MASALAH KESEHATAN
SAFIRA RISTIA WAHYU NINGRUM
6411420012
KONSEP KEJADIAN
MASALAH KESEHATAN
01 Perkembangan Teori
Terjadinya Penyakit.
02 Segitiga Epidemiologi.
04 Tahapan Pencegahan.
Perkembangan Teori Terjadinya Penyakit
Apa Itu Penyakit ?
Teori Hippocrates
Penyakit dapat timbul karena adanya pengaruh lingkungan terutama air, tanah, udara, cuaca dan lain-lain.
Dalam hal ini tidak dijelaskan kedudukan manusia dengan lingkungan. Hippocrates juga menyatakan penyakit terjadi
karena adanya kontak dengan jasad hidup.
Teori Humoral
Penyakit dapat timbul karena adanya gangguan keseimbangan cairan di dalam tubuh. Dikatan bahwa dalam
tubuh manusia terdapat empat macam cairan yaitu putih, kuning, merah, dan hitam.
Terori Miasma
Kira-kira pada awal abad ke-18 mulai muncul konsep miasma ( diartikan sebagai udara buruk / polusi ) sebagai dasar
pemikiran untuk menjelaskan timbulnya wabah penyakit. Miasma dipercaya sebagai uap yang dihasilkan dari sisa – sisa
makhluk hidup yang mengalami pembusukan, barang yang membusuk atau dari buangan limbah yang tergenang
sehingga mengotori udara yang dipercaya berperan dalam penyebaran penyakit. Contoh pengaruh teori miasma adalah
timbulnya penyakit malaria. Malaria berasal dari bahasa italia mal dan aria yang artinya sisa-sisa pembusukan binatang
dan tumbuhan yang ada di rawa-rawa. Tindakan pencegahan yang dilakukamn orang-orang pada saat itu ialah menutup
rumah rapat-rapat terutama malam hari, karena orang percaya udara malam cenderung membawa miasma.
Perkembangan Teori Terjadinya Penyakit
Teori Jasad Renik
Penemuan di bidang mikrobiologi dan parasitology oleh para ilmuwan mengemukakan bahwa mikroba
merupakan etiologi penyakit. Jasad renik (germ) dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit yang berkembang
setelah ditemukannya mikroskop. Teori sulit diterapkan pada beberapa penyakit klinik seperti jantung dan
kanker atau penyakit yang tidak disebabkan oleh
mikroorganisme.
Teori Nutrisi dan Resistensi
Sebagai hasil dari berbagai pengamatan epidemiologis.
Teori Ekologi
Bahwa manusia berinteraksi dengan penyebab dalam lingkungan tertentu yang dapat menimbulkan
penyakit.
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Triad Epidemiologi adalah suatu model yang
menggambarkan penyakit menular disebabkan adanya
interaksi antara faktor penyebab penyakit (agen), manusia
(penjamu/host), dan lingkungan sebagai faktor
pendukung. Ketiga faktor ini saling terkait dan bersinergi
satu sama lain. Misalnya ketika kekebalan penjamu
menurun, sedangkan perubahan lingkungan atau jumlah
sumber penyakit bertambah akan menyebabkan
ketidakseimbangan, akibatnya menyebabkan seseorang
sakit.
Host
Host atau indung semang atau seseorang adalah tempat bibit penyakit masuk (pintu masuk), bersarang, dan
berkembang biak menjadi sakit. Host sebagai makhluk hidup pemegang peranan penting di dalam epidemiologi.
Kalau daya tahan tubuh host kuat, maka bibit penyakit mengalami kesulitan masuk ke dalam tubuh manusia,
namun sebaliknya kalau daya tahan tubuh host rendah yang disebabkan antara lain : asupan gizi kurang dan
tidak seimbang, perilaku atau gaya hidup tidak sehat, maka kuman penyakit dengan mudah menembus benteng
pertahanan host.
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Lanjutan…
Faktor risiko yang mengakibatkan host sakit sebagai berikut :
a. Genetik, misalnya riwayat keluarga yang menderita penyakit hipertensi cenderung akan menurunkan
penyakitnya pada anak dan cucunya.
b. Umur, misalnya semakin lanjut usia semakin beresiko untuk menderita penyakit jantung, kanker, dan
sebagainya
c. Jenis kelamin, misalnya pada wanita cenderung mengalami diabetes dan rheumatoid arthritis, sedangkan
pada laki-laki cenderung mengalami jantung dan hipertensi.
d. Keadaan fisiologi, ibu yang sedang hamil atau melahirkan mudah terkena penyakit anemia, keracunan
kehamilan, dan psikosis pascapartum
e. Penyakit yang diderita sebelumnya, orang-orang yang terkena penyakit cacar tak mudah terkena penyakit
cacar kembali.
Karakteristik Host :
a. Resistensi : kemampuan dari penjamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi. Terhadap suatu infeksi kuman
tertentu, manusia mempunyai mekanisme pertahanan tersendiri dalam menghadapinya.
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Lanjutan…
Karakteristik Host :
a. Resistensi : kemampuan dari penjamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi. Terhadap suatu infeksi
kuman tertentu, manusia mempunyai mekanisme pertahanan tersendiri dalam menghadapinya.
b. Imunitas: kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis, dapat secara alamiah
maupun perolehan (non-ilmiah), sehingga tubuh kebal terhadap suatu penyakit tertentu. Selain
mempertahankan diri, pada jenis-jenis penyakit tertentu mekanisme pertahanan tubuh dapat menciptakan
kekebalan tersendiri. Misalnya campak, manusia mempunyai kekebalan seumur hidup, mendapat imunitas
yang tinggi setelah terserang campak, sehingga seusai kena campak sekali maka akan kebal seumur hidup.
c. Infektifnes (infectiousness): potensi penjamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada orang
lain. Pada keadaan sakit maupun sehat, kuman yang berada dalam tubuh manusia dapat berpindah kepada
manusia dan sekitarnya.
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Lingkungan:
Lingkungan segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi di luar manusia atau hewan yang menyebabkan
atau memungkinkan penularan penyakit. Lingkungan merupakan faktor entrinsik yang cukup penting dalam
menentukan proses terjadinya interaksi anatara pejamu dengan unsur penyebab dalam proses terjadinya
penyakit. Secara garis besar dapat terbagi dalam tiga bagian utama yaitu :
1. Lingkungan Fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun terhadap
lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik ini ada yang terbentuk secara alamiah
maupun yang timbul akibat perbuatan manusia sendiri. Lingkungan fisik meliputi:
• Udara, keadaan cuaca, geografis, air, dan geologis
• Unsur kimiawi lainnya seperti pencemaran udara, tanah, dan air , radiasi, dan lain sebagainya.
2. Lingkungan Biologis
Merupakan semua makhluk hidup yang berada disekitar manusia yaitu flora dan fauna dan memegang peranan
penting dalam interaksi antara manusia dengan unsur penyebab. Lingkungan biologis meliputi :
• Berbagai mikroorganisme yang pathogen maupun yang non pantogen
• Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, baik sebagai sumber
• kehidupan (bahan makanan/obat-obatan) maupun sebagai reservoar (sumber penyakit) atau penjamu antara.
• Fauna sekitar manusia berfungsi sebagai vector penyakit tertentu.
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Lanjutan…
3. Lingkungan Sosial Ekonomi
Merupakan semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, serta sistem ekonomi, politik, sistem
organisasi serta institusi peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tertentu.
Meliputi :
• Sistem hukum, administrasi, kehidupan sosial politik, serta sistem ekonomi yang berlaku.
• Pekerjaan
• sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat.
• Kepadatan penduduk, serta kepadatan rumah tangga
• Perkembangan ekonomi
KONSEP PENYEBAB TERJADINYA PENYAKIT
Konsep terjadinya penyakit sering disebut dengan istilah teori atau model
terjadinya penyakit. Dalam pembahasan teori terjadinya penyakit , istilah
host, tuan rumah, hospes dan pejamu memiliki makna yang sama dan akan
PENYEBAB ? dipakai secara bergantian.
Suatu penyakit dapat timbul karena adanya faktor penyebab. Pengertian
penyebab dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat ke
suatu proses kejadian penyakit, yakni interaksi manusia (host/pejamu),
penyebab (agent), dan lingkungan (environment).
Host
Agen
S E G I T I G A
EPIDEMIOLOGI
Environment
INTERAKSI ANTARA AGEN, HOST, DAN ENVIRONMENT
Model 1 Model 2
Host
Agen
Agen Host
.
Kemampuan agen
meningkat
Adanya kepekaan Host
Agen mendapat
terhadap suatu penyakit.
kemudahan
Lingkungan Perubahan komposisi
menimbulkan penyakit Lingkungan
penduduk menurut umur
Terjadi pada penyakit
dan jenis
infeksi, yaitu munculnya
Peningkatan jumlah
strain baru dr agen
penduduk usia rentan
Misalnya mutasi pada
virus influenza
INTERAKSI ANTARA AGEN, HOST, DAN ENVIRONMENT
Jaring-Jaring
Sebab - Akibat
KONSEP PENYEBAB DAN PROSES TERJADINYA
PENYAKIT
Model roda memerlukan identifikasi dari berbagai faktoryang berperan dalam timbulnya penyakit dengan
tidak terlalu menekankan pentingnya agent. Dalam model ini yang dipentingkan adalah hubungan antara
manusia dengan lingkungan hidupnya. Besarnya peranan lingkungan tergantung penyakit yang diderita.
Sebagai contoh peranan lingkungan sosial lebih besar dari yang lainnya daripada sorbun, dan peranan
lingkungan biologis lebih besar daripada yang lainnya pada penyakit keturunan seperti diabetes mellitus.
R o d a Inti Genetik
TAHAP PENCEGAHAN PENYAKIT
Secara umum pencegahan penyakit ialah mengambil
tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian dengan
Pencegahan ? menggunakan langkah-langkahyang didasarkan pada data
/ keterangan bersumber hasil
analisis/pengamatan/penelitian epidemiologi
Berdasarkan fase yang berbeda dalam perkembangan penyakit, tingkat pencegahan dapat dibagi
dalam empat tahap pencegahan, yaitu primordial, primer, sekunder, dan tersier. Masing-masing
tingkat pencegahan tersebut berperan dalam mengurangi penyebab timbulnya penyakit dan
mengurangi keparahan dari penyakit. Semua tingkat pencegahan penting dan harus saling
melengkapi. Tahapan pencegahan primordial dan primer dapat menjaga kondisi kesehatan seluruh
penduduk. Sementara itu, pencegahan sekunder dan tersier dilakukan pada orang yang sudah
memiliki tanda-tanda penyakit dan sudah sembuh agar kecacatan yang timbul akibat sakit dapat
diminimalisasi.
TAHAP PENCEGAHAN PENYAKIT
Pencegahan primer bertujuan untuk meningkatkan dan
Pencegahan memelihara kondisi yang meminimalkan efek negatif bagi
Primordial? kesehatan
seperti contoh kasus merokok. Merokok banyak menimbulkan gangguan penyakit seperti gangguan paru
dan di masa akan datang gangguan paru tersebut dapat berubah menjadi kanker paru. Dengan
memberlakukan kebijakan melarang mengiklankan rokok di media cetak dan elektronik, meningkatkan
pajak rokok, menciptakan kawasan tanpa rokok, dan kebijakan kesehatan lainnya yang mendukung
pencegahan perilaku merokok, terutama pada usia muda (Bonita, 2006). Banyaknya kepentingan-
kepentingan pihak-pihak industri dan pekerja industri tembakau dari masyarakat menengah ke bawah,
mengakibatkan kebijakan-kebijakan ini di Indonesia tidak mudah dilakukan. Program-program yang
sudah dilakukan perlu pula melibatkan sektor pertanian, makanan, dan sektor impor/ekspor makanan.
Contoh tingkat pencegahan primordial lainnya adalah program mempromosikan aktivitas fisik
secara teratur untuk mengurangi penyakit degeneratif di kemudian hari (Bonita, 2006). Pada negara
maju ketika kasus penyakit degeneratif tinggi dengan kasus penyakit menular yang rendah dalam
kehidupan sehari-harinya, mereka banyak melakukan aktivitas fisik, seperti menggunakan sepeda,
jalan kaki menuju sekolah, ataupun kantornya yang didukung oleh fasilitas pengendara sepeda
dan jalan kaki yang baik.
TAHAP PENCEGAHAN PENYAKIT
Tahap pencegahan primer diterapkan dalam fase pre-
pathogenesis, yaitu pada keadaan dimana proses penyakit belum
Pencegahan terjadi atau belum mulai. Tahap pencegahan primer dibagi
Primer ? menjadi dua sub-tahap yaitu Healt Promotion (pembinaan
kesehatan) dan Self Protection (perlindungan khusus).
Self Protection
Tahap ini biasanya mengarah kepada upaya pencegahan terhadap jenis penyakit atau masalah kesehatan tertentu.
Sasarannya adalah individu atau kelompok masyarakat yang berisiko tinggi terhadap sutu penyakit tertentu.
Bentuk Kegiatan :
imunisasi khusus
perlindungan terhadap kecelakaan
kebersihan perorangan
pemberian makanan khusus, perlindungan tumbuh kembang anak, perlindungan terhadap karsinogen, sanitasi /
kesling, perlindungan terhadap allergen dan penyakit akibat kerja
TAHAP PENCEGAHAN PENYAKIT
Pencegahan Pencegahan primer bertujuan untuk membatasi timbulnya
penyakit dengan mengendalikan penyebab sfesifik dan faktor
Primer ? risiko.
Menurut Bonita (2006), upaya pencegahan primer dilakukan tidak pada individu, tetapi pada seluruh masyarakat
agar risiko rata-rata terkena penyakit dapat dikurangi (strategi berbasis masa atau populasi) atau pada orang-
orang yang memiliki risiko tinggi sebagai akibat dari terpaparnya individu oleh suatu penyakit tertentu (strategi
berbasis individu yang berisiko tinggi). Keuntungan utama dari strategi pencegahan yang diarahkan pada
masyarakat adalah seseorang tidak harus mengidentifikasi kelompok berisiko tinggi, tetapi hanya mengurangi
(dengan jumlah yang kecil) Faktor risiko yang ada pada seluruh populasi. Kerugian utamanya adalah strategi ini
memberikan sedikit manfaat untuk banyak orang karena sebagian memiliki risiko absolut terhadap penyakit yang
cukup rendah. Contoh, kebanyakan orang akan mengenakan sabuk pengaman saat mengemudikan mobil
sepanjang hidupnya tanpa pernah mengalami kecelakaan. Penggunaan sabuk pengaman secara luas telah
dikenal luas sangat bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan, tetapi manfaat tersebut belum dirasakan
oleh orang yang belum pernah mengalami kecelakaan. Fenomena ini disebut dengan paradoks pencegahan
(Bonita, 2006). Beberapa contoh lainnya yang termasuk pencegahan primer adalah penyuluhan secara intensif,
perbaikan rumah sehat, perbaikan gizi, peningkatan hygiene perorangan dan perlindungan terhadap lingkungan
yang tidak menguntungkan, memberikan imunisasi, perlindungan kerja, nasihat perkawinan, dan pendidikan seks
yang bertanggung jawab (Ryadi S. dan Wijayanti, 2011).
TAHAP PENCEGAHAN PENYAKIT
Pencegahan Pencegahan sekunder bertujuan mengurang keparahan yang
lebih serius dari penyakit melalui diagnosis dini dan pengobatan.
Sekunder?
Tindakan pencegahan diarahkan pada periode antara timbulnya penyakit dan masa diagnosis yang bertujuan
untuk mengurangi prevalensi penyakit. Pencegahan sekunder dapat diterapkan pada penyakit yang hanya
memiliki riwayat alamiah yang jelas mencakup masa inkubasi, subklinis, dan klinis untuk mudah diidentifikasi dan
diobati sehingga perkembangan penyakit ke tahap lebih serius dapat dihentikan. Program pencegahan sekunder
dapat bermanfaat jika memiliki dua persyaratan utama, yaitu metode yang aman dan akurat mendeteksi penyakit
(lebih baik pada tahap pra klinis) dan metode intervensi yang efektif (Bonita, 2006; Ryadi S dan Wijayanti, 2011).
Kegiatan pencegahan sekunder meliputi penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar penyakit
tidak bertambah parah, pencegahan terhadap komplikasi maupun cacat setelah sembuh, perbaikan fasilitas
kesehatan sebagai penunjang, dan pengurangan beban-beban nonmedis (sosial) pada seorang penderita
sehingga termotivasi untuk meneruskan pengobatan dan perawatan diri (Ryadi S. dan Wijayanti,2011). Contoh
berikut ini yang termasuk langkah-langkah pencegahan sekunder yang banyak digunakan meliputi pengujian
penglihatan dan pendengaran pada anak usia sekolah, skrining untuk tekanan darah tinggi di usia pertengahan,
pengujian untuk gangguan pendengaran pada pekerja pabrik, dan pengujian kulit dan data radiografi untuk
diagnosis tuberculosis (Bonita, 2006).
TAHAP PENCEGAHAN PENYAKIT
Bertujuan mengurangi perkembangan atau komplikasi penyakit
Pencegahan dan merupakan aspek penting dari pengobatan terapi dan
Tersier? rehabilitasi.
Ini terdiri atas langkah-langkah yang dimaksudkan untuk mengurangi gangguan dari cacat serta meminimalkan
penderitaan yang disebabkan oleh memburuknya kesehatan dan membantu pasien dalam penyesuaian kondisi
yang tidak dapat disembuhkan. Sering kali sulit membedakan antara pencegahan tersier dan pengobatan karena
pengobatan penyakit kronis merupakan salah satu bagian dari tujuan pencegahan kekambuhan (Bonita, 2006;
Ryadi S dan Wijayanti, 2011). Rehabilitasi pasien dengan penyakit polio, kusta, strok, cidera, kebutaan dan
kondisi kronis lainnya adalah hal yang penting agar mereka dapat hidup dalam kehidupan sosial sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Harlan,Joko.2008.EPIDEMIOLOGI KEBIDANAN.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:oTb7rV1VyygJ:harlan_johan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/
63804/Buku%2BEpidemiologi%2B1.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id.Diakses tanggal 12 Maret 2021.
DAFTAR PUSTAKA
Maulana,Ahmad.2018.Host-Agent-Environment. https://www.scribd.com/presentation/392927287/AGENT-
PESTISIDA.Diakses tanggal 12 Maret 2021
TERIMAKASIH