Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH APLIKASI KOMPUTER

SISTEM INFORMASI

Disusun Oleh :

Agnes monica( 1911102415075 ) Nasyia Cahya Nabilah ( 1911102415016 )

FadillaMubakiraS.Nao( 1911102415020 ) Putri Anastasya ( 1911102415067 )

Fitri Ana Karanina( 1911102415133 ) Rahmadinda Umi Khansa ( 1911102415004 )

Helni( 1911102415138 ) Zahwa Maulidha Anandilla ( 1911102415050 )

Mira DwiOctaviani( 1911102415057 ) Maria Jessica Valent S. ( 1911102415135 )

Luthfiyah Mega SrikandiDimar( 1911102415097 )

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2019
BAB I

Pengertian Sistem Informasi

A. KONSEP DASAR SISTEM

Apabila memperhatikan secara saksama mengenai anatomi tubuh maka kita dapat
menyebutkan bagian-bagian dari tubuh, mulai dari rambut, kepala, bulu alis, mata,
hidung, telinga, mulut, lengan, tangan, jari-jemari sampai ke kaki. Bayangkan jika salah
satu dari anggota tubuh tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Tentunya
gerakan tubuh tidak sempurna. Dari bagian-bagian tubuh yang disebutkan tadi, masih
terdapat bagian tubuh yang terletak di bagian dalam, seperti bagian otak, pernafasan,
jantung, darah yang mengalir ke seluruh tubuh, paru-paru, hati, ginjal, tulang, kulit.
Semua organ tubuh atau bagian tubuh tersebut mempunyai fungsi dan tugas
masingmasing dan mekanisme kerjanya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling
berhubungan, saling ketergantungan satu sama lainnya secara terpadu sehingga tubuh kita
hidup dan bergerak secara sempurna.

Dari setiap organ tubuh pun terdapat sub bagian tubuh, seperti struktur pernafasan
yang terdiri dari hidung, tenggorokkan, paru-paru, pembuluh darah, dan darah. Setiap
unsur dari struktur pernafasan tersebut memiliki fungsi tertentu dan bekerja dengan
proses tertentu untuk mencapai tujuan dari sistem pernafasan.

Selain hal itu, ada suatu komponen abstrak yang turut menggerakkan setiap bagian
atau sub bagian dari tubuh kita yang tidak tampak, tetapi dapat dirasakan, misalnya mata
melihat makanan otak memberikan informasi pada tangan untuk mengambil dan
memasukan ke dalam mulut, selanjutnya otak memberikan perintah untuk mengunyah
makanan tersebut. Dari contoh ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu sistem tentunya
terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem merupakan komponen-komponen yang
membentuk sistem itu sendiri, sedangkan proses merupakan uraian prosedur kerja setiap
komponen dalam mencapai tujuan dari sistem.

Ilustrasi ini memberikan gambaran bahwa kegiatan kecil maupun besar menggunakan
sistem dalam melakukan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian
pula kegiatan dalam suatu organisasi tidak terlepas dari sistem dan informasi untuk
mencapai tujuannya.

Sebagian besar kegiatan organisasi, saat ini banyak menggunakan sistem informasi,
jaringan, dan teknologi internet dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini dilakukan dalam
rangka efisiensi pekerjaan, meningkatkan daya saing, dan meningkatkan profit. Oleh
karena itu, pengetahuan sistem informasi bagi pengelola organisasi menjadi sangat
penting dalam memperluas jangkauan, mendapatkan masukan, mengikuti perkembangan
baru berkenaan kegiatan yang dijalankan, serta kemungkinan juga dapat mengubah pola
berpikirnya.

Sistem informasi manajemen menjadi sangat penting dalam suatu organisasi


dikarenakan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat dari informasi
konvensional ke informasi yang serba digital sehingga dengan mudah, akurat, dan cepat
pertukaran arus informasi apa pun dapat diakses oleh setiap orang di mana saja berada.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi, memungkinkan
diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi, serta konsumsi
barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke masyarakat ekonomi informasi.
Demikian pula, pergeseran terjadi dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka
yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka, seperti melalui jaringan web
atau penggunaan program software.

Untuk memahami lebih dalam dan runut mengenai sistem informasi manajemen maka
kita pahami lebih dahulu konsep-konsep di bawah ini.

1. Pengertian Sistem

Jika ilustrasi dalam contoh di atas kita simak dengan saksama bahwa sistem dapat
diartikan sebagai satu kesatuan yang terdiri dari komponenkomponen atau subsistem
yang tertata dengan teratur, saling interaksi, saling ketergantungan satu dengan yang
lainnya, dan tidak dapat dipisahkan (integratif) untuk mewujudkan suatu tujuan. Hal ini
pun dikemukakan oleh Tata Sutabri bahwa sistem dapat didefinisikan sebagai suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel yang terorganisir, saling
berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Maksud dari komponen atau
subsistem di dalam pengertian ini tidak hanya komponen fisik semata, tetapi termasuk di
dalamnya adalah komponen yang bersifat abstrak atau komponen secara konseptual,
seperti visi, misi, kebijakan, prosedur, dan kegiatan informal lainnya. Dengan demikian,
konsep dasar suatu sistem dapat dilihat dari 2 pendekatan, yakni :
Suatu sistem dapat dilihat dari kumpulan komponen secara fisik yang saling berinteraksi,
saling berhubungan, dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya untuk mencapai suatu
tujuan, contoh sistem komputer terdiri dari komponen hardware dan software. Jika suatu
sistem dilihat dari komponen konseptual, yaitu kumpulan prosedur-prosedur yang saling
berinteraksi, saling ketergantungan, dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya untuk
mencapai tujuan, contoh sistem akuntansi yang memiliki prosedur atau langkah kerja
prosedur pencatatan bukti transaksi ke buku penerimaan kas, buku pengeluaran kas, buku
pembelian, buku penjualan, buku piutang, buku utang, buku jurnal sampai tercipta siklus
akuntansi yang tertib dan terinformasikan laporan keuangan.

Dua pendekatan ini menunjukkan bahwa setiap sistem terdiri dari struktur sistem dan
proses sistem. Struktur sistem adalah komponen komponen yang membentuk sistem
tersebut, sedangkan proses sistem adalah yang menjelaskan tata kerja setiap komponen
tersebut untuk mencapai tujuan. Jadi, di dalam suatu sistem selalu mengandung
komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat
dari sistem dan melakukan suatu fungsi tertentu serta mempengaruhi proses dari sistem
secara keseluruhan. Apabila suatu komponen atau suatu subsistem tersebut tidak
melakukan fungsinya sesuai sifat dari sistem itu maka kegiatan dari sistem tersebut akan
terganggu dan tidak efektif dalam mencapai tujuannya. Subsistem menurut Norman L.
Enger adalah serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya yang berhubungan
dalam suatu sistem. Menurut Gordon B. Davis menyatakan bahwa sistem terbagi atas
beberapa subsistem subsistem. Batasan dan penghubung di dalam suatu sistem ditelaah
secara cermat untuk menjamin bahwa hubungan antar subsistem didefinisikan secara
jelas dan bahwa jumlah semua subsistem merupakan keseluruhan sistem.

Terdapat dua kelompok ahli yang memberikan definisi sistem dengan penekanan
kepada masing-masing pendekatan, satu kelompok menekankan definisi kepada
pendekatan prosedur atau proses sistem dan satu kelompok lainnya menekankan kepada
pendekatan komponen. Namun, kedua pendapat ini tidak bertentangan hanya cara
pendekatan yang digunakan berbeda. Untuk memberikan gambaran, di bawah ini dikutip
pengertian sistem dari para pakar dalam Tata Sutabri, sebagai berikut:

Gordon B. Davis menyatakan, sistem bisa berupa abstrak atau fisis. Sistem
abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan atau konsepsi yang saling
bergantung. Misalnya sistem teologi adalah susunan yang teratur dari gagasan
tentang Tuhan, manusia, dan lain sebagainya. Sedangkan sistem yang bersifat
fisik adalah serangkaian unsur yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan Norman L. Enger menyatakan suatu sistem dapat terdiri atas kegiatan-
kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti
pengendalian inventaris atau penjadwalan produksi.
Apabila suatu sistem memiliki sesuatu yang lebih besar maka sistem ini disebut
super sistem atau supra sistem, misalnya sistem akuntansi merupakan suatu sistem dari
perusahaan dan perusahaan merupakan suatu sistem yang lebih besar. Jika dilihat dari sisi
perusahaan sebagai suatu sistem maka sistem akuntansi dapat disebut sebagai subsistem.
Demikian pula apabila akuntansi dilihat sebagai suatu sistem maka prosedur penerimaan
kas sebagai subsistemnya. Jika prosedur penerimaan kas dilihat sebagai suatu sistem
maka sistem akuntansi sebagai super sistem atau supra sistem. Kalau di gambarkan
sebagai berikut:

SUB DARI SUB SISTEM SUPER


SUBSISTEM SISTEM SISTEM

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari pengertian sistem terdiri
dari berikut ini :

a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur atau subsistem-subsistem.

b. Subsistem-subsistem tersebut merupakan bagian terpadu dari sistem itu sendiri.

c. Subsistem saling berhubungan dan saling ketergantungan untuk mencapai tujuan dari
sistem.

d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem yang lebih besar.

2. Karakteristik Sistem

Sesuatu dikatakan sebagai suatu sistem apabila memiliki sifat-sifat tertentu seperti
dikemukakan oleh Jogiyanto, sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yakni
berikut ini :

a. Mempunyai komponen-komponen (components),


Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya
saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponenkomponen dapat berupa
suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

b. Batas sistem (boundary)


Setiap sistem memiliki batas-batas luar yang memisahkannya dari lingkungannya.
Batas sistem adalah wilayah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem yang
lainnya atau dengan lingkungannya. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup
dari sistem tersebut.
c. Lingkungan luar sistem (enviromments)
Lingkungan luar adalah lingkungan di luar batas sistem yang mempengaruhi
operasi sistem. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif atau negatif suatu sistem
tersebut. Pengaruh yang positif dapat dipelihara dan dijaga, sedangkan pengaruh
negatif harus dikendalikan karena dapat mengganggu sistem.

d. Penghubung sistem (interface)


Penghubung adalah media yang menghubungkan atau mengintegrasikan antara
satu subsistem ke subsistem yang lainnya menjadi satu kesatuan.

e. Masukan sistem (input)


Masukan adalah serangkaian data (signal input) atau maintenance input dari dalam
atau dari luar lingkungan untuk diolah dalam sistem untuk dioperasikan. Contoh di
dalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk
mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi
informasi.

f. Keluaran sistem (output)


Keluaran adalah hasil dari proses dan diklasifikasi menjadi keluaran yang berguna.
Keluaran merupakan masukan untuk subsistem yang lain. Informasi adalah keluaran
yang dihasilkan dari proses.

g. Pengolah sistem (pemrosesan)


Pengolah merupakan suatu yang merubah masukan menjadi keluaran. Contoh
Sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan keuangan yang
diperlukan oleh manajemen.

h. Sasaran sistem
Sistem yang baik tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai. Sasaran adalah
sesuatu yang menjadi target yang ingin dicapai dari suatu sistem. Sasaran yang
dicapai dari suatu sistem menentukan masukan yang dibutuhkan. Suatu sistem
dikatakan berhasil apabila sasaran yang telah ditentukan dapat dicapai dengan baik.
Untuk lebih jelas mengenai sifat sistem yang dimaksud di atas maka dapat digambarkan
sebagai berikut :

3. Klasifikasi Sistem

Berdasarkan Klasifikasi sistem dapat ditinjau dari berbagai segi, seperti yang
dikemukakan oleh Jogiyanto, di antaranya berikut ini.

a. Sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system).


Sistem abstrak adalah sistem berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak
secara fisik, seperti sistem teologia. Sistem fisik adalah sistem yang nyata secara fisik,
seperti sistem komputer, sistem akuntansi, sistem informasi.

b. Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system).
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi secara alami, tidak dibuat oleh manusia,
misal sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang
dan dibuat oleh manusia, misal sistem informasi akuntansi, sistem pendidikan.
Apabila sistem dirancang dan dibuat manusia berinteraksi dengan mesin maka disebut
humanmachine system.

c. Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tidak tentu (probabilistic system).
Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan perilaku yang sudah dapat
diprediksi. Interaksi antarbagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari
sistem sudah dapat diramalkan, misal sistem komputer. Sistem tak tentu adalah sistem
di mana kondisi ke depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung teori
kemungkinan.

d. Sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system).


Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luar.
Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Namun,
sebenarnya tidak ada sistem yang tertutup, yang ada adalah relatif tertutup, tidak
benar-benar tertutup. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan
terpengaruh dengan lingkungan luar. Sistem ini menerima masukan dan
menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.

Informasi merupakan hasil pemrosesan data (fakta) menjadi sesuatu yang bermakna dan
bernilai untuk pengambilan keputusan. Informasi tidak dapat terlepas dari aspek kehidupan
manusia. Siapa, kapan, dan di manapun seseorang akan membutuhkan informasi, menurut
Bonnie Soeherman dan Marion Pinontoan (2008, 4), dikutip dalam (Mustikowati, Purnama, &
Sukadi, 2012).

Berikut merupakan pendapat para ahli yang mendukung tentang pengertian informasi antara lain:
1. Menurut Mcleod (2001, p15), informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang yang
memiliki arti. Informasi merupakan bagian yang penting dari suatu perusahaan.
2. Menurut Davis (1991, p28) informasi diartikan sebagai data yang telah diolah menjadi sebuah
bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini
atau mendatang.
3. Menurut Wilkinson (1993, p3), informasi adalah data yang telah ditranformasikan dan dibuat
lebih bernilai melalui pemrosesan.
4. Menurut Cushing (1991, p11), informasi diartikan sebagai output pengolahan data yang
diorganisir dan berguna bagi orang yang menerimanya.

Menurut Bonnie Soeherman dan Marion Pinontoan (2008, 5), dalam


(Mustikowati, Purnama, & Sukadi, 2012) mengatakan bahwa sistem informasi
merupakan serangkaian komponen berupa manusia, prosedur, data, dan teknologi
(seperti komputer) yang digunakan untuk melakukan sebuah proses untuk pengambilan
keputusan guna penunjang keberhasilan bagi setiap organisasi (dalam pencapaian
tujuan).

Sistem informasi merupakan sistem, yang berisi jaringan SPD (sistem pengolahan data),
yang dilengkapi dengan kanal-kanal komunikasi yang digunakan dalam sistem organisasi data.
Elemen proses dari sistem informasi antara lain mengumpulkan data (data gathering), mengelola
data yang tersimpan, menyebarkan informasi, menurut Witarto (2004:19), dikutip dalam
(Setyawan, Purnama, & Sukandi, 2012.)

Menurut Leman (1998), dikutip dalam (Nursahid, Riasti, & Purnama, 2012). Komponen sistem
informasi terdiri dari :

1. Hardware (perangkat keras), terdiri dari komputer, printer dan jaringan.


2. Software, kumpulan perintah yang ditulis dengan aturan untuk memerintah
komputer melaksanakan tugas tertentu.
3. Data, merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut
untuk menghasilkan informasi.
4. Manusia, yang terlibat dalam komponen manusia seperti operator dan pimpinan.
5. Prosedur, dokumentasi proses sistem buku penuntun operasional (aplikasi) dan
teknis.

B. KONSEP DASAR INFORMASI

1. Pengertian Data dan Informasi

Informasi dalam organisasi sangatlah penting keberadaannya, sebab organisasi tanpa


informasi akan lumpuh dan tidak bersinergi. Ibaratkan aliran darah dalam tubuh, selama darah
mengalir ke sekujur tubuh maka organ tubuh tetap hidup dan bergerak sesuai fungsinya. Agar
tetap organ tubuh bergerak, tentu perlu dipelihara dan dijaga agar aliran darah tetap mengalir ke
bagian-bagian organ dalam tubuh. Demikian pula, di dalam suatu organisasi jika terdapat
informasi yang tidak sampai ke subsistem maka kegiatan akan berakhir. Di dalam organisasi
keberakhiran informasi dalam hubungannya disebut entropy. Informasi yang bermanfaat bagi
sistem perlu dihindari dari proses entropy tersebut. Dengan demikian, apa sebenarnya informasi
itu? begitu penting keberadaannya dalam organisasi. Untuk memahami mengenai informasi, kita
bahas mengenai data terlebih dahulu sebab sumber dari informasi adalah data.

Data menurut Jogiyanto adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian


dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu,
sedangkan Informasi adalah sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event)
yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Menurut John J. Longkutoy mengemukakan bahwa “istilah data adalah suatu istilah majemuk
yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan
kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, angka-angka, huruf-huruf atau simbol-simbol yang
menunjukkan suatu ide, objek, kondisi atau situasi dan lain-lain. Jelasnya data itu dapat berupa
apa saja dan dapat ditemui di mana saja. Kemudian kegunaan data adalah sebagai bahan dasar
yang objektif (relatif) di dalam proses penyusunan kebijaksanaan dan keputusan oleh pimpinan
organisasi.”

Kenneth C. Laudon berpendapat bahwa data merupakan sekumpulan baris fakta yang
mewakili peristiwa yang terjadi pada organisasi atau pada lingkungan fisik sebelum diolah ke
dalam suatu format yang dapat dipahami dan digunakan orang. Informasi adalah data yang sudah
dibentuk ke dalam format yang memiliki arti bagi manusia.

Jadi, istilah data dan informasi berbeda, data berupa bahan mentah sehingga perlu diolah dan
relatif belum memberikan manfaat bagi penggunanya sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui
media-media suatu model untuk dihasilkan menjadi suatu informasi yang berguna. Misalnya,
data persediaan setiap barang di gudang berupa sejumlah lembaran kartu persediaan. Kartu
persediaan tersebut belum memberikan laporan yang jelas mengenai kondisi persediaan setiap
barang di gudang. Maka setiap kartu persediaan barang perlu diolah lebih lanjut sehingga
menghasilkan suatu informasi yang berguna bagi manajer. Dengan menggunakan media suatu
model maka kartu persediaan setiap barang dapat menghasilkan berbagai informasi, seperti
berikut ini :

a. Informasi laporan jumlah persediaan bahan mentah berguna bagi manajemen dalam
penyediaan bahan baku yang harus dibeli.

b. Informasi laporan jumlah persediaan barang setengah jadi berguna bagi manajemen alam
menetapkan skala prioritas produksi.

c. Informasi laporan jumlah persediaan barang jadi yang berguna bagi manajemen untuk
menentukan kebijakan promosi penjualan.

d. Informasi laporan persediaan bahan mentah, setengah jadi, dan barang jadi berguna bagi
manajemen dalam menyusun laporan keuangan perusahaan bagi akhir tahun tutup buku.

Jadi, apabila digambarkan secara sederhana pemrosesan data menjadi informasi dapat dilihat di
bawah ini :

Data dapat sangat sederhana, tetapi data juga dapat sangat rumit. Oleh karena itu, data perlu
diolah melalui suatu model tertentu untuk menjadi informasi. Informasi akan diterima oleh
Pemakai dan Pemakai akan membuat suatu keputusan dan tindakan, hal ini berarti akan
menghasilkan tindakan yang lain dan akan menghasilkan data baru yang lain. Data baru akan
digunakan kembali oleh Pemakai dan akan menjadi input, selanjutnya akan diolah kembali.
Demikian terus sehingga membentuk siklus yang menurut John Burch disebut siklus informasi
(information cycle) atau siklus pengolahan data.

Data yang memiliki nilai akan menghasilkan kualitas informasi. Data yang berkualitas
menurut Dr. Marseto Donosepoetro harus memenuhi 3 ketentuan, yakni (a) ketelitian data
(precesion), (b) Komparabilitas data (comparability), dan (c) validitas data (validity).

a. Ketelitian data (precesion)


Ketelitian data dapat ditentukan oleh kecilnya perbedaan jika observasi yang
menghasilkan data itu diulangi atau sumber data yang sama digunakan dalam observasi
terhadap kasus yang sama.

b. Komparabilitas data (comparability)


Data yang memiliki standarisasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga
tidak menyulitkan dalam mengambil suatu keputusan atau tidak menimbulkan keraguan.

c. Validitas data (validity)


Data yang memiliki kegunaan yang tepat dengan kebutuhan dari suatu tujuan yang
ingin dicapai pemakai, sebab data yang berkualitas belum tentu valid jika tidak
menunjang tujuan pemakai.

Data dapat diklasifikasi menurut jenis, sifat, dan sumbernya. Menurut jenisnya data dibagi
menjadi dua, yakni data hitung dan data ukur. Jika dilihat dari segi sifatnya dapat dibagi dua
diklasifikasi, yakni data kualitatif dan data kuantitatif. Dilihat dari sumbernya data dapat
diklasifikasi menjadi data internal dan data eksternal.

2. Kualitas Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir dalam tubuh suatu organisasi sehingga begitu penting
posisinya, sebab dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan dan berhubungan erat
dengan nilai keputusan itu sendiri. Fungsi utama dari informasi adalah menambah pengetahuan
atau mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Oleh karenanya kualitas informasi menjadi
sangat penting. Kualitas informasi akan sangat tergantung kepada 3 hal seperti yang
dikemukakan oleh Jogiyanto, yaitu sebagai berikut.

a. Informasi harus akurat


Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat
berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Mengapa informasi itu harus
akurat? Sebab dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak
terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah dan merusak informasi tersebut.

b. Informasi harus tepat pada waktunya


Informasi yang dikirim atau diterima tidak boleh terlambat diterima si penerima, sebab
informasi yang usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Apalagi jika informasi tersebut
merupakan dasar untuk dijadikan dalam pengambilan keputusan. Jika pengambilan
keputusan terlambat maka berakibat fatal bagi suatu organisasi. Perlu dipahami,
mahalnya informasi dikarenakan harus cepatnya didapat sehingga diperlukan teknologi
informasi untuk mengolah dan mengirimkannya.

c. Informasi harus relevan


Informasi harus memiliki manfaat bagi pemakainya dan relevansi informasi bagi setiap
orang akan berbeda.

3. Nilai Informasi

Pada umumnya, nilai informasi ditentukan oleh 2 hal, yaitu manfaat dan biaya untuk
mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan
dengan biaya untuk mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi
ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang keadaan.

Namun, perlu dipahami bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi
pada umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga sulit untuk membandingkan suatu
bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk mendapatkannya sebab
sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam manajemen.

Pengukuran nilai informasi pada umumnya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness
atau cost benefit. Menurut Tata Sutabri bahwa nilai informasi ini didasarkan kepada 10 sifat,
yaitu (a) mudah diperoleh, (b) luas dan lengkap, (c) ketelitian, (d) kecocokan, (e) ketepatan
waktu, (f) kejelasan, (g) keluwesan, (h) dapat dibuktikan, (i) tidak ada prasangka, dan (j) dapat
diukur.

C. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MENURUT PARA AHLI

Beberapa ahli di bidang ilmu manajeman pernah menjelaskan mengenai manajemen sistem
informasi, diantaranya adalah:

1. Raymond McLeod Jr

Menurut Raymond
McLeod Jr, pengertian
management information system adalah suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pengguna yang memiliki kebutuhan yang sama.

Informasi tersebut menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya tentang apa yang
telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang, dan apa yang mungkin terjadi di
masa depan.

2. Nash dan Robert

Menurut Nash dan Robert, manajemen sistem informasi adalah kombinasi dari user/orang,
teknologi, media, prosedur, dan juga pengendalian, yang memiliki tujuan tertentu.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan jalur komunikasi, memproses tipe transaksi, dan memberi
sinyal kepada manajemen terhadap kejadian di internal suatu organisasi/ perusahaan.

3. Bodnar dan Hopwood

Menurut Bodnar dan Hopwood, management information system adalah kumpulan dari
perangkat keras/ hardware maupun perangkat lunak/ software untuk mentransformasikan data ke
dalam suatu bentuk informasi yang lebih berguna.

4. James O’Brien

Menurut James O’Brien, management information system adalah kombinasi dari setiap unit yang
dikelola oleh user atau manusia, hardware, software, jaringan komputer dan jaringan komunikasi
data, dan juga database yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi tentang
suatu organisasi.

5. James AF Stoner

Menurut James AF Stoner, pengertian sistem informasi manajemen adalah metode formal yang
memberikan pihak manajemen sebuah informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya, dan dapat
mendukung proses pengambilan keputusan bagi perencanaan, pengawasan, serta fungsi operasi
sebuah organisasi yang lebih efektif.

6. Danu Wira Pangestu

Menurut Danu Wira Pangestu, manajemen sistem informasi adalah kumpulan dari interaksi
sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk
menyediakan informasi yang berguna bagi semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan
perencanaan dan pengendalian.
7. Gordon B. Davis

Menurut Gordon B. Davis, management information system adalah sebuah sistem yang
terintegrasi antara manusia dan mesin yang mampu memberikan informasi sedemikian rupa
untuk menunjang jalannya operasional, manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan di dalam
sebuah organisasi/ perusahaan.

8. Azhar Susanto

Menurut Azhar Susanto, manajemen sistem informasi adalah kumpulan/ group dari sub sistem/
komponen apapun, baik fisik maupun non fisik yang saling berkaitan satu sama lain dan
memiliki fungsi dalam hal pengevaluasian, pengendalian dan perbaikan berkelanjutan.

9. Joel D. Aron

Menurut Joel D. Aron, management information system adalah sebuah sistem informasi yang
memberikan informasi/ data yang dibutuhkan oleh seorang manajer dalam mengambil keputusan.
BAB II

TUJUAN SISTEM INFORMASI

Tujuan dari sistem informasi adalah untuk menghasilkan informasi. Sistem informasi
merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para penggunanya. Data yang
diolah saja pun tidak cukup apabila dikatakan sebagai suatu informasi. Untuk dapat berguna,
maka harus tersedia tiga pilar seperti berikut :

1. Akurat (accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak boleh menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa
informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

2. Tepat waktu (timelines)

Informasi yang sampai pada penerima tidak boleh tertunda. Informasi yang sudah usang nilainya
akan berkurang. Karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan suatu keputusan.

3. Relevan (relevance)

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk penggunanya. Relevansi informasi untuk setiap
orang, satu dan lainnya pasti berbeda.

Selain itu sistem informasi juga memiliki tujuan yaitu :

 Pengumpulan data dapat menyediakan informasi yang bisa mendukung pengambilan


keputusan.
 Informasi berguna dalam perencanaan, pengendalian, evaluasi dan juga perbaikan
lanjutan.
 Sitem informasi bisa dipergunakan sebagai dasar untuk perhitungan harga produk, jasa
maupun untuk tujuan lainnya sesuai yang diinginkan manajemen.
BAB III

MANFAAT SISTEM INFORMASI

1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para
pernakai, mengharuskan prantara sistem informasi.
2. Menjamin kualitas dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif
4. Mengidentifikasi kebutuhan- kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi. tanpa adanya
tersedianya dan keterampilan.
6. memahami konsekuensi ekonomis dari sistem teknologi baru. Mengantisipasi dan
konsekuensi- informasi dan
7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi dan pengembangan pemeliharaan sistem.
8. Organisasi menggunakan sistem mengolah transaksi-transaksi, mengurangi menghasilkan
sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
9. informasi untuk biaya pendapatan dan Bank mengqunakan sistem informasi cek-cek
Activate Wi untuk mengolah nasabah

Manfaat Sistem Informasi Bagi MasyarakatMenurut Azhar(2000: 12),

pemanfaatan sistem informasi dalam berbagai bidang dapat menunjangpencapaian tujuan


organisasi, menunjang dan mempermudah aktifitas pelaksanaan tugas/pekerjaan pada semua
tingkatan organisasi, agar pelaksanan tugas/pekerjaan dapat dicapai secara maksimal, efektif,
dan efisien. Sistem informasi yang ideal sebenarnya bukandilihat dari besarnya biaya atau
modal untuk membuat sistem tersebut, namun lebih pada kemampuan untuk
menyeimbangkan antara biaya (cost) yang dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh,
sehingga sistem informasi seharusnya dibuat dengan menerapkan biayayang hemat,
mempermudah dan mempercepat pelaksanaan tugas, serta dapat meningkatkan kinerja suatu
organisasi. Dengan demikian manfaat yang diperoleh 37akan lebih besar dari investasi atau
biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem tersebut.
Menurut Scott (2002: 25-26), beberapa manfaat atau fungsi sistem informasiantara lain
adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi
para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan akan keterampilan pendukung sistem
informasi.
4. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
5. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem
informasi dan teknologi baru.
6. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan
sistem
7. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi,
mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau
pelayanan mereka.

Proses penggunaan teknologi informasi dan komunikasi merupakan dasar yang muncul dan
dikenal sebagai Informatika Masyarakat. Masyarakat informatika melibatkan diri lebih dari
sekedar pengadopsian teknologi informasi dan komunikasi di dalamnya, tetapi ikut dalam
penerapan teknologi informasi dan komunikasi demi keuntungan masyarakat lokal. Masyarakat
informatika tidak hanya menghadapkan teknologi, tetapi juga gagasan sosial yang dikenal
sebagai modal sosial. Masyarakat informatika juga memperkenalkan dimensi baru ke dalam
konsep pembagian masyarakat berdasarkan modal budaya dan kelas sosial yang menstratifikasi
masyarakat.

Scott (2002: 32), mendeskripsikan masyarakat Informatika sebagai adalah aplikasi teknologi
informasi dan komunikasi untuk memungkinkan proses masyarakat dan
efektifd.Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang 38pencapaian tujuan masyarakat yang
mencakup pembagian digital di dalammaupun antar masyarakat. Masyarakat informatika muncul
sebagai kerangka untuk mendekati Sistem Informasi secara sistematis dari perspektif masyarakat
dan sejajar dengan Sistem Informasi Manajemen dalam pengembangan strategi dan teknik untuk
manajemen penggunaan dan aplikasi sistem informasi masyarakat

Menurut DeLone dan McLean (2003), dampak dari sistem informasi sudah meningkat tidak
hanya dampaknya pada pemakai individual dan organisasi saja, tetapi dampak sudah ke grup
pemakai, ke antar organisasi, konsumen, kontraktor, sosial bahkan negara.

DeLone dan McLean (2003) mengusulkan untuk menamakannya semua manfaat mejadi
suatu manfaat tungal yang disebut dengan nama manfaat-manfaat bersih (netnbenefits) Jika
manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat memakai, dan
menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai. Umpan balik ini masih valid bahkan untuk
manfaat-manfaat bersih yang negatif.
BAB IV

KOMPONEN SISTEM INFORMASI

Dalam sistem informasi terdapat komponen seperti:

1. Perangkat keras (hardware):


termasuk perangkat fisik seperti komputer dan printer.
2. Perangkat lunak atau program perangkat lunak
seperangkat instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses
data.
3. Prosedur.
kumpulan pemrosesan data dan output aturan yang dihasilkan yang meledak.
4. People
semua pihak yang bertanggung jawab untuk mengembangkan sistem informasi,
memproses dan menggunakan output sistem informasi.
5. Basis data (database)
kumpulan tabel, hubungan, dan lainnya yang berkaitan dengan penyimpanan data.
6. Jaringan komputer dan komunikasi data
sistem penghubung yang memungkinkan sumber daya untuk dibagikan atau diakses
oleh sejumlah pengguna. digunakan untuk mewujudkan

Dalam praktiknya, tidak semua sistem informasi mencakup semua komponen.


Misalnya, sistem informasi pribadi yang hanya melibatkan pengguna dan komputer tidak
melibatkan fasilitas jaringan dan komunikasi. Namun, sistem informasi kelompok kerja
yang melibatkan sejumlah orang dan sejumlah komputer memerlukan fasilitas jaringan
dan komunikasi.
BAB V

KARAKTER SISTEM INFORMASI

karakteristik Sistem Sesuatu dikatakan sebagai suatu sistem apabila memiliki sifat-sifat
tertentu seperti dikemukakan oleh Jogiyanto, sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat
tertentu, yakni berikut ini :

1. Mempunyai komponen-komponen (components).


Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling
bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen dapat berupa suatu
subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batas sistem (boundary)


Setiap sistem memiliki batas-batas luar yang memisahkannya dari lingkungannya. Batas
sistem adalah wilayah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem yang lainnya
atau dengan lingkungannya. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem
tersebut.

3. Lingkungan luar sistem (enviromments)


Lingkungan luar adalah lingkungan di luar batas sistem yang mempengaruhi operasi
sistem. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif atau negatif suatu sistem tersebut.
Pengaruh yang positif dapat dipelihara dan dijaga, sedangkan pengaruh negatif harus
dikendalikan karena dapat mengganggu sistem.

4. Penghubung sistem (interface)


Penghubung adalah media yang menghubungkan atau mengintegrasikan antara satu
subsistem ke subsistem yang lainnya menjadi satu kesatuan.
5. Masukan sistem (input)
Masukan adalah serangkaian data (signal input) atau maintenance inputdari dalam atau
dari luar lingkungan untuk diolah dalam sistem untuk dioperasikan. Contoh di dalam
sistem komputer, program adalahmaintenance input yang digunakan untuk
mengoperasikan komputernya dan data adalah signalinput untuk diolah menjadi
informasi.

6. Keluaran sistem (output)


Keluaran adalah hasil dari proses dan diklasifikasi menjadi keluaran yang berguna.
Keluaran merupakan masukan untuk subsistem yang lain. Informasi adalah keluaran yang
dihasilkan dari proses.

7. Pengolah sistem (pemrosesan)


Pengolah merupakan suatu yang merubah masukan menjadi keluaran. Contoh Sistem
akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan keuangan yang diperlukan
oleh manajemen.

8. Sasaran sistem Sistem yang baik tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai. Sasaran
adalah sesuatu yang menjadi target yang ingin dicapai dari suatu sistem. Sasaran yang
dicapai dari suatu sistem menentukan masukan yang dibutuhkan.
BAB VI

MACAM - MACAM SISTEM INFORMASI

Sistem informasi pada dasarnya bisa terbagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis dari sistem
informasi tersebut biasanya terdiri dari spesifikasi dan juga fungsi tertentu yang ada di dalam
suatu perusahaan atau suatu organisasi. Paling tidak ada 7 jenis sistem informasi yang saat ini
banyak diimplementasikan dalam perusahaan dan juga organisasi.

Pengertian sistem informasi itu sendiri adalah suatu sistem yang dibangun untuk meneruskan
pada sistem tertentu, sehingga membuat data yang ada menjadi lebih terkoordinir. Berikut ini
adalah ketujuh jenis sistem informasi yang banyak diimplementasikan di dalam sebuah
perusahaan ataupun organisasi :

1. Sistem Informasi Manajemen

Jenis sistem informasi pertama adalah sistem informasi manajeman. Sesuai dengan
namanya, sistem informasi manajemen merupakan salah satu pengimplementasian dari sistem
informasi yang digunakan pada sasaran kalangan manajerial. Kalangan manjerial merupakan
setiap individu yang memiliki posisi di dalam sebuah organisasi dan lingkup pekerjaan yang
bertugas untuk melakukan manajemen pada suatu divisi atau bagian di dalam organisasi dan juga
perusahaan.

Level manajerial biasanya ditandari dengan jabatan manajer, pimpinan, ataupun ketua
pelaksana. Dengan fungsinya sebagai individu yang dapat mengatur dan memanage bawahan dan
anak buah, maka sistem informasi manajemen ini sangat penting sekali untuk para level
management dalam hal :

 Melakukan monitoring terhadap kinerja anak buah


 Memberikan penilaian langsung terhadap kinerja anak buah
 Menerima laporan dan juga hasil pekerjaan dari anak buah atau bawahan
 Melaksanakan fungsi pengawasan dan juga pemindahtugasan bagi bawahan dan juga
anak buah
 Memberikan masukan kepada dewan direksi terhadap promosi jabatan dari anak buah
 Melihat kelebihan dan juga kekurangan yang dimiliki oleh anak buah
 Melakukan komunikasi antar level manajerial untuk kepentingna organisasi dan juga
perusahaan.
 Membantu mempercepat proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen dalam
mengatasi suatu permasalahan
 Menganalisa suatu masalah dan juga problem yang muncul pada suatu organisasi
 Meningkatkan efisiensi manajerial di dalam sebuah organisasi atau perusahaan
 Menunjang fungsi operasional dari manajemen dalam melakukan tugasnya di sebuah
perusahaan atau organisasi

Dengan adanya sistem informasi manajemen, maka hal ini akan sangat memudahkan para
pegawai yang berada pada level manajerial untuk lebih bisa bekerja secara efisien dan tepat
waktu, serta mempermudah pengambilan keputusan, serta pengawasan terhadap bawahannya.

Fungsi Manajemen Sistem Informasi

Management information system memiliki fungsi utama yang harus bermanfaat dalam
operasional suatu organisasi, diantarannya:

 Mempermudah manajer untuk merencanakan, mengawasi, mengarahkan dan


mendelegasikan pekerjaan kepada semua anggota tim melalui hubungan satu komando
atau koordinasi.
 Data yang tersaji menjadi lebih efektif dan efisien serta lebih akurat dan tepat waktu.
 Dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas namun menurunkan
biaya organisasi.
 Melalui sistem kerja yang terkoordinir dengan baik dan sistematis dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia.
Contoh Sistem Informasi Manajemen

Dalam perusahaan yang besar dan sudah berdiri lama biasanya sistem informasi sudah
terstruktur dengan sangat baik dan sudah terprogram. Management information system mengatur
bagaimana interaksi di dalam perusahaan maupun perusahaan dengan lingkungan bisa bekerja
sesuai dengan prosedur yang berlaku, misalnya dalam sistem informasi produksi, sistem
informasi pemasaran maupun dalam kegiatan lainnya.

Beberapa contoh penerapan sistem informasi dalam perusahaan diantaranya:

1. Enterprise Resource Planning (ERP)

Perusahaan menggunakan sistem ERP untuk mengelola dan melakukan pengawasan yang saling
terintegrasi pada unit bidang kerja accounting, keuangan, pemasaran, sumber daya manusia,
operasional dan pengelolaan persediaan.

2. Supply Chain Management (SCM)

Seperti namanya, Supply Chain Management bergerak untuk menyajikan data-data secara
terintegrasi terkait suplai bahan baku, seperti pemasok, produsen, pengecer hingga ke konsumen
terakhir.

3. Transaction Processing Sytem (TPS)

Sebuah program yang berguna untuk proses dalam jumlah yang besar dan terjadi secara rutin.
Biasanya diaplikasikan pada manajemen gaji dan investaris.

4. Office Automation System (OAS)

OAS paling sering diterapkan, baik pada perusahaan besar maupun kecil yang berguna untuk
melancarkan sistem informasi melalui pengintegrasian server-server komputer dalam internal
perusahaan.
5. Informastic Management System (IMS)

IMS berguna untuk mendukung spektrum tugas-tugas di dalam perusahaan dan bisa digunakan
untuk membantu pengambilan keputusan. Dalam penerapannya, beberapa fungsi informasi
disatukan melalui program komputerisasi seperti e-procurement.

6. Knowledge Work System (KWS)

KWS akan mengintegrasikan satu pengetahuan baru ke dalam perusahaan. Dengan pengetahuan
baru tersebut, diharapkan para tenaga ahli dapat menerapkannya dalam pekerjaan mereka.

7. Informatic Management System (IMS)

Sistem informasi ini berfungsi untuk mendukung spektrum berbagai pekerjaan dalam organisasi.
IMS juga digunakan untuk membantu melakukan analisis pembuatan keputusan, dan dapat
menyatukan beberapa fungsi informasi program komputerisasi, seperti e-procurement.

8. Supply Chain Management (SCM)

Seperti namanya, Supply Chain Management bergerak untuk menyajikan data-data secara
terintegrasi terkait suplai bahan baku, seperti pemasok, produsen, pengecer hingga ke konsumen
terakhir.

9. Transaction Processing Sytem (TPS)

Sebuah program yang berguna untuk proses dalam jumlah yang besar dan terjadi secara rutin.
Biasanya diaplikasikan pada manajemen gaji dan investaris.

10. Office Automation System (OAS)

OAS paling sering diterapkan, baik pada perusahaan besar maupun kecil yang berguna untuk
melancarkan sistem informasi melalui pengintegrasian server-server komputer dalam internal
perusahaan.
11. Informastic Management System (IMS)

IMS berguna untuk mendukung spektrum tugas-tugas di dalam perusahaan dan bisa digunakan
untuk membantu pengambilan keputusan. Dalam penerapannya, beberapa fungsi informasi
disatukan melalui program komputerisasi seperti e-procurement.

12. Knowledge Work System (KWS)


KWS akan mengintegrasikan satu pengetahuan baru ke dalam perusahaan. Dengan
pengetahuan baru tersebut, diharapkan para tenaga ahli dapat menerapkannya dalam pekerjaan
mereka.

13. Informatic Management System (IMS)


Sistem informasi ini berfungsi untuk mendukung spektrum berbagai pekerjaan dalam
organisasi. IMS juga digunakan untuk membantu melakukan analisis pembuatan keputusan, dan
dapat menyatukan beberapa fungsi informasi program komputerisasi, seperti e-procurement.

14. Decision Support System (DSS)


DSS dapat membantu para manajer dalam membuat keputusan dengan cara mengamati
lingkungan suatu organisaisi. Contohnya, Link Elektronik di sekolah Tunas Bangsa, yang
mengamati besar pendapatan atau pendaftaran siswa baru setiap tahun.

15. Expert System (ES) dan Artificial Intelligent (A.I.)


Management information system yang satu ini pada dasarnya menggunakan kecerdasan buatan
untuk menganalisisi pemecahan masalah dengan menggunakan pengetahuan tenaga ahli yang
telah diprogram ke dalamnya. Contohnya, sistem jadwal mekanik.

16. Executive Support System (ESS)


Sistem ESS akan membantu manajer dalam hal berinteraksi dengan lingkungan organisasi/
perusahaan dengan berpegang pada grafik dan pendukung komunikasi lainnya.
2. Sistem Informasi Eksekutif

Jenis sistem informasi yang kedua adalah sistem informasi eksekutif. Sistem informasi
eksekutif berarti merupakan sebuah sistem informasi yang dikembangkan dan juga
diimplementasikan untuk memberikan kemudahan arus informasi suatu organisasi atau
perusahaan kepada mereka yang berada pada level eksekutif.

Siapa saja yang termasuk di dalam level eksekutif? Adapun, mereka yang termasuk ke dalam
level eksekutif dari sebuah perusahaan atau organisasi adalah mereka yang:

 Memiliki hak penuh atas organisasi ataupun perusahaan, bisa jadi pemegang tunggal
perusahaan dan juga pemegang saham organiasasi atau perusahaan
 CEO atau pemimpin tertinggi dari sebuah perusahaan
 Dewan Komisaris perusahaan
 DIrektur Utama dari sebuah perusahaan atau kantor cabang
 Dewan Direksi
 Dan elemen eksekutif lainnya yang memilki kewenangan khusus terhadap suatu
perusahaan ataupun organisasi.

Biasanya, sistem informasi yang ditujukan kepada level eksekutif dari suatu organisasi atau
perusahaan banyak berisi mengenai:

 Kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau organisasi dalam jangka waktu
tertentu
 Kinerja dari level manajerial, atau jabatan yang langsung berada di bawah level eksekutif
 Kondisi kestabilan keuangan dan juga finansial dari sebuah perusahaan ataupun
organisasi
 Lingkungan kerja dan juga budaya organisasi yang timbul pada perusahaan atau
organisasi tersebut
 Nilai perusahaan atau organisasi di dalam bursa saham
Mengapa sistem informasi eksekutif sangat penting ?

Sistem informasi eksekutif sanga penting untuk diimplementasikan, karena dapat membantu
memudahkan para level eksekutif untuk dapat memantau langsung perusahaan atau organisasi
yang mereka bawahi. Selain itu, dengan adanya sistem informasi eksekutif yang baik, maka
seluruh level ekskutif dapat membantu mensejahterakan dan juga mengembangkan perusahaan
atau organisasi yang mereka miliki menjadi lebih baik lagi.

3. Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi atau SIA merupakan salah satu pengimplementasian dari sistem
informasi manajemen, yang berhubungan dengan kegiatan akuntansi dan juga penghitungan dari
sebuah perusahaan ataupun organisasi. Seperti kita ketahui, akuntansi merupakan proses yang
dilakukan untuk melihat kondisi kesehatan keuangan dan finansial, serta bagaimana suatu sistem
keuangan di dalam sebuah perusahaan atau organisasi dapat berjalan.

Dengan adanya sistem informasi akuntasi yang diimplementasikan dengan baik dan juga benar,
maka sistem informasi akuntasi ini dapat membantu para akuntan di sebuah perusahaan atau
organisasi dalam melakukan:

 Proses audit dari kondisi keuangan perusahaan


 Menampilkan data-data pembelanjaan, pembelian, dan segala bentuk keuangan yang
dilakukan dan dilalui oleh sebuah perusahaan
 Membantu mempercepat proses penghitungan akuntansi keuangan
 Menentukan keuntungan dan juga kerugian dari sebuah perusahaan
 Memperjelas informasi penting mengenai jumlah dana yang harus dihtung dengan
melakukan proses akuntansi
 Merapihkan catatan keuangan dari sebuah perusahaan atau organisasi
 Membantu mempercepat proses pengambilan keputusan perusahaan, terutama pada level
akuntansi keuangan perusahaan
 Menyediakan proses transaksi keuangan dan keternagan akuntansi rutin dari sebuah
perusahaan
Sistem informasi akuntasi sangat membantu para akuntan, terutama pada periode tutup buku
di akhir tahun, karena dengan adanya sistem informasi akuntasi, semua transaksi selama setahun
akan tersimpan ke dalam sistem, yang akan memudahkan akuntan dapat melakukan proses
akuntansi menjadi lebih cepat, efisien dan juga lebih optimal.

4. Sistem Informasi Keuangan

Sistem informasi keuangan terkadang merupakan salah satu implementasi dari sistem
informasi yang berada di bawah naungan manajamen, namun terkadang sistem informasi
keuangan juga bisa merupakan sistem informasi yang berdiri sendiri. Ada beberapa perusahaan
yang melibatkan pihak manajemen dalam membantu proses pengaturan keuangan perusahaan,
dan ada yang tidak. Sehingga hal ini tergantung dari budaya organisasi dari perusahaan tersebut.

Namun demikian, sistem informasi keuangan sendiri merupakan suatu implementasi dari
sebuah sistem informasi yang berisi segala data transaksi keuangan dari sebuah perusahaan, yang
nantinya bisa terintegrasi pula dengan sistem informasi akuntansi.

Mengapa sistem informasi keuangan penting untuk diimplementasikan?

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa sistem informasi keuangan penting untuk
diimplementasikan, dan juga beberapa manfaat dari sistem informasi keuangan:

 Sistem informasi keuangan membantu mencatat segala bentuk transaski yang dilakukan
oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam jangka waktu tertentu, misalnya pada
periode satu tahun
 Sistem informasi keungan dapat diintegrasikan dengan sistem informasi akuntansi, untuk
membantu mempermudah para akuntan dalam melakukan penghitungan mengenai neraca
keuangan suatu perusahaan
 Dengan adanya sistem informasi keuangan, para pegawai yang berada pada bagian
keuangan bisa melakukan kroscek mengenai transaksi jual beli yang sudah prnah
dilakukan oleh perusahaan tersebut.
 Membantu mempermudah pekerjaan auditor dalam menganalisa keuangan suatu
perusahaan
 Mempercepat proses pencatatan dan juga pemanggilan kembali informasi mengenai
transasksi jual beli yang sudah pernah dilakukan
 Membantu penghitungan pajak dari suatu perusahaan
 Melakukan monitoring terhadap karyawan yang sering melakukan peminjaman
 Memonitoring mengenai potongan gaji dan juga pemberian bonus dan tunjangan
karyawan
 Dapat terintegrasi dengan sistem informasi sumber daya manusia, terutama dalam hal
payroll, yang menyangkut pemberian gaji dan juga tunjangan karyawan

Dengan adanya sistem informasi keuangan ini, maka stiap detail transaksi keuangan dari
sebuah perusahaan atau organisasi tidaka akan terlewat, sehingga sangat memudahkan setiap
bagian perusahaan yang sistem informasinya terintegrasi dengan sistem informasi keuangan
untuk melakukan analisis.

5. Sistem Informasi Manufaktur

Bagi perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan juga produksi, terutama produksi
barang, maka sistem informasi manufaktur merupakan salah satu jenis sistem informasi yang
wajib dimilki. Sistem informasi manufaktur kebanyakan digunakan dan juga diimplementasikan
pada bagian produksi suatu perusahaan, yang bergerak di bidang produksi.

Apa saja fungsi dari implementasi sistem informasi manufaktur?

 Pada dasarnya, sistem informasi manufaktur memilki banyak sekali fungsi, seperti:
 Mencatat total produksi yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan
 Mencatat barang-barang produksi yang tidak lolos dari quality control
 Mencatat hasil produk yang berhasil dilempar ke pasaran
 Mencatat produk yang berhasil diekspor ke mancanegara
 Mencatat biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk setiap sesi produksi
 Melakukan analisa terhadap kebutuhan bahan pokok dan sumber daya manusia di dalam
proses produksi
 Memberikan informasi mengenai kegiatan proses produksi yang sedang berlangsung
 Membantu bagian produksi untuk menganalisa produk-produk apa saja yang harus
dikembangkan, dihentikan ataupn diperbanyak produksinya
 Membantu analisa kelebihan dan kekurangan dari sebuah produk hasil produksi
perusahaan tersebut
 Memberikan informasi kepada bagian RnD (Research and Development) dalam
membantu mengenmbankan produk – produk baru yang harus diproduksi

Sistem informasi manufaktur ini dapat terintegrasi dengan sistem informasi keuangan dan juga
sistem informasi sumberdaya manusia atau SDM, karena di dalam implementasinya, banyak
fungsi dari sistem informasi manufaktur ini sangat sangat penting bagi SDM dan juga keuangan.

6. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Jenis sistem informasi yang berikutnya adalah sistem informasi sumber daya manusia alias
SDM. Sesuai dengan namanya, biasanya sistem informasi ini berhubungan dengan bagian
personalia, atau HR dari suatu perusahaan dan juga organisasi. Sistem informasi SDM ini
memiliki banyak sekali data dan juga informasi, mengenai:

 Data diri dari karyawan yang dimilki oleh perusahaan


 Total gaji pokok, tunjangan, bonus dan informasi keuangan lainnya yang dimilki oleh
karyawan
 Jabatan dan masa kerja dari karyawan

Manfaat Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

Sistem informasi sumber daya manusia tentu saja memilki banyak sekali manfaat, terutama
bagi bagian personalia dan juga HR. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari sistem informasi
sumber daya manusia:

 Membantu bagian personalia dalam melakukan analisis mengenai gaji pokok dari seorang
karyawan
 Memberikan informasi mengenai kinerja yang dimiliki oleh setiap karyawan
 Membantu bagian personalia dalam menganalisis bonus, potongan gaji, serta pemutasian
dan kenaikan jabatan dari karyawan
 Melakukan update data dari seluruh karyawan yang dimilkik oleh perusahaan tersebut
 Sebagai acuan data dalam melakukan proses rekrutmen karyawan baru.

7. Sistem Informasi Pemasaran

Jenis sistem informasi berikutnya yang banyak diimplementasikan adalah jenis sistem
informasi pemasaran. Jenis sistem informasi ini sangat penting terutama bagi bagian pemasaran
suatu perusahaan. Sistem informasi pemasaran akan membantu mencatat dan juga memberkan
informasi penting mengenai penjualan yang telah dilakkan oleh sebuah perusahaan. Yang
meliputi:

 Jumlah produk yang sudah terjual


 Produk yang laris dan banyak dipesan
 Produk yang jarang diminati oleh pasar
 Metode pemasaran yang tepat untuk menjual dan memasarkan suatu produk
 Respon pasar terhadap produk yang diluncurkan

Sistem informasi pemasaran ini pada dasarnya dapat membantu usernya untuk:

 Melakukan analisa terhadap pasar (analisis pasar)


 Membantu bagian riset dan pengembangan untuk menganalisa produk-produk dari
perusahaan tersebut

Itulah beberapa contoh dari jenis sistem informasi yang banyak digunakan saat ini. Di dalam
perusahaan, keseluruhan dari jenis sistem informasi tersebut dapat terintegrasi satu sama lain,
menjadi satu sistem informasi yang utuh, yaitu sistem informasi perusahaan, dimana setiap alur
informasi yang ada akan saling terhubung satu sama lain, sehingga setiap user yang berwenang
dapat mempelajari dan melihat informasi yang sudah tersimpan di dalam database atau basis data
perusahaan.
BAB VII

SISTEM INFORMASI DALAM BIDANG FARMASI

Sistem informasi farmasi adalah sebuah sistem yang diorganisir untuk pengumpulan,
pengolahan, pelaporan, dan penggunaan informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi
diperoleh dari pengumpulan dokumen atau catatan farmasi. Formulir pelaporan dan laporan
umpan balik atau laporan analisisa Sistem informasi farmasi dapat merupakan alat yang berguna
untuk pengawasan, menyediakan data untuk memonitoring. Sistem informasi manajemen
farmasi yang baik, efektif digunakan untuk pengolahan data, yang meliputi:
a. Pengolahan data dengan meringkas data.
b. Penyajian informasi dalam bentuk grafis, yang memudahkan pemahaman.
c. Pemahaman informasi untuk mengidentifikasi kecenderungan dan masalah-masalah potensial.
d. Langkah dalam merespon hasil baik positif maupun negatif.

A. Penerapan Sistem Informasi Farmasi di Apotek

Salah satu contoh penerapan system informasi farmasi di apotek adalah menggunakan Sistem
Informasi Management (SIM) Apotek, dimana program aplikasi yang dapat digunakan adalah
dengan menggunakan Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000.
Sistem Informasi Manajemen Apotek merupakan sistem informasi pencatatan obat dan alat
kesehatan di Apotek. Dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Apotek alur obat
mulai dari penerimaan, pencatatan di gudang obat dan penjualan ke pasien terekam dalam
database sehingga stok opname dapat dilakukan secara otomatis dan real time.
SIM apotek dibuat untuk menangani bagian point of sales kasir dan inventori dari suatu apotek,
yaitu dengan cara menyediakan kemampuan untuk menangani transaksi beli dan jual secara
resep dan non resep. Juga untuk menyajikan laporan laporan sehingga keputusan yang diambil
manajer lebih tepat sasaran. Sistem aplikasi ini dirancang untuk digunakan secara mudah baik
dengan keyboard dan mouse atau dengan barcode scanner sebagai alat memasukkan data.
Sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat.
Laporan Standar SIM Apotek terdiri dari 25 macam laporan yaitu :
a. Penjualan (informasi produk produk yang dijual di group per hari),
b. Penjualan / Kategori
c. Pembelian,
d. Kredit Jatuh Tempo (untuk pembelian produk secara kredit),
e. Keuntungan,
f. Hutang,
g. Piutang,
h. Stok Reorder (untuk informasi produk produk yang harus di order ulang),
i. Stok Opname (informasi produk produk yang dikurangi atau ditambahi secara manual saat
stok opname),
j. Produk Expired,
k. Data Instansi,
l. Data Dokter,
M. Komisi Per Dokter,
n. Komisi Per Obat (untuk komisi akan ada data bila di data produk diisikan persentase komisi
yang harus diberikan kepada dokter yang memberikan resep produk tersebut),
o. Pasien Per Dokter,
p. Data Pelanggan,
q. Data Supplier
r. Data Produk
s. Data Racikan
t. Data Obat Sejenis
u. Retur Penjualan
v. Retur Pembelian
w. Data Nilai Produk
x. Penjualan Resep Tunai Dengan Data Nomor Resep
y. Penjualan Resep Kredit (karyawan) Dengan Data Nomor Resep
Tools/ Fitur yang diterapkan dalam SIM apotek

Merupakan fitur-fitur dari aplikasi untuk melihat aktivitas yang dikerjakan pada aplikasi atau
untuk memaintenance aplikasi diantaranya adalah :

1. Sekuriti, untuk memberi hak akses kepada pengguna, apakah dia hanya bisa menangani
transaksi penjualan saja, pembelian saja, apakah bisa membuat laporan dll),
2. Options, yaitu menu untuk setting applikasi, misal nomer invoice berikutnya, alamat apotik,
persentase PPn dll,
3. Aktivitas Pengguna, yaitu History login (pencatatan tanggal dan jam pemakaian applikasi oleh
setiap pengguna),
4. Histori Pembelian, baik secara transaksi (untuk melihat item item apa saja yang dibeli)
maupun per-item (kapan saja item tersebut dibeli),
5. Histori Penjualan baik secara transaksi maupun per-item,
6. Histori Arus Barang, yaitu informasi mendetail mengenai keluar masuk item barang
7. Histori Penghapusan Transaksi
8. Histori Pemesanan, untuk melihat informasi pembuatan surat pemesanan ke supplier.
9. Histori Perubahan Harga
10. Stok Opname, yaitu penyesuaian jumlah produk yang dicatat dalam sistem dengan jumlah
sebenarnya, baik penambahan maupun pengurangan),
11. Stok Reorder, yaitu informasi mengenai produk produk mana saja yang harus di order ulang.
12. Posisi Stok , yaitu semacam kartu stok yang akan menginfokan jumlah saat terjadi perubahan
item baik pembelian, penjualan retur maupun stok opname.
13. Layar Peringatan/Alert, yaitu informasi mengenai item yang akan kadaluarsa dan harus di
tambah karena memiliki jumlah dibawah batas stok minimal
Beberapa Aplikasi yang diterapkan pada SIM apotek

1. Backoffice
Backoffice adalah salah satu bagian dari software Apotek yang berfungsi untuk melakukan
tugas-tugas backoffice seperti : maintenance master data, pembelian, penjualan, kas/bank
menajemen, laporan dan lain-lain. Secara garis besar backoffice terdiri dari :
a. Master : Obat / Non-Obat, pasien, dokter, supplier/PBF, kelas terapi, bahan aktif,
satuan.
b. Pembelian : PO, faktur pembelian, return pembelian, Debit/kredit pembelian,
konsinyasi.
c. Penjualan : faktur penjualan, faktur penjualan HNAP, resep, resep sederhana, return
penjualan, debit/kredit penjualan.
d. Kas/Bank Manajemen : Kas/Bank Masuk, Kas/Bank Keluar, system.
e. Settings : Security BO, Security Kasir, Security Laporan, Pesan Otomatis (Exp. Date,
Min Stock, Jatuh Tempo Hutang/Piutang)
2. Outlet
Outlet merupakan Aplikasi yang otoritas penggunanya hanya oleh Assiten Apoteker yang
masing - masing telah di beri password untuk log-in, aplikasi ini digunakan untuk menunjang
semua proses penginputan resep.

3. Elektronik resep ( E-Resep)


Merupakan sistem peresepan secara elektronik yang terhubung langsung oleh internet
jaringan lokal ke apotek yang bekerjasama dengan dokter yang bersangkutan, aplikasi ini juga
telah digunakan beberapa apotek yang menerapkan SIM.

4. Monitor waktu tunggu


Merupakan penerapan sistem informasi kepada pasien dalam hal estimasi waktu pengerjaan
resep, sehingga memudahkan pasien memantau lama waktu dalam mengantri resep.
5. Website
Merupakan sarana untuk mempublikasikan profil apotek, menginformasikan penggunaan obat,
dan merupakan daya saing dalam membuka pasar.

B. Sistem Informasi Rumah Sakit

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan
pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi
serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumahsakit. Sebuah sistem
informasi rumah sakit idealnya mencakup integrasi fungsi-fungsi klinikal (medis), keuangan,
serta manajemen yang nantinya merupakan sub sistem dari sebuah sistem informasi rumah sakit.
Sub sistem ini merupakan unsur dari sistem informasi rumah sakit yang tugasnya menyiapkan
informasi berdasarkan fungsi-fungsi yang ada untuk menyederhanakan pelayanan pada suatu
rumah sakit.
Pelayanan Farmasi merupakan salah satu pelayanan utama yang menunjang kegiatan
pelayanan di lingkungan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
Divisi Farmasi bertanggung jawab terhadap pengelolaan barang farmasi berupa obat yang
digunakan oleh semua unit di lingkungan rumah sakit baik untuk pelayanan rawat jalan termasuk
rawat darurat dan bedah sentral, pelayanan rawat inap termasuk rawat intensif maupun
penggunaan obat yang digunakan di lingkungan penunjang medis seperti laboratorium.
Pada masa yang akan datang beberapa konsep baru telah disepakati untuk digunakan di
lingkungan Divisi Farmasi. Hal pertama yang diperkenalkan dan akan dilaksanakan adalah order
manajemen yaitu pemanfaatan pelayanan permintaan dan penyampaian hasil pemberian obat
dengan memanfaatkan fasilitas komputer secara online. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh
semua unit pengguna. Status atau proses permintaan layanan termasuk hasil pemberian obat
dapat dipantau / dilihat langsung melalui fasilitas komputer.
1. Ruang Lingkup Sistem Informasi Rumah Sakit

Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi


dalam lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini antara lain sebagai
berikut:

1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian


maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran
pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah, anak,
obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi,
bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan.
Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam
laporan rekam medis pasien.
3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter,
hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG,
USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap
dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung maupun
melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat transaksi harian
pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.

Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporanlaporan mengenai:

1. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan),
2. Penerimaan kasir secara periodik,
3. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien,
4. Rekam medis pasien,
5. Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan
6. Data morbiditas pasien rawat inap
7. Data morbiditas pasien rawat jalan
8. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap
9. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan
10. Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik,
11. Pembelian kasir pada bagian farmasi/apotik,
12. Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik,
13. Grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan.

2. Framework Prado
Di dalam pengembangan perangkat lunak, suatu framework digambarkan sebagai suatu
struktur pendukung dimana perancangan perangkat lunakyang lain dapat terorganisir dan
dikembangkan[2]. Suatu framework dapat program pendukung, kumpulan kode-kode
program (libraries), suatu bahasa scripting, atau perangkat lunak lain untuk membantu
mengembangkan dan menggabungkan komponen-komponen yang berbeda menjadi satu dari
suatu perancangan perangkat lunak.
Prado adalah sebuah framework pemrograman berbasis komponen dan event-
driven untukpengembangan aplikasi web pada PHP 5. PRADO merupakan singkatan
dari PHP Rapid Application Development Object-oriented. Framework ini dibuat oleh Qiang
Xue dan telah menjadi pemenang dalam Zend PHP 5 Coding Contest.
Teknik yang digunakan framework Prado sangatlah berbeda. Pembangunan aplikasi web
menggunakan Prado melibatkan banyak komponen (yang telah dibuat oleh pengembangnya),
men-setting properti, dan memberikan tugas pada komponen berupaevent. Jika seorang
programmer mempunyai pengalaman dengan pemrograman desktop menggunakan Visual Basic
atau Delphi, maka pemrograman web dengan menggunakanframework Prado sangatlah serupa.
Sebuah komponen Prado adalah kombinasi file spesifikasi (ditulis dengan bahasa
XML), template HTML, dan page class. Komponen-komponen Prado digabungkan untuk
membangun komponen yang lebih besar atau halaman web yang utuh. Prado membutuhkan PHP
5 dengan Simple XML dan Simple PHP Library (SPL). Untuk web server dapat digunakan
Apache HTTP Server maupun Windows IIS dan mendukung Sistem Operasi Windows Server
2003, Windows XP, Windows 2000, Mac OS X, FreeBSD, RedHat Linux, Fedora Linux, dan
Gentoo Linux.

Konsep Prado yang component-based dan event-driven memberikan banyak keuntungan bagi
programmer web. Berikut keuntungan dengan menggunakan Prado :
a. Reusability, komponen-komponen dalam Prado dapat digunakan ulang.
b. Ease of use, komponen-komponen dalam Prado sangat mudah digunakan. Komponen juga
dapat dibuat sendiri dengan menurunkan class yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan.
c. Robustness, Prado membebaskan pengembang program (developer) dari kejenuhan dalam
menulis kode-kode. Semua kode ditulis dalam format objek, method, dan properti. Tidak
seperti pemrograman PHP yang biasa digunakan.
d. Performance, Prado menggunakan teknik cache untuk menjamin performance aplikasi.
Dengan adanya cache ini, ia tidak perlu mem-parser ulang kode XML yang dibuat.
e. Team Integration, Prado memisahkan business logic dan presentation logic. Yang
dimaksudkan adalah pembuatan layout tampilan (template) dengan kode program (class).
Pembuatan keduanya dilakukan pada file yang terpisah. Dengan demikian, aplikasi berbasis
Prado dapat dilakukan dalam sebuah tim dengan personal yang berbeda.

3. Konsep Dasar Pemrograman Dengan Framework Prado


Di dalam framework Prado terdapat susunan filefile standar sebagai berikut :

a. File .htaccess
File ini berfungsi untuk mengatur hak akses suatu isi folder, dalam hal melihat isi folder dari
suatu browser. File ini hanya berisi kode : deny from all
b. File application.spec
File ini berfungsi untuk menspesifikasi aplikasi, antara lain konfigurasi atribut default,
menentukan lokasi kode utama framework Prado, namespace yang digunakan ,dan lain-lain.
c. File page display (index.php)
File ini merupakan file yang akan diakses oleh user, dalam file ini berisi letak file utama Prado
dan letak file aplikasi system informasi rumah sakit.
d. File page template (.tpl)
File inilah yang bertanggung jawab terhadap tampilan yang dilihat user.
e. File page class (.php)
File ini lebih banyak berhubungan dengan proses bisnis atau biasa disebut dengan business
logic.

4. Koneksi Prado Dengan Basisdata

Untuk melakukan koneksi ke database, Prado memanfaatkan database abstract layer,


ADOdb. ADOdb adalah class yang ditulis menggunakan bahasa PHP yang berfungsi
sebagai data tier, dan akan membantu mengatasi perbedaan antara penggunaan database. Cukup
dengan menuliskan sebuah kode, maka koneksi dapat dilakukan ke berbagai macam database
seperti MySQL, SQLLite, SQL Server, Oracle, DB2, Interbase, PostgreSQL, dan sebagainya.

5. Perancangan Perangkat Lunak

Aplikasi yang dibangun bernama Sistem Informasi Rumah Sakit untuk Subsistem
Farmasi. Subsistem Farmasi merupakan salah satu bagian dari Sistem Informasi Rumah Sakit
secara keseluruhan, tujuan dari pembagian ini adalah untuk mempermudah pemahaman Sistem
Informasi Rumah Sakit yang begitu kompleks, sehingga dengan adanya pembagian ini
diharapkan penanganan pada subsistem farmasi dapat lebih detail dan efektif disamping itu juga
menghemat waktu dibanding menangani sistem secara keseluruhan.
Divisi Farmasi bertanggung jawab terhadap pemberian jasa pelayanan yang berhubungan
dengan farmasi baik pengelolaan obat paten dan obat racikan, stok obat serta order obat bagi
seorang pasien. Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit ini pada sisi server merupakan sebuah
aplikasi berbasis web (web-based application) yang berfungsi untuk menerima masukan dari
aplikasi sisi klien dan juga berfungsi untuk mengatur basis data. Perancangan aplikasi sisi server
ini menggunakan analisis pemodelan berorientasi objek.
6. Pembuatan SIM IFRS
Ada beberapa tahapan dalam pembuatan SIM, mulai dari tahap perencanaan sampai pada tahap
implementasi. Beberapa tahapan akan dijelaskan secara singkat.
1. Tahap Perencanaan
Kegiatan-kegiatan dalam tahap perencanaan di sini, meliputi antara lain:
a. Perumusan awal terhadap kebutuhan rinci atau target yang harus dicapai dari proyek
pengembangan sistem yang akan dilakukan.
b. Penyusunan proposal.
c. Penentuan metodologi dan sistem informasi yang digunakan.
d. Penunjukan tim untuk proyek yang akan dilaksanakan.
e. Instruksi untuk mengeksekusi (memulai) proyek yang bersangkutan
f. Identifikasi kendala-kendala sistem.
2. Tahap Analisis
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah
SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Menetapkan rencana penelitian sistem
b. Mengorganisasikan tim proyek
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi
d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
e. Menyiapkan usulan rancangan sistem
f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem

3. Tahap Perancangan Design


Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem
basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi
yang terkait, seperti standard operating procedures (SOP), struktur organisasi,
kebijakankebijakan, teknik pelatihan, pendekatan SDM, dan sebagainya.
Langkah-langkah tahap rancangan sistem mencakup:
a. Menyiapkan detail rancangan sistem
b. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi/rancang bangun sistem
c. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
d. Memilih konfigurasi terbaik
e. Menyiapkan usulan penerapan/aplikasi
f. Menyetujui atau menolak aplikasi sistem

4. Tahapan pembangunan Fisik Konstruksi


Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang
sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan
tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu
konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail. Dari semua tahapan yang ada,
tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan sumber daya terbesar,
terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian terhadap manajemen
proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan
efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek sistem informasi
yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba
atas sistem informasi yang baru dikembangkan.

5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya
sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk
implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
b. Mengumumkan rencana implementasi
c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
d. Menyiapkan database
e. Menyiapkan fasilitas fisik
f. Memberikan pelatihan dan workshop
g. Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
h. Penggunaan sistem baru

6. Tahap Pasca Implementasi


Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi dilakukan.
Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap
pasca Sistem Informasi Manajemen implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca
implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola. Seperti halnya sumber
daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di kemudian hari. Hal-hal
seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan
terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya
timbul dalam pemeliharaan sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan
pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna untuk menjamin
terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.
Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di
mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap
sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.

7. Manfaat SIMRS di Rumah Sakit


 Proses-proses manajemen rumah sakit bisa terintegrasi antara satu bagian dengan bagian
lainnya.
 Pengendalian stok obat dan alkes multi gudang (multi apotek / floorstock) bisa dilakukan
dengan lebih mudah karena posisi stock up to date-nya bisa diketahui setiap saat.
 Penagihan kepada pasien bisa dibuat dalam sebuah single billing statementuntuk semua
jasa perawatan yang telah diterima pasien.
 Riwayat penyakit dan perawatan (medical record) pasien bisa dikelola dan dipanggil
dengan cepat dan otomatis.
 Analisis statistik diagnosa dan pembedahan terhadap pasien telah disesuaikan dengan
standard yang telah ditetapkan WHO.
 Memudahkan proses budgeting dan pengendalian realisasinya.
 Memudahkan penyusunan rencana cash-flow dan pengendalian arus kas maupun bank.
 Dengan SIMRS, resiko keterlambatan pembayaran atau penagihan hutang piutang bisa
dikurangi.
 Menjaga konsistensi data (data consistency) karena menggunaan data bersama (data
sharing) baik data master (database pasien, dokter, perawat, karyawan dan obat) maupun
data transaksi.
 Pemanfaatan data keluaran / output dari suatu modul oleh modul lain (sebagai masukan /
input) sehingga bisa dihindari adanya redundansi proses antar bagian.
 SIMRS memberikan kemudahan dalam pembuatan laporan di semua unit, cepat dan
akurat.
 Pencetakan nota pembayaran, kuitansi, surat menyurat bisa dilakukan dengan mudah.
 Efisiensi waktu entri data (entry time) karena hanya dilakukan sekali oleh bagian yang
paling berkompeten.
 Efisiensi kerja karyawan menjadi meningkat karena beberapa proses rutin seperti
pembuatan laporan atau perhitungan-perhitungan dilakukan secara otomatis dan cepat.
Dengan demikian karyawan lebih bisa berkonsentrasi kepada hal-hal yang bersifat
stratgis.
BAB VIII

DAFTAR PUSTAKA

Kusumadewi, Sri., dkk. 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.


McLeod, Raymond and J.Schell. 2001. Sistem Informasi Manajemen. New Jersey: Prentice Hall
FTI UII. 2011 Peranan ICT di Bidang Kedokteran dan Farmasi dalam Mendukung Keselamatan
Pasien. http://fit.uii.ac.id
Andrian, R dan A. Pratama. 2010. Perancangan Dan Pembuatan Sistem Informasi Pada Apotek
Diana Farma Kabupaten Klaten. Skripsi.
Handoyo, Eko dkk. 2008. Aplikasi sistem informasi rumah sakit berbasis web Pada sub-sistem
farmasi menggunakan framework prado. Jurnal Teknik Elektro. Univeraits Diponegoro
Laudon, P. Jane Laudon, Kenneth. (2006). Management Information System. Pearson International.
Effendy, Onong Uchjana. (1989). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Mandar Maju.Forcht,
Karen A. (2004). Computer Security. Boyd & Frase.Gorgon. DavisB. (1995). Kerangka Dasar SIM.
Jakarta: Penerbit Gramedia.Indrajit,
Eko Richardus. (2006). Management Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.
Alex Media Komputerindo.Jogiyanto, HM. (1995). Pengenalan Komputer. Yogyakarta:
Andi Affset.Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1995). Jakarta: Balai Pustaka.
Leod Jr., Raymod Mc. (1996). Sistem Informasi Manajemen. Jilid I. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Manullang, P. Sondang. (2005). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutabri, Tata. (2005). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi

Anda mungkin juga menyukai