Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

E-LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19

Disusun Oleh :
Nama : Ahmad Luky Ariya Nugroho
Nim : 044708748

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ SEMARANG


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2022
KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat
pada waktunya. Makalah ini penulis beri judul “E-learning Pada Masa Pandemi
Covid-19”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia


dari Dosen pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
memberikan tambahan wawasan bagi penulis dan bagi para pembaca. Khususnya
dalam hal upaya mengembangkan sistem e-learning di masa pandemi. Penulis
tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu selaku Dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia. Tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung
penulisan makalah ini, penulis juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan. Maka dari itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan penulis, agar kedepannya bisa menulis makalah dengan
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi para
pembaca.

Jepara, 2 November 2022

Penulis
Ahamd Luky Ariya Nugroho

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3

1.1. Latar Belakang..........................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4

1.3. Tujuan........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5

2.1. Pengertian Pembelajaran Daring...............................................................5

2.2. Fungsi, Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring........6

2.3. Prinsip, Faktor, dan Strategi Pembelajaran Daring...................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................13

3.1. Kesimpulan..............................................................................................13

3.2. Saran........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ahdar (2021) menjelaskan bahwa, saat ini di berbagai belahan dunia
sedang menghadapi sebuah masalah besar. Berawal dari munculnya suatu
wabah penyakit yang disebabkan oleh virus Corona atau biasa disebut Covid-
19. Hampir semua aspek dalam kehidupan mengalami bamyak perubahan
yang sangat signifikan. Indonesia merupakan salah satu negara yang
terinfeksi pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 ini banyak berdampak dalam
beberapa sektor, seperti dalam hal perekonomian di berbagai belahan dunia
yang menjadi semakin melemah, serta hubungan sosial yang semakin
menurun sehingga menyebabkan kurangnya interaksi dan kepedulian
terhadap sesama.
Aktivitas masyarakat di berbagai negara menjadi sangat terganggu karena
adanya Covid-19 ini, sehingga membuat masyarakat harus tetap diam di
rumah untuk memutus mata rantai virus Corona sehingga tidak semakin
menyebar dan diharapkan pandemi ini cepat berakhir. Salah satu sektor yang
sangat terdampak dengan terjadinya pandemi Covid-19 ini adalah sektor
perekonomian. Asian Development Bank (ADB) memprediksi pertumbuhan
ekonomi nasional hanya sebesar 2,5% pada tahun 2020 atau terpangkas
setengahnya setelah pada tahun 2019 tumbuh 5,0%. Hal ini disebabkan oleh
pandemi virus Corona yang menjangkit di berbagai wilayah nusantara.
Saat ini pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang
digunakan untuk mempercepat penanganan dan memutus rantai penyeberan
Covid-19, salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan meliburkan aktivitas
(tatap muka) seluruh lembaga-lembaga pendidikan. Hal ini tentunya
berdampak besar pada perkembangan pendidikan anak, yang saat ini dituntut
untuk belajar mandiri atau belajar secara daring (dalam jaringan).
Pembelajaran daring atau online merupakan sistem pembelajaran tanpa
tatap muka secara langsung antara dosen dan mahasiswa, akan tetapi
pembelajaran tetap berlangsung yang dilakukan melalui jaringan internet. Hal
ini tentunya menjadi tantangan besar bagi seorang dosen, dikarenakan dalam

3
kondisi seperti ini dosen pun dituntut untuk bisa mengelolah dan mendesain
media pembelajaran (media online) sedemikian rupa guna untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan untuk mencegah atau mengantisipasi kebosanan
mahasiswa dalam pembelajaran model daring tersebut.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang upaya-upaya yang bisa dilakukan
untuk mencegah ketidakpahaman setiap pembelajaran dalam model daring
dan juga memberikan inovasi baru dalam proses pembelajaran. Pembahasan
ini sangat penting mengingat kegiatan e-learning akan terus dilakukan selama
masa pandemi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini yaitu sebagai berikut :

a. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran daring?


b. Apa fungsi, manfaat, serta kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran
daring?
c. Apa saja prinsip, faktor, dan strategi yang mempengaruhi pembelajaran
daring?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
a. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran daring.
b. Untuk mengetahui fungsi, manfaat, serta kelebihan dan kekurangan dalam
pembelajaran daring.
c. Untuk mengetahui prinsip, faktor, dan strategi yang mempengaruhi
pembelajaran daring.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pembelajaran Daring
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), daring
merupakan akronim dari kata dalam dan jaringan yang artinya terhubung
melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya. Sedangkan jejaring
mengartikan sistem komputer terminal dan pangkalan data yang dihubungkan
dengan saluran telekomunikasi untuk pertukaran data. Adapun internet adalah
jaringan komputer terbesar yang mampu mengkoneksikan jutaan komputer
yang tersebar di seluruh penjuru dunia (Munir, 2009).
Dapat diartikan internet merupakan suatu media untuk berbagi
informasi dan berinteraksi kapan dan di mana saja. Maka, dapat disimpulkan
makna dari kata daring adalah suatu kondisi terhubung melalui jaringan
komputer yang dihubungkan oleh saluran telekomunikasi sehingga dapat
diakses tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu.
Menurut Dimyati (2004) mengungkapkan bahwa pembelajaran daring
atau yang biasa disebut juga dengan istilah e-learning merupakan kegiatan
belajar mengajar jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi sebagai
pendukungnya. Hal ini dapat meningkatkan gaya belajar. Berikut pengertian
e-learning dalam berbagai sudut pandang para ahli. Pertama pengertian e-
learning menurut (Mutia, 2013) dalam jurnalnya mengemukakan bahwa
bahwa e-learning berasal dari dua kata yaitu “e” dan “learning”. “e”
merupakan singkatan dari electronic dan learning berarti pembelajaran. Jadi
e-learning merupakan proses pembelajaran yang menggunakan teknologi
dengan memanaatkan media elektronik seperti komputer, laptop ataupun
handphone selama proses pembelajaran.
Pembelajaran daring menurut (Rigianti, 2020) adalah inovasi baru
dalam pembelajaran dengan memanfaatkan perangkat elektronik berupa
handphone atau laptop prosesnya tidak terlepas dari jaringan internet,
sehingga pembelajaran daring sangat bergantung kepada akses jaringan
internet. Sedangkan menurut (Bariah, 2019) pembelajaran dalam jaringan
atau istilahnya (daring) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
disampaikan secara konvensional kemudian dituangkan kedalam format
digital melalui internet. Sehingga pembelajaran daring menjadi satu-satunya
media pembelajaran yang dapat menyalurkan materi antara pendidik dan
peserta didik selama masa darurat pandemic Covid-19 ini. Sementara itu,
menurut (Made Yeni Suranti, 2020) pembelajaran jarak jauh atau daring ialah
pemanfaatan teknologi, dimana selama proses pembelajaran berlangsung
menggunakan akses internet untuk mengerjakan berbagai tugas yang telah
diberikan oleh pendidik.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
daring merupakan sebuah cara terbaru dengan bentuk pembelajaran dilakukan
secara konvensional dan memanfaatkan berbagai perangkat elektronik
sebagai media pembelajaran serta ditunjang oleh akses jaringan internet.
2.2.Fungsi, Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring
Beberapa fungsi yang ada dalam pembelajaran daring yaitu :
a. Suplemen (tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), artinya dalam hal
apakah akan memanfaatkan materi pelajaran elektronik atau tidak peserta
didik diberikan kebebasan untuk memilih. Dalam hal ini, peserta didik
tidak diharuskan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik.
Walaupun sifatnya opsional, peserta didik yang memilih
memanfaatkannya tentu akan memperoleh tambahan pengetahuan atau
wawasan.
b. Komplemen (pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) ketika materi
pembelajaran elektronik dirancang untuk melengkapi materi pembelajaran
yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen artinya
dapat dijadikan sebagai reinforcement atau materi pembelajaran eletronik
dirancang untuk menjadi (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik.
Materi pembelajaran elektronik juga disebut sebagai enrichment, yang
diperuntukkan kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai
materi pelajaran yang disampaikan pendidik secara tatap muka (fast
leaners), maka mereka memperoleh kesempatan untuk mendapatkan

6
materi pembelajaran elektronik yang dikembangkan khusus untuk
mereka.yang bertujuan agar penguasaan peserta didik terhadap materi
yang di sampaiakan oleh pengajar di dalam kelas menjadi semakin baik.
Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang
mengalami kesulitan memahami materi pelajaran
c. Pengganti (subtitusi)
Perguruan-perguruan tinggi di negara maju telah melakukan inovasi model
pembelajaran kepada para siswanya. Dimana hal ini bertujuan agar para
siswa dapat secara fleksibel menyesuaikan kegiatan perkuliahannya sesuai
dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari siswa.
Pemanfaatan pembelajaran daring tidak terlepas dari akses internet.
Karena teknik pembelajaran yang ada di internet begitu lengkap, maka hal ini
dapat mempengaruhi tugas guru dalam proses pembelajaran. Menurut Yazdi
(2012) manfaat pembelajaran menggunakan media internet adalah :
a. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan peserta didik dapat
dengan mudah berinteraksi melalui internet tanpa terkendala oleh jarang
dan waktu.
b. Guru dan siswa dapat mengakses bahan ajar atau pedoman belajar yang
terstruktur dan terjadwal yang terdapat di internet, sehingga guru dan
siswa sama-sama mengetahui sudah seberapa jauh materi yang dipelajari.
c. Siswa dapat dengan mudah mempelajari kembali materi yang telah
diajarkan, mengingat salinan materi bisa di simpan di komputer.
d. Siswa juga bisa mencari tambahan informasi atau materi melalui akses
internet dengan mudah.
e. Guru dan siswa dapat berdiskusi melalui internet, dengan jumlah peserta
yang banyak sehingga dapat menambah pengetahuan peserta didik.
f. Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Munir (2009) pembelajaran daring digunakan karena memiliki
beberapa kelebihan yaitu :
a. Interaksi pembelajaran meningkat.
b. Interaksi pembelajaran menjadi lebih mudah yang bisa dilakukan dari
mana dan kapan saja.

7
c. Memiliki jangkauan yang lebih luas.
d. Memudahkan penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran.
Adapun kekurangan yang dikemukakan Munir (2009) adalah sebagai
berikut :
a. Kurangnya interaksi antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya
yang bisa menghambat pembentukan aspek pembelajaran sikap, moral
atau sosial.
b. Teknologi lebih cenderung memperhatikan aspek teknis daripada aspek
pendidikan yang bertujuan untuk mengubah kemampuan akademik,
perilaku, sikap, sosial atau keterampilan dari peserta didik.
c. Proses pembelajarannya lebih menekankan kearah pelatihan daripada
aspek pengetahuan atau psikomotor dan kurang memperhatikan aspek
afektif.
d. Pendidik dituntun untuk bisa menguasai teknologi sehingga bisa
mengaplikasikan berbagai strategi, metode atau teknik pembelajaran
yang belum dikuasianya selama pembelajaran konvensional.
e. Jika peserta didik kurang aktif selama proses pembelajaran atau tidak
mempertanyakan kepada pengajar terkait hal –hal yang belum dipahami,
sementara peserta didik juga belum bisa belajar mandiri dan motivasi
belajarnya tergolong rendah maka proses belajarnya akan mengalami
kegagalan.
f. Kelemahan dari aspek teknis, yaitu tidak semua peserta didik dapat
memanfaatkan fasilitas internet karena terbatasnya akses internet di
beberapa daerah.
g. Adanya keterbatas pada perangkat lunak yang biayanya masih relatif
mahal.
h. Masih minimnya pengetahuan dan keterampilan (skill dan knowledge)
untuk mengoperasikan dan memanfaatkan internet secara optimal.

8
2.3.Prinsip, Faktor, dan Strategi Pembelajaran Daring
Prinsip-prinsip pembelajaran daring berdasarkan (Kemenristekdikti,
2019) tentang panduan proses pembelajaran daring SPADA 2019
menjelaskan bahwa prinsip pembelajaran dalam konteks SPADA dilandasi
oleh prinsip pendidikan terbuka, sehingga menyediakan kemudahan belajar
bagi peserta didik yang terkendala ruang dan waktu, serta prinsip keterpaduan
dalam penyelenggaraan pembelajaran, terutama pembelajaran daring, yang
memprioritaskan standar mutu capaian pembelajaran sehingga
memungkinkan sistem pengakuan kredit antar perguruan tinggi.
Prinsip-prinsip pembelajaran daring tersebut diterapkan dalam lima
aspek proses pembelajaran daring, yaitu (1) perancangan pembelajaran, (2)
kegiatan pembelajaran, (3) strategi pengantaran/penyampaian, (4) media dan
teknologi pembelajaran, (5) serta layanan bantuan belajar. Kelima aspek
tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. (Kemenristekdikti, 2019).
Adapun tujuan proses pembelajaran daring menurut Kemenristekdikti pada
tahun 2019 yaitu sebagai berikut:
a. Membantu mahasiswa dalam memecahkan berbagai masalah belajar
melalui tambahan penjelasan, tambahan informasi, diskusi dan kegiatan
lainnya secara daring.
b. Meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar dan menyelesaikan
masalah melalui beragam interaksi daring dan luring.
c. Menumbuhkembangkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
d. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk secara otonom
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan belajar.
e. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan refleksi
melalui “self-assessment”.
Untuk menjadikan pembelajaran daring berjalan sukses maka kuncinya
adalah efektivitas, berdasarkan studi yang dilakukan sebelumnya
menunjukkan bahwa terdapat tiga hal yang menjadi faktor dalam memberikan
efek terkait pembelajaran secara daring yaitu :
a. Teknologi, secara khusus pengaturan jaringan harus memungkinkan untuk
terjadinya pertukaran sinkronisasi dan asinkronisasi, siswa harus memiliki

9
akses yang mudah (misalnya melalui akses jarak jauh) dan jaringan
seharusnya membutuhkan waktu minimal untuk pertukaran dokumen.
b. Karakteristik pengajar, pengajar memainkan peran sentral dalam
efektivitas pembelajaran secara daring, bukan hanya sebuah teknologi
yang penting tetapi penerapan instruksional teknologi dari pengajar yang
menentukan efek pada pembelajaran, siswa yang hadir dalam kelas yang
memiliki motivasi belajar yang baik dan lebih memahami penggunaan
sebuah teknologi akan cenderung menghasilkan suatu pembelajaran yang
lebih positif. Dalam lingkungan belajar konvensional siswa cenderung
terisolasi karena mereka tidak memiliki lingkungan khusus untuk
berinteraksi dengan pendidik.
c. Karakteristik siswa, Leidner mengungkapkan bahwa pembelajaran daring
akan mudah diterapkan pada peserta didik yang memiliki sikap disiplin
dan rasa percaya diri yang tinggi sedangkan siswa yang tidak memiliki
keterampilan dasar dan disiplin yang tinggi akan lebih cocok untuk
mengikuti pembelajaran secara konvensional (Pangondian, Santosa, &
Nugroho, 2019).
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan dosen dan mahasiswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efesien. Pada era global ini, internet merupakan media yang
sangat cepat dalam perkembangannya. Semua informasi tersedia di internet
dan dapat diakses oleh siapa saja dengan mudah, fleksibel, cepat, dan akurat.
Hal inilah yang melandasi ide untuk memanfaatkan internet sebagai media
pembelajaran dalam rangka memajukan pendidikan di Indonesia.
Meskipun pada dasarnya banyak sekali metode, media, strategi
pembelajaran yang ditawarkan oleh para peneliti pembelajaran atau para
ilmuwan dalam rangka agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik
dan tepat waktu dan hasil pembelajarannya pun mencapai kompetensi yang
telah ditentukan baik pihak satuan pendidikan ataupun pihak yang
menyelenggarakan pendidikan tersebut atau pemerintah.
Dari sekian banyak strategi pembelajaran yang diterapkan oleh dosen di
dalam perkuliahan, namun yang paling cocok pada masa pandemi Covid-19

10
ini adalah strategi dengan memanfaatkan e-learning, yaitu strategi dengan
pemanfaatan alat elektronik yang terakses internet, ini dimaksudkan sebagai
cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui alat-alat elektonik
atau yang sering disebut dengan e-learning, strategi ini bertujuan untuk
membantu dosen dan mahasiswa dalam melakukan proses pembelajaran,
sehingga pembelajaran dapat dilakukan meskipun di masa Covid-19,
keterbatasan ruang dalam bertatap muka, dan juga dapat membentuk
mahasiswa dalam memanfaatkan alat elektroniknya baik itu berupa laptop
atau handphone sebagai alat untuk melakukan proses pembelajaran.
Oleh karena itu, hal ini harus menjadi perhatian dan pemikiran lebih
oleh dosen untuk dapat mengatasi masalah dalam melakukan pembelajaran
jarak jauh saat ini. Mencari faktor penyebab, mencari solusi pemecahan
masalah saat ini yang dialami pada masa Covid-19 atau pandemi. Serta
mengupayakan perbaikan dengan penerapan inovasi pembelajaran untuk
mengembangkan proses pembelajaran yang lebih baik lagi sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara maksimal. Upaya
yang dilakukan dosen adalah dengan memanfaatkan e-learning pada masa
pandemi.
Setelah munculnya wabah Covid-19 di belahan bumi, sistem
pendidikan pun mulai mencari suatu strategi untuk proses kegiatan belajar
mengajar di antaranya :
a. Pembelajaran secara daring, baik secara interaktif maupun non interaktif.
Hal ini perlu dilakukan meskipun tidak semua mahasiswa dapat
melakukan itu karena faktor infrastruktur. Dalam hal ini, yang paling
penting adalah pembelajaran harus terjadi meski di rumah.
b. Tenaga pengajar harus memberikan pendidikan kepada mahasiswa tentang
kecakapan hidup, yakni pendidikan yang bersifat kontekstual sesuai
kondisi rumah masing-masing, terutama pengertian tentang Covid-19
mengenai karakteristik, cara menghindarinya dan bagaimana cara agar
seseorang tidak terjangkit.
c. Pembelajaran di rumah harus disesuaikan dengan minat dan kondisi
masing-masing anak. Sehingga tidak menyamaratakan semua mahasiswa,

11
harus memperhatikan semua kondisi lingkungan mahasiswa, termasuk
akses terhadap internet.
d. Bagi para dosen, tugas-tugas yang diberikan kepada siswa tidak harus
dinilai seperti biasanya di kampus, akan tetapi penilaian lebih banyak
kualitatif yang sifatnya memberi motivasi kepada mahasiswa.

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1) Pembelajaran daring merupakan sebuah cara terbaru dengan bentuk
pembelajaran dilakukan secara konvensional dan memanfaatkan berbagai
perangkat elektronik sebagai media pembelajaran serta ditunjang oleh
akses jaringan internet.
2) Prinsip-prinsip pembelajaran daring tersebut diterapkan dalam lima aspek
proses pembelajaran daring, yaitu (1) perancangan pembelajaran, (2)
kegiatan pembelajaran, (3) strategi pengantaran/penyampaian, (4) media
dan teknologi pembelajaran, (5) serta layanan bantuan belajar.
3) Fungsi pembelajaran daring yaitu sebagai suplemen, komplemen dan
pengganti.
4) Manfaat pembelajaran menggunakan media internet adalah :
a. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan peserta didik
dapat dengan mudah berinteraksi melalui internet tanpa terkendala
oleh jarang dan waktu.
b. Guru dan siswa dapat mengakses bahan ajar atau pedoman belajar
yang terstruktur dan terjadwal yang terdapat di internet, sehingga guru
dan siswa sama-sama mengetahui sudah seberapa jauh materi yang
dipelajari.
c. Siswa dapat dengan mudah mempelajari kembali materi yang telah
diajarkan, mengingat salinan materi bisa di simpan di komputer.
d. Siswa juga bisa mencari tambahan informasi atau materi melalui akses
internet dengan mudah.
e. Guru dan siswa dapat berdiskusi melalui internet, dengan jumlah
peserta yang banyak sehingga dapat menambah pengetahuan peserta
didik.
f. Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
5) Kelebihan proses pembelajaran daring yaitu proses pembelajaran yang
tidak terhalang oleh jaeak dan waktu sehingga interaksi antara pendidik
dan siswa dapat dilakukan secara fleksibel. Sedangkan, kekurangan dari
pembelajaran daring yaitu membuat tingkat partisipasi peserta didik
menjadi lebih rendah karena terkendala oleh perangkat pembelajaran.
6) Faktor-faktor yang memberikan efek terkait pembelajaran secara daring
terdiri dari tiga hal yaitu teknologi, karakteristik pengajar dan karakteristik
siswa.
7) Strategi untuk proses kegiatan belajar mengajar pembelajaran daring pada
saat pandemi Covid-19 diantaranya:
a. Pembelajaran secara daring, baik secara interaktif maupun non
interaktif. Hal ini perlu dilakukan meskipun tidak semua mahasiswa
dapat melakukan itu karena faktor infrastruktur. Dalam hal ini, yang
paling penting adalah pembelajaran harus terjadi meski di rumah.
b. Tenaga pengajar harus memberikan pendidikan kepada mahasiswa
tentang kecakapan hidup, yakni pendidikan yang bersifat kontekstual
sesuai kondisi rumah masing-masing, terutama pengertian tentang
Covid-19, mengenai karakteristik, cara menghindarinya dan
bagaimana cara agar seseorang tidak terjangkit.
c. Pembelajaran di rumah harus disesuaikan dengan minat dan kondisi
masing-masing anak. Sehingga tidak menyamaratakan semua
mahasiswa, harus memperhatikan semua kondisi lingkungan
mahasiswa, termasuk akses terhadap internet.
d. Bagi para dosen, tugas-tugas yang diberikan kepada siswa tidak harus
dinilai seperti biasanya di kampus, akan tetapi penilaian lebih banyak
kualitatif yang sifatnya memberi motivasi kepada mahasiswa.
3.2. Saran
1) Apabila e-learning akan digunakan dalam pembelajaran, sebaiknya dosen
perlu meluangkan cukup banyak waktu sebelum pembelajaran, hal tersebut
diperlukan untuk mempelajari teori dan praktek teknis yang berkenaan
dengan e-learning misalnya cara mengupload bahan ajar, menguasai fitur-
fitur yang tersedia dalam e-learning dan yang lainnya, menyusun bahan
ajar e-learning dan melakukan validasi bahan ajar tersebut.
2) Mengecek tersedianya alat-alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran
seperti perangkat computer atau laptop dan akses internet yang baik, dan

14
melakukan latihan teknis penggunaan komputer untuk e-learning bagi
mahasiswa.
3) Pembelajaran dengan e-learning disarankan untuk diteliti lebih dalam,
lebih tajam dan lebih luas penerapannya dengan memperhatikan
kecukupan waktu, kesiapan peralatan dan akses internet, serta kesiapan
mahasiswa dalam memperoleh pembelajaran menggunakan e-learning
tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Susilo, C. .. (2020). Coronavirus Dease 2019 :Tinjauan Literaratur Terkini.
Jurnal Penyakit Dalam indonesia, 7 (1), 45-67.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revis.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bariah, S. (2019). Rancangan Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran


Berbasis Daring. Jurnal Petik, 5 (1), 31-47.

Creswel, J. W. (2014). Penelitian kualitatif dan desain riset (memilih diantara lima
pendekatan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

He, W. X. (2019). Online is education for the 21st century . Journal of Information
Systems Education, 25 (2) , 1.

Hutomo Atman Maaulan, M. H. (2020). Persepsi Mahasiswa terhadap


Pembelajaran Daring pada Mata Kuliah Praktik di Pendidikan Vokasi. Jurnal
Pendidikan.

Karwati, E. (2014). Pengaruh Pembelajaran Elektronik ( E-Learning ) terhadap


Mutu Belajar Mahasiswa. Jurnal Penelitian Komunikasi.

Kemenristekdikti. (2019). Panduan Proses Pembelajaran Daring SPADA 2019.


Jakarta.

Mardika, I. N. (n.d.). Dasar-dasar Teori Pendidikan untuk Online Learning di


unduh pada 25 Januari 2020.

Mutia, I. &. (2015). Kajian Penerapan e-learning dalam proses pembelajaran di


perguruan tinggi. Faktor Exacta, 6.4 : 278-289.

Palvia, S. A. (2018). Online Educaion Worldwide status, Challenge, trends and


implications. Journal of Global Information Technology Management.

Purwanti, D. P. (2014). Efektivitas Pembelajaran E-LearningBerbasis Goesmart


Terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata PelajaranTeknologi
Informasi dan Komunikasi : Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas
VII SMP Negeri 1 Bandung. (Skripsi) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia.

Suranti, M. Y. (2020). Variations of Models and Learning Platforms for


Prospective Teachers During the Covid -19 Pancemic Period . Indonesian
Journal of Teacher Education, 1 (2) 61-70. Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor
262/E.E2/KM202

Wall, J. d. (2004). E-Learning & Pedagogical Challanges In Construction


Management.

17

Anda mungkin juga menyukai