Menurut Effendy (2003) teori dan model komunikasi yang tampil pada tahun awal sekitar dekade 1940-
an dan 1950-an adalah sebagi berikut :
1. Lasswells Model (Model Lasswell)
Teori komunikasi yang dianggap paling awal (1948). Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk
menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Who says in which channel to whom
with what effect (Siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa). Jawaban
bagi pertanyaan paradigmatik : Lasswell itu merupakan unsur-unsur proses komunikasi yaitu
Communicator (komunikator), Message (pesan), Media (media), Receiver (komunikan/penerima), dan
Effeck (efek).
Adapun fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai berikut :
The surveillance of the environment (pengamatan lingkungan)
The correlation of the parts of society in responding to the environment (korelasi kelompok-kelompok
dalam masyarakat ketika menanggapi lingkungan).
The transmission of the social heritage from one generation to the next (transmisi warisan sosial dari
generasi yang satu ke generasi yang lain).
Sebelumnya udah ada ne tentang model- model komunikasi..tapi knapa yakk gw masii post lagi ne
model..tap gpp dah biar temen2 tambah pinta dan juga nambah referensi juga kali ajah berguna untuk
tugas2 dari dosen hee...nah yaudah ane mulai ye..!!
Menurut Om Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa
yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri
penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata.
B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari
fenomena yang dijadikan model.
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. mengatakan bahwa model membantu merumuskan suatu
teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara model dengan teori begitu erat, model
sering dicampuradukkan dengan teori
Gordon Wiseman dan Larry Barker, mengemukakan bahwa model kamunikasi mempunyai tiga fungsi :
3. Prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga kuantitatif yang berkenaan
dengan kapan dan seberapa banyak,
Sejauh ini terdapat anyak sekali model komunikasi yang telah dibuat pakar komunikasi. Maka disini kita
hanya akan membahas sebagian kecil saja dari sekian banyak model komunikasi tersebut :
v Model S R
Model stimulus respons (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh
disiplin psikologi behavioristik.
Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses aksi-reaksi yang sangat
sederhana. Jadi model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat nonverbal, gambar dan
tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu.
Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek dan setiap efek dapat
mengubah tindakan komunikasi.
Contoh : Anda menyukai seseorang, lalu anda melihat dan memperhatikan wajahnya sambil senyum-
senyum. Ternyata orang tersebut malah menutup wajahnya dengan buku atau malah teriak apa liat-
liat, nantang ya? lalu anda kecewa dan dalam pikiran anda merasa cintanya bertepuk sebelah tangan
dan anda ingin bunuh dia.
v Model Aristoteles
Model ini adalah model komunikasi yang paling klasik, yang sering juga disebut model retoris. Model ini
sering disebut sebagai seni berpidato.
Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa anda (etos-kererpercayaan anda), argumen anda
(logos-logika dalam emosi khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam
menentukan efek persuatif suatu pidato meliputi isi pidato, susunannya, dan cara penyampainnya.
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis.
v Model Lasswell
Who
Says What
In Which Channel
To Whom
1. Pengawasan Lingkungan yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluang
dalam lingkungan.
Akan tetapi model ini dikritik karena model ini mengisyaratkan kehadiran komunikator dan pesan yang
bertujuan. Model ini juga terlalu menyederhanakan masalah.
Model yang sering disebut model matematis atau model teori informasi. Model itu melukiskan suatu
sumber yang menyandi atau menyiptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada
seorang penerima.
Gangguan (noise), Setiap rangsangan tambahan dan tidak dikendaki yang dapat mengganggu
kecermatan pesan yang disampaikan.
Konsep lain yang ikut andil adalah entropi dan redundasi serta keseimbangan yang diperlukan diantara
keduanya untuk menghasilkan komunikasi yang efisien dan dapat mengatasi gangguan dalam saluran.
Sayangnya, model ini juga memberikan gambaran yang parsial, komunikasi dipandang sebagai
fenomena satu arah.
v Model Newcomb
Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang memungkinkan orang orang mengorientasikan
diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah model tindakan komunikatif dua orang yang disengaja.
Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem ditandai oleh suatu keseimbangan atau simetri,karena
ketidakkeseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan
tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.
Menurut pakar ini, perbedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan komunikasi antarpribadi
dengan komunikasi massa. Umpan balik dari penerima bersifat segera dalam komunikasi antarpribadi,
dalam komunikasi massa bersifat minimal atau tertunda. Sumber dalam komunikasi antar pribadi dapat
langsung memanfaatkan umpan balik dari penerima sedangkan dalam komunikasi massa sumber
misalnya penceramah agama, calon presiden yang berdebat dalam rangka kampanye politik.
Konsep pentingnya adalah Umpan balik, Perbedaan dan kemiripan komunikasi antarpribadidengan
komunikasi massa. Pesan ini juga membedakan pesan yang bertujuan dan pesan yang tidak bertujuan.
v Model Gerbner
3. Dan bereaksi
8. Dan konteks
v Model Berlo
Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor :
1. Keterampilan komunikasi
2. Sikap
3. Pengetahuan
4. Sistem sosial
5. Budaya
Salah satu kelebihan model ini adalah model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi
massa, namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model ini bersifat
heuristik (merangsang penelitian).
v Model DeFleur
Source dan Transmitter adalah dua fase yang berbeda yang dilakukan seseorang, fungsi receiver dalam
model ini adalah menerima informasi dan menyandi baliknya mengubah peristiwa fisik informasi
menjadi pesan.
Menurut DeFleur komunikasi adalah terjadi lewat suatu operasi perangkat komponen dalam suatu
sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme diantara respons internal terhadap
seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.
v Model Tubbs
Pesan dalam model ini dapat berupa pesan verbal, juga non verbal, bisa disengaja ataupun tidak
disengaja. Salurannya adalah alat indera, terutama pendengaran, penglihatan dan perabaan.
Gangguan dalam model ini ada 2, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis adalah
faktor yang menyebabkan si penerima merasakan suatu perubahan dalam informasi atau rangsangan
yang tiba, misalnya kegaduhan. Ganguan semiatik adalah pemberian makna yang berbeda atas lambang
yang disampaikan pengirim.
Merupakan model antar budaya, yakni komunikasi antara budaya yang berlainan, atau komunikasi
dengan orang asing.
Menurut Gudykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan suatu proses
interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategprikan menjadi faktor-faktor budaya,
sosial budaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan.
v Model Interaksional
Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan
potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui apa yang disebut pengambilan peran
orang lain. Diri berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan orang terdekatnya seperti
keluarga dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan dan terus berlanjut hingga kelingkungan luas
dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan.
MODEL KOMUNIKASI MEKANISTIS DAN
Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi adalah deskripsi ideal mengenai apa
yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan, model
adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau
komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.
Sebagian ahli memaknai model sebagai penyederhanaan teori yang disajikan dalam bentuk
gambar. Karena itu, hakikatnnya model adalah alat bantu. Sebagai alat bantu, model
mempermudah penjelasan fenomena komunikasi dengan mempresentasikan secara abstrak ciri-
ciri yang dianggap penting dan menghilangkan rincian yang tidak perlu.
Karena hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan
teori. Kita dapat menggunakan kata-kata, angka, simbol, dan gambar untuk melukiskan model
suatu objek, teori atau proses.
Dilihat dari bentuknya, model komunikasi dasar yang akan kita bahas adalah :
Model ini didasari paradigma stimulus-respons. Menurut paradigma ini, komunikan akan
memberikan respons sesuai stimulus yang diterimanya. Komunikan adalah makhmuk pasif,
menerima apapun yang disampaikan komunikator kepadanya. Komunikator aktif menyampaikan
pesan, komunikan pasif menerima pesan, pesan berlangsung searah dan relative tanpa umpan
balik, karena itu disebut linear.
1. Model Aristoteles
Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Bisa juga disebut
sebagai model retorikal. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang
petama. Komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan
tujuan mengubah perilaku mereka. Menurut Aristoteles, pengaruh dapat dicapai oleh seseorang
yang dipecaya oleh publik, alasan, dan juga dengan memainkan emosi publik.Tapi model ini
juga memiliki banyak kelemahan. Kelamahan yang pertama adalah, komunikasi dianggap
sebagai fenomena yang statis. Kelemahan yang kedua adalah, model ini tidak memperhitungkan
komunikasi non verbal dalam mempengaruhi orang lain.
Meskipun model ini mempunyai banyak kelemahan, tapi model ini nantinya akan menjadi
inspirasi bagi para ilmuwan komunikasi untuk mengembangkan model komunikasi modern.
Model ini mengajukan 3 unsur komunukasi utama yang disebut pembicara (speaker), pesan
(message), dan pendengar (listener). Model ini lebih berorientasi pada pidato. Terutama pidato
untuk mempengaruhi orang lain. Selain itu terdapat unsur lain yang disebut setting yaitu suasana
lingkungan yang perlu diciptakan agar komunikasi berlangsug efektif. Menurut Aristoteles,
untuk berhasil dalam komunikasi public, maka terdapat 3 unsur utama yang harus diperhatikan,
yaitu ethos (kredibilitas komunikator), logos (rutun logika argumentasi pesan yang anda
sampaikan), pathos (kemampuan memainkan emosi).
1. Model Laswell
Diluncurkan pada 1948, model yang merupakan formula sederhana ini umumnya digunakan
untuk mengkaji masalah komunikasi massa. Laswell sendiri menggunakan formulanya untuk
menunjukkan jenis riset dalam bidang komunikasi politik dan propaganda. Karena menganggap
model ini terlalu sederhana, banyak yang mengembangkan formula Laswell.
Menurut Laswell unsur-unsur dasar, walau dengan penjabaran dan interpretasi yang tidak persis
sama yaitu komunikator (who), pesan (says what), saluran komunikasi ( in which channel),
komunikan ( to whom), dan efek komunikasi (with what effect).
3. Model Braddock
Dalam situasi yang bagaimana?
Apa Tujuannya?
Dalam hal ini Braddock menambahkan dua hal yang ada hubungannya dengan tindak
komunikasi yaitu: (1) situasi ini dimana sebuah pesan dikirimkan, (2) Apa tujuan komunikator
menyatakan sesuatu.
Dennis McQuail dan Braddock memberikan komentar mengenai formula Lasswell sebagai
berikut:
Namun demikian, sempai kini diakui bahwa Formula Lasswell adalah cara yang mudah untuk
memperkenalkan situasi proses komunikasi
1. 4. Model Shannon-Weaver
Model ini dibuat oleh ahli matematik Claude Shannon diakhir 1949, disebut juga model
matematis atau model teori informasi. Model ini mengambarkan komunikasi sebagai suatu
proses linear satu arah. Elemen pertama adalah sumber informasi (information source),
menghasilkan pesan (message),yang oleh pemancar (transmitter) diubah menjadi
signal.Ketidakmampuan komunikator untuk menyadari bahwa pesan yang dikirim tidak selalu
identik dengan pesan yang diterima merupakan salah satu alasan mengapa komunikasi gagal.
1) Model Schramm
Schramm membuat serangkaian model, dimulai dari (a) yang sederhana satu arah mirip
Shanonn-Weaver, (b) satu model antarpribadi yang juga masih linear, (c) dilanjuntkan dengan
pengembangannya yang sirkuler. Selain itu, Schramm juga menurunkan (d) model komunikasi
massa.
Schramm menggunakan unsur source dan destination tapi tidak memunculkan transmitter dan
receiver, yang ada adalah encoder (alat penyandi) dan decoder (alat penyandi balik). Menurut
model ini, source boleh menjadi seorang individu atau organisasi, sinyalnya adalah bahasa dan
destination-nya adalah pihak lain kepada siapa sinyal itu ditujukan.
Destination
Source
Dalam komunikasi lewat radio, encoder dapat berupa microphone dan decoder adalah earphone.
Dalam komunikasi antarmanusia source dan encoder adalah satu orang sementara decoder dan
destination pada sisi yang lainnya.
Itulah sebabnya pada modelnya yang kedua ia mulai menyatukan source (sumber) dengan
encoder (alat penyandi) yang semula terpisah. Demikian pula halnya dengan decoder (alat
penyandi balik) yang ditempelkan dengan destination (tujuan). Selain itu, ia menambah unsur
field of experience (bidang pengalaman) yang dimiliki kedua pelaku komunikasi. Source
menyandi (encode) dan destination menyandi balik (decode) pesan berdasarkan pengalaman
yang dimiliki masing-masing. Semakin besar luas bidang pengalaman source yang berhimpitan
dengan bidang pengalaman destination, semakin mudah komunikasi dilakukan. Bila kedua
bidang itu tidak bertautan atau sangat sedikit pertautannya artinya tidak ada pengalaman yang
sama maka komunikasi sulit berlangsung.
Dalam komunikasi lewat radio, encoder dapat berupa microphone dan decoder adalah earphone.
Dalam komunikasi antarmanusia source dan encoder adalah satu orang sementara decoder dan
destination pada sisi yang lainnya.
Dalam komunikasi lewat radio, encoder dapat berupa microphone dan decoder adalah earphone.
Dalam komunikasi antarmanusia source dan encoder adalah satu orang sementara decoder dan
destination pada sisi yang lainnya.
Pada model yang ketiga, Scrhamm menggambarkan komunikasi sebagai proses sirkuler. Untuk
pertama kalinya ia menggambarkan dua titik pelaku komunikasi yang melakukan fungsi encoder,
interpreter, decoder.Dalam proses sirkuler ini, setiap pelaku komunikasi bertindak sebagai
encoder dan decoder. Ia meng-encode pesan ketika menerimanya. Pesan yang diterima kembali
dapat disebut umpan balik, yang tetap ia beri nama message. Umpan balik inilah yang telah
membuat model linear menjadi sirluker.
Proses kounikasi, seperti halnya semua proses sosial, terdiri dari unsur-unsur, hubungan-
hubungan dan lingkungan-lingkungan yang terus menerus berubah. Heliks menggambarkan
bagaimana aspek-aspek dri proses berubah dari waktu ke waktu.
Dalam percakapan ,misalnya bidang kognitif secara tetap membesar pada mereka yang terlibat.
Para aktor komunikasi secara sinambung memperoleh informasi mengenai topik termasa tentang
pandangan orang lain, pengetahuan dan sebagainya.
Model Newcomb diluncurkan pada1953. Bentuk model adalah segitiga, namun karena
menggambarkan kesamaan derajat antara pelaku komunikasi, dimana penerima pesan tidak lagi
dianggap pasif, yang tercermin dalam bentuk panah bolak-balik, maka model ini kita masukkan
ke dalam kelompok sirkuler. Dalam model ini Newcomb mengembangkan modelnya
berdasarkan karya terdahulu dari ahli psikologi Header (1946).
4. Model Shannon dan Weaver
Model ini melihat komunikasi sebagai transmisi pesan yang mengungkapkan isu efek dan
bukannya makna. Efek secara tak langsung menunjukkan adanya perubahan yang bisa diukur
dan diamati pada penerima yang disebabkan unsur-unsur yang bisa diidentifikasi dalam
prosesnya. (Fiske, 1990:46). Model ini lebih sesuai diterapkan pada kajian komunikasi massa, hal
ini disebabkan latar belakang mereka yang merupakan insinyur yang bekerja untuk laboratorium
telephone Bell di Amerika Serikat. Tujuan mereka adalah untuk memastikan the maximum
efficiency dari kabel telephone dan gelombang radio. Mereka mengembangkan sebuah model
komunikasi yang ditujukan untuk membantu mengembangkan sebuah teori matematis dari
komunikasi (Chandler).
Model ini terdiri dari enam elemen :
a. Information Source adalah yang memproduksi pesan
b. Transmitter yang menyandikan pesan dalam bentuk sinyal
c. Channel adalah saluran pesan
d. Receiver adalah pihak yang menguraikan/mengkonstruksikan pesan dari sinyal
e. Destination adalah dimana pesan sampai
f. Noise adalah segala macam gangguan yang mempengaruhi pesan sehingga menyebabkan
sinyal yang berbeda dari yang dikirimkan (sifatnya disfungsional ).
Shannon dan Weaver mengidentifikasi 3 level masalah dalam studi komunikasi :
1. Level A ( masalah teknis ), bagaimana simbol2 komunikasi dapat
ditransmisikan secara akurat ?
2. Level B (masalah semantik), bagaimana simbol2 yang ditransmisikan secara persis
menyampaikan makna yang diharapkan?
3. Level C (masalah keefektifan), bagaimana makna yang diterima secara efektif mempengaruhi
tingkah laku dengan cara yang diharapkan?
5.
Referensi
(id) Corry, Andi Ph.D. Modul Kuliah Teori Komunikasi, pertemuan ke-4: Teori Kontekstual dan
Perspektif dalam Ilmu Komunikasi. Universitas Mercubuana.
(id) Sendjaja, S Djuarsa. Ph.D., Teori Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
(en) Littlejohn, Stephen (1992). Theories of Human Communication (5th Ed). Califonia:
Wadsworth Publishing
Model Psikologi Comstock ini mempunyai anggapan bahwa, Pertunjukan aksi di media
televisi akan lebih mudah membuat orang menirunya, jika pertunjukan itu lebih
menyolok (salient) bagi seseorang, karena dengan begitu pertunjukan aksi tersebut akan
menimbulkan getaran dan lebih menonjol. Baik kemenyolokan maupun getaran yang di
timbulkan merupakan kondisi yang harus ada untuk kegiatan pemahaman (learning)
Model ini juga beranggapan bahwa, semakin sedikit daftar tindakan-tindakan yang
tersedia maka semakin besar kemungkinan untuk diadopsinya pertunjukan televisi
tersebut. Untuk itu model ini juga menekankan bahwa agar sebuah aksi benar-benar ditiru
maka haruslah ada kemiripan aksi itu dengan realita yang ada.
Model Defleur
Model ini merupakan model komunikasi massa. Dengan menyisipkan perangkat medium
massa dan perangkat umpan balik. Model ini menggambarkan sumber, pemancar, penerima,
dan tujuan sebagai fase yang terpisah dalam proses komunikasi massa.
Fungsi dari penerima dalam model Defleur adalah menerima informasi dan menyandikannya.
Menurut Defleur, komunikasi bukanlah sebuah pemindahan makna. Komunikasi terjadi dengan
seperangkat komponen operasi di dalam sistem teoritis, dengan konsekuensinya adalah
isomorpis diantara internal penerima kepada seperangkat simbol kepada sumber dan penerima.
Upaya membahas fenomena informasi secara ilmiah sudah mulai dipikirkan oleh para ilmuwan
sejak tahun 1920an. Namun upaya tersebut baru benar-benar menarik perhatian kalangan
akademisi dan industri ketika Claude Shannon menulis A Mathematical Theory of
Communication tahun 1948 di jurnal Bell System Technical Journal. Shannon adalah seorang
ilmuwan matematik yang memang bekerja untuk laboratorium Bell, membantu perusahaan ini
mengembangkan teknologi telekomunikasi.
Silakan ambil artikel itu di sini http://pespmc1.vub.ac.be/books/Shannon-TheoryComm.pdf
Sebagai peneliti untuk perusahaan telekomunikasi, Shannon tentu saja terutama tertarik terhadap
efisiensi mengirim infomasi melalui saluran telegram dan telepon yang waktu itu belum
berkembang seperti saat ini. Untuk itu, Shannon perlu memandang informasi sebagai simbol-
simbol yang dipertukarkan dalam komunikasi antar manusia. Secara khusus, dia harus
menjelaskan bagaimana alat dan saluran komunikasi mengirim simbol-simbol itu dari satu titik
di suatu tempat ke titik lain di tempat lainnya. Ini dikenal sebagai transmisi informasi.
Bagi laboratorium Bell tempat Shannon bekerja, kapasitas, efisisiensi, dan efektivitas transmisi
ini menjadi amat penting untuk pengembangan jaringan telepon. Shannon lalu menggunakan
pendekatan matematik yang memudahkan manusia mereduksi gejala rumit agar mudah
dipahami, dan kemudian menghitung atau mengukur gejala tersebut untuk mencapai efisiensi
teknologi.
Setahun setelah Shannon mengajukan pemikiran matematisnya di jurnal perusahaan Bell, teori
ini dikembangkan lebih jauh bersama seorang rekannya, Warren Weaver, untuk menjadi buku.
Di dalam buku inilah mereka menegaskan bahwa untuk memahami informasi, kita perlu
berasumsi bahwa semua tujuan komunikasi adalah mengatasi ketidakpastian (uncertainty). Teori
yang dikembangkan Shannon dan Weaver menyederhanakan persoalan komunikasi ini dengan
memakai pemikiran-pemikiran probabilitas (kemungkinan).
Jika kita melakukan undian dengan melempar sebuah uang logam, hasil undian itu dianggap
bernilai satu bit informasi karena mengandung dua kemungkinan dan setiap kemungkinan
mengandung nilai 0,5 alias sama besar dari segi kesempatan undian. Dari pemikiran dasar yang
sederhana ini, Shannon dan Weaver menyatakan bahwa semua sumber informasi bersifat
stochastic alias probabilistik (bersifat kemungkinan). Jika kemungkinan tersebut bersifat tidak
mudah diduga, maka derajat ketidakmudahan ini disebut sebagai entropy.
Teori informasi Shannon juga menganggap bahwa informasi dapat dihitung jumlahnya, dan
bahwa informasi bersumber atau bermula dari suatu kejadian. Jumlah informasi yang dapat
dikaitkan, atau dihasilkan oleh, sebuah keadaan atau kejadian merupakan tingkat pengurangan
(reduksi) ketidakpastian, atau pilihan kemungkinan, yang dapat muncul dari keadaan atau
kejadian tersebut. Dengan kata yang lebih sederhana, teori ini berasumsi bahwa kita memperoleh
informasi jika kita memperoleh kepastian tentang suatu kejadian atau suatu hal tertentu.
Jasa Shannon-Weaver terletak pada kepioniran mereka memperkenalkan diskusi dan aplikasi
informasi ke dalam kehidupan manusia. Apa yang sekarang kita alami dan nikmati, adalah hasil
perkembangan dari pemikiran mereka juga.