Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TEORI SISTEM DENGAN PENDEKATAN/AKSIOMA :


KELAYAKAN (VIABILITY AXIOM),DESAIN (DESIGN
AXIOMA) DAN INFORMASI (INFORMATION AXIOMA)

OLEH :

Kelompok 8 :

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, dengan
ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah biologi yang berjudul ”Teori Sistem
Dengan pendekatan/Aksioma”.
Adapun makalah ilmiah biologi tentang “Teori Sistem Dengan Pendekatan/Aksioma” ini
telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentu nya dengan bantuan dari banyak pihak,
sehingga dapat mempelancarkan proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharpkan semoga dari makalah ini tentang “Teori Sistem Dengan
Pendekatan/Aksioma” ini dapat di ambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari anda kami tunggu untuk perbaikan makalah
ini nantinya.

Palangka Raya, 18 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat di tentukan rumusan masalahnya
untuk mengetahui tentang “Teori system dengan pendekatan/aksioma : kelayakan, desain
dan informasi”.
C. Tujuan Penelitian
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dari teori system
b. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis yang sudah ditentukan dimakalah
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelayakan (viability axiom)
Untuk menjamin agar suatu system berjalan dengan baik (sesuai dengan aksioma
operasional di atas), maka parameter-parameter kunci pada system tersebut harus di
kendalikan. Aksioma ini terdiri dari lima prinsip yaitu : Requisite variety,requisite
hierarchy, feedback, circular causality dan recursion.
1. Prinsip requisite variety
Setiap sistem memiliki elemen-elemen yang disebut dengan Input-Proses-Output.
Output dari sistem dapat bervariasi tergantung bagaimana interaksi Antara input dan
proses. Pada system terbuka (manusia), variasi dari outputsistem tidak terbatas.
Perilaku manusia tidak dapat ditentukan hanya 1,2 atau 3 saja tetapi tidak terbatas
sehingga lebih sulit bagi praktisi system untuk memahami perilaku orang disbanding
mesin atau alat. Keinginan manusia juga tidak bisa dibatasi dengan variasi yang
terbatas.
Variabilitas yang terhingga ini bisa menimulkan dampak negative jika tidak
menyesuaikan dengan kemampuan system. Ada dua cara untuk menghindari efek
negative ini yaitu dengan :
a. Menentukan batas-batas system. Untuk mengatasi keinginan manusia yang tidak
terbatas, maka diterapkan alokasi/budget dana seperti plafon kartu kredit.
b. Membuat kebijakan atau peraturan. Untuk mengatasi dampak negarif akibat
perilaku manusia yang tidak terbatas jumlahnya maka dibuat aturan atau
kebijakan, misalnya untuk membtasi perilaku tidak aman saat bekerja di
ketinggian maka dibuat tata tertib atau standar prosedurnya.
Pada system tertutup atau system yang dibuat oleh manusia, output system dapat
ditentukan atau dibatasi sesuai dengan keinginan. Misalnya untuk menghindari
ketidaknyaman pada ruang pendaftaran, maka system pelayanan pendaftaran bisa
dirancang dengan membatasi pasien hingga 100 orang per hari.
2. Prinsip requisite hierarchy
Kadang suatu sistem berjalan tanpa ada kebijakan yang mengaturatau membatasi
outptu sistem. Untuk mengatasi hal ini, prinsiprequisite hierarchy menyatakan bahwa
pengaturan output sistemakan dijalankan secara alamiah berdasarkan prinsip hirarki
padasistem. Perilaku subsistem yang berada level rendah akan mengikutiperilaku
yang diterapkan oleh sistem di atasnya.
Implikasi dari prinsip ini adalah keteladanan pemimpin akanmenentukan perilaku
orang-orang di bawahnya. Misalnya perilaku unsafe act
akan dijalankan oleh pekerja jika manajemen perusahaanmemiliki komitmen yang
tinggi terhadap K3.
3. Prinsip feedback
Untuk mencapai kinerja system yang optimal maka di butuhkan umpan balik
(feedback) bagi system tersebut. Feedback (baik pada system terbuka dan tertutup)
digunakan sebagai control terhadap perilaku system sehingga dapat menangkal
gangguanyang tidak diharapkan. Prinsip feedback digunakan sebagai dasar dalam
sibernetika. Monitoring dan evaluasi (monev) pada suatu program kesehatan
merupakan contoh prinsip feedback.
4. Prinsip circular causality
Menjelaskan bahwa setiap system akan memberikan dampak kepada system
lainnya. System A akan berdampak pada system B. system B akan bedampak pada
system C. Sistem C akan berdampak pada system A dan seterusnya. Permasalah yang
tgerjadi pada jaminan kesehatan merupakan contoh circular causality. Rendahnya
kualitas pelayanan menyebabkan peserta JKN mandiri ( yang membayar iuransecara
mandiri atau tidak di tangguang pemerintah) merasa dirugikan sehingga tidak
kemauan untuk membayar.
5. Prinsip recursion
Menerangkan bahwa karakteristik system atau regulasi system pada level teratas
dipengaruhi oleh karakteristik dan regulasi system level di bawahnya. Prinsip ini
merupakan pendekatan bottom-up pada system. Karakteristik pelayanan sebuah
rumah sakit ditentukan oleh karakteristik pelayanan dari unit-unit pelayanan yang
ada.
B. Desain (design axiom)
Aksioma rancangan (design) berlaku hanya pada system tertutup yang menyatakan
bahwa system tertutup dapat direncakan. Diarahkan, dan dikembangkan dengan cara
mempdifikasi sumberdaya yang dimiliki atau dengan memodifikasi hubungan antar
elemen dalam system. Aksioma rancangan terdiri dari empat prinsip : Requisite
parsimony, requisite saliency, minimum critical specification dan pareto.
1. Prinsip requisite parsimony
Menyatakan bahwa setiap system memiliki keterbatasan dalam system seperti :
tujuan, sasaran, konsep, hirarki, konfigurasi, tingkat desain dan sebagainya. Jumlah
ideal parameter tersebut Antara angka 5-9. Hal ini berdasrkan studi yang dilakukan
oleh miller yang menyatakan bahwa rata-rata jumlah obyek yang bisa diperhatikan
dan diingat secara cepat oleh manusia secara optimal.
2. Prinsip requisite saliency
Menjelaskan bahwa system memiliki atribut-atribut yang merupakan ciri khas dari
system tersbut. Atribut tersebut memiliki tingkatan yang berbeda pada setiap system.
Misalnya system pengolahanlimbah di RS memiliki atribut Antara lain efisien, bersih,
efektif, dinamis, dan simple.di Antara lima atribut tersebut ternyata atribut “simple”
yang berada di urutan pertama. Hal seperti ini berlaku juga pada system lainnya.
3. Prinsip minimum critical specification
Seperti diketahui bahwa setiap system memiliki tujuan dan sasaran spesifik yang
harus dijalankan. Menurut prinsip minimum critical specifition, tujuan dan sasaran
system tersebutharus ditetapkan seminimal mungkin sesuai dengan kebutuhan
system. Misaljnya saat seseorang ingin melakukan medical check up maka ia akan
memilih pemeriksaan yang sesuai dengan kemampuan finasialnya.
4. Prinsip pareto
Menyatakan system memiliki hokum/aturan natural yang menggambarkan bahwa
pada hamper seluruh system menghasilkan 80% output yang dihasilkan oleh 20 %
input, dan mengasilkan 20% output yang dihasilkan oleh 80% input. Misalnya pada
system inventory obat di apotik. Sebanyak 80% nilai inventory berasal dari jenis obat
mahal yang jumlahnya hanya sekitar 20% dari seluruh item obat. Demikian pula
sebaliknya.
C. Informasi (information axiom)
Menurut aksioma ini, suatu sistem akan menciptakan, memproses,mentransfer, dan
memodifikasi informasi yang masuk. Prinsip iniberupaya menjelaskan bagaimana
informasi mempengaruhi sistem.Aksioma informasi terdiri dari tiga prinsip yaitu:
Information redundancy, Redundancy of potential command, dan Finagle’s Laws
of Information.
1. Prinsip information redundancy
Informasi yang masuk pada suatu sistem akan mengalamipengulangan atau
duplikasi. Duplikasi informasi bisa memberidampak positif dan negatif. Dampak
positifnya adalah informasitersebut dapat digunakan untuk mendeteksi segala
macamkesalahan dalam sistem. Namun dampak negatifnya adalah akanterjadi
pemborosan ruang informasi (dikenal dengan spam).
2. Prinsip redundancy of potential command
Prinsip ini menjelaskan bahwa duplikasi yang terjadi pada sistembukan hanya
informasi (yang berasal dari luar sistem) namun jugaterjadi pada perintah/command
(yang berasal dalam sistem). Padasetiap sistem akan terjadi duplikasi perintah yang
terjadi secaraserial, dan ini akan mengefektifkan kinerja sistem.
3. Prinsip Finagle’s laws of information
Prinsip ini menjelaskan bahwa sistem yang mengalami kekacauanatau berada
dalam kompleksitas yang tinggi umumnya hampir tidakmembutuhkan data/informasi
yang akurat dalam pengambilankeputusan. Ketika sedang terjadi bencana alam, maka
sistempelayanan kesehatan tidak membutuhkan metode untukpengumpulan informasi
sesuai aturan/kebijakan, namunmembutuhkan kecepatan tim dalam menangani
masalah kesehatanakibat bencana.

Anda mungkin juga menyukai