Anda di halaman 1dari 3

Hubungan teori sistem Viability axiom dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

1. Pengertian Viability axiom

Untuk menjamin agar suatu sistem dengan baik (sesuai dengan aksioma operasional
di atas), maka parameter-parameter kunci pada sistem tersebut harus dikendalikan. Aksioma
ini terdiri atas lima prinsip, yaitu :

1. Prinsip requisite variety

Setiap sistem memiliki elemen-elemen yang disebut dengan input-ouput-proses-


ouput. Ouput dari sistem dapat bervariasi tergantung bagaimana interaksi antara input dan
proses. Pada sistem terbuka (manusia), variabel dari ouput sistem tidak terbatas. Perilaku
manusia tidak dapat ditentukan hanya 1, 2 dan 3 saja, tetapi tidak terbatas sehingga lebih
sulit bagi praktisi sistem untuk memahami perilaku orang dibanding mesin atau alat.
Keinginan manusia juga tidak bisa dibatasi dengan variasi yang terbatas.

Variabilitas yang terhingga ini bisa menimbulkan dampak negatif jika tidak
menyesuaikan dengan kemampuan sistem. Ada dua cara untuk menghindari efek negatif,
yaitu :

1) Menentukan bahan-bahan sistem. Untuk mengatasi keinginan manusia


yang tidak terbatas, maka diterapkan alokasi atau budget dana seperti
plafon kartu kredit.
2) Membuat kebijakan atau peraturan. Untuk mengatasi dampak negatif
akibat perilaku manusia yang tidak terbatas jumlahnya maka dibuat aturan
atau kebijakan, misalnya untuk membatasi perilaku tidak aman saat
bekerja di ketinggian maka dibuat tata tertib atau standar prosedurnya.
2. Prinsip requisite hierarchy

Kadang suatu sistem berjalan tanpa ada kebijakan yang mengatur atau membatasi
ouput sistem. Untuk mengatasi hal ini, prinsip requisite hierarchy menyatakan bahwa
pengaturan ouput sistem akan dijalankan secara alamiah berdasarkan prinsip hirarki pada
sistem. Perilaku subsistem yang berada level rendah akan mengikuti perilaku yang
diterapkan oleh sistem diatasnya.
Implikasi dari prinsip ini adalah keteladanan pemimpin akan menentukan perilaku
orang-orang dibawahnya. Misalnya perilaku unsafe act akan dijalankan oleh pekerja jika
manajemen perusahaan memiliki komitmen yang tinggi terhadap K3.

3. Prinsip feedback

Untuk mencapai kinerja sistem yang optimal maka dibutuhkan umpan balik
(feedback) bagi sistem tersebut. Feedback (baik pada sistem terbuka dan tertutup)
digunakan sebagai kontrol terhadap perilaku sistem sehingga dapat menangkal gangguan
yang tidak diharapkan. Prinsip feedback digunakan sebagai dasar dalam
sibernetika.Monitoring dan evaluasi pada suatu program kesehatan merupakan contoh
prinsip feedback.

4. Prinsip circular causality

Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap sistem akan memberikan dampak sistem
lainnya. Sistem A akan berdampak pada sistem B. Sistem B akan berdampak pada sistem
C. Sistem C akan berdampak pada sistem A dan seterusnya.

5. Prinsip recursion

Prinsip ini menerangkan bahwa karakteristik sistem atau regulasi sitem pada level
teratas dipengaruhi oleh karakteristik dan regulasi sistem level di bawahnya. Prinsip ini
merupakan pendekatan bottom-up pada sistem. Karakteristik pelayanan yang ada.

Hubungan antara teori viability axiom dengan Sistem Kesehatan Nasional sangatlah
erat, dimana dalam menjalankan sistem kesehatan nasional, tentunya membutuhkan suatu
sistem agar dapat di ikuti. Pertengahan September 2017 dunia kesehatan di Indonesia
dihebohkan dengan berita mengenai peredaran obat PCC (Paracetamol, Caffein,
Corisoprodol) secara ilegal serta dikonsumsi secara bebas oleh remaja di Kota Kendari dan
Sulawesi Tenggara. Ternyata peredaran obat PCC terjadi secara sistemik, hal ini dilihat dari
besarnya jumlah obat PCC yang beredar, besarnya nilai transaksi yang konon mencapai
puluhan milyar per bulan serta sasarannya kepada para remaja.

Kondisi diatas memberi pemahaman kepada kita bahwa permasalahan yang sudah
terjadi secara sistemik, maka penyelesaian terbaik dilakukan dengan pendekatan sistem.
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
adalah solusi sistematis yang diperkuat dengan Undang-undang No. 14 Tahun 2004 untuk
mencapai Universal Health Coverage (UHC) Tahun 2019, karena akses terhadap pelayanan
kesehatan bukan hanya masalah sehat atau sakit tetapi menyangkut masalah ekonomi, sosial,
ekonomi, budaya dan sebagainya. Demikian pula program Germas (Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat) yang dilakukan oleh lintas kementerian merupakan pendekatan sistemik untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai