Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

KONSEPSI DASAR PESAN-PESAN PROMOSI KESEHATAN

Dosen Pengampu:
Anggela Pradiva Putri, SKM., MKM

Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Afifah Hanum Harahap 2111211017
2. Brigiva Rahmi Ananda 2111211022
3. Faradiba Silfilla An'nisa 2111212069
4. Fatma Azzara 2111213027
5. Fathiya Aulia Ramadhan 2111212049
6. Gina Putri Salsabila 2111217001
7. Muthia Feby 2111213007
8. Shifania Salsa Riza 2111212059
9. Vania Nabila Ferdin 2111212037

Program Studi Kesehatan Masayarakat


Fakultas Kesehatan Masayarakat
Universitas Andalas
Padang
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr. wb.


Puji dan syukur atas Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan semangat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsepsi Dasar Pesan-
Pesan Promosi Kesehatan”.
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak/ibu dosen yang mengajar pada mata
kuliah Promosi Kesehatan yang telah membantu kami dalam memberikan ilmu yang
bermanfaat dan menyelesaikan makalah ini. Terima kasih juga kepada ibu Anggela
Pradivta Putri, SKM., MKM sebagai dosen pengampu dari proses penyusunan makalah
ini. Dan juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Kami sadar, makalah ini jauh dari kata sempurna baik dari penyusunan, penulisan
dan bahasanya. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran terbuka dari
semua pembaca agar penulis bisa lebih baik kedepannya.
Wassalamu’alaikum, wr. wb.

Padang, 11 September 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Program Studi Kesehatan Masayarakat ......................................................................... 1

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

BAB I............................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

1.3 Tujuan .................................................................................................................. 4

BAB II ........................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ............................................................................................................ 6

2.1 Media Cetak................................................................................................................. 6

2.2 Media Elektronik ....................................................................................................... 10

2.3 Media Sosial .............................................................................................................. 14

2.4 Pesan .......................................................................................................................... 19

2.5 Hubungan Pesan dengan Media ................................................................................ 21

2.6 Kriteria Pesan yang Efektif ....................................................................................... 22

BAB III ........................................................................................................................ 25

PENUTUP ................................................................................................................... 25

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 25

3.2 Saran dan Kritik ................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 26


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan kesehatan yang dikenal dengan promosi kesehatan adalah suatu
pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan kemampuan (ability)
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Tujuan promosi kesehatan
bukan sekedar menyampaikan pesanpesan atau informasi-informasi kesehatan agar
masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010). Promosi kesehatan
merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat agar dapat memelihara
dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter, 1986).
Dalam melakukan promosi kesehatan, diperlukan media sebagai perantara
komunikasi dari komunikator ke komunikan. Kegunaan media salah satunya sebagai alat
bantu penyampaian informasi atau materi yang akan disampaikan sehingga komunikan
atau penerima pesan dapat menerima pesan dengan jelas dan benar. Beberapa media yang
dapat digunakan adalah media cetak (poster,leaflet,dll), media elektonik (tv, gadget, dll),
media sosial (blog, twitter, dll). Dengan ada media ini maka dapat kita simpulkan apakah
pesan yang disampaikan efektif atau tidak serta dan juga apakah dapat mencapai tujuan
dari promosi kesehatan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menyampaikan pesan melalui media cetak?
2. Bagaimana cara menyampaikan pesan media elektronik?
3. Bagaimana cara menyampaikan pesan media sosial?
4. Bagaiaman pesan tersebut tersampaikan?
5. Apa hubungan pesan dengan media?
6. Bagaimana kriteria pesan yang efektif?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara menyampaikan pesan melalui media cetak?
2. Untuk mengetahui cara menyampaikan pesan media elektronik?
3. Untuk mengetahui cara menyampaikan pesan media sosial?
4. Untuk mengetahui pesan tersebut tersampaikan?
5. Untuk mengetahui hubungan pesan dengan media?
6. Untuk mengetahui kriteria pesan yang efektif?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Media Cetak


2.2.1 Pengertian Media Cetak
Media cetak pertama di dunia adalah yang dituliskan diatas papan bernama Acta Diurna,
pertama kali muncul pada 131 SM pada masa Republik Romawi. Media cetak memiliki
berbagai bentuk, contohnya berupa koran, majalah, tabloid, dan lain-lain. Kata media
berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara harfiah berarti ”tengah”, perantara atau
pengantar. Perantara disini berarti adanya perantara antara sumber informasi atau pesan
(a source) dan adanya penerima pesan atau informasi (a receiver). Dalam KBBI, media
adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan
spanduk. (Azhar Arsyad, 2011)
Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian media:
1. Menurut Hamidjojo yang dimaksud media ialah semua bentuk perantara yang dipakai
orang penyebar ide, sehingga gagasan itu sampai kepada penerima.
2. McLuhan memberikan batasan yang intinya bahwa media sarana yang disebut saluran,
karena pada hakekatnya media telah memperluas dan memperpanjang kemampuan
manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat dalam batas jarak dan waktu tertentu,
kini dengan bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada. (Miftah, 2013)
3. Blacks dan Horalsen berpendapat, media adalah saluran komunikasi atau medium yang
digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan, di mana medium itu
merupa- kan jalan atau alat dengan mana suatu pesan berjalan antara komunikator ke
komunikan.
Berdasarkan pada pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa media
adalah suatu alat atau sarana yang berfungsi sebagai perantara atau jembatan dalam
kegiatan komunikasi (penyampaian dan penerimaan pesan) antara komunikator (penyapai
pesan) dan komunikan (penerima pesan). (Miftah, 2013). Media cetak merupakan sarana
atau perantara komunikasi yang di cetak pada bahan dasar kertas dan kain untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Unsur utama dari media cetak adalah teks dan
gambar visualisasi. Jenis media cetak yang termasuk di dalam media massa adalah surat
kabar atau koran, majalah, tabloid dan lain sebagainya. (Maros and Juniar, 2016)
Peran media cetak sangatlah penting, selama berabad-abad media cetak menjadi satu-
satunya alat pertukaran dan penyebaran informasi, gagasan dan hiburan, yang sekarang
ini dilayani oleh aneka media komunikasi. Selain menjadi alat utama menjangkau publik,
media cetak juga menjadi sarana utama untuk mempertemukan para pembeli dan penjual
(William L. Rivers, 2003).
Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.
Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna
dan halaman putih (Kasali, 2007). Media cetak adalah suatu dokumen yang berisi
rekaman peristiwa yang dapatkan oleh seorang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-
kata, gambar, dan foto.Fungsi utama media cetak adalah memberi informasi dan
menghibur.
2.2.2. Jenis-Jenis Media Cetak
1. Desain Sampul/Cover
Merupakan karya yang gunanya untuk membuat menarik dan melindungi materinya.
Tentunya karya tersebut sesuai dengan materinya atau gambar sekilas tentang apa isi di
dalamnya. Ilustrasi sampul merupakan penerapan cuplikan penting dari materi tersebut
atau dapat juga menyimbolkan bentuk dan warna yang memiliki materi.
2. Poster
Poster adalah gambar pada selembar kertas berukuran besar yang digantung atau ditempel
didinding atau permukaan lain. Poster adalah sehelai kertas yang berisikan gambar-
gambar dengan sedikit kata-kata
3. Stiker
Stiker adalah gambar tempel. Pada umumnya stiker berukuran kecil dan berfungsi sebagai
himbauan atau ajakan dapat juga sebagai hiasan. Karena ukurannya yang kecil untuk
besarnya sekitar 10 cm x 20 cm, maka gambar stiker sesederhana mungkin hanya berisi
teks saja atau dengan gambar seperlunya.
4. Brosur/Leaflet
Brosur/Leaflet karena mengalami perluasan arti, banyak perbedaan pendapat mengenai
definisi flier, brosur, leaflet dan pamplet. Untuk mempermudahnya dapat dibagi menjadi
2 yaitu:
 Flier : dari kata fly, sejarahnya lier adalah selebaran kecil yang dicetak murah
(kadang malah sablon hitam putih) yang disebarkan dari pesawat terbang.
 Brosur, leaflet, pamplet berukuran lebih besar dari flier, tanpa atau dengan lipatan.
Umumya kedua sisinya di desain, berwarna sehingga biaya produksinya menjadi
lebih mahal. Tidak hanya mengalami perluasan arti, kelompok brosur pun
mengalami eksplorasi sedemikian sehingga kadang tidak terdefinisi sebagai apa.
Contohnya: kartu nama yang bisa dibuka lipatannya dan berisi informasi yang
mirip brosur. Apapun istilahnya, yang penting brosur dipahami sebagai lembar
informasi yang lebih detail dengan jumlah halaman yang lebih banyak dan mudah
dieksplorasi.

5. Booklet

Istilah booklet telah mengalami perluasan arti. Beberapa sumber mengartikan booklet
sebagai buku kecil, yang lain menyamakannya dengan fungsi leaflet, brosur dan flier.
Pada dasarnya booklet adalah sebuah media publikasi yang terdiri dari beberapa lembar
halaman namun tidak setebal buku.

6. Karikatur

Karikatur adalah menstilir objeknya tetapi masih sesuai karakternya. Gunanya sebagai
sindiran atau kritikan. Dibuat pada koran, tabloid atau majalah dan dapat berdiri sendiri
dan sifatnya aktual.

7. Kartun/Cartoon

Kartun/Cartoon adalah gambar yang dibuat lucu. Pada mulanya sasarannya adalah anak-
anak, namun ada juga yang didesain sehingga masih bisa menyesuaikan dengan orang
dewasa.

8. Iklan

Iklan adalah sarana promosi barang atau jasa yang biasanya dimuat pada koran, tabloid,
majalah (untuk media cetak), televisi dan radio (untuk media elektronik). Gunanya untuk
membujuk khalayak agar termotivasi untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan.
Seiring dengan perkembangan, iklan juga dapat digunakan untuk memotivasi khalayak
dalam merubah perilaku, termasuk perilaku hidup bersih dan sehat.

9. Flipchart (lembar balik)

Flipchart (lembar balik) adalah rangkaian gambar yang disusun secara berurutan dengan
ukuran yang sama dan terikat pada bagian atasnya. Cara menggunakannya setelah lembar
pertama selesai disibakkan ke belakang.

Lembar balik adalah beberapa lembar informasi yang lebar dijilid menjadi satu, untuk
kemudian menjadi sebuah alat peraga untuk menjelaskan tentan suatu issu, biasanya
setiap penjelasan dilengkapi dengan gambar-gambar.

10. Fect Sheet (lembar fakta)

Lembar fakta adalah beberapa lembar halaman dalam satu map yang menyediakan fakta-
fakta cepat tentang suatu issu/permasalahan. Hal ini dapat mencakup latar belakang,
manfaat, kapan, dimana dan bagaimana informasi tentang issu tersebut.
11. Billboard/Baliho

Media luar ruangan yang ditempatkan pada posisi yang strategis dan mempunyai ukuran
yang besar bervariasi sekitar 2 x 1 m sampai 6 x 6 m. Dengan maksud supaya mudah
dilihat dan menarik perhatian. Digunakan sebagai alat promosi dan informasi.

.12. Ilustrasi

Ilustrasi adalah gambar (foto, lukisan, diagram, bagan) untuk membantu memperjelas isi
buku, karangan. Keterangan tambahan berupa contoh bandingan dan sebagainya untuk
lebih memperjelas paparan (tulisan).

13. Diagram/Grafik/Bagan

Diagram/Grafik/Bagan adalah gambaran untuk memperlihatkan atau menerangkan


sesuatu atau menggambarkan pasang surut suatu keadaan.

14. Storyboard

Storyboard adalah rangkaian gambar sebagai pedoman untuk shooting mulai dari awal
sampai akhir cerita.

15. Spanduk dan umbul-umbul

Kain rentang yang biasanya berisi informasi singkat dan jelas. Posisi spanduk melintang
(horizontal) sedangkan umbul-umbul berdiri (vertikal). Ukuran spanduk berbagai macam:
90 x 300 cm, 90 x 500 cm, 115 x 500 cm, 100 x 700 cm, dll.

16. Backdrop

Backdrop adalah papan iklan/reklame yang diletakan sebagai latar belakang misal
pertunjukan musik atau digunakan sebagai penyampaian informasi dalam acara pameran.

3. Karakteristik Media Cetak

1. Media cetak memiliki beberapa karakteristik yaitu, 1. Membaca merangsang orang


untuk berinteraksi dengan aktif berfikir dan mencerna secara reflektif dan kreatif,
sehingga lebih berpeluang membuka dialog dengan pembaca/masyarakat konsumennya
di samping memungkinkan untuk mengulas permasalahan secara lebih mendalam dan
lebih spesifik.

2. Media cetak, baik Koran atau majalah relative lebih jelas siapa masyarakat
konsumennya. Sementara media elektronik seringkali sulit mengukur dan mengetahui
siapa konsumen mereka. Dengan demikian Koran atau majalah lebih mewakili opini
kelompok masyarakat tertentu.
3. Kritik social yang disampaikan melalui media cetak akan lebih berbobot atau lebih
efektif karena diulas secara lebih mendalam dan bisa menampung sebanyak mungkin
opini pengamat serta aspirasi masyarakat pada umumnya.

4. Media cetak lebih bersifat fleksibel, mudah dibawa ke mana-mana, bisa


disimpan(dikliping), bisa dibaca kapan saja, tidak terikat waktu.

5. Dalam hal penyajian iklan, walaupun media cetak dalam banyak hal kalah menarik dan
atraktif disbanding media elektronik namun di segi lain bisa disampaikan secara
informative, lengkap dan spesifik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen.
(Veteran, 2016)

4. Manfaat Media Cetak

Manfaat media cetak dalam promosi kesehatan antara lain:


a) Media dapat mempermudah penyampaian informasi;
b) Media dapat menghindari kesalahan persepsi;
c) Dapat memperjelas informasi;
d) Media dapat mempermudah pengertian;
e) Mengurangi komunikasi yang verbalistik;
f) Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap oleh mata;
g) Memperlancar komunikasi.

2.2 Media Elektronik


Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media
cetak, elektronika (berupa radio, TV, komputer dan sebagainya) dan media luar ruang,
sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang kemudian diharapkan
menjadi perubahan pada perilaku ke arah positif di bidang kesehatan (Notoatmodjo,
2005).
Media elektronik merupakan suatu media bergerak yang dinamis, dapat dilihat
dan didengar dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Contoh dari media elektronik
adalah TV, radio, film, vidio film, cassete, CD, dan VCD.
Media elektronik memiliki karakter seperti berikut.
a. Bersifat massal
b. Isi pesan tidak dapat diulang
c. Menyajikan berita yang lebih actual (sedang terjadi)
d. Dapat menyiarkan berita secara orisinil (langsung)
1. Televisi
Penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media televisi dapat dalam
bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanyan jawab sekitar masalah kesehatan,
pidato (ceramah), TV spot, kuis atau cerdas cermat, dan sebagainya. Awal mulanya,
televise dinilai kurang cocok untuk menyampaikan pesan, dikarenakan biaya operasional
yang mahal. Namun seiring berkembangnya jaman, sifat audio visual televisi menjadikan
televise menjadi lebih pragmatis, sehingga mudah memenuhi kebutuhan penonton dalam
hal sikap, tingkah laku dan pola pikir. Televisi memiliki banyak fungsi, diantaranya
fungsi dari televisi yaitu
a. Sebagai media yang memberikan informasi Televisi dilengkapi dengan adanya audio
dan visual, sehingga informasi menjadi mudah diterima oleh penonton
b. Sebagi media pendidikan. Televisi terkadang digunakan sebagai media promosi yang
mengandung nilai-nilai pendidikan bagi penontonnya. Contohnya iklan immunisasi
yang ditayangkan di televisi
c. Sebagai media yang menghibur Televisi sering kali menampilkan berbagai acara
hiburan, seperti acara komedi. Umumnya penonton yang hoby menonton televisi akan
memiliki banyak acara fovorit yang biasa ia tonton, salah satunya acara komedi d.
Sebagai sarana yang membujuk Tayangan yang ditampilkan seringkali memiliki arti
persuasive, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi penonton atau
membujuknya
Karakteristik televisi diantaranya yaitu
a. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dapat didengar dan dilihat. Jadi,
menggunakan televisi khalayak juga dapat melihat gambar yang bergerak. Namun
harus ada kesesuaian antara gambar dan suara yang ditampilkan.
b. Berpikir dalam gambar Seorang pengarah acara harus bertanggung jawab atas
kelancaran suatu acara televisi. Maka saat pembuatan naskah acara, harus
memperhatikan bagaimana ia berpikir dalam gambar (yhink in picture). Begitu
pula seorang komunikator yang menyampaikan infromasi, Pendidikan dan
persuasi, sabaliknya ia harus dapat berfikir dengan gambar. Sekalipun ia tidak
membuat naskah, tetapi ia dapat menyampaikan keinginannya kepada pengarah
acara tentang penggambaran dan visualisasi dari acara tersebut.
Kelebihan televisi, antara lain:
a. Sifatnya langsung dan nyata
b. Merupakan medium yang menarik
c. Dapat perhatian penonton karena penyampaian pesan atau informasi kesehatan
melalui media televisi dapat disajikan dalam beragam bentuk seperti sandiwara,
sinetron, forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato
(ceramah), tv spot, kuis atau cerdas cermat dan sebagainya.
d. Menjadi alat bantu yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan kepada
masyarakat karena televisi akan menampilkan gambar bergerak beserta suara
sehingga akan mempermudah audiens dalam menerima pesan yang disampaikan.
Sedangkan kelemahan televisi, antara lain:
a. Harga televisi relatif mahal
b. Sifat komunikasinya hanya satu arah
c. Jadwal siaran dan jadwal pelajaran sekolah sulit disesuaikan
d. Program diluar kontrol orangtua dan guru
e. Besarnya gambar relatif kecil.
2. Radio
Radio merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada
orang banyak yang mengandalkan audio atau suara. Penyampaian menggunakan radio
sangat efektif untuk informasi yang sifatnya himbauan dan pemberitahuan karena audiens
tidak akan bias melakukan umpanbalik terhadap pesan yang diterimanya. Beberapa radio
saat ini sudah memiliki satu acara tersendiri terkait pembahasan tentang kesehatan
sehingga media radio menjadi salah satu media yang sudah mulai dilirik oleh penggiat
kesehatan untuk menyampaikan pesan kesehatan. Penyampaian informasi atau pesan –
pesan kesehatan melalui radio juga dapat bermacam – macam bentuknya, antara lain
obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, radio spot dan sebagainya.
Kelebihan media radio, antara lain:
a. Harga relatif murah
b. Mudah dipindahkan
c. Program dapat direkam dan diputar lagi sesuka kita
d. Mengembangkan daya imaginasi
e. Merangsang partisipasi aktif pendengar
Sedangkan kelemahan radio, antara lain:
a. Komunikasi satu arah
b. Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.
3. Video Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
Pembuatan video memiliki tujuan yaitu cerita video yang bertujuan untuk
memaparkan cerita, Dokumenter video yang bertujuan merekam sebuah kejadian atau
peristiwa dalam kehidupan, presentasi video yang bertujuan untuk mengomunikasikan
ide atau gagasan. Video Analog merupakan produk dari industri pertelevisian dan oleh
sebab itu dijadikan sebagai standar televisi. Video Digital adalah produk dari industri
computer dan oleh sebab itu dijadikan standar data digital. Video sebagai media promosi
kesehatan memiliki kelebihan dan kelemahan.
Video memiliki kelebihan, yaitu:
a. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar
lainnya, dapat memacu diskusi mengenai sikap dan perilaku.
b. Memberikan informasi, mengangkat masalah, memperlihatkan keterampilan.
c. Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh
informasi dari ahli-ahli / spesialis.
d. Cocok untuk sasaran dalam jumlah sedang dan kecil.
e. Dapat untuk belajar mandiri dan memungkinkan penyesuaian klien.
f. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada
waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya.
g. Kontrol sepenuhnya ditangan pemberi materi didalam video, menghemat waktu
dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
h. Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi
komentar yang akan didengar.
Video memiliki kelemahan, yaitu:
a. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan.
b. Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan pencarian
bentuk umpan balik yang lain.
c. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.
d. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks
e. Listrik dan peralatan mahal
f. Ada masalah kesesuaian jenis video dan peralatan yang berbeda-beda
g. Aturan perekaman program TV video tidak selalu jelas dan dapat sangat terbatas
h. Layar yang kecil membatasi jumlah audiens
4. Slide
Slide juga dapat digunakan untuk penyampaian pesan atau informasi – informasi
kesehatan. Media slide adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat yang disebut
dengan proyektor slide.
Ada kelebihan dari media slide ini, yaitu:
a. membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan yang
disampaikan serta dapat dipadukan dengan unsur suara.
b. merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan gambar yang
c. konkret.
d. program slide direvisi sesuai dengan kebutuhan karena filmnya terpisah
e. pisah.
f. penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil
g. Set slide dapat diedit sesuai sasarannya
h. Dapat untuk belajar mandiri
i. memungkinkan penyesuaian
j. Peralatan ringan dan mudah dipindahkan
k. Peralatan mudah digunakan
Slide memiliki kelemahan sebagai media promosi kesehatan, yaitu:
a. Listrik dan peralatan mahal
b. Alat bisa rusak (tetapi kemungkinan relatif kecil)
c. Memerlukan ruang sedikit gelap (kecuali bila tersedia layar khusus)

2.3 Media Sosial


Menggunakan media sosial dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap
informasi kesehatan, serta mempromosikan perubahan perilaku yang positif, dengan
demikian media sosial dapat berkolaborasi dan melengkapi promosi kesehatan yang
selama ini masih konvensional. Media sosial dapat menjadi alat yang unggul dengan
jangkauan dan interaktivitas luas.
Teknologi berupa media sosial memfasilitasi pengetahuan masyarakat yang lebih
baik tentang penyakit dan pencegahannya, penggunaan layanan kesehatan yang lebih
baik, lebih patuh terhadap pengobatan dan partisipasi dalam keputusan kesehatan,
peningkatan dukungan sosial serta berbagi dukungan kepada orang lain sehingga
masyarakat mampu secara mandiri menyebarluaskan pengalaman positif mereka tentang
perubahan perilaku yang lebih sehat, perubahan tubuh, efek samping penyakit serta
dampak positif dari menerapkan gaya hidup sehat. Secara keseluruhan,berdasarkan studi
literatur menunjukkan media sosial berkontribusi positif terhadap pencapaian tujuan dari
promosi kesehatan, sehingga para profesional bidang kesehatan diharapkan mampu
berkolaborasi dan mengintegrasikan media sosial dengan strategi promosi kesehatan
A. Berikut karakteristik media sosial dalam promosi kesehatan serta
kelemahannya:
1. Youtube
Lebih dari 100 juta video dilihat di Youtube setiap hari, dan jumlah itu terus
meningkat. Beberapa studi kesehatan masyarakat baru-baru ini telah terlihat video yang
dihosting di YouTube tentang vaksinasi papillomavirus dan pesan tembakau serta
makanan kaleng “bercacing”. Para Peneliti menunjukkan potensi daya yang disimpan
YouTube untuk pengambilan keputusan kesehatan secara pribadi.
2. Facebook
Penggunaan situs jejaring sosial terus berkembang. Situs digunakan oleh jutaan
orang setiap hari untuk berinteraksi dan terlibat dengan pengguna lain, untuk berbagi
konten dan untuk belajar. Situs jejaring sosial menyediakan cara langsung dan pribadi
untuk menyampaikan program, produk, dan informasi. Situs jejaring sosial paling populer
adalah Facebook, yang memiliki lebih dari 750 juta pengguna. Pengguna rata-rata
menciptakan 90 buah konten setiap bulan, dan 50% pengguna aktif masuk ke Facebook
pada hari tertentu. Facebook merupakan platform publik dan, dalam banyak kasus,
menjangkau masyarakat umum. Halaman Facebook yang ditargetkan secara khusus untuk
mengatasi layanan kesehatan, profesional kesehatan masyarakat dan lain-lain Terjadi
hubungan positif antara pencari informasi kesehatan.
3. Twitter
Twitter adalah situs mikroblog paling populer di Amerika Serikat dengan lebih
dari 305 juta pengguna aktif bulanan (Twitter, 2016). Jangkauannya sangat tinggi di
kalangan remaja dan dewasa muda (Duggan, 2015). Batas 140 karakter membuat tweets
singkat dan membuat pembaca merespons dengan cepat dan mudah. Pengguna Twitter
mengambil peran yang lebih aktif tidak hanya dengan menerima tetapi juga dengan
berbagi, mengirim, atau mengirim ulang pesan [53]. Target audiens potensial antara lain
adalah siswa sekolah menengah, mahasiswa kesehatan, dosen/guru bidang pendidikan
kesehatan dan para profesional kesehatan.
4. Second Life
Second Life memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan banyak format,
termasuk audio, video, gambar,dan teks, dan membawa masyarakat "bersama-sama"
dalam ruang virtual saat mereka berada jauh secara geografis. Dermatologi Second Life?
bisa menawarkan pasien sebuah situs dengan pendapat ahli dari seluruh dunia atau grup
dukungan online untuk penyakit spesifik.
5. Image Sharing
Berbagi gambar memberikan nilai untuk kegiatan komunikasi kesehatan dengan
menyediakan gambar kesehatan masyarakat yang dapat dengan mudah ditempatkan di
situs web, blog, atau situs media sosial lainnya. Karena pembuatan konten terus
meningkat di saluran media sosial dan di internet secara keseluruhan, kebutuhan akan
grafis segar dan konten yang menarik juga meningkat. Meluasnya penggunaan ponsel
dengan kamera membuatnya lebih mudah untuk mengambil foto. Aplikasi seluler untuk
foto dan partisipasi yang meledak di jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter telah
berkontribusi terhadap lonjakan popularitas berbagi foto online. Lebih dari 100 juta foto
sehari diunggah ke Facebook. Organisasi dapat memanfaatkan tren ini dengan
memberikan gambar visual kepada penggemar dan pengikut yang menunjukkan
"tindakan" kesehatan masyarakat, memperkuat pesan kesehatan, atau hanya menyajikan
informasi yang ada dalam format baru yang menarik secara visual.
6. Mobile technology
Ponsel mendukung berbagai fungsi teknis,kebanyakan layanan pesan suara dan
pesan singkat (SMS atau pesan teks) memungkinkan komunikasi dua arah secara
langsung maupun tidak langsung. Saat ini banyak ponsel memiliki kamera untuk
mengambil gambar atau video berdurasi pendek yang dapat dilihat di telepon, diunduh ke
salah satu komputer, atau ditransmisikan ke orang lain. Pengolahan data dan kemampuan
penyimpanan di ponsel meningkat setiap tahun dan, melalui koneksi jaringan server,
mendukung transmisi dan analisis data dalam berbagai bentuk, termasuk teks, file
numerik, grafik, audio, dan video seperti "Ponsel pintar". Ponsel dapat mengakses
jaringan data nirkabel kapan saja, terkadang ada fitur tambahan radio yang
memungkinkan data cepat bertukar melalui internet di beberapa lokasi. Beberapa ponsel
dapat berkomunikasi dengan elektronik lainnya melalui penggunaan Bluetooth.
Teknologi ponsel menjadi lebih kuat dan lebih murah, dengan bukti mulai muncul
pengiriman layanan perawatan kesehatan dan promosi kesehatan pribadi melalui ponsel.
7. Blog
Blog merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web yang
berbentuk tulisantulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web.
Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urutan terbalik (isi terbaru dahulu sebelum
diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini
biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari
si pengguna blog tersebut.
Penelusuran publikasi internasional ditemukan beberapa kelemahan dan
hambatan media sosial yang digunakan dalam upaya promosi kesehatan, antara lain:
1. Studi yang dilakukan dibeberapa negara berkembang menunjukkan bahwa pencari
informasi bersifat pasif daripada aktif, sehingga informasi yang disebarluaskan
tidak seluruhnya dapat diakses oleh masyarakat serta kurangnya akses masyarakat
yang tidak terhubung dengan jaringan.
2. Informasi kesehatan yang diperoleh melalui web dengan cepat dan mudah bisa
menyebabkan ketidakseimbangan informasi, karena semua pihak dapat
memasukkan informasi walaupun tidak memiliki kompetensi dibidang kesehatan.
Hal ini tentu saja berpotensi bahaya akibat kelebihan konsumsi informasi.
Masyarakat juga harus diberi informasi tentang informasi yang tesedia apakah layak
untuk mereka telusuri.
3. Informasi yang terdapat di media sosial, beberapanya teridentifikasi berita palsu
dan tidak akurat Masyarakat kesulitan dan kebingungan dengan informasi yang
diperoleh, sehingga berkontribusi terhadap perilaku kesehatan yang negatif dan
hasil kesehatan yang buruk pula. Konten yang terdapat di media sosial perlu
diperjelas lagi oleh pihak berwenang agar masyarakat dapat memilih informasi
yang akurat.
4. Kurang maksimalnya pemanfaatan media sosial oleh profesional kesehatan karena
terbatasnya kemampuan dalam mengelola informasi kesehatan berbasis media
sosial.
5. Minimnya interaktif antara pencari informasi dengan profesional kesehatan
sehingga masyarakat tidak tertarik untuk mengunjungi situs tersebut yang
mengakibatkan ketidakberlanjutan program promosi kesehata di media sosial.
B. Peran profesional dalam bidang kesehatan melakukan promosi kesehatan
berbasis media sosial
Perubahan perilaku kesehatan yang tidak menurun secara signifikan merupakan
pandangan pesismis untuk mengadopsi potensi media sosial untuk promosi kesehatan.
Pandangan tersebut perlu dimimalisir dengan meningkatkan peran profesional bidang
kesehatan dalam meningkatkan kualiatas promosi kesehatan berbasis media. Peran
profesional tersebut antara lain :
1. Adopsi konsep media sosial yang telah berhasil di bidang bisnis. Saran memanfaatkan
media sosial tersebut adalah
a. identifikasi media dengan hati-hati,
b. pilih aplikasi atau buat sendiri,
c. pastikan keselarasan aktifitas dimedia sosial,
d. integrasi rencana media dan
e. akses untuk semua. Kesuksesan penerapan aplikasi tersebut dengan meluangkan
waktu untuk meninjau interaksi/percakapan dan mendedikasikan waktu untuk
menanggapi tanggapan audien.
2. menggabungkan media sosial dengan strategi pemasaran sosial dengan 4 langkah
a. jelaskan audien,
b. tuliskan tujuan untuk terlibat dengan audien,
c. buat garis besar strategi khusus untuk melibatkan dan
d. pilih teknologi.
3. Mengembangkan rencana komunikasi strategis dengan menggabungkan media sosial
dengan praktek dilapangan untuk memperluas jangkauan dan mendorong interaktivitas
dan keterlibatan.
4. Profesional kesehatan perlu mempertimbangkan dampak terbaik dan terburuk dari
konten yang mereka sampaikan di media sosial serta mempertimbangkan sinergi antara
media sosial dan promosi kesehatan.
5. Organisasi dan praktisi promosi kesehatan harus dapat mencocokkan kebutuhan
program dengan hasil yang diberikan oleh media sosial dengan melakukan evaluasi secara
komprehensif, dengan kerangka kerja evaluasi proses dan evaluasi dampak.
6.Mengembangkan intervensi dengan membentuk tim multidisiplin, menjamin
ketersediaan sumber daya untuk mempertahankan kehadiran online serta interaksi dua
arah merupakan fitur baru promosi kesehatan dengan media sosial .
7. Mengidentifikasi dan memilih konten dengan isu-isu terkini dengan
mempertimbangkan berbagai pemangku kepentingan.
8. Profesional kesehatan dapat mengadopsi 3 cara penggunaan internet untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat:
a. menggunakan format wiki untuk pengetahuan dasar seperti “wikihealth” untuk
komunitas yang membutuhkan informasi/pengetahuan,
b. membentuk organisator komunitas seperti model MySpace,
c. menggunakan blog untuk bertukar informasi .
9. Memaksimalkan paparan informasi dengan basis bukti yang kuat, dengan
mempertimbangkan konten relevan untuk audien yang tepat atau bahkan berbeda serta
memperjelas peran profesional dalam memfasilitasi media sosial.

Pesan
2.4.1 Pengertian Pesan

 Secara bahasa, pesan artinya perintah, nasihat, permintaan, amanat yang


disampaikan lewat orang lain; perkataan (nasihat, wasiat) yang terakhir (dari
orang yang akan meninggal dunia). Sebuah pesan (verbal atau non-verbal, atau
keduanya) adalah isi dari proses komunikasi
 Menurut Tasmara (1987), pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan melalui proses komunikasi.
 Dalam Pengantar Ilmu Komunikasi (2004), Hafied mendefinisikan pesan
seabagai serangkaian isyarat/simbol yang diciptakan oleh seseorang untuk
maksud tertentu dengan harapan bahwa penyampaian isyarat/simbol itu akan
berhasil dalam menimbulkan sesuatu.
Pesan dalam komunikasi harus disampaikan melalui cara dan media yang tepat, bahasa
yang di mengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai dengan maksud, serta tujuan
pesan itu akan disampaikan dan mudah dicerna oleh komunikan. Dalam
mengembangkan suatu pesan diperlukan kemampuan antara ilmu dan seni. Pesan tidak
harus dikembangkan oleh para ahli yang mampu menganalisis dan mendesain strategi
pesan, tetapi yang penting dapat membangkitkan emosi.
1.Jenis-Jenis Pesan
Jenis-jenis pesan dalam komunikasi terdiri dari pesan negatif dan positif.
 Negatif: menolakan, keluhan (komplain)

 Positif: penerimaan, ucapan selamat, pengakuan.

Jenis pesan lainnya:


 Nominal

 Ekspresif (terkadang disebut Emosional)

 Predikatif (terkadang disebut Proposisional).

2.Bentuk Pesan

Pesan adalah suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan
perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/lambang-lambang lainnya
disampaikan kepada orang lain.Pesan dapat diartikan pernyataan yang dihadirkan dalam
bentuk lambang-lambang/simbol-simbol yang mempunyai arti.
Hal tersebut dapat terbentuk melalui beberapa unsur, di antaranya:
a. Verbal: simbol diucapkan/tertulis.
b. Non-verbal: simbol disampaikan tertulis dan diucapkan juga dalam bentuk gerak-
gerak garis dan isyarat/ gambar lukisan dan warna.
Jadi, pesan merupakan suatu hal yang dijadikan sebagai isyarat dalam kegiatan
berkomunikasi, karena dengan suatu pesan hubungan komunikasi seseorang dengan
lainnya akan berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan yang dinginkan.
3.Unsur Pesan

Pesan dapat dimengerti dalam tiga unsur, yaitu kode pesan, isi pesan dan wujud pesan.
1. Kode pesan
Kode pesan adalah sederetan simbol yang disusun sedemikian rupa sehingga bermakna
bagi orang lain.
Contoh bahasa Indonesia adalah kode yang mencakup unsur bunyi, suara, huruf dan
kata yang disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti.
2. Isi pesan
Isi pesan adalah bahan untuk atau materi yang dipilih yang ditentukan oleh komunikator
untuk mengomunikasikan maksudnya.
3. Wujud pesan
Wujud pesan adalah sesuatu yang membungkus inti pesan itu sendiri, komunikator
memberi wujud nyata agar komunikan tertarik akan isi pesan didalamnya.
(Siahaan,1991).
4.Kandungan Pesan

Pesan juga dapat dilihat dari segi substansi atau isinya. Menurut A.W. Widjaja dan M.
Arisyk Wahab, terdapat tiga bentuk pesan, yaitu informatif, persuasif, dan koersif.
1. Informatif
Pesan informatif yaitu pesan yang berisi keterangan fakta dan data kemudian
komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri, dalam situasi tertentu. Pesan
informatif lebih berhasil dibandingkan persuasif.
2. Persuasif
Pesan persuasif berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran
manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan sikap berubah.
Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri. Jadi perubahan seperti ini bukan terasa
dipaksakan, akan tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima.
3. Koersif
Koersif adalah jenis pesan yang isinya bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-
sanksi.
Bentuk yang terkenal dari penyampaian secara inti adalah agitasi dengan penekanan
yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan di kalangan publik.Koersif berbentuk
perintah-perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target. (Widjaja Wahab,1987)

2.5 Hubungan Pesan dengan Media


Media proses komunikasi, pesan, atau informasi yang diserap dan dihayati orang
lain. Supaya tidak terjadi miss dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang
dapat membantu proses komunikasi yang disebut media.
Media pada dasarnya adalah suatu pesan. Implikasinya adalah sangat penting untuk
memahami media apa yang terbaik untuk menyampaikan pesan. Individu pada dasarnya
memanfaatkan/ atau menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan dan mencapai
suatu tujuan. Lunberg&Hulten(1995) menyebutkan sebagai suatu “uses and
gratification” (model penggunaan dan kepuasaan terhadap suatu terhadap suatu media),
di mana ada lima elemen pada model tersebut, yakni :
1. Audiems dianggap berperilaku aktif
2. Dalam proses komunikasi massa, sebagian besar inisiatif dalam mengaitkan
pemuasan kebutuhan, pencapaian tujuan, dan pemilihan media yang digunakan,
tergantung pada audiens.
3. Pada dasarnya, media yang bersaing dengan hal-hal lain yang dapat dijadikan
sarana pemuas kebutuhan para audiens.
4. Secara metodologis, banyak tujuan dari penggunaan media yang didapatkandari
sesama audiens secara individual.
5. Beberapa studi menunjukkan bahwa kepuasaan audiens didapatkan sedikitnya
dari tiga suatu media, yakni : isi media, eksposure yang ditampilkan media, dan
konteks sosial yang menggambarkan situasi eksposure terhadap media lain yang
berbeda

2.6 Kriteria Pesan yang Efektif


Setiap kegiatan tentunya memerlukan suatu komunikasi yang efektif agar tidak terjadi
miskomunikasi dan meminimalisir terjadinya konflik.
Menurut Hardjana (2000:23), keefektifan komunikasi diukur oleh beberapa hal,
diantaranya penerima/pemakai (receiver), isi pesan (content), media komunikasi (media),
format pesan (format), sumber pesan (source), dan ketepatan waktu (timing).
a. Penerima/Pemakai (Receiver).
Pesan akan efektif ketika penerima pesan sesuai dengan penerima yang dituju oleh
media tersebut, maka langkah untuk mengukur selanjutnya adalah melihat
bagaimana kuantitas si penerima pesan menggunakan media tersebut untuk
memenuhi kebutuhan akan informasinya.
b. Isi Pesan (Content)
Menurut Kusumaningrat, 2005:48
1) Isi pesan haruslah akurat benar dalam memberikan kesan umum, benar
dalam sudut pandang, pemberitaan yang dicapai oleh penyajian detail-
detail fakta dan oleh tekanan yang diberikan kepada fakta faktanya serta
cermat terhadap ejaan nama, angka, tanggal dan usia, keterangan dan fakta
yang ditemui
2) Isi pesan lengkap, adil, dan berimbang yang dimaksudkan dengan sikap
adil dan berimbang adalah bahwa seorang pembuat informasi harus
memberikan tentang apa yang sesungguhnya sedang terjadi. Unsur adil
dan berimbang dalam sebuah pesan/informasi mungkin sama sulitnya
untuk dicapai sama seperti keakuratan dalam menyajikan fakta.
3) Isi Pesan harus objektif. Pesan/Informasi yang objektif artinya
pesan/informasi yang dibuat itu selaras dengan kenyataan, tidak berat
sebelah, dan bebas dari prasangka. Dalam pengertian objektif ini, termasuk
pula keharusan seorang komunikator dalam menyampaikan informasi
mengenai sebuah peristiwa secara keseluruhan, tidak dipotong-potong
oleh kecendrungan subjektif.
4) Isi Pesan harus ringkas dan jelas Pesan/informasi yang disajikan haruslah
dapat dicerna dengan cepat. Ini artinya suatu tulisan yang ringkas, jelas
dan sederhana. Tulisan tersebut haruslah tidak banyak menggunakan kata-
kata, harus langsung dan padu.
c. Format Pesan pada Media
Menurut Hamidi, 2010 dalam Ramadhani, dhia, 2017
Format pesan yang diharapkan dalam sebuah media agar pesan tersebut efektif,
diantaranya adalah
1) Singkat dan Sederhana
Singkat disini berarti langsung kepada pokok masalah (to the point) dan
tidak bertele-tele. Sedangkan sederhana berarti selalu mengutamakan
pemilihan kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh
penerima pesan yang heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya
maupun karakteristik demografis dan psikografisnya.
2) Jelas
jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Juga jelas
artinya, jelas sasaran dan maksudnya.
3) Menarik
Menarik artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian penerima
pesan, memicu selera baca, serta membuat orang yang tertidur terjaga
seketika.
d. Sumber Pesan/informasi (Source)
Informasi yang diberikan memiliki tingkat kredibel yang tinggi atau tidak. Sejauh
mana informasi tersebut dapat dipercaya.
e. Ketepatan Waktu (Timing)
Dikutip dari SocialBarel.com dalam Ramadhani, dhia, 2017, terkadang audiens
aktif di saat-saat tertentu sehingga mengetahui waktu yang tepat untuk
memposting sesuatu ataupun informasi di media sosial sangatah penting agar
pesan yang disampaikan tepat sasaran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media cetak merupakan sebagian media yang dapat digunakan untuk melakukan promosi
kesehatan. Terutama bagi para tenaga penyuluh kesehatan masyarakat atau para pengelola
program promosi kesehatan yang ada di puskesmas.
Setiap kegiatan tentunya memerlukan suatu komunikasi yang efektif agar tidak terjadi
miskomunikasi dan meminimalisir terjadinya konflik.
Menurut Hardjana (2000:23), keefektifan komunikasi diukur oleh beberapa hal,
diantaranya penerima/pemakai (receiver), isi pesan (content), media komunikasi (media),
format pesan (format), sumber pesan (source), dan ketepatan waktu (timing).
Pesan dalam komunikasi harus disampaikan melalui cara dan media yang tepat, bahasa
yang di mengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai dengan maksud, serta tujuan pesan
itu akan disampaikan dan mudah dicerna oleh komunikan. Dalam mengembangkan suatu
pesan diperlukan kemampuan antara ilmu dan seni. Pesan tidak harus dikembangkan oleh
para ahli yang mampu menganalisis dan mendesain strategi pesan, tetapi yang penting
dapat membangkitkan emosi.

3.2 Saran dan Kritik


Setelah membaca dan memahami makalah ini, diharapkan pembaca dapat
menerapkan bagaimana cara menyampaikan pesan promosi kesehatan dengan baik,
terutama bagi tenaga kesehatan masyarakat dan media apa saja yang dapat digunakan agar
pesan yang disampaikan dapat diterima oleh masyarakat. Penulis manyadari, penulisan
makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini lebih baik kedepannya
DAFTAR PUSTAKA

Media.neliti.com. 2022. [online] Available at:


<https://media.neliti.com/media/publications/153424-ID-media-pembelajaran-sebagai-
pembawa-pesan.pdf> [Accessed 11 September 2022].
Barakhsanova, E.A et. al (2016) Internet Access and Youth of Yakutia Awareness on
the HealthPromotion Factor. International Journal Of Environmental & Science
Education Vol.11, No.18, 11477-11484
Ramadhani,dhia. 2017. COMMUNICATION EFFECTIVENESS OF ONLINE MEDIA
GOOGLE
CLASSROOM IN SUPPORTING THE TEACHING AND LEARNING PROCESS AT
CIVIL ENGINEERING UNIVERSITY OF RIAU. Pekanbaru : JOM FISIP Volume 4
No.01 diakses dari e-journal pada 11/9/22
https://promkes.kemkes.go.id/download/erkl/files62581PENGEMBANGAN%20PESA
N%20dan%20MEDIA_2020.
Azhar Arsyad (2011) ‘Media pembelajaran’, Jakarta: PT Raja grafindo persada, 36(1),
pp. 9–34.
Maros, H. and Juniar, S. (2016) ‘MEDIA CETAK’, pp. 1–14.
Miftah, M. (2013) ‘Fungsi, Dan Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan
Kemampuan Belajar Siswa’, Jurnal Kwangsan, 1(2), p. 95. doi:
10.31800/jurnalkwangsan.v1i2.7.
Veteran, U. (2016) ‘Komunikasi Yang Terjadi Dalam Media Massa Bersifat Searah Di
Mana Komunikan Tidak Dapat Memberikan Tanggapan Secara Langsung Kepada
Komunikatornya Yang Biasa Disebut Dengan Tanggapan Yang Tertunda (’, pp. 11–66.

Anda mungkin juga menyukai