Effendy mendefinisikan bahwa ideologi terbuka adalah
ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman
dan adanya dinamika secara internal. Menurut Alfian kekuatan suatu idelogi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu sendiri, yaitu: 1. Dimensi ralita, bahwa nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya. 2. Dimensi idealisme, bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik. 3. Dimensi pengembangan, artinya ideologi merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa selain memilki nilai dasar yang bersifat tetap juga mampu berkembang secara dinamis (fleksibe), disebut ideologi terbuka. Nilai yang terkandung dalam ideologi terbuka terdiri dari dua jenis, yaitu nilai dasar dan nilai instrumental. Nilai dasar berupa citacita, tujuan dan lembaga penyelenggaraan negara. Sedangkan nilai instrumental merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran dan lembaga pelaksanaannya. Jadi, pancasila sebagai nilai dasar ideologi negara tidak boleh berubah, yang dapat berubah adalah nila- nilai instrumental. Ideologi terbuka ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Merupakan kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat (falsafah). Jadi bukan keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan kesepakatan masyarakat. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri, ia milik seluruh rakyat, dan bisa digali serta ditemukan dalam kehidupan mereka. Isinya tidak langsung operasional, sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi kekinian mereka. Tidak pernah membatasi kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan falsafah itu. Ideologi Tertutup adalah ideologi yang bersifat mutlak, ideologi ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Bukan merupakan cita-cita yang sudah siap dalam masyarakat, melainkan cita-cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat. Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideolginya itu akan dipaksakan kepada masyarakat. Bersifat totaliter, artinya mencakup/mengurusi semua bidang kehidupan. Karena itu ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi dan pendidikan sebab kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk memengaruhi perilaku masyarakat. Pancasila telah memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka yang bersifat luwes dan tahan terhadap perubahan zaman karena didalamnya telah memenuhi 3 (tiga) dimensi ideologi yaitu: 1. Dimensi Realita Ini berarti nilai dasar yang ada dalam ideologi tersebut mencerminkan kenyataan hidup yang ada dalam masyarakat dimana pertama kali ideologi tersebut ada. Nilai ideologi tersebut bersumber dari nilai yang riil hidup dalam masyarakat Indonesia. Kelima nilai dasar pancasila ditemukan dalam suasana dan pengalaman masyarakat indonesia yang bersifat kekeluargaan, kegotongroyongan atau kebersamaan. 2. Dimensi Idealisme Ini berarti kualitas ideologi yang ada dalam nilai dasar tersebut dapat memberikan harapan bagi berbagai kelompok masyarakat mengenai masa depan yang lebih baik. Suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai di berbagai bidang kehidupan. Nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan nilai yang di cita- citakan dan ingin diwujudkan. 3. Dimensi Fleksibilitas Ini berarti kemampuan ideologi dalam mempengaruhi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya.