Adapun garis besar dalam membuat makalah harus mengacu pada poin-poin berikut ini.
a. Layout
b. Rujukan
1) Halaman judul
2) Kata pengantar
3) Daftar isi
4) Bagian pendahuluan
5) Bagian isi/pembahasan
6) Bagian penutup
d. Tidak plagiasi
i
MAKALAH
E-LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19
Disusun Oleh :
BERLIAN ANDINA
048375375
ii
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kebidanan “E-Learning pada masa
pandemic Covid-19” dengan baik. Makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik karena
dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu per-satu.
Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun
makalah yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil
bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Universitas Terbuka maupun lingkungan
masyarakat.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
JUDUL .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... iv
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan
kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (COVID-19)
menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring.
Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan tuntutan dari pelaksanaan
pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan perangkat
pendukung seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu lain sebagai perantara yang
tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet. Data Statistika 2019 menunjukkan
pengguna internet di Indonesia pada 2018 sebanyak 95,2 juta, tumbuh 13,3% dari 2017
yang sebanyak 84 pengguna. 2Pada tahun selanjutnya pengguna internet di Indonesia akan
semakin meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,2% pada periode 2018-2023.
Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKMMD). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup
cepat dan menyebar ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Jumlah kasus terinfeksi terus
meningkat cukup signifikan pada waktu yang relatif cepat. Dalam kurun waktu 6 bulan,
sudah 216 negara di dunia terjangkit virus ini. Menurut WHO, jumlah kasus terkonfirmasi
positif pada tanggal 25 Juni telah mencapai 9.296.202, dengan angka kematian mencapai
479.433 orang (https://Covid19.who.int/).
1
Dampak dari adanya COVID-19 menyebabkan perekonomian di Indonesia menjadi
merosot, menjatuhkan nilai tukar rupiah, harga barang naik, terutama alat-alat kesehatan.
Penanggulangan ekstrem seperti Lockdown suatu daerah bahkan suatu negara pun
dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut
(Zahrotunni’mah, 2020 : 248). Menurut Hongyue dan Rajib (dalam Ginting : 2020), dampak
pandemik terhadap perekonomian, sosial, keamanan, serta politik akan mempengaruhi
kondisi psikologis dan perubahan perilaku yang sifatnya lebih luas dalam jangka waktu yang
lebih panjang. Perubahan perilaku tersebut mencakup perilaku hidup sehat, perilaku
menggunakan teknologi, perilaku dalam pendidikan, perilaku menggunakan media sosial,
perilaku konsumtif, perilaku kerja, dan perilaku sosial keagamaan. Menurut Roycnhansyah
(2020), perilaku masyarakat pada masa pandemi mengalami perubahan diantaranya yaitu
WFH, everything virtual, transport mode choice, sampai dengan controll access.
Penggunaan teknologi yang tadinya lebih banyak sebagai pendukung kerja sekunder atau
malah rekreasi, berubah menjadi fasilitas kerja utama. Hal ini juga berdampak pada sistem
pendidikan di Indonesia. Dalam sektor pendidikan misalnya, pengajar dan peserta didik akan
terbiasa melakukan interaksi pembelajaran jarak jauh.
Banyak aplikasi pembelajaran online yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan
akhir-akhir ini. Menurut pendapat Molinda (2005), yang dikutip oleh Arizona (2020 : 66),
Pembelajaran online merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh dengan
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-ROOM
(secara langsung dan tidak langsung). Pembelajaran online menghubungkan pembelajar
(peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang
secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi
atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).
Salah satu aplikasi gratis dan familiar diterapkan adalah aplikasi Google Classroom.
Menurut Arizona (2020 : 66), Pembelajaran online yang diterapkan dengan menggunakan
media goggle calssroom memungkinkan pengajar dan peserta didik dapat melangsungkan
pembelajaran tanpa melalui tatap muka di kelas dengan pemberian materi pembelajaran
(berupa slide power point, e-book, video pembelajaran, tugas (mandiri atau kelompok),
sekaligus penilaian. Pengajar dan peserta didik dalam aplikasi ini dimungkinkan untuk
2
berinteraksi melalui forum diskusi (stream) terkait dengan permasalahan materi dan
jalannya pembelajaran secara interaktif.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama antara pendidik dan peserta didik.
Hal ini memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik secara online.
Dalam pelaksanaan, synchronous training mengharuskan pendidik dan peserta didik
mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan materi pembelajaran dalam
bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta didik dapat mendengarkan presentasi
secara langsung melalui internet. Peserta didik juga dapat mengajukan pertanyaan atau
komentar secara langsung ataupun melalui chat window. Synchronous training merupakan
gambaran dari kelas nyata, namun bersifat maya (virtual) dan semua peserta didik
terhubung melalui internet. Synchronous training sering juga disebut sebagai virtual
classroom (Hartanto, 2016).
4
di SD Banyuajuh 6 Kamal, kurangnya fasilitas membuat anak mereka tidak bisa mengikuti
pembelajaran dengan sebagaimana mestinya.
Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah suatu
keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaan sumber belajar
elektronik (e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber-sumber
belajar yang digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun canggihnya
teknologi yang digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan pembelajaran tatap
muka karena metode interaksi tatap muka konvensional masih jauh lebihefektif
dibandingkan pembelajaran online atau elearning.Selain itu, keterbatasan dalam
aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), serta
pembiayaan sering menjadi hambatan dalam memaksimalkan sumber-sumber belajar
online (Yaumi, 2018).
5
dikatakan sebagai sebuah kendala dalam proses berlangsungnya pembelajaran, namun
usaha tetap harus dilakukan semaksimal mungkin, mengingat, sebagai orang tua wajib
memberikan yang terbaik untuk anakanaknya termasuk harta berupa pendidikan. Disisi lain,
tingkat semangat belajar murid juga memicu akan efektif atau tidaknya pembelajaran online
ini mengingat budaya belajar tatap muka yang masih melekat dalam diri sehingga, selama
kegiatan belajar online ini tidak jarang banyak murid yang merasa jenuh atau bosan,
sehingga membuat hasil belajar yang diharapkan tidaklah efektif.
6
BAB III
PENUTUP
Pembelajaran e-learning akan terus harus dilakukan mengingat belum tuntas nya
wabah Covid-19 di Indonesia dan membantu pencegahan penyebaran Covid-19 sehingga
sampai saat ini masih belum ditentukan kapan akan masuk sekolah kembali untuk
pembelajaran tatap muka. Kurang nya sarana dan prasarana yang dipengaruhi oleh faktor
ekonomi dan ketidaksiapan teknologi juga menjadi suatu hambatan dalam berlangsungnya
kegiatan belajar online.Sehingga hasil belajar yang diberikan oleh pemelajar tidak 100%
lancar atau efektif.
7
DAFTAR PUSTAKA
iv
an outbreak". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 November
2020
8. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Rustiani, R.,
Djafar, S., Rusnim, R., Nadar, N., Arwan, A., & Elihami, E. (2019, October). Measuring
Usable Knowledge: Teacher’s Analyses of Mathematics for Teaching Quality and
Student Learning. In International Conference on Natural and Social Sciences
(ICONSS) Proceeding Series (pp. 239-245). Bandung : Alfabeta. Utarini, Adi. 2020.
Tak Kenal Maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif Dalam pelayanan
Kesehatan.Yigyakarta : Gadjah Mada University Press.
9. Yaumi, Muhammad. 2018. MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN. Jakarta :
PRENADAMEDIA GROUP. Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dam Penelitian Gabungan. Jakarta: KENCANA.