarkhi dan Republik adalah berdasarkan cara
penunjukkan kepala negara :
 Monarkhi adalah bentuk pemerintahan yang kepala negaranya (raja)
memperoleh kedudukan berdasarkan hak waris secara turun temurun dan
masa jabatannya tidak ditentukan dalam batas waktu tertentu.
 Republik adalah bentuk pemerintahan yang kepala negaranya (lazim
disebut Presiden) memperoleh kedudukan karena dipilih melalui
pemilihan dan memegang jabatannya dalam kurun waktu tertentu.
Pembedaan atas dasar penunjukkan kepala negara yang dilakukan Leon
Duguit itulah yang banyak diterima dan dianut oleh negara–negara modern pada
masa sekarang.
 Otto Koellreutter. 

17
Pandangan Otto Koellreutter sependapat dengan Leon Duguit.Ia membedakan
Monarkhi dan Republik atas dasar kreteria “Kesamaan” dan “Ketidak samaan”.
 Monarkhi : merupakan bentuk pemerintahan atas dasar ukuran
ketidaksamaan yaitu bahwa setiap orang tidak dapat menjadi kepala
negara.
 Republik : merupakan bentuk pemerintahan berdasarkan kesamaan yaitu
bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk menjadi kepala negara.
Selain kedua bentuk tersebut di atas, Otto Koellreutter menambahkan bentuk
ketiga yaitu Pemerintahan Otoriter (Autoritarien Fuhrerstaat) yaitu suatu
pemerintahan yang dipegang oleh satu orang yang bersifat mutlak. Dalam
pemerintahan otoriter kepala negara diangkat berdasarkan pemilihan, akan tetapi
didalam berkuasa makin lama makin berkuasa secara mutlak. Contoh : Jerman
pada masa Hittler, Italia pada masa Musolini.

2.7. Susunan Pemerintahan

A. Pemerintahan Pusat

 MPR

 DPR
 DPD
 MA
 MK
 KY
 BPK
 Presiden RI

18
 Wakil Presiden

B. Pemerintahan Daerah

o Tingkat daerah I

 DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Provinsi

 Gubernur

 Wakil Gubernur

o Daerah Tingkat II

 DPRD Kabupaten

 Bupati / Walikota

 Wakil Bupati / Walikota

o Tingkat Kecamatan

 Camat

 Sekretaris Camat

o Tingkat desa/kelurahan

 Lurah

 Carek

2.8. Sistem Pemerintahan

19
1. Sistem Parlementer

sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen


memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki
wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat
menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak
percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem parlemen dapat
memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang
terhadap jalannya pemerintahan.Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap
jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi
simbol kepala negara saja.

Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung


dari dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif,
atau parlemen, sering dikemukakan melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena
itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang eksekutif dan cabang
legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan
keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik kepresidenan.

2. Sistem pemerintahan presidensil

Sistem presidensial (presidensiil), atau disebut juga dengan sistem


kongresional, merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana
kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.

Untuk disebut sebagai sistem presidensial, bentuk pemerintahan ini harus


memiliki tiga unsur yaitu:

 Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan

 Presiden secara bersamaan menjabat sebagai kepala negara dan kepala


pemerintahan dan dalam jabatannya ini mengangkat pejabat-pejabat
pemerintahan yang terkait.
 Presiden harus dijamin memiliki kewenangan legislatif oleh UUD atau
konstitusi.

20
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan
tidak dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan
politik.Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden.Jika presiden
melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat
masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena
pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan
menggantikan posisinya.

3. Sistem Pemerintahan Quasi

Sistem pemerintahan campuran ini merupakan kombinasi/campuran dari


sistem pemerintahan presidensial dan parlementer.Mengapa demikian?Ini ditandai
dengan adanya presiden sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai
kepala pemerintahan.Contoh Negara yang menggunakan sistem pemerintahan
campuran yaitu Perancis.

4. Sistem Pemerintahan Referendum

Sisitem pemerintahan referendum adalah variasi dari sistem pemerintahan


parlementer dan presidensial.Di negara Swiss, tugas pembuatan undang-undang
berada di bawah pengawasan rakyat yang mempunyai hak pilih.Pengawasan itu
dilakukan dalam bentuk referendum terdiri darireferendum obligatoir, referendum
fakultatif, dan referendum konsultatif.
1. Referendum obligatoir adalah referendun yang harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan langsung dari rakyat sebelum suatu undang-undang
tertentu diberlakukan. Persetujuan dari rakyat mutlak harus diberikan
dalam pembuatan suatu undang-undang yang mengikat seluruh rakyat
karena dianggap sangat penting. Contoh, persetujuan yang diberikan oleh
rakyat terhadap pembuatan undang-undang dasar.
2. Referendum fakultatif adalah referendum yang dilaksanakan apabila
dalam waktu tertentu sesudah undang-undang diumumkan dan
dilaksanakan sejumlah orang tertentu yang mempunyai hak suara
menginginkan diadakannya referendum. Dalam hal ini apabila referendum
menghendaki undang-undang tersebut dilaksanakan, maka undang-ndang

21
itu terus berlaku. Tetapi apabila undang-undang itu ditolak dalam
referendum tersebut, maka undang-undang itu tidak berlaku lagi.
3. Referendun konsultatif adalah referendum yang menyangkut soal-soal
teknis. Biasanya rakyat sendiri kurang paham tentang materi undang-
undang yang dimintakan persetujuannya.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pengertian jenis kekuasaan bentuk negara dan sistem pemerintahan
merupakan aneka konsep pokok dalam studi ilmu politik. Dalam mempelajari
ilmu politik kita kerap ‘dipusingkan’ oleh berbagai macam istilah yang satu sama
lain saling berbeda. Peristilahan yang seringkali ditemukan tersebut misalnya

22
monarki, tirani, aristokrasi, oligarki, demokrasi, mobokrasi, federasi, kesatuan,
konfederasi, presidensil, dan parlementer.
Jika kita berbicara mengenai bentuk negara, berarti kita tengah
membicarakan bagaimana sifat atau hubungan antara kekuasaan pusat saat
berhadapan dengan daerah. Hubungan seperti ini disebut pula sebagai hubungan
vertikal, artinya ‘pusat’ diasumsikan berada di atas ‘daerah’, dalam mana
keberadaan pusat di ‘atas’ tersebut berbeda derajatnya baik di negara kesatuan,
federasi, atau konfederasi.

3.2. Penutup

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik


dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://ruchcitra.wordpress.com/2008.11/09/bentuk-negara-dan-bentuk-
kenegaraan/
http://sistempemerintahanindonesia.com/struktur-pemerintahan-indonesia.html
http://wiradaha-batarihyang.blogspot.com/2012/02/susunan-pemerintahan-
republik-indonesia.html?m=1

23
http://dwicahyadiwibowo.blogspot.com/2013/02/konsep-teori-dan-proses-
terbentuknya.html?m=1
https://www.academia.edu/49786899/Negara_dan_bentuk_pemerintahan

24

Anda mungkin juga menyukai