Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : WELMAYUNIS

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 815393537

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4101/Pendidikan Agama Islam

Kode/Nama UPBJJ : 14 / PADANG

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
TUGAS 1

1. Ada beberapa kasus yang sedang viral di Indonesia. Pertama adanya fenomena klitih (melukai
orang) yang dilakukan oleh gerombolan anak remaja. Kedua, adanya akun anonim di twitter
yang mempromosikan gaya hidup FWB (friend with benefit) yang mengandung ajakan seks
tanpa ikatan. Kedua pelaku masih remaja/pemuda dan menurut pengakuan mereka sedang
dalam tahap tidak beriman, dari kedua kejadian tersebut adakah indikasi keimanan seseorang
berpengaruh pada psikologi dan kehidupan sehari-hari seseorang? Jelaskan dengan
menyertakan dalil dalam Al-Quran dan Hadits!
JAWAB
Adakah indikasi keimanan seseorang berpengaruh pada psikologi dan kehidupan sehari-hari
seseorang? Jelaskan dengan menyertakan dalil dalam Al-Quran dan Hadits!
Ada,
iman merupakan sebuah keyakinan yang muncul dari pemahaman diri tentang alam
beserta isinya yang berkaitan dengan kebesaran Sang Khaliq. Tanda-tanda keimanan dalam
diri seseorang dapat terlihat dari amal perbuatan yang dikerjakan, karena kepribadian diri
seseorang merupakan pancaran dari iman yang ada di dalam diri seseorang. Seseorang
dikatakan beriman dengan sebenar-benarnya iman adalah jika ia berbuat kebajikan dan berada
di jalan yang lurus serta meninggalkan kemungkaran karena takut mendapat ‘adzab yang
pedih dari Allah SWT.
Salah satu pengaruh Iman kepada Allah, adalah menjauhkan seseorang dari perbuatan
maksiat, kerena ketika di dalam hatinya memiliki benteng dan pondasi yang kuat (iman) maka
tidak ada satupun yang dapat menyingkirkannya, baik itu dari godaan setan ataupun pengaruh
hawa nafsu.
Nabi Saw. bersabda: “Tidak berzina orang yang beriman itu, tidak mencuri orang
yang beriman itu, dan tidak minum-minuman keras bagi orang yang minum sedang
dalam keadaan beriman”.(HR. Bukhari dan Muslim).
Selain menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, masih banyak pengaruh-pengaruh lain,
diantaranya adalah : Menghiasi diri orang yang beriman dengan budi pekerti yang baik, jauh
dari kehidupan dan hal-hal yang tidak berguna.
Dan dalam alqur’an dijelaskan Sebagaimana Allah berfirman “Dan apakah orang
yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya
yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat
manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-
kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang kafir itu
memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 122)

2. Allah SWT menyebutkan makna manusia dalam berbagai term di dalam Al-Quran, seperti
Basyar, An- Naas dan Bani Adam, Jelaskan makna term-term tersebut dan perbedaannya
menurut para Mufassir (Ulama Ahli Tafsir)
JAWAB

Menurut al-Raghib seperti yang dikutip oleh Abd. Muin Salim bahwa kata
basyar adalah jamak dari kata basyarat “kulit”. Manusia disebut basyar karena kulit manusia
tampak berbeda dibanding dengan kulit hewan lainnya. Kata ini di dalam Alquran secara
khusus merujuk kepada tubuh dan lahiriah manusia. Penggunaan kata-kata yang berakar huruf
ba, sy, ra dalam Alquran (123 kali) pada umumnya bermakna kegembiraan. Hanya 37 kali
bermakna manusia, dengan perincian, kata basyar (tanpa menggunakan alif-lam) sebanyak 31
kali, al-basyar (dengan menggunakan alif-lam) sebanyak 5 kali dan basyarain (tanpa alif-lam
dalam bentuk dual) sebanyak 1 kali.
Dari semua ayat tersebut, khususnya basyar dan al-basyar dapat diklasifikasikan
menjadi 7 bagian, yaitu:
a. Menggambarkan dimensi fisik manusia.
b. Menyatakan Seorang Nabi adalah Basyar.
c. Menyatakan tentang kenabian.
d. Menunjukkan Persentuhan Laki-laki dan Perempuan.
e. Menggambarkan Manusia pada umumnya.
f. Menunjukkan manusia akan menemui kematian.

Adapun, Menurut Jalaluddin Rahmat (2003) Lafadz al-Nas yang mengacu pada
manusia sebagai makhluk sosial.
An-Nas. Term an-Naas berasal dari kata nawasa yang artinya goncangan atau
fluktuatif. An-Nas dalam Alquran disebutkan sebanyak 241 kali dan tersebar dalam 55 surat.
Dikatakan goncangan atau fluktuatif, karena manusia itu cenderung berubah jika bertemu
dengan sesamanya. Dari karakter manusia semacam ini, maka wajar jika Islam menganjurkan
agar selalu berada di tengah-tengah orang-orang yang baik. Misalnya dalam firman Allah: ‫يَا‬
َ‫“ َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو ُكونُوا َم َع الصَّا ِدقِين‬Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah,
dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” Ayat ini menyeru kepada manusia
yang beriman agar senantiasa bertakwa di mana saja berada dan selalu berada di tengah-
tengah orang-orang yang jujur. Namun, ada juga yang memahami term A-Nas itu menunjuk
arti manusia dewasa dan berakal.
Banyak ayat yang menunjukkan kelompok-kelompok social dengan karakteristiknya.
Ayat-ayat itu lazimnya dikenal dengan ungkapan wa min al-Nas (dan diantara sebagian
anusia). Dengan memperhatikan ungkapan ini, kita menemukan kelompok manusia yang
menyatakan beriman, tapi sebetulnya tidak beriman (2:8), yang mengambil sekutu terhadap
Allah (2:165), yang hanya memikirkan kehidupan dunia (2:200), yang mempesonakan orang
dalam pembicaraan tentang kehidupan dunia, tetapi memusuhi kebenaran (2:204), yang
berdebat dengan Allah tanpa ilmu, petunjuk, dan al-Kitab (22:3,8; 31:20), yang menyembah
Allah dengan iman yang lemah (22:11; 29:10), yang menjual pembicaraan yang menyesatkan
(31:6); di samping ada sebagian orang yang rela mengorbankan dirinya untuk mencari
kerelaan Allah.

Sedangkan Bani Adam Lafadz Bani Adam terdapat 7 tempat dalam al-Quran yang
berarti anak cucu Adam as.
Adam berarti nabi Adam dan manusia. Manusia disebut bani Adam karena: pertama,
manusia dilebihkan oleh Allah dibandingkan dengan makhluk lainnya, dan kedua manusia
adalah makhluk yang berakal. (Quraish Shihab, 2012: 278). Penggunaan istilah banii Aadam
menunjukkan bahwa manusia bukanlah merupakan hasil evolusi dari makhluk anthropus
(sejenis kera). Hal ini diperkuat lagi dengan panggilan kepada Adam dalam Alquran oleh
Allah dengan huruf nidaa (Yaa Adam!). Demikian juga penggunaan kata ganti yang
menunjukkan kepada Nabi Adam, Allah selalu menggunakan kata tunggal (anta) dan bukan
jamak (antum) sebagaimana terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 35. Adapun kata bani adam
dan zurriyat Adam, yang berarti anak Adam atau keturunan Adam, digunakan untuk
menyatakan manusia bila dilihat dari asal keturunannya. (Quraish Shihab, 2012: 278). Dalam
Al-Qur’an istilah bani adam disebutkan sebanyak 7 kali dalam 7 ayat. (Abdul Mukti Rauf,
2008: 39).

Jadi Dengan demikian perbedaan Lafadz Al-Basyar menjelaskan tentang fisik atau
jasmani manusia
Sedangkan Lafadz al-Nas berarti
manusia sebagai makhluk sosial. Inilah manusia yang paling banyak disebut al-Qur'an 240
kali.
Lafadz Bani Adam
disebut dalam Alquran sebanyak 7 kali. Dalam hal ini setidaknya ada tiga aspek yang dikaji,
yaitu: Pertama, anjuran untuk berbudaya sesuai dengan ketentuan Allah, di antaranya adalah
dengan berpakaian guna manutup auratnya. Kedua, mengingatkan pada keturunan Adam agar
jangan terjerumus pada bujuk rayu setan yang mengajak kepada keingkaran. Ketiga,
memanfaatkan semua yang ada di alam semesta dalam rangka ibadah dan mentauhidkanNya

3. Sebagian cendekiawan menyimpulkan makna madani diambil dari kata madinah yang artinya
kota yang aman, belakangan muncul istilah mayarakat madani, menurut anda adakah
keterkaitan kedua makna tersebut, jelaskan dengan menggunakan pendekatan historis atau
sejarah kenabian Rasulullah.
JAWAB
Menurut saya keterkaitan makna kata madani yang berarti kota yang aman sama
dengan kata masyarakat madani yang artinya pencipta peradapan yang aman
Hal ini dijelaskan pada Dalam perspektif Islam, masyarakat madani lebih mengacu kepada
penciptaan peradaban. Dimana kata al-Din yang pada umumnya bermakna agama, bisa ditarik
pada makna tamaddun, atau peradaban. Keduanya menyatyu dalam makna kata al-Madinah
yang berarti kota. Bukanlah suatu kebetulab bahwa wujud nyata masyarakat madani mulai
dikenal dari hijrah Rasulullah dari Makah ke Madinah 13 tahun setelah Nabi Muhammad
membangun landasan tauhid. Hal tersebut sebagai fondasi dasar masyarakat (Komunitas
Mekkah) menuju ke Yastrib dan mengubah nama menjadi kota Madinah yang diambil dari
kata Madaniyah yang berarti peradaban. Kiranya menjadi penting secara sekilas memahami
struktur dan karakter sosial politik di dua kota itu sangat dipengaruhi unsur kesukaan, serta
sama sekali tidak memiliki pengalaman tentang suatu negara atau organisasi pemerintahan.
Meskipun demikian, Mekkah, saat kelahiran Nabi SAW, merupakan pusat perdagangan yang
kuat, yang telah mempunyai semacam konstitusi Sedangkan situasi di Madinah sebelum
Islam sama sekali berbeda dari Mekkah. Di kota ini terdapat lima suku yang saling berperang.
Tiga suku merupakan Yahudi yakni Bani Nadir, Bani Qoynuqa∂ dan Bani Qurayza. Dan dua
lagi suku Arab yakni suku Aws dan Khazraj. Suku-suku Yahudi menguasai wilayah yang luas
dari perkebunan kurma dan jgja menguasai beberapa krajinan tangan, sementara suku-suku
Arab mengedalikan tanah pertanian mereka sebagai sumber utama, suku Aws dan Khazraj
saling berperang dalam waktu yang sangat penjang, dan suku-suku Yahudi juga bermusuhan
satu sama lain, meskipun mereka saling mendukung ketika berhadapan dengan suku-suku
Arab.
Konsep masyarakat madani menurut Islam adalah bangunan politik yang demokratis,
pertisipatoris, menghormati dan menghargai publik seperti kebebasan hak asasi, partisipasi,
keadilan sosial, menjunjung tinggi etika dan moralitas, dan lain sebagainya. Dengan
mengetahui makna madani, maka istilah masyarakat madani secara mudah dapat
difahami sebagai masyarakat yang beradab, masyarakat sipil, dan masyarakat yang
tinggal di suatu kota atau berfaham masyarakat kota yang pluralistik.

Anda mungkin juga menyukai