Anda di halaman 1dari 15

RELASI NEGARA DAN AGAMA

MAKALAH
MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh :

PURNAMA AGUNG
NIM : 181021450030

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER ERESHA
TANGERANG SELATAN
2019
Kata pengantar

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Terima kasih kepada Bapak Firdaus, selaku dosen
pada mata kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas dan materi yang
bermanfaat ini.

Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi para mahasiswa/mahasiswi, umum,


khususnya pada penulis dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa
dipergunakan dengan semestinya.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Tangerang Selatan, September 2019

Purnama Agung

1 | RELASI AGAMA DAN NEGARA


Daftar isi
Kata Pengantar ................................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ....................................................................................................... 2

B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 2

C. Tujuan ................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Negara ............................................ Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Negara................................................................................................ 4

2. Tujuan Negara ..................................................................................................... 4

3. Unsur Negara....................................................................................................... 5

B. Teori Terbentuknya Negara..................................................................................... 6

1. Teori Kontrak Sosial ............................................................................................ 6

2. Teori Ketuhanan .................................................................................................. 6

3. Teori Kekuatan .................................................................................................... 7

4. Teori Organis ...................................................................................................... 7

5. Teori Histeris ....................................................................................................... 7

C. Bentuk Negara ........................................................................................................ 8

1. Negara Kesatuan.................................................................................................. 8

2. Negara Serikat ..................................................................................................... 8

D. Relasi Agama dan Negara ..................................................................................... 10

1. Paham Teokrasi ................................................................................................ 10

2. Paham Sekuler ................................................................................................... 11

3. Pandangan Agama Islam .................................................................................... 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 12

B. Saran-Saran .......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Negara bisa menjadi jembatan penghubung antara kebebasan yang
satu dan yang lain. Kebebasan kita merampaas barang orang lain, misalnya
rakyat titipkan Negara, dan timbal baliknya Negara menjamin hak milik
seseorang. Hasil dari jual beli kebebasan inilah yang kita namakan hukum.
Selain hak milik, kebebasan melakukan kekerasan terhadap orang lain juga
kita harus titipkan kepada Negara. Alasannya, untuk menghindari
pertempuran fisik antara manusia satu dan manusia lainnya. Dinamika
masyarakat disekitar kita telah membuktikannya. Disaat terjadi perselisihan
dimana emosi setiap orang meningkat, jika tidak dicegah akan timbul
perkelahian. Jika kekerasan tidak dijamin, bisa dibayangkan apa yang terjadi
dengan si lemah, ia akan menjadi sasaran manusia lain, padahal, si lemah
juga perlu penghargaan dan pengakuan sebagai manusia. Jika dilihat secara
mendalam Negara memiliki fungsi mewujudkan hak-hak warga negaranya
merujuk pendapat Friedrich Hegel, Negara merupakan organisasi yang
muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dengan kemerdekaan
universal hal ini mirip dengan apa yang dipaparkan Isiyah Berlin tentang
Negara yang memiliki fungsi untuk menjembatani pertarungan antara
kebebasan positif dan kebebasan negatif.
Jadi Negara memiliki wewenang penuh mengatur dan mengendalikan
persoalan bersama atas masyarakat. Dalam struktur masyarakat selalu ada
dikotomi antara pengatur dan yang diatur. Jika zaman feodal rakyat
diperintah oleh para bangsawan, diera globalisasi pemerintahan dijalankan
oleh elit politik. Namanya saja elit, sehingga jumlahnya pasti lebih sedikit
dan lebih pintar ketimbang rakyat yang diatur. Nah, dalam praktiknya or ang
yang mengurusi kepentingan rakyat banyak harus dipilih oleh rakyat. Hal ini
terkait dengan kepercayaan dan legitimaasi rakyat kepada para
penyelenggara Negara. Pemilihan pejabat pengelola Negara harus terlaksana
secara jujur dan adil.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Negara ?
2. Apa konsep dasar Negara ?
3. Unsur – Unsur apakah yang ada dalam sebuah Negara ?
4. Teori apa yang berkaitan dengan terbentuknya sebuah Negara ?
5. Bagaimana bentuk – bentuk Negara ?
6. Apakah yang menjadi konsep relasi Agama dan Negara ?

2 | RELASI AGAMA DAN NEGARA


C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian tentang Negara.
2. Untuk mengetahui unsur unsur yang dibutuhkan untuk membuat Negara
3. Untuk mengetahui konsep dasar Negara
4. Untuk mengetahui teori terbentuknya sebuah Negara
5. Untuk mengetahui bentuk – bentuk Negara
6. Untuk mengetahui konsep relasi Negara dan Agama

3 | RELASI AGAMA DAN NEGARA


BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dasar Negara


1. Pengertian Negara
a. Secara Etimologi (Bahasa)
Istilah Negara merupakan terjemahan dari beberapa bahasa asing:
state (inggris), staat (Belanda dan Jerman), atau etat (Prancis).

b. Secara Terminologi
Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau
beberapa kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami
suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanya suatu
pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok
atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.Organisasi
negara dalam suatu wilayah bukanlah satu-satunya organisasi, ada
organisasi-organisasi lain (keagamaan, kepartaian, kemasyarakatan dan
organisasi lainnya yang masing-masing memiliki kepribadian yang
lepas dari masalah kenegaraan). Secara umum negara dapat diartikan
sebagai suatu organisasi utama yang ada di dalam suatu wilayah karena
memiliki pemerintahan yang berwenang dan mampu untuk turut
campur dalam banyak hal dalam bidang organisasi-organisasi lainnya.

2. Tujuan Negara
Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-orang
yang mendiami suatu wilayah atau negara tertentu dikarenakan negara itu
memiliki tujuan yang disepakati bersama oleh masyarakat yang ada di
dalamnya. Diantaranya :
1. Negara bertujuan untuk memperluas kekuasaan.
2. Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum.
3. Negara bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum.

Dalam tradisi barat, pemikiran tentang terbentuknya sebuah negara


memiliki tujuan tertentu sesuai dengan model negara tersebut. Dalam
konsep ajaran Plato tujuan adanya negara adalah untuk memajukan
kesusilaan manusia, sedangkan menurut islam yang dikemukakan oleh
Ibnu Arrobi tujuan negara adalah agar manusia bisa menjalankan
kehidupannua dengan baik, jauh dari sengketa dan menjaga interpensi dari
pihak-pihak asing.

4 | RELASI AGAMA DAN NEGARA


3. Unsur Negara
Suatu Negara harus memiliki tiga unsur penting yaitu: rakyat atau
masyarakat, wilayah, dan pemerintah. Ketiga unsur ini oleh Mahfud M. D
disebut sebagai unsur konstitutif. Tiga unsur ini harus ditunjang dengan
unsur lainnya seperti adanya konstitusi dan pangakuan dari dunia
internasional yang di sebut dengan unsur deklaratif.
a. Masyarakat
Masyarakat merupakan unsur terpenting dalam tatanan suatu
negara. Masyarakat atau rakyat merupakan suatu individu yang
berkepentingan dalam suksesna suatu tatanan dalam pemerintahan.
Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya diperlukan
dalam ilmu kenegaraan (staatsleer) tetapi perlu juga perlu melahirkan
apa yang disebut ilmu kemasyarakatan (sosiologi) suatu ilmu
pengetahuan baru yang khusus menyelidiki, mempelajari hidup
kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu penolong bagi ilmu hukum
tata negara.

b. Wilayah
Wilayah adalah unsur negara yang harus terpenuhi, karena tidak
mungkin ada negara tanpa ada batas-batas teritorial yang jelas. Jadi
secara umum wilayah dalam sebuah negara bisanya mencakup daratan,
perairan, samudera, laut, sungai dan udara.

c. Pemerintah
Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas
memimpin organisasi negara tersebut untuk mencapai tujuan bersama
didirikan sebuah negara.

d. Pegakuan negara lain


Pengakuan dari negara lain terdiri atas, pengakuan secara de
facto dan pengakuan secra de jure. Pengakuan secara de facto ialah
pengakuan atas fakta adanya negara pengakuan terseut di dasarkan
adanya fakta bahwa suatu masyarakat politik telah memenuhi 3 unsur
utama, yakni : negara, wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berdaulat.
Sedangkan pengakuan de jure merupakjan pengakuan akan sahnya
suatu negara atas dasar pertimbangan yuridis menurut hukum dengan
memperoleh pengakuan de jure.

5 | RELASI AGAMA DAN NEGARA


B. TEORI TENTANG TERBENTUKNYA NEGARA
1. Teori kontrak sosial
Teori ini beranggapan bahwa negara dibentuk berdasarkan
perjanjian – perjanjian masyarakat. Beberapa pakar penganut teori
ini adalah:
a. Thomas Hobbes (1588-1679)
Menurutnya syarat terbentuknya Negara adalah dengan
mengadakan perjanjian bersama individu – individu yang tadinya
dalam keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan semua hak-
hak kodrat yang dimilikinya kepada seseorang atau semua badan.
Teknik perjanjian masyarakat yang dibuat Hobbes adalah sebagai
berikut : Setiap individu mengatakan kepada individu lainnya
bahwa “saya memberikan kekuasaan dan menyerahkan hak
memerintah kepada orang ini atau kepada orang- orang yang ada
di dalam dewan ini dengan syarat bahwa saya memberikan hak
kepadanya dan memberikan keabsahan seluruh tindakan dalam
suatu cara tertentu.
b. John Locke (1632-1704)
Dasar kontraktual dan Negara dikemukakan Locke sebagai
peringatan bahwa kekuasaan penguasa tidak pernah mutlak tetapi
selalu terbatas, sebab dalam mengadakan perjanjian dengan
seseorang atau sekelompok orang, individu – individu tidak
menyerahkan seluruh hak-hak alamiah mereka.
c. Jean Jacques Rousseub (1712-1778)
Keadaan ilmiah diumpamakannya sebagai keadaan alamiah,
hidup individu bebas dan sederajad, semuanya dihasilkan sendiri
oleh individu dan individu itu puas. Menurut ”Negara” atau
“Badan Korporatif” dibentuk untuk menyatakan “Kemauan
Umumnya” (general will) dan ditujukan kepada kebahagiaan
bersama. Selain itu Negara juga memperhatikan kepentingan –
kepentingan individual (particular interest). Kedaulatannya
berada dalam tangan rakyat melalui kemauan umumnya.

2. Teori Ketuhanan
Negara dibentuk oleh Tuhan dan pemimpin-pemimpin
Negara ditunjuk oleh Tuhan Raja dan pemimpin – pemimpin Negara
hanya bertanggung jawab pada Tuhan dan tidak pada siapapun.

6 | RELASI AGAMA DAN NEGARA


3. Teori Kekuatan
Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari komunikasi
yang terhadap kelompok yang lemah, Negara dibentuk dengan
penaklukan dan pendudukan. Dengan penaklukan dan pendudukan
dari suatu kelompok etnis yang lebih kuat atas kelompok etnis yang
lebih lemah, dimulailah proses pembentukan Negara.

4. Teori Organis
Negara disamakan dengan makhluk hidup, manusia atau
binatang individu yang merupakan komponen-komponen Negara
dianggap sebagai sel-sel dari makhluk hidup itu. Kehidupan corporal
dari Negara dapat disamakan sebagai tulang belulang manusia,
undang-undang sebagai syaraf, raja (kaisar) sebagai kepala dan para
individu sebagai daging makhluk itu.

5. Teori Historis
Teori ini menyatakan bahwa lembaga-lembaga social tidak
dibuat, tetapi tumbuh secara revolusioner sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan manusia.

7 | RELASI AGAMA DAN NEGARA


C. BENTUK NEGARA
1. Negara Kesatuan (Unitaris):
Negara kesatuan merupakan merupakan bentuk negara yang
kekuasaan tertingginya berada di pemerintahan pusat. Secara hierarkinya,
negara kesatuan merupakan negara yang bersusunan tunggal yang berarti
tidak ada negara didalam negara. Negara kesatuan dibedakan kembali
menjadi dua yaitu sistem sentralisasi dan desentralisasi. Dalam sistem
sentralisasi, semua persoalan diatur oleh pemerintah pusat. Daerah
bertugas menjalankan perintah dari pusat tanpa diberikan kewenangan.
Sedangkan dalam desentralisasi, daerah diberikan kewenangan untuk
mengatur urusan rumah tangga sendiri (hak otonomi) sesuai kebutuhan
dan peraturan yang juga diatur oleh pemerintah pusat. Contoh negara
kesatuan yaitu Inggris Raya, Prancis, Indonesia, dan Maladewa.

2. Negara Serikat (Federasi)


Negara serikat merupakan bentuk negara yang didalamnya terdapat
beberapa negara yang disebut negara bagian. Negara - negara tersebut ada
yang merupakan penggabungan diri atau hasil pemekeran bagian. Dalam
negara serikat, dikenal 2 macam pemerintahan didalamnya yaitu
pemerintahan federal dan pemerintahan negara bagian. Pemerintahan
federal biasanya mengatur urusan bersama dari semua anggota negara
bagian seperti hubungan Internasional, pertahanan, mata uang, dan
komunikasi. Contoh negara federasi yaitu Amerika Serikat, Rusia, Brasil,
dan Jerman. Di samping di bentuk ini, dari sisi pelaksana dan mekanisme
pemilihannya bentuk Negara dapat di golongkan dalam tiga kelompok:
monarki, oligarki, dan demokrasi.

a. Monarki
Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang di kepalai
oleh raja atau ratu. Dalam praktiknya, monarki memilki dua jenis:
monarki absolute dan monarki konstitusional. Monarki absolute adalah
model pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan satu orang
raja atau ratu. Termasuk dalam katagori ini adalah Arab Saudi.
Sedangkan, monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang
kekuasaan kepala pemerintahnya (perdana menteri) di batasi oleh
ketentuan-ketentuan konstitusi Negara. Praktik monarki konstitusional
ini adalah yang paling banyak di praktikkan di beberapa Negara seperti
Malaysia, Thailand, Jepang, dan Inggris. Dalam model monarki
konstitusional ini, kedudukan Negara hanya sebatas simbol Negara.

8 | RELASI AGAMA DAN NEGARA


b. Oligarki
Model pemerintahan oligarki adalah pemerintah yang di jalankan
oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok
tertentu.

c. Demokrasi
Pemerintah model demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang
bersandar pada kedaulatan rakyat atau mendasarkan kekuasaannya
pada pilihan dan hendak rakyat melalui mekanisme pemilihan umum
(pemilu).

9 | RELASI AGAMA DAN NEGARA


D. RELASI AGAMA DAN NEGARA
Dikalangan kaum muslimin, terdapat kesepakatan bahwa eksistensi Negara
adalah suatu keniscayaan bagi berlangsungnya kehidupan bermasyarakat
negara dengan otoritasnya mengatur hubungan yang diperlukan antara
masyarakat, sedangkan agama mempunyai otoritas unuk megatur hubungan
manusia dengan tuhannya.
Hubungan antara agama dan negara menimbulkan perdebatan yang terus
berkelanjutan dikalangan para ahli. Pada hakekatnya Negara merupakan suatu
persekutuan hidup bersama sebagai penjelmaan sifat kodrati manusia sebagai
mahluk individu dan makhluk sosial, oleh karena itu sifat dasar kodrat manusia
tersebut merupakan sifat dasar negara pula sehingga negara sebagai manifestasi
kodrat manusia secara horizontal dalam hubungan manusia dengan manusia
lain untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian negara mempunyai
sebab akibat langsung dengan manusia karena manusia adalah pendiri negara
itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas konsep hubungan negara dan agama sangat
ditentukan oleh dasar ontologis manusia. Masing-masing keyakinan manusia
sangat mempengaruhi konsep hubungan agama dan negara dalam kehidupan
manusia berikut di uraikan beberapa perbedaan konsep hubungan agama dan
negara. Menurut beberapa aliran atau paham antara lain sebagai berikut :

1. Hubungan Agama dengan Negara menurut paham Teokrasi


Dalam paham teokrasi hubungan agama dan negara digambarkan
sebagai dua hal yang tidak dapat dipisahkan, negara menyatu dengan
agama karena pemerintahan menurut paham ini dijalankan berdasarkan
firman-firman Tuhan, segala tata kehidupan masyarakat bangsa dan negara
dilakukan atas titah Tuhan dengan demikian, urusan kenegaraan atau
politik dalam paham teokrasi juga diyakinkan sebagai manifestasi Tuhan.
Sistem pemerintahan ini ada 2 yaitu teokrasi langsung dan tidak
langsung. Sistem pemerintahan teokrasi langsung adalah raja atau kepala
negara memerintah sebagai jelmaan Tuhan adanya negara didunia
ini adalah atas kehendak Tuhan dan oleh karena itu yang memerintah
Tuhan pula. Sedangkan sistem pemerintahan teokrasi tidak langsung yang
memerintah bukan tuhan sendiri melainkan raja atau kepala negara yang
memiliki otoritas atas nama Tuhan. Raja atau kepala negara memerintah
atas kehendak Tuhan dengan demikian dapat dikatakan bahwa negara
menyatu dengan agama .agama dengan negara tidak dapat dipisahkan.

10 | RELASI AGAMA DAN NEGARA


2. Hubungan Agama dengan Negara menurut paham Sekuler
Paham sekuler memisahkan dan membedakan antara agama dan
negara dalam negara sekuler tidak ada hubungan antara sistem kenegaraan
dengan agama. Dalam paham ini negara adalah urusan hubungan manusia
dengan manusia lain atau urusan dunia, sedangkan urusan agama adalah
hubungan manusia dengan tuhan. Dua hal ini menurut paham sekuler tidak
dapat dipersatukan meskipun memisahkan antara agama dan negara
lazimnya Negara sekuler mmbebaskan warga negaranya untuk memeluk
agama apa saja yang mereka yakini tapi negara tidak ikut campur tangan
dalam urusan agama.
3. Hubungan Agama dengan Negara menurut Islam
Tentang hubungan agama dan negara dalam islam adalah agama
yang paripurna yang mencakup segala-galanya termasuk masalah negara
oleh karena itu agama tidak dapat dipisahkan dari negara dan urusan
negara adalah urusan agama serta sebaliknya. Aliran kedua mengatakan
bahwa islam tidak ada hubungannya dengan negara karena islam tidak
mengatur kehidupan bernegara atau pemerintahan. Menurut aliran ini Nabi
Muhammad tidak mempunyai misi untuk mendirikan negara.
Aliran ketiga berpendapat bahwa islam tidak mencakup segala-
galanya tapi mencakup seperangkat prinsip dan tata nilai etika tentang
kehidupan bermasyarakat termasuk bernegara. Sementara itu “Hussein
Mohammad” menyebutkan bahwa dalam islam ada dua model hubungan
agama dan negara yaitu :
a. Hubungan integralistik dapat diartikan sebagai hubungan totalitas
dimana agama merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipasahkan, keduanya merupakan dua lembaga yang menyatu.
b. Hubungan simbiosis mutualistik bahwa antara agama dan negara
terdapat hubungan yang saling membutuhkan sebab tanpa agama akan
terjadi kekacauan dan amoral dalam negara.

Selanjutnya al-Ghazali dalam bukunya “Aliqtishad fi


Ali’tiqat” mengatakan bahwa agama dan negara adalah dua anak kembar.
Agama adalah dasar dan penguasa/kekuasaaan. Sedangkan negara adalah
penjaga segala sesuatu yang tidak memiliki dasar akan hancur dan sesuatu
yang tidak memeiliki penjaga akan sia-sia.

11 | RELASI AGAMA DAN NEGARA


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum agama diartikan sesuai dengan pengalaman dan
penghayatan individu terhadap agama yang di anutnya agama adalah
kepercayaan kepada tuhan yang maha esa serta hokum-hukum yang
diwahyukan kepada utusannya agar penganutnya bisa hidup bahagia dunia
akhirat.
Sedangkan negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang
merupakan alat untuk mengatur hubungan-hubungan individu serta
menetapkan tujuan hidup bersama dalam wilayah tersebut.
Ada beberapa pandangan tentang hubungan agama dan negara
diantaranya : menurut paham teokrasi, paham sekuler, dan menurut islam yang
kesemuanya itu memiliki pandangan yang berbeda.

B. Saran – Saran
Sebagai penganut agama dan warga negara diharapkan kita bisa
berpegang teguh terhadap tata nilai yang ada dalam ajaran agama dan aturan
dalam menjalin hubungan dengan individu yang lain dalam masyarakat
mewujudkan tujuan bersama.
Kita tahu bahwa agama dan negara berperan mengatur masyarakat
sehingga semua tingkah laku masyarakat harus didasarkan kepada aturan
tersebut.

12 | RELASI AGAMA DAN NEGARA


DAFTAR PUSTAKA

[1] Daido, Andi Zulkifli, “KONSEP DASAR TENTANG NEGARA”, diakses


dari https://wanzhoe.wordpress.com/2011/10/29/konsep-dasar-tentang-
negara/, pada tanggal 16 September 2019 pukul 07.02.

[2] Shidik, Muhamad Selpan Muharam, “MAKALAH TENTANG NEGARA”,


diakses dari http://muhamadselpan05.blogspot.com/2014/01/makalah-
tentang-negara.html#, pada tanggal 16 September 2019 pukul 07.02.

[3] Fadhilah , Taufiq, “KONSEP DASAR TENTANG NEGARA”, diakses dari


http://fadhilah-ms3.blogspot.com/2014/01/konsep-dasar-tentang-
negara.html, pada tanggal 16 September 2019 pukul 07.03.

[4] Salamadian, “BENTUK NEGARA : Pengertian & Macam-Macam Bentuk


Negara, Lengkap!”, diakses dari https://salamadian.com/pengertian-
macam-bentuk-negara/, pada tanggal 16 September 2019 pukul 17.02.

[5] Ressay, “Relasi Agama dan Negara”, diakses dari


https://ressay.wordpress.com/2011/04/02/relasi-negara-dan-agama/, pada
tanggal 16 September 2019 pukul 17.20.

13 | RELASI AGAMA DAN NEGARA

Anda mungkin juga menyukai