Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ellya Siti Nurfitrianni

NIM : 042925241

Bahasa Indonesia

Tugas 2

Buatlah sebuah makalah dengan topik “E-learning pada masa pandemi covid-19” Adapun garis besar
dalam membuat makalah harus mengacu pada poin-poin berikut ini.

a. Layout

1) Diketik di ukuran A4 dengan batas normal dan spasi normal

2) Batas minimal 7 halaman dan maksimal 15 halaman

b. Rujukan

1) Sumber rujukan di atas tahun 2000

2) Rujukan harus minimal bersumber dari

a) Jurnal nasional (5 sumber)

b) Jurnal internasional (3 sumber)

c) Buku nasional (5 sumber)

d) Buku internasional (2 sumber)

c. Makalah minimal memuat

1) Halaman judul

2) Kata pengantar

3) Daftar isi

4) Bagian pendahuluan

5) Bagian isi/pembahasan

6) Bagian penutup

7) Daftar rujukan (mengaju pada gaya APA edisi 7)

d. Tidak plagiasi
MAKALAH
E-LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19

Disusun Oleh :

ELLYA SITI NURFITRIANNI


KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat , taufik, dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia
“E-learning Pada Masa Pandemi Covid-19” dengan baik. Makalah ini, dapat
diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mrngucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut
membantu.

Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini,


begitupun makalah yang telah dibuat ini, baik dalam isi maupun penulisan nya.
Akhir kata, penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
sebagai sebagai sumbangan pemikiran kecil.

Bandung , 28 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

Penyebaran pandemi virus corona atau COVID -19 telah memberikan


tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk
mrngantisipasi penularan virus tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan
seperti social distancing, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk tetap diam di rumah, belajar,
bekerja, dan beribadah di rumah. Akibat dari kebijakan tersebut membuat sektor
pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi menghentikan proses
pembelajaran dilaksanakna secara daring yang bisa dilaksanakan dari rumah
masing-masing.

Sesuai surat edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan


kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease
(COVID-19) menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah
melalui pembelajaran daring.Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun
siswa merupakan tuntutan dari pelaksanaanpembelajaran daring. Pelaksanaan
pembelajaran daring ini memerlukan perangkat pendukung seperti komputer
atau laptop, gawai, dan alat bantu lain sebagai perantara yangtentu saja harus
terhubung dengan koneksi internet. Data Statistika 2019 menunjukkan
pengguna internet di Indonesia pada 2018 sebanyak 95,2 juta, tumbuh 13,3%
dari 2017 yang sebanyak 84 pengguna. Pada tahun selanjutnya pengguna
internet di Indonesia akansemakin meningkat dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 10,2% pada periode 2018-2023.Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO
menetapkan Covid-19 sebagai Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yangMeresahkan
Dunia (KKMMD). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung
cukupcepat dan menyebar ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Jumlah
kasus terinfekeksi terus meningkat cukup signifikan pada waktu yang relatif
cepat. Dalam kurun waktu 6 bulan,sudah 216 negara di dunia terjangkit virus
ini. Menurut WHO, jumlah kasus terkonfirmasi positif pada tanggal 25 Juni
telah mencapai 9.296.202, dengan angka kematian mencapai 479.433 orang
(https://Covid19.who.int/).
Dampak dari adanya COVID-19 menyebabkan perekonomian di
Indonesia menjadi merosot, menjatuhkan nilai tukar rupiah, harga barang naik,
terutama alat-alat kesehatan. Penanggulangan ekstrem seperti Lockdown suatu
daerah bahkan suatu negara pun dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir
penyebaran penyakit tersebut (Zahrotunni’mah, 2020 : 248). Menurut Hongyue
dan Rajib (dalam Ginting : 2020), dampak pandemik terhadap perekonomian,
sosial, keamanan, serta politik akan mempengaruhi kondisi psikologis dan
perubahan perilaku yang sifatnya lebih luas dalam jangka waktu yang lebih
panjang. Perubahan perilaku tersebut mencakup perilaku hidup sehat, perilaku
menggunakan teknologi, perilaku dalam pendidikan, perilaku menggunakan
media sosial, perilaku konsumsi, perilaku kerja, dan perilaku sosial keagamaan.
Menurut Roycnhansyah (2020), perilaku masyarakat pada masa pandemi
mengalami perubahan diantaranya yaitu WFH, everything virtual, transport
mode choice, sampai dengan controll access. Penggunaan teknologi yang
tadinya lebih banyak sebagai pendukung kerja sekunder atau malah rekreasi,
berubah menjadi fasilitas kerja utama. Hal ini juga berdampak pada sistem
pendidikan di Indonesia. Dalam sektor pendidikan misalnya, pengajar dan
peserta didik akan terbiasa melakukan interaksi pembelajaran jarak jauh.

Banyak aplikasi pembelajaran online yang bisa diterapkan dalam dunia


pendidikan akhir-akhir ini. Menurut pendapat Molinda (2005), yang dikutip
oleh Arizona (2020 : 66),Pembelajaran online merupakan bentuk
pembelajaran/pelatihan jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-ROOM (secara langsung
dan tidak langsung). Pembelajaran online menghubungkan pembelajar (peserta
didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan)
yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling
berkomunikasi, berinteraksiatau berkolaborasi (secara langsung/synchronous
dan secara tidak langsung/asynchronous). Salah satu aplikasi grafis dan familiar
diterapkan adalah aplikasi Google Classroom. Menurut Arizona (2020 : 66),
Pembelajaran online yang diterapkan dengan menggunakan media goggle
calssroom memungkinkan pengajar dan peserta didik dapat melangsungkan
pembelajaran tanpa melalui tatap muka di kelas dengan pemberian materi
pembelajaran (berupa slide power point, e-book, video pembelajaran, tugas
(mandiri atau kelompok), sekaligus penilaian. Pengajar dan peserta didik dalam
aplikasi ini dimungkinkan untuk berinteraksi melalui forum diskusi (stream)
terkait dengan permasalahan materi dan jalannya pembelajaran secara interaktif.
BAB II

PEMBAHASAN

E-learning merupakan sebuah metode pembelajaran berbasis


internet atau belajar online yang harus dijalani semua siswa siswi hingga
mahasiswa-mahasiswi di Indonesia bahkan seluruh wilayah di dunia yang
terpapar pandemic covid-19. Di Indonesia, sistem e-learning bukan lagi sesuatu
yang asing, hanya saja tidak semua sekolah pernah menerapkan sistem ini,
terutama sekolah-sekolah yang berada didaerah terpencil atau didesa-desa.
Pada dasarnya,e-learning memiliki dua tipe yaitu synchronous dan
asynchronous. Synchronous berarti pada waktu yang sama. Proses pembelajaran
terjadi pada saat yang sama antara pendidik dan peserta didik. Hal ini
memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik secara
online. Dalam pelaksanaan, synchronous training mengharuskan pendidik dan
peserta didik mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan
materi pembelajaran dalam bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta
didik dapat mendengarkan presentasi secara langsung melalui internet. Peserta
didik juga dapat mengajukan pertanyaan atau komentar secara langsung
ataupun melalui chat window. Synchronous training merupakangambaran dari
kelas nyata, namun bersifat maya (virtual) dan semua peserta didik terhubung
melalui internet. Synchronous training sering juga disebut sebagai virtual
classroom (Hartanto, 2016). Proses belajar berbasis e-learning siswa-siswi
membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung agar pembelajaran dapat
berlangsung dan memiliki kualitas pembelajaran yang lebih baik
(Rustiani,dkk.,2019). Sarana dan prasarana tersebut diantaranya adalah
smartphone (handphone pintar), komputer/laptop, aplikasi, serta jaringan
internet yang digunakan sebagai media dalam berlangsung nya pembelajaran
berbasis e-learning. Namun,tidak semua keluarga/orang tua mampu memenuhi
sarana dan prasana tersebut mengingat status perekonomian yang tidak merata.
Sehingga proses pemberlajaran berbasis e-learning tidak tersampaikan dengan
sempurna. Seperti yang dialami oleh sebagian orang tua murid di SD Banyuajuh
6 Kamal, kurangnya fasilitas mmbuat anak mereka tidak bisa mengikuti
pembelajaran engan sebagaimana mestinya. Pemaduan penggunaan sumber
belajar tradisional (offline) dan online adalah suatu keputusan demokratis untuk
menjembatani derasnya arus penyebaan sumber belajar elektronik (e-learning)
dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber-sumber belajar yang
digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun canggihnya
teknologi yang digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan
pembelajaran tatap muka karena metode interaksi tatap muka konvensional
masih jauh lebih efektif dibandingkan pembelajaran online atau elearning.Selain
itu, keterbatasan dalam aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (sofware), serta pembiayaan sering menjadi hambatan dalam
memaksimalkan sumber-sumber belajar online (Yaumi, 2018).

Keefektifan Pembelajaran Online Salma, dkk (2013 :105) menjelaskan


persiapan sebelum memberikan layanan belajar merupakan salah satu faktor
penentu dalam keberhasilan belajar, terutama pada online learning di mana
adanya jarak antara pebelajar dan pemelajar. Pada pemberlajaran ini pemelajar
harus mengetahui prinsip-prinsip belajar dan bagaimana pebelajar belajar.
Rovai (Mahardika:2002) menyatakan bahwa alat penyampaian bukanlah faktor
penentu kualitas belajar, melainkan disain mata pelajar menentukan keefektifan
belajar. Salah satu alasan memilih strategi pembelajaran adalah untuk
mengangkat pembelajaran bermakna. Sehingga efektif atau tidaknya
pembelajaran dapat diidentifikasi melalui perilaku-perilaku antara pemelajar
dan pembelajar. Bagaimana respon pebelajar terhadap apa yang disampaikan
oleh pemelajar.Keefektifan dalam KBBI adalah keadaan berpengaruh, hal
berkesan, keberhasilan tentang usaha atau tindakan, hal mulai berlakunya
tentang undang-udang atau peraturan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020
Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona virus Disease (Covid19) yang berlaku untuk seluruh masyarakat yang
mengenyam pendidikan di Indonesia. Disamping keharusan belajar dalam
jaringan yang menjadi kendala lainnya adalah kurangnya fasilitas penunjang
pembelajaran online seperti yang dialami oleh beberapa murid di SD
Banyuajuh 6 kamal memang dapat dikatakan sebagai sebuah kendala dalam
proses berlangsungnya pembelajaran, namun usaha tetap harus dilakukan
semaksimal mungkin, mengingat, sebagai orang tua wajib memberikan yang
terbaik untuk anak-anaknya termasuk harta berupa pendidikan. Disisi lain,
tingkat semangat belajar murid juga memicu akan efektif atau tidaknya
pembelajaran online ini mengingat budaya belajar tatap muka yang masih
melekat dalam diri sehingga, selama kegiatan belajar online ini tidak jarang
banyak murid yang merasa jenuh atau bosan, sehingga membuat hasil belajar
yang diharapkan tidaklah efektif.
BAB III

PENUTUP

Pembelajaran e-learning akan terus harus dilakukan mengingat belum


tuntas nya wabah Covid-19 di Indonesia dan membantu pencegahan
penyebaran Covid-19 sehingga sampai saat ini masih belum ditentukan kapan
akan masuk sekolah kembali untuk pembelajaran tatap muka. Kurang nya
sarana dan prasarana yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan ketidaksiapan
teknologi juga menjadi suatu hambatan dalam berlangsung nya kegiatan belajar
online. Sehingga hasil belajar yang diberikan oleh pemelajar tidak 100% lancar
atau efektif.
DAFTAR PUSTAKA

1.Adit, A. (2020). 12 Aplikasi Pembelajaran Daring Kerjasama Kemendikbud,


Gratis!. https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/22/123204571/12-aplikasi-
pembelajaran-daring- (Online) Tersedia : kerjasama-kemendikbud-
gratis?page=all (Diakses : 25 Juni 2020)

2.Arizona, Kurniawan. et.all. (2020). Pembelajaran Online Berbasis Proyek


Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar di Tengah Pandemi Covid-19 .
Jurnal Ilmiah ProfesiPendidikan. Volume 5 No 1 Mei 2020. (Online)
Tersedia:https://jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/download/111/99.
DOI:10.29303/jipp.v5i1.111 (Diakses : 7 November 2020)

3.Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020) Dampak Covid-19 terhadap


ImplementasiPembelajaran Daring diSekolah Dasar Edukatif Jurnal Ilmu
Pendidikan Vol 2 No 1April 2020. (Online) Tersedia
:https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/89 (Diakses : 10 November
2020)

4.Faisal, Sanafiah, (2001). Format-format Penelitian, Jakarta: PT. Raja


GrafindoPersada,

5.Ginting, Henndy. (2020). Perubahan Perilaku sebagai Respon terhadap


WabahCOVID-19. Tulisan Edukasi HIMPSI di Masa Pandemi COVID-19 –
Seri 14. (Online) Tersedia : https://Covid19.go.id/edukasi/masyarakat-
umum/perubahan-perilaku-sebagai-respon-terhadapwabah-Covid-19 (Diakses :
7 November 2020)

6.Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.


Rineka Cipta. Fuad, Zainul, dkk. 2019. Metode Penelitian Kelautan dan
Perikanan.Malang :UB Press. Hartanto, W. (2016). Penggunaan ELearning
sebagai Media Pembelajaran.Jurnal Pendidikan Ekonomi, 10(1), 1–18.
"Indonesia confirms first cases of coronavirus". Bangkok Post (dalam bahasa
Inggris). Reuters. 2 Maret 2020. Diaksestanggal 7 November 2020.

7.Prawiradilaga, Salma, dkk. 2016. MOZAIK TEKNOLOGI PENDIDIKAN


:ELEARNING.Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP. Ratcliffe, Rebecca (2
Maret 2020)."First coronavirus cases confirmed in Indonesia amid fearsnation is
ill-prepared for an outbreak". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses
tanggal 7 November2020
8.Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitaf, Kualitatif dan R&D. Rustiani,
R.,Djafar, S., Rusnim, R., Nadar, N., Arwan, A., & Elihami, E. (2019, October).
Measuring Usable Knowledge: Teacher’s Analyses of Mathematics for
Teaching Quality and Student Learning. In International Conference on Natural
and Social Sciences (ICONSS) Proceeding Series (pp. 239-245). Bandung :
Alfabeta. Utarini, Adi. 2020.Tak Kenal Maka Tak Sayang: Penelitan Kualitatf
Dalam pelayanan Kesehatan.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

9.Yaumi, Muhammad. 2018. MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN.


Jakarta :PRENADAMEDIA GROUP. Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitan
Kuantitaf, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta: KENCANA

Anda mungkin juga menyukai