Anda di halaman 1dari 13

TEORI TERBENTUKNYA SUATU NEGARA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


ILMU NEGARA

Dosen Pengampu :

Tri Novianti, S.H.,M.H


1019119401

Disusun oleh :

Nama : Rindiyani Fitri Larasati


NPM : 221150143
Kelas : F (BTC)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul ‘TEORI TERBENTUKNYA SUATU NEGARA’’. Atas
dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Tri Novianti, S.H.,M.H selaku dosen dimata kuliah Ilmu Negara yang telah
memberikan bimbingan, saran, ide untuk menunjang pembuatan makalah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Batam, 29 Oktober 2022

Rindiyani Fitri Larasati

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................5
1.3 Batasan Masalah...................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Pengertian Negara................................................................................6
2.2 Unsur – Unsur Negara.........................................................................7
2.3 Teori Terbentuknya Negara.................................................................8
2.3.1 Teori Hukum Alam....................................................................8
2.3.2 Teori Ketuhanan.........................................................................8
2.3.3 Teori Kontrak Sosial..................................................................9
2.3.4 Teori Kekuatan.........................................................................10
2.3.5 Teori Patriamonal.....................................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
3.1 Kesimpulan.......................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara merupakan gejala kehidupan di sepanjang sejarah umat manusia. Konsep
negara berkembang dari bentuknya yang paling sederhana sampai pada bentuk yang
paling kompleks di zaman sekarang. Sebagai bentuk organisasi kehidupan bersama
dalam masyarakat, negara selalu menjadi pusat perhatian dan objek kajian bersamaan
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan umat manusia.1 Pembahasan tentang
organisasi dan kelembagaan negara merupakan hal pokok yang dapat dimulai dengan
pemahaman terhadap hakikat kekuasaan yang dilembagakan atau diorganisasikan ke
dalam bangunan kenegaraan.

Secara etimologi, negara berasal dari kata staat (Belanda dan Jerman), State
(Inggris), Etat (Perancis), atau Statum (Latin). Artian tersebut berarti “meletakkan
dalam keadaan berdiri”, “menempatkan”, atau “membuat berdiri”. Negara merupakan
kelanjutan dari keinginan manusia untuk bersama dan berkumpul dengan orang lain
dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya. Semakin luas pergaulan
manusia, semakin banyak pula kebutuhan akan suatu organisasi negara yang dapat
melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya.

Sejak kata “negara” diterima secara umum sebagai pengertian yang


menunjukkan organisasi teritorial sesuatu bangsa yang memilki kedaulatan, ia pun
mengalami berbagai pemahaman tentang hakikat dirinya.

Negara merupakan organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara adalah


argency (alat) masyarakat untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat dan menertibkan gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia hidup dalam
suasana kerjasama, sekaligus suasana antagonistis dan penuh pertentangan. Negara
adalah organisasi yang dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara
sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-
tujuan dari kehidupan bersama itu. Negara menetapkan cara-cara dan batas-batas
sampai di mana kekuasaan dapat digunakan dalam kehidupan bersama itu, baik oleh
individu dan golongan atau asosiasi, maupun oleh negara itu sendiri. Dengan demikian
ia dapat mengintegrasikan dan membimbing kegiatan-kegiatan sosial dari penduduknya
ke arah tujuan bersama.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang kita dapatkan rumusan masalah antara lain:
1. Bagaimana asal muasal terbentuknya suatu negara?
2. Apa saja unsur-unsur yang terdapat pada suatu negara?
3. Teori dari terbentuknya suatu negara?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah bertujuan untuk membatasi ruang lingkup dari topik yang akan
dibahas. Batasan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah seputar teori
terbentuknya suatu negara yang terdiri dari beberapa unsur dan teori-teori pembentukan
suatu negara.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Negara
Sebuah wilayah dapat dikatakan sebagai sebuah negara jika wilayah tersebut
telah memenuhi berbagai unsur yang diperlukan oleh sebuah negara di dalamnya.
Hingga saat ini, jumlah negara yang di seluruh dunia mencapai 195 negara. Setiap
negara tersebut memiliki bentuk pemerintahan yang berbeda antara satu sama lain,
dimana ada yang menggunakan sistem pemerintahan kerajaan sampai republik.
Pengertian negara menurut para ahli:

 Menurut Prof. Miriam Budihardjo, negara merupakan organisasi yang ada di dalam
suatu wilayah yang dapat memaksakan kekuasaannya yang sah terhadap semua
golongan kekuasaan yang berada di dalamnya dan dapat menetapkan berbagai
tujuan dari kehidupan tersebut.

 Menurut Prof. Nasroen, definisi sebuah negara adalah sebuah bentuk pergaulan
hidup. Oleh karena itu, sebuah negara harus ditinjau secara sosiologis agar dapat
dijelaskan serta dipahami.

 Menurut Prof. Dr. Djokosoetono, SH. yang mendefinisikan sebuah negara sebagai
organisasi manusia maupun kumpulan individu yang berada di bawah sebuah
pemerintahan yang sama.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata negara dapat diartikan
kedalam dua hal. Yang pertama, negara adalah sebuah organisasi yang berapa pada
suatu wilayah dan memiliki kekuasaan tertinggi secara sah serta ditaati oleh masyarakat
di dalamnya.

Yang kedua, sebuah negara dapat disimpulkan sebagai kelompok sosial yang
mendiami sebuah wilayah maupun daerah tertentu yang berada di bawah lembaga
politik maupun pemerintah yang efektif, memiliki kesatuan politik, berdaulat yang
memiliki tujuan nasional yang ingin dicapai oleh suatu wilayah tersebut.
2.2 Unsur – Unsur Negara

Yang dimaksud dengan unsur-unsur negara adalah elemen dari suatu organisasi
negara, atau hal-hal yang dianggap perlu untuk terbentuknya suatu negara. Dari
persepektif hukum Internasional, instrumen yang telah mengatur secara pasti unsur-
unsur terbentuknya negara adalah Montevideo Convention yang menyebutkan adanya
empat unsur yang menjadi kualifikasi sebuah negara sebagai subjek hukum
internasional:

 Penduduk
Penduduk merupakan warga negara yang memiliki tempat tinggal dan juga
memiliki kesepakatan diri untuk bersatu.
 Warga Negara
Warga negara adalah pribumi atau penduduk asli Indonesia dan penduduk
negara lain yang sedang berada di Indonesia/negara tertentu untuk tujuan
tertentu.
 Wilayah
Wilayah adalah daerah tertentu yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah
kedaulatan. Wilayah merupakan satu di antara unsur pembentuk negara yang
paling utama. Wilayah terdiri dari darat, udara serta laut.
 Pemerintah
Pemerintah merupakan unsur yang memegang kekuasaan untuk menjalankan
roda pemerintahan
 Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan semua cara.
 Pengakuan Negara Lain
Selain unsur pokok di atas masih ada unsur tambahan (disebut unsur deklaratif)
yaitu berupa pengakuan dari negara lain. Unsur negara tersebut di atas
merupakan unsur negara dari segi hukum tata negara atau organisasi negara.

7
2.3 Teori Terbentuknya Negara
Secara garis besar teori tentang asal mula negara dapat dikelompokkan dalam
beberapa kelompok :

a. Teori yang bersifat spekulasi, yang terdiri dari teori Ketuhanan, Teori
Kekuatan/Kekuasaan, dan Teori Yuridis
b. Teori yang bersifat Historis sosiologis, disebut juga sebagai teori evolusi.

2.3.1 Teori Hukum Alam


Terbentuknya negara dapat terjadi karena adanya hukum alam. Teori hukum
alam mengungkapkan jika hukum alam tidak dibuat oleh negara, tetapi karena adanya
kehendak dari alam. Thomas Aquinas memaparkan jika pembentukan serta keberadaan
negara tidak dapat lepas dari hukum alam. Karena secara hukum alam, manusia harus
saling berdampingan serta bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak
hanya itu, secara alami, manusia merupakan makhluk sosial dan politis yang perlu
mendirikan komunitas untuk mengemukakan pendapat serta menyumbangkan
pemikiran.

2.3.2 Teori Ketuhanan

Teori ketuhanan dikenal sebagai istilah doktrin teokritis. Teori ini dapat
dijumpai dari sisi dunia bagian timur ataupun barat. teori ketuhanan memiliki bentuknya
yang sempurna dalam tulisan-tulisan sarjana Eropa pada abad pertengahan dengan
menggunakan teori ini sebagai dasar pembenaran kekuasaan mutlak para raja.

Doktrin ini memiliki pandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki raja
bersumber dari Tuhan. Mereka mendapat mandate Tuhan untuk bertakhta sebagai
penguasa. Para raja merasa dirinya sebagai wakil Tuhan di dunia yang diberikan
tanggung jawab kekuasaan dan mempertanggungjawabkannya hanya kepada Tuhan,
bukan manusia.

8
Praktik model kekuasaan seperti ini, ditentang oleh kalangan monarchomach
(penentang raja). Menurut mereka, raja menjadi tirani yang dapat diturunkan atau
dilengserkan dari tahtanya. Bahkan dapat dibunuh. Mereka menganggap bahwa
kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat.

2.3.3 Teori Kontrak Sosial


Teori kontrak sosial atau teori perjanjian masyarakat menganggap bahwa negara
dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian masyarakat dalam tradisi sosial masyarakat.
Teori ini menitikberatkan negara untuk tidak berpotensi menjadi negara tirani.

Hal tersebut disebabkan oleh keberlangsungannya ada pada kontrak-kontrak


sosial antara warga negara dengan lembaga negara. Adapun tokoh yang menganut aliran
ini di antaranya Thomas Hobbes, John Locke, dan J. J. Roussae. Belum ada negara, atau
keadaan alamiah (status naturalis, state of nature), dan keadaan setelah ada negara. Bagi
Hobbes, keadaan alamiah sama sekali bukan keadaan yang aman dan sejahtera. Namun,
sebaliknya, keadaan alamiah merupakan suatu keadaan sosial yang kacau, tanpa hukum,
tanpa pemerintah, dan tanpa ikatan-ikatan sosial antar-individu di dalamnya. Hobbes
beranggapan bawah, kontrak atau perjanjian bersama individu-individu dibutuhkan.
Yang dulunya hidup dalam keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan semua hak-hak
kodrat yang dimilikinya kepada seseorang atau sebuah badan yang disebut negara.

John Locke mendefinisikan teori terbentuknya negara sebagai suatu keadaan


yang damai, penuh komitmen baik, saling menolong antarindividu dalam sebuah
kelompok masyarakat. Sekalipun keadaan alamiah dalam pandangan Locke merupakan
suatu yang ideal.

Baginya, keadaan ideal tersebut memiliki potensial terjadinya kekacauan karena


tidak adanya organisasi dan pimpinan yang dapat mengatur kehidupan mereka. Di sini,
unsur pimpinan atau negara menjadi sangat penting demi menghindari konflik di antara
warga negara yang didasarkan pada alasan inilah negara menjadi mutlak didirikan.
Namun, penyelenggara negara atau pimpinan negara juga harus dibatasi melalui suatu

9
kontrak sosial. Dasar pemikiran kontrak sosial antar negara dan warga negara dalam
pandangan Locke ini menjadi suatu peringatan bahwa kekuasaan pemimpin (penguasa)
tidak pernah mutlak, tetapi selalu terbatas.

Hal tersebut disebabkan karena dalam melakukan perjanjian individu-individu


warga negara tersebut tidak menyerahkan seluruh hak-hak alamiah mereka. Menurut
Locke, terdapat hak-hak alamiah yang menjadi bagian hak-hak asasi warga negara yang
tidak dapat dilepaskan, sekalipun oleh masing-masing individu.

J. J. Rosseu memilih pandangan sendiri mengenai terbentuknya negara.


Menurtnya, keberadaan suatu negara didasarkan pada perjanjian warga negara untuk
meningkatkan diri dengan suatu pemerintah yang dilakukan melalui organisasi politik.

Pemerintah tidak memiliki dasar kontraktual, tetapi hanya organisasi politik


yang dibentuk dengan cara kontrak. Pemerintah sebagai pimpinan organisasi negara dan
ditentukan oleh yang berdaulat dan merupakan wakil-wakil dari warga negara. Yang
berdaulat adalah rakyat seluruhnya melalui kemauan umumnya. Pemerintah tidak lebih
dari sebuah komisi atau pekerja yang melaksanakan mandat bersama tersebut.

Melalui pemikirannya, Rosseu dikenal sebagai peletak dasar bentuk negara yang
kedaulatannya ada di tangan rakyat melalui organisasi politik mereka. Artinya, ia juga
sekaligus dikenal sebagai penggagas paham negara demokrasi yang bersumberkan pada
kedaulatan rakyat, yakni rakyat berdaulat dan penguasa-penguasa negara hanyalah
merupakan wakil-wakil rakyat pelaksana mandat mereka

2.3.4 Teori Kekuatan


Secara sederhana, teori kekuatan dapat diartikan sebagai negara terbentuk
disebabkan adanya dominasi negara kuat yang menjajah. Kekuatan menjadi pembenaran
(raison d’etre) dari terbentuknya sebuah negara. Melalui proses penaklukan dan
pendudukan oleh suatu kelompok (etnis) atas kelompok tertentu maka dimulailah proses
pembentukan suatu negara  Atau dapat diasumsikan bahwa terbentuknya suatu negara

10
disebabkan oleh adanya pertarungan kekuatan, yang mana pemenangnya yang akan
membentuk sebuah negara.

Awalnya, teori ini bersumber dari kajian antropologis atas pertikaian di kalangan
suku-suku primitif. Yang mana, sang pemenang akan menjadi penentu uatama
kehidupan suku yang dikalahkan. Sebagai contoh dalam kehidupan modern adalah
penaklukkan dalam bentuk penjajahan bangsa-bangsa barat kepada bangsa-bangsa
timur. Setelah masa penjaajahan selesai pada awal abad ke-20, dijumpai banyak negara
baru yang kemerdekaannya ditentukan oleh penguasa kolonial. Misalnya negara Brunei
Darussalam dan Malaysia.

2.3.5 Teori Patriamonal


Patriamonal berasal dari istilah patrimonium yang artinya adalah hak milik. Oleh
karena raja mempunyai hak milik terhadap daerahnya maka semua penduduk
didaerahnya itu harus tundauk kepadanya.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Negara hukum adalah sebuah teori hukum yang dipengaruhi oleh Romawi.
Konsep Negera Hukum bersandar pada keyakinan bahwa Kekuasaan Negara harus
dijalankan atas dasar hukum yang adil dan baik.

Terbentuknya suatu negara terjadi karena suatu tujuan dengan unsur – unsur
didalamnya. Teori yang melatar belakangi terbentuknya suatu negara juga memiliki
peran penting. Dan terbentuknya suatu negara menggunakan salah satu dari teori
tersebut.

Diantara konsep politik yang banyak dibahas adalah kekuasaan. Hal ini tidak
mengherankan sebab konsep ini sangat krusial dalam ilmu sosial pada umumnya dan
dalam ilmu politik khususnya

Jadi teori-teori itu hendak membenarkan adanya kekuasaan negara, oleh karena
itu kepustakaan teori-teori ini sekaligus dibicarakan bersama-sama dengan arti negara
dan tujuan negara. Untuk membenarkan adanya kekuasaan negara biasanya dicari
ajaran-ajaran mengenai arti daripada negara dan kemudian dihubungkan dengan
tujuannya.

Teori terbentuknya suatu negara ini juga berawal dari zaman kerajaan hingga
sekarang zaman modern. Kerajaan – kerajaan dulu juga menggunakan teori
terbentuknya suatu negara untuk membangun kerajaan mereka. Dan biasanya kerajaan
tersebut lebih menggunakan teori ketuhanan karena masih kental dengan ajaran
animisme dan dinamisme.

Terdapat juga teori yang berdasar pada kontrak sosial yang mana saling
membutuhkan untuk satu tujuan dengan cara membentuk suatu negara. Teori kekuatan

12
merupakan teori yang menggunakan kekuatan atau kekuasaan dalam membentuk suatu
negara.

Unsur yang terdapat pada negara seperti warga negara, wilayah, pemerintah,
kedaulatan, pengakuan, dan penduduk menjadi unsur penting yang saling membangun
dalam terbentuknya suatu negara. Dengan adanya kumpulan penduduk yang bersatu
dalam satu wilayah yang dipimpin oleh pemerintahan dengan panduan warga negara,
serta memiliki kedaulatan dan pengakuan dari orang lain membuat suatu negara dapat
terbentuk.

Melansir dari situs Worldometers, 195 negara di dunia tersebut tersebar di enam


benua, yakni 48 negara di Benua Asia, 33 negara di benua Amerika Latin, 54 negara di
benua Afrika, 44 negara di benua Eropa, dua negara di benua Amerika Utara, dan 14
negara di Osenia.

Dan teori terbentuknya suatu negara terdapat pada semua negara yang kini
berdiri atas unsur – unsur yang telah ditetapkan. Dan untuk sekarang terdapat 195
negara yang diakui keberadaannya oleh negara lain.

13

Anda mungkin juga menyukai