Anda di halaman 1dari 25

ERGONOMI DAN

FAAL KERJA
 pengertian

Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu:


“ergon” kerja
“nomos” peraturan/hukum

• Jadi secara harafiah ERGONOMI diartikan


sebagai “ilmu aturan tentang kerja”.
Artikel 1
• dr. Puti Dwi Ginanti
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah
penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh
manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan
dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan
ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak
melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban
bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.

https://prodiaohi.co.id/ergonomi
Aspek-Aspek dalam Ergonomi

1. Faktor Manusia

 Penataan dalam suatu sistem kerja menuntut faktor manusia


sebagai pelaku/ pengguna menjadi titik sentralnya.
 Pada bidang rancang bangun dikenal istilah Human Centered
Design (HCD) atau perancangan berpusat pada manusia.
 beberapa faktor yang berlaku sebagai faktor pembatas yang
tidak boleh dilampaui agar dapat bekerja dengan aman, nyaman
dan sehat, yaitu : Faktor dari dalam

Faktor dari luar


2. Anthropometri

• Anthropometri merupakan suatu pengukuran yang sistematis


terhadap tubuh manusia, terutama seluk beluk dimensional
ukuran dan bentuk tubuh manusia.
• Oleh para ahli rancang bangun, anthropometri digunakan untuk
mendapatkan suatu bentuk rancang bangun yang disebut
sebagai suatu rancang bangun yang ergonomik, karena
menggunakan ukuran tubuh pengguna rancang bangun sebagai
dasar perancangan sarana kerja.
• . Dalam pelaksanaan pengukuran antropometri, dikenal 2 macam
pengukuran yaitu :
•Antropometri statis

•Antropometri dinamis
•Sikap Tubuh dalam Bekerja

• Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap


sarana kerja akan menentukan efisiensi, efektivitas dan
produktivitas kerja, selain SOP (Standard Operating Procedures)
yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan.
• Penggunaan meja dan kursi kerja ukuran baku oleh orang yang
mempunyai ukuran tubuh yang lebih tinggi atau sikap duduk
yang terlalu tinggi sedikit banyak akan berpengaruh terhadap
hasil kerjanya.
Artikel 2

• Pendahuluan
Berbagai keluhan para pekerja kantor dapat dipastikan karena kondisi tempat kerja
komputer saat ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi, mulai dari
penempatan monitor, ketinggian monitor, penempatan keyboard dan mouse
Saat tubuh melakukan pekerjaan melebihi kapasitas fisik dari otot, tendon, ligamen,
sendi syaraf, urat nadi atau tulang, hal yang memungkinkan terjadi adalah cidera otot
rangka (Musculoskeletal Disorder / MSDs). Cidera ini dapat terjadi pada berbagai
bagian tubuh dengan gejala hampir sama yaitu munculnya rasa sakit ketika bergerak
dan diam, pembengkakan organ tubuh tertentu, keterbatasan jangkauan / gerak,
sampai pada mati rasa. Bekerja secara terus menerus di depan komputer terdapat
sejumlah faktor resiko yang dapat menyebabkan gangguan pada sisteim otot rangka
karena mengerjakan pekerjaan secara berulang-ulang (repetitif), postur tubuh yang
tidak normal, kurang istirahat. Gangguan ini diawali dengan gejala pegal-pegal dan
kemudian rasa nyeri ringan, setelah terakumulasi dalam waktu yang lama rasa nyeri
akan terasa dalam waktu yang lama.

• https://nuruddinmh.wordpress.com/category/ergonomi/
lanjutan

Sikap tubuh dalam bekerja yang dikatakan secara ergonomik adalah yang
memberikan rasa nyaman, aman, sehat dan selamat dalam bekerja, yang dapat
dilakukan antara lain dengan cara :
1.Menghindarkan sikap yang tidak alamiah dalam bekerja
2.Diusahakan beban statis menjadi sekecil-kecilnya
3. Perlu dibuat dan ditentukan criteria dan ukuran baku tentang peralatan
kerja yang sesuai dengan ukuran antropometri tenaga kerja penggunanya
4. Agar diupayakan bekerja dengan sikap duduk dan berdiri secara bergantian.
3. Manusia-Mesin

 Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan produksi akan


menimbulkan suatu hubungan timbal balik antara manusia
sebagai pelaku dan mesin sebagai sarana kerjanya.
 Fungsi manusia dalam hubungan manusia-mesin dalam
rangkaian produksi ini adalah sebagai pengarah atau
pengendali jalannya mesin tersebut.
 Manusia menerima informasi dari mesin melalui indera mata
untuk membuat keputusan untuk menyesuaikan atau
merubah kerja mesin melalui alat kendali yang ada pada
mesin itu.
Artikel 3

Ditulis oleh Afratsin Mahesa (Mahasiswa Teknik Industri – ITS)


• Manusia memiliki keterbatasan dalam melakukan proses informasi yang rumit, oleh karena
itu diperlukan tools atau alat yang dapat membantu manusia dalam memproses informasi.
Human Machine Interaction atau hubungan manusia dan mesin merpakan ilmu yang
membahas interaksi antara manusia, mesin, dan task/tusas. Imu ini membahas bagaimana
manusia dan mesin secara interatif melaksanakan dan menyelesaikan tugas/task dan
bagaimana sistem interaktif itu dibuat.
Tujuan utama human machine interaction adalah usablity. Usability merupakan ukuran dari
efektifitas, efisiensi, dan kepuasan yang ditetapkan oleh pengguna untuk mencapai tujuan
tertentu. Sistem yang usable adalah sistem yang :
• Mudah dipelajari
• Mudah diingat
• Efektif dan efisien saat digunakan
• Aman untuk digunakan
• Menyenangkan untuk digunakan
Manusia dan mesin dihubungkan dengan user interface (antamuka pengguna). User
interface merupakan tampilan grfis yang berhubungan langsung degan pengguna.

https://aplikasiergonomi.wordpress.com/2014/12/19/usability-penting-dalam-perancangan-
hmi/
5. pengorganisasian Kerja

• Pengorganisasian kerja terutama menyangkut waktu kerja,


waktu istirahat, kerja lembur dan lainnya yang dapat
menentukan tingkat kesehatan dan efisiensi tenaga kerja.
• Diperlukan pola pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat
yang baik, terutama untuk kerja fisik yang berat.
6. Pengendalian
Lingkungan Kerja
.

 Lingkungan kerja yang lestari dan manusiawi merupakan


faktor pendorong bagi kegairahan dan efisiensi kerja.
 Terdapat berbagai faktor lingkungan kerja yang berpengaruh
terhadap kesehatan, keselamatan dan efisien serta
produktivitas kerja, yaitu : Faktor fisik

Untuk pengendalian lingkungan Faktor kimia


kerja dapat dilakukan melalui
beberapa tahapan/cara, yaitu Faktor fisiologis
pengendalian secara teknik,
pengendalian secara Faktor psikologis
administrative dan pengendalian
dengan pemberian Alat
Faktor biologis
Pelindung Diri (APD).
7. Kelelahan Kerja

 Penyebab kelelahan akibat tidak ergonomisnya kondisi saran,


prasarana dan lingkungan kerja merupakan factor dominan
bagi menurunnya atau rendahnya produktivitas kerja seorang
tenaga kerja.
 Kelelahan dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu :
1. Kelelahan otot (muscular fatigue)
2. Kelelahan umum (general fatigue)
Artikel 4

Latar Belakang:Kelelahan kerja adalah salah satu


permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat
menjadi faktor risiko terjadinya kecelakaan pada saat bekerja.
Kelelahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor
internal maupun faktor eksternal. Faktor internal diantaranya
usia, status anemia, masa kerja, kualitas tidur, dan beban
kerja, sedangkan faktor eksternal yaitu shift kerja dan iklim
kerja panas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan
kelelahan kerja pada karyawan bagian produksi PT. Arwana
Anugrah Keramik, Tbk.

http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm/article/viewFile/511
/pdf
8. CTD (Cumulative Trauma
Disorder)

 CTD dapat diartikan sebagai Kerusakan Trauma Kumulative.


 Gejala CTD biasanya muncul pada setiap pekerjaan yang monoton, sikap
kerja yang tidak alamiah, penggunaan atau pengerahan otot yang melebihi
kemampuannya.
 Penyebab timbulnya trauma pada jaringan tubuh antara lain
karena : Over Exertion,Over Stretching,Over Compressor.
 CTD dapat digolongkan sebagai penyakit akibat kerja, apabila dapat
dibuktikan terdapat pemaparan dari dua atau lebih factor resiko ergonomi
di tempat kerja. Ada beberapa faktor resiko untuk terjadinya CTD, yaitu :
• Terdapat posture atau sikap tubuh yang janggal
• Gaya yang melebihi kemampuan jaringan
• Lamanya waktu pada saat melakukan posisi janggal
• Frekuensi siklus gerakan dengan posture janggal per-menit
9. Kesegaran Jasmani dan Musik

 Pekerja yang sehat, segar dan bugar dapat


meningkatkan efisiensi dan produktifitas
perusahaan.
 Meskipun secara fisik tenaga kerja dalam
keadaan sehat, dengan asupan gizi yang
cukup, tetapi apabila tidak segar dan bugar
maka tenaga kerja tersebut dalam melakukan
pekerjaannya akan cepat menjadi lelah.
10. Pekerjaan Monoton

 suatu kerja yang berhubungan dengan hal yang sama dalam


periode atau waktu yang tertentu dan dalam jangka waktu
yang lama dan biasanya dilakukan oleh suatu produksi yang
besar.
 Pekerjaan monoton dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
1. Yang berhubungan dengan : suatu gerakan yang berulang,
biasanya merupakan gerakan yang sederhana dan dilakukan
terus menerus dengan tujuan tertentudan tanpa kreatifitas.
2. Suatu pekerjaan yang tidak banyak melakukan gerakan, tetapi
melakukan pengamatan secara terus menerus misalnya
mengamati proses yang berlangsung otomatis pada pekerjaan
operator mesin seperti : mesin tenun, mesin cetak dan
sebagainya.
Lanjutan

• Jenis Pekerjaan Monoton:


1. Pekerjaan Monoton dengan Gerakan Berulang.
Jenis pekerjaan monoton ini, biasanya dengan
melakukan gerakan yang sama secara berulang-
ulang.
2. Pekerjaan Monoton dengan Pengamatan Stasis.
Jenis pekerjaan monoton yang kedua ini,
walaupun sebagian besar pekerjaan yang
dilakukan adalah pengamatan yang statis,
lanjutan

Aspek lain yang Mempengaruhi Pekerjaan Monoton:


adanya pajanan yang konstan dari factor lingkungan kerja yang tidak
menguntungkan seperti bising, vibrasi, penerangan yang tidak cukup dan
iklim/suhu yang tidak nyaman.
 daya tahan seseorang dari gerakan berulang yang monoton dipengaruhi
oleh banyaknya faktor, yaitu :
• Jenis pekerjaan
• Fisik dari pekerja
• Keahlian pekerja
• Sikap dan ketertarikan mereka terhadap pekerjaan (motivasi)
• Pendidikan dan lain sebagainya.
lanjutan

• Efek Pekerjaan Monoton:


1. Efek Kesehatan
Pekerjaan monoton, dengan gerakan berulang seperti pekerja di industri
perakitan, manufaktor, garmen dan sebagainya menyebabkan resiko :
• Sakit Tenosynovitis ditemukan diantara pekerja wanita pada pabrik
pengepakan makanan dikarenakan pola kerja, vibrasi dan tekanan pada
tangan
• Sindrom terowongan karpal yang ditemukan terutama pada pekerja di
sektor garmen, tukang masak di hotel, pekerja di sector peternakan dan
kasir (Quinn dkk, 1983) yang ditandai dengan mati rasa dan nyeri pada ibu
jari. Sindrom ini meningkat bersama dengan lamanya pajanan pada
pergelangan tangan.
• Degenerative joint disease (Osteoarthritis), sakit pada pergelangan tangan
yang biasanya muncul pada usia tua setelah melakukan pekerjaan
monoton yang berulang selama bertahun-tahun.
• Sakit pada lengan, biasanya pada lengan bagian atas
Lanjutan

2. Efek Psikologis
Secara psikologis, sikap pekerja terhadap pekerjaan
monoton dapat di kelompokkan menjadi :
• Kelompok yang menyukai pekerjaan dan bersikap positif
terhadapnya
• Kelompok yang terpaksa dalam melakukan pekerjaan
dan bersikap negative terhadapnya serta akan
meninggalkan pekerjaan ini pada kesempatan pertama
• Kelompok yang acuh dan tidak peduli terhadap
pekerjaannya.
Lanjutan

3. Efek Lainnya
• Akibat lain dari pekerjaan monoton adalah :
• Kemunduran dari kapasitas kerja dan produktivitas
• Kecelakaan kerja
• Tingginya tingkat ketidakhadiran
• Rendahnya inisiatif
• Kreatif serta aktivitas social dari pekerja yang rendah
• Pergantian pekerja yang tinggi

Upaya pencengahan

1. Menstruktur ulang desain kerja


2. Memperbanyak variasi jenis pekerjaan
3. Memperluas jenis pekerjaan
4. Kontak sosial
5. Mendesain lingkungan kerja untuk mendukung
pekerjaan
Artikel 5

• Saran
• Pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki
performansi kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja,
accuracy, keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi
kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang
terlalu cepat. Disamping itu disiplin ergonomi diharapkan mampu
memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia serta
meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan
manusia (human errors). Manusia adalah manusia, bukannya
mesin. Mesin tidak seharusnya mengatur manusia, untuk itu
bebanilah manusia (operator/pekerja) dengan tugas-tugas yang
manusiawi.
• Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah
aplikasi yang sistematis dari segala informasi yang relevan yang
berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia didalam
perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.

• http://husnirafikha.blogspot.com/2013/11/ergonomi.html
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai