Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Achmad Syahruji

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 031186775

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4101/Pendidikan Agama Islam

Kode/Nama UPBJJ : 48/Palangka Raya

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
Soal :

1. Ada beberapa kasus yang sedang viral di Indonesia. Pertama adanya fenomena klitih
(melukai orang) yang dilakukan oleh gerombolan anak remaja. Kedua, adanya akun
anonim di twitter yang mempromosikan gaya hidup FWB (friend with benefit) yang
mengandung ajakan seks tanpa ikatan. Kedua pelaku masih remaja/pemuda dan
menurut pengakuan mereka sedang dalam tahap tidak beriman,dari kedua kejadian
tersebut adakah indikasi keimanan seseorang berpengaruh pada psikologi dan
kehidupan sehari-hari seseorang? Jelaskan dengan menyertakan dalil dalam Al-Quran
dan Hadits!
2. Allah SWT menyebutkan makna manusia dalam berbagai term di dalam Al-Quran,
seperti Basyar, An-Naas dan Bani Adam, Jelaskan makna term-term tersebut dan
perbedaannya menurut para Mufassir (Ulama Ahli Tafsir)!
3. Sebagian cendekiawan menyimpulkan makna madani diambil dari kata madinah yang
artinya kota yang aman, belakangan muncul istilah mayarakat madani, menurut anda
adakah keterkaitan kedua makna tersebut, jelaskan dengan menggunakan pendekatan
historis atau sejarah kenabian Rasulullah !

Jawaban :
1. Adalah benar bahwa indikasi keimanan berpengaruh kepada psikologi dan kehidupan
sehari-hari seseorang, karena iman adalah pondasi dari kehidupan seorang manusia.
Iman artinya percaya dengan hati, diucapkan dengan lisan dan dilakukan dengan
perbuatan. Maksiat yang dilakukan seseorang akan melunturkan iman dalam hatinya,
mengurangi kadarnya. Maka dalam keadaan kurang iman seperti itulah dia akan jatuh ke
dalam berbagai pelanggaran yang akan membuat dirinya sendiri rugi.
Pembahasan
Dalil tentang iman dalam Al Quran ada dalam surat Al Ashr ayat 3:
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.
Dalam hadits:
Tidaklah seorang berzina bila dirinya beriman. (Hadits riwayat Al Bukhari). Artinya kadar
iman seseorang sedang dalam keadaan rendah saat dia bermaksiat.

Sumber : https://brainly.co.id/tugas/52432079

2. Tiap huruf dan kata dalam Alquran menyimpan makna khusus baik secara tekstual
maupun kontekstual. Salah satu firman Allah dalam Alquran banyak membahas tentang
manusia. Berikut 3 istilah dan cara Allah menyebut manusia dalam Alquran sebagai
cerminan kualitas ruhaninya.

a. Basyar (Manusia ada, human being)


Kata basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti penampakan
sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah yang
berarti kulit. Manusia dinamai basyar karena kulitnya nampak jelas, dan berbeda
dengan kulit makhluk lain yang tertutupi bulu. Dengan demikian istilah basyar
merupakan gambaran manusia secara materi yang dapat dilihat, memakan sesuatu,
berjalan, dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia dalam
pengertian ini disebutkan di dalam Alquran sebanyak 35 kali dalam berbagai surat.
Diantaranya terdapat dalam surat Al-Anbiyaa: 2-3, Al-Kahfi: 110, Ibrahim: 10, Hud:
26, Al-Mukminuun: 24 dan 33, As-Syu‟araa: 93, Yassin: 15, Al-Isra: 93, dan lain-lain.
Basyar adalah makhluk yang sekedar ada (being). Singkatnya, basyar adalah
manusia dalam arti fisis-biologis. Manusia dilihat sudut fisik tidaklah jauh berbeda
dengan hewan. Manusia bisa makan, minum, tidur, sakit dan mati. Begitu pula
hewan. Bahkan, bila manusia dan hewan dibandingkan dari segi perbuatan nistanya,
maka manusia bisa lebih jahat dan kejam)

b. Insan/An-Naas (Manusia menjadi, manusia being)


Kata insan diambil dari akar kata uns yang berarti jinak, lawan dari binatang
liar; harmonis dan tampak. Namun dari sudut pandang Alquran, barangkali lebih
tepat diambil dari kata nasiya (lupa), atau nasa-yanusu (berguncang). Insan adalah
makhluk yang menjadi (becoming). Ia terus-menerus maju menuju ke
kesempurnaan. Karakter “menjadi” ini membedakan manusia dengan fenomena lain
di alam. Hewan tidak dapat mengubah kondisinya, sedangkan manusia bisa terus
berupaya menyempurnakan dirinya serta berevolusi dengan akal dan ilmu. Di tataran
ini, manusia sudah mulai memiliki perbedaan daripada hewan.
Alquran sering kali memperhadapkan insan dengan jin. Jin adalah makhluk
halus yang tidak tampak, sedangkan manusia memiliki „badan kasar‟ yang nyata dan
berwatak ramah dibanding bangsa jin. Kata insan digunakan Alquran untuk
menunjuk kepada manusia secara menyeluruh dalam jiwa dan raga.
Sedangkan An-Naas adalah bentuk jamak dari insan. Alquran menyebut
manusia sebagai naas dalam statusnya sebagai makhluk sosial yang bergaul dan
bermasyarakat serta dalam berbagai contoh perilakunya terhadap Tuhan.

c. Bani Adam
Manusia disebut sebagai Bani Adam untuk merujuk asal-usulnya sebagai
keturunan Nabi Adam AS. Dalam konteks, dari mana seorang manusia berasal,
untuk apa dia hidup, dan kemana dia akan kembali. Penggunaan istilah Bani Adam
menunjukkan bahwa manusia bukan hasil dari evolusi makhluk anthropus (sejenis
kera). Manusia dalam pandangan Al-Quran bukan makhluk anthropomorfisme, yaitu
makhluk penjasadan sifat-sifat Tuhan.
Alquran menggambarkan manusia sebagai makhluk theomorfis yang memiliki
sesuatu yang agung di dalam dirinya. Di samping itu manusia dianugerahi akal yang
dapat membedakan nilai baik dan buruk, sehingga membawa ia pada kualitas
tertinggi sebagai makhluk yang bertakwa. Al-Quran memandang manusia sebagai
makhluk yang suci dan mulia, bukan sebagai makhluk yang kotor dan penuh dengan
dosa, sebagaimana pandangan mereka bahwa nabi Adam dan Hawa yang
diturunkan dari surga karena melanggar larangan Allah merupakan asal mula hakikat
manusia sebagai pembawa dosa bawaan (turunan).
Alquran memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi, yang sedang
dalaam perjalanan menuju kehidupan spiritual yang suci dan abadi di akhirat kelak,
meskipun ia harus melewati rintangan dan cobaan dengan beban dosa ketika
melakukan kesalahan di dalam kehidupan dunia.

Adapun makna dari berbagai term dan perbedaannya menurut para Mufassir di
antaranya adalah sebagai berikut:
 Penyebutan manusia di dalam Al - Qur'an dalam konsep sebagai basyar menujukkan
penyebutan manusia dalam bentuk konsep yang berkaitan dengan jasmani manusia.
 Penyebutan manusia dalam Al - Qur'an dalam konsep sebagai insan menujukkan
penyebutan manusia dalam bentuk konsep yang berhubungan dengan dimensi
psikologis - ruhaniah.
 Penyebutan manusia dalam Al - Qur'an dalam konsep sebagai menujukkan
penyebutan manusia dalam bentuk konsep yang berhubungan dengan dimensi
dimensi sosiologis - kemasyarakatan dari manusia.
Pembahasan
Salah satu lafadz yang sering ada di dalam Al - Qur'an yang menyebutkan tentang
manusia adalah lafadz An - Naas. Bahkan penyebutan lafadz An - Naas ada salah
satu surah Al - Qur'an yakni surah terakhir yang ada di dalam mushaf Al - Qur'an
yang diberi nama dengan Surah An - Naas. Adapun surah An - Naas merupakan
suatu surah yang di dalam ayatnya hampir semua ayat menyebutkan lafadz An -
Naas kecuali ayat yang ke 4.

Sumber : https://www.hijup.com/magazine/3-istilah-manusia-dalam-alquran/
https://brainly.co.id/tugas/52422809

3. Sebagian cendekiawan menyimpulkan makna madani diambil dari kata madinah yang
artinya kota yang aman, belakangan muncul istilah mayarakat madani, keduanya
memiliki keterkaitan. Masyarakat madani atau civil society didefinisikan sebagai
masyarakat majemuk yang berkembang dengan mengedepankan toleransi antara satu
sama lain dan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, hukum, pluralisme sehingga mereka
memiliki kemajuan secara baik. Konsep masyarakat madani menurut islam adalah
sebuah bangunan politik yag demokratis patrisipatoris, menghormati dan menghargai
politik seperti kebebasan hak asasi, partisipasi, keadaan sosial serta menjunjung tinggi
etika dan moralitas. Masyarakat madani merupakan sebuah model masyarakat kota
yang dibangun oleh nabi Muhammad SAW selepas hijrah ke madinah dengan
peradaban yang memiliki ciri kesederajatan, keterbukaan, toleransi, musyawarah dan
menghargai prestasi. Dengan landasan itulah penamaan masyarakat madani muncul
dan masyarakat madani dianggap sebagai masyarakat yang paling maju pada saat itu.
Nabi Muhammad merupakan seorang rasul utusan Allah yang Alalh utus untuk
memperbaiki aqidah dan akhlak umat manusia. Sehingga dengan mengikuti semua
ajaran yang nabi Muhammad sampaikan manusia akan memiliki akidah dan akhlak yang
baik sehingga dapat membuat manusia hidup bahagia di dunia dan bahagia kelak pada
saat berada di alam akhirat.

Anda mungkin juga menyukai