NIM : 5183351002
1. Jelaskan melalui analisis anda mengapa setiap negara harus mempunyai landasan
konstitusi!
Jawaban:
Istilah konstitusi sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani dimana terdapat
Konstitusi Athena. Keberadaan Konstitusi Athena pada saat itu dipandang sebagai alat
demokrasi yang sempurna. Pada masa kekaisaran Romawi, istilah konstitysi digunakan
untuk menyebut the act of legislation by emperor.
Konstitusi sebuah negara diperlukan karena konstitusi adalah sebuah dasar dalam
penyelenggaraan kegiatan sebuah negara. Analoginya adalah apabila negara tidak
memiliki konstitusi maka seperti sebuah rumah tanpa pondasi. Hal ini akan
mengakibatkan susahnya sebuah pemerintahan dalam menjalan agenda kesehariannya
karena pengaturan apa yang penting dan tidak, apa yang diperbolehkan dan tidak, dan apa
yang dicita cita kan dan tidak, akan tidak tertuang dalam kegiatan sehari hari.
Berlakunya suatu konstitusi sebagai hukum dasar yang mengikat didasarkan atas
kekuasaan tertinggi atau prinsip kedaulatan yang dianut dalam suatu negara. Jikanegara
itu menganut paham kedaulatan rakyat, maka sumber legitimasi konstitusi
ituadalahrakyat. Jika yang berlaku adalah paham kedaulatan raja, maka raja
yangmenentukan berlaku tidaknya suatu konstitusi, hal inilah yang disebut oleh para
ahlisebagaiconstituent poweryang merupakan kewenangan yang berada di luar
dansekaligus di atas sistem yang diaturnya. Karena itu, di lingkungan negara-
negarademokrasi, rakyatlah yang dianggap menentukan berlakunya suatu konstitusi.
2. Uraikan berdasarkan analisis apa yang menjadi tujuan konstitusi dan fungsi
konstitusi dalam sebuah negara serta berikan pendapat para ahli!
Jawaban:
Suatu negara sangat penting untuk memiliki institusi di dalamnya. Oleh karena
itu, setiap institusi yang digunakan oleh suatu negara pasti memiliki fungsi dan
tujuannya.
Fungsi konstitusi menurut Henc van Maarseveen dan Ger van der Tang, adalah
sebagai akta pendirian negara (konstitusi sebagai akta kelahiran). Konstitusi berfungsi
sebagai bukti otentik perpanjangan negara sebagai badan hukum (rechstpersoon). Untuk
mewujudkannya, beberapa negera di belahan dunia berusaha untuk mempunyai
konstitusi.
Menurut pendapat Attamimi (1990: 215), suatu Konstitusi atau Undang-Undang
Dasar berfungsi sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas, mengatur bagaimana
kekuasaan negara dijalankan. Sebab tujuan dari konstitusi menurut Projodikoro (1983:12-
13), ialah mengadakan tata-tertib tentang lembaga-kenegaraan, wewenang-wewenangnya
dan cara bekerjanya, dan menyatakan hak-hak asasi manusia yang harus dijamin
perlindungannya.
Fungsi konstitusi bagi suatu negara menurut Jimly Asshiddiqie adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.
2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.
3. Fungsi pengatur hubungan antar organ negara dengan warga negara.
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara atau pun
kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli
(yang dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu.
7. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.
8. Fungsi simbolik sebagai pusat upacara.
9. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat, baik dalam arti sempit hanya
dibidang politik maupun dalam arti luas yang mencakup sosial dan ekonomi.
10. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social
engineering dan social reform), baik dalam arti sempit atau pun luas.
Tujuan adanya konstitusi secara ringkas dapat diklasifikasikan tiga tujuan (Dede
Rosyada (dkk), 2003), yaitu:
a. Konstitusi bertujuan memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap
kekuasaan politik.
b. Konstitusi bertujuan untuk mengawasi atau mengon trol proses-proses kekuasaan
dari para penguasa.
c. Konstitusi bertujuan memberi batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya.
2. Konstitusi sebgai piagam kelahiran Negara baru (a birth certificate of new state). Hal
ini juga merupakan bukti adanya pengakuan masyarakat internasional, termasuk
untuk menjadi anggota PBB, karena itu, sikap kepatuhan suatu Negara terhadap
hukum internasional ditandai dengan adanya ratifikasi terhadap perjanjian-perjanjian
Internasional.
3. Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi. Kontstitusi mengatur maksud dan tujuan
terbentuknya suatu Negara dengan sistem administrasinya melaui adanya kepastian
hukum yang terkandung dalam pasal-pasalnya, unifikasi hukum nasional, social
control, member legitimasi atas berdirinya lembaga-lembaga Negara termasuk
pengaturan tentang pembagian dan pemisahan kekuasaan antara organ legislative,
eksekutif, dan yudikatif. Konstitusi sebagai sumber hukum tidak saja berfungsu
sebagai a tool of social engineering dan social control, melainkan juga harus mampu
merespon secara kritis perubahan zaman.
4. Konstitusi sebagai idntitas nasional dan lambang persatuan. Konstitusi menjadi suatu
sarana untuk memperlihatkan berbagai nilai dan norma suatu bangsa dan Negara,
misalnya symbol demokrasi, keadilan, kemerdekaan, Negara hukum, yang dijadikan
sandaran untuk mencapai kemajuan dan keberhasilan tujuan Negara. Konstitusi suatu
Negara diharapkandapat menyatakanpersepsi masyarakat dan pemerintahan, sehingga
memperlihatkan adanya nilai identitas kebangsaan, persatuan dan kesatuan, perasaan
bangga dan kehormatan sebagai bangsa yang bermartabat. Konstitusi dapat
memberikan pemenuhan atas harapan-harapansosial, ekonomi, dan kepentingan
politik. Konstitusi tidak saja mengatur pembagian dan pemisahan kekuasaan dalam
lembaga-lembaga politik seperti legislative, eksekutif, dan yudikatif, akan tetapi juga
mengatur tentang penciptaan keseimbangan hubungan (cheks and balances) anatar
pemerintah di pusat dan di daerah.
6. Konstitusi sebagai pelindung Hak Asasi Manusia dan kebebasan warga Negara.
Konstitusi memeberi perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia dan hal-hak
kebeasan warga Negara. Hal ini merupakan pengejawantahan suatu Negara hukum
dengan ciri-ciri equality before the law, non-discriminative dan keadilan (legal
justice) dan keadilan moralitas (social and moral justice).
Tujuan kosntitusi sebuah negara berbeda-beda sesuai tujuan berdirinya negara
tersebut. Sesuai pula dengan tujuan dibuatnya aturan atau perundang-undangan. Maka
tujuan konstitsui diuraikan di bawah ini.
3. Mengatur jalannya kekuasaan. Selain membatasi kekuasaan agar tidak mutlak berada
dalam satu kelompok atau lembaga tertentu, konstitusi mengatur jalannya kekuasaan
dan pemerintahan. Dalam konstitsui akan ada alur yang jelas mengenai segala hal.
Misalnya tentang perlindungan hukum di Indonesia, maka dilakukan oleh MA, MK,
dan Komisi Yudisial. Dengan pengaturan yang jelas maka pembangunam akan lebih
lancar. Tidak ada lembaga negara yang mempunyai tugas dan wewenang sama
sehingga saling berselisih atau saling melemparkan tanggung jawab.
6. Melindungi hak asasi manusia (HAM). Konstitusi melindungi hak asasi manusia. Hak
asasi yang seharusnya dimiliki oleh semua manusia ketika terlahir ke dunia.
Terkadang maksud melindungi di sini adalah membatasi pelaksanaan hak asasi itu
sendiri. Jangan sampai pelaksanaan hak asasi manusia atau orang tertentu melanggar
hak asasi manusia lain. Konstitusi mengatur agar pelaksanaan hak asasi tersebut tidak
mengakibatkan kekacauan dan benturan dalam masyarakat.