Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah mahkluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna di
antara makhluk ciptaan-nya.,Akan tetapi manusia memiliki karakter yang
berbeda-beda,hal ini terbukti dalam kehidupan kita sehari-hari. Para ahli telah
mengeluarkan tentang pengertian manusia,namun sampai saat ini belum ada sama
sekali kesepakatan tentang pengartian manusia yang sebenarnya,hal ini di
sebabkan karena munusia memiliki karakter yang tidak sama. Misalnya homo
sapien (manusia berakal), homo economices (manusia ekonomi), atau juga di
sebut economical animal (binatang ekonomi),dan sebagainya.
Di dalam agama islam manusia tidak pernah digolongkan kedalam
kelompok binatang karena agama islam merupakan agama yang paling baik.Telah
di jelaskan dalam Al-Qur’an surat al-a’raf ayat 179. Yaitu selama manusia
mempergunakan akal pikiran dan semua karunia allah swt dalam hal-hal yang
diridohi-nya,namun jika manusia tidak mempergunakan semua karunia itu dengan
benar,maka derajat manusia akan turun,bahkan jauh lebih rendah dari seekor
binatang.
Lebih menarik lagi yaitu pembahasan tentang manusia inilah yang membuat
penulis tertarik untuk mengulas sedikit tentang manusia menurut islam,

B. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang manusia dalam pandangan Islam,
maka diperlukan subpokok bahasan yang ada kaitannya dengan manusia,sehingga
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apakah penyebutan nama manusia menurut agama Islam
b. Bagaimana sejarah penciptaan Nabi Adam as sebagai Manusia Pertama
c. Bagaimana komponen Biologis Adam as
d. Bagaimana komponen Biologis Reproduksi Manusia Setelah Adam (anak
cucu Adam as)

1
e. Bagaimana komponen Psikis Manusia

C. Manfaat
Untuk mengetahui :
a. Penyebutan nama manusia menurut agama Islam
b. Sejarah penciptaan Nabi Adam as sebagai Manusia Pertama
c. Komponen Biologis Adam as
d. Komponen Biologis Reproduksi Manusia Setelah Adam (anak cucu Adam as)
e. Komponen Psikis Manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penebutan Nama Manusia Menut Agama Islam


Manusia perlu memahami hakikat dirinya untuk mewujudkan
eksistensinya. Dengan demikian Ibnu Khaldun berpendapat bahwa manusia
merupakan makhluk yang mampu berpikir sehingga melahirkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Melalui kemampuan berpikir yang dimiliki, manusia
bisa mencari makna hidup dan membangun kehidupan, dan melalui proses ini
lahirlah peradaban manusia.
Penyebutan manusia dalam al-Qur’an menggunakan beberapa term antara
lain bashar,ins, insa>n, na>s, dan bani adam. Di mana masing-masing memiliki
arti sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian
perbedaan arti tersebut tidak berpengaruh pada objek yang dimaksud yakni
semua term tersebut diarahkan pada penyebutan manusia.
1. Bashar, kata ini disebutkan al-Qur’an kurang lebih dalam 23 surat, yang
berkaitan tentang penciptaan manusia, kemanusiaan para nabi, serta ketidak
mungkinan basyar dalam berkomunikasi dengan Allah secara langsung. Kata
ini memiliki arti penampakan sesuatu dengan baik dan indah, dari akar kata
yang sama, lahir kata basharah yang berarti kulit. Dari sini menunjukkan
bahwa kata ini digunakan untuk merujuk pada aspek lahir atau fisik
manusia.Kata bashar juga diartikan mula>samah (persentuhan kulit antara
perempuan dan laki-laki), secara etimologis dapat disimpulkan bahwa
manusia adalah makhluk yang memiliki sifat bologis juga keterbatasan,
seperti minum, makan, seks, keamanan dan lain sebagainya. Kata ini
ditunjukkan untuk semua manusia tanpa terkecuali baik itu nabi ataupun
bukan.
2. Ins, kata ini disebut dalam al-Qur’an bersamaan dengan kata jinn atau jann
kurang lebih dalam 17 surat. Kata ini juga serupa dengan insiyy yang
memiliki bentuk jamak “ana>siya”. Dilihat dari penyebutannya yang
bersamaan dengan kata jinn, ins mengarah pada makna jinak yaitu dapat

3
ditangkap dan dilihat karena memang diperlihatkan, kebalikan dari jinn yang
dalam bahasa berarti samar, tidak dapat ditangkap dan tertutup. Dimana
tentunya pengertian ini dipahami dari sudut pandang dunia manusia. Dan di
antara keduanya memiliki kesamaan yang juga dijelaskan dalam al-Qur’an,
yaitu sama-sama menjadi makhluk ciptaan Allah yang diperintah untuk
menyembah Nya (QS. Al-Dzariyat: 56), sama-sama dikirimkan utusan kepada
mereka dari kalangan masing-masing (QS. Al-An’am: 13), sama-sama diberi
potensi kemampuan untuk bisa melampaui batas dari dunia masing- masing
ke dunia yang lain (QS. Al-Rahman: 39), sama-sama mungkin menjadi
musuh nabi SAW (QS. Al- An’am: 112), sama-sama mendapat tantangan
untuk membuat perumpamaan terhadap al-Qur’an (Q.S. Al-Isra’: 88).
Disebutkannya dua jenis makhluk tersebut mengindikasikan adanya hubungan
antara keduanya yakni hubungan saling memengaruhi, yang lebih sering
ditekankan bahwa jin sering memengaruhi manusia dan sebaliknya manusia
menjadikan jin sebagai tempat perlindungan atau tempat minta pertolongan
(QS. Al-Jinn: 6; QS. Al-A’raf: 38, dan QS. Al-An’am: 112).
3. Al-Insa>n dari kata al-ins disebut kurang lebih sebanyak 73 kali, yang secara
etimologi bisa diartikan lemah lembut, harmonis, tampak dan pelupa. Kata ini
digunakaan dalam al-Qur’an mengarah pada totalitas manusia sebagai
makhluk dari segi jasmani dan rohaninya, harmonisasi dari dua segi tersebut
yang membuat manusia menjadi makhluk yang istimewa dibanding makhluk
lainnya. Semua konteks kata al-insa>n mengarah pada sifat-sifat spiritual dan
psikologis, dan dapat dikelompokan menjadi 3 keterkaitan. Pertama, terkait
keistimewaannya sebagai khalifah dan amanah yang dipikul, dimana wujud
manusia yang berbeda dengan hewan, dan merupakan makhluk yang diberi
ilmu (QS. Al-‘Alaq: 4-5) kemudian mengembangkan pengetahuan dan daya
nalarnya. Amanah yang dimaksud adalah perjuangan menciptakan tatanan
sosial yang bermoral di dunia ini, karena manusia diberi kebebasan
berkehendak dalam semua tindakannya, namun tetap mendapat konsekuesi
dari semua perbuatannya sebagai bentuk tanggung jawab.Kedua, terkait
predisposisi negatif dalam diri manusia, dalam al-Qur’an disebutkan bahwa

4
manusia cenderung pada beberapa sifat negatif seperti bodoh (QS. Al-Ahzab:
72), bakhil (QS. Al-Isra’: 100), dzalim dan kufur (QS. Ibrahim: 34, Al-Hajj:
26, Al-Zukhruf: 15), resah, gelisah, dan segan membantu (QS. Al-Ma’arij:
19), tergesa-gesa (QS. Al-Isra’: 11; QS. Al-Anbiya’: 37), berbuat dosa (QS.
Al-Alaq: 6 dan Al-Qiyamah: 5), banyak mendebat dan membantah (QS.
Yasin: 77, Al-Kahfi: 54), meragukan hari kiamat (QS. Maryam: 66), dan
tidak berterima kasih (QS. Al-Adiyat: 6). Ketiga, terkait penciptaan manusia
yaitu asal usul manusia dinisbatkan pada konsep bashar dan insa>n
sekaligus. Manusia sebagai insa>n maupun bashar diciptakan dari tanah liat,
menurut Qardhawi, manusia merupakan gabungan antara tanah dan ruh ilahi,
yang pertama unsur material (bashar) dan kedua unsur rohani (insa>n).
Keduanya harus bergabung dan seimbang. Dan Abbas Mahmud al-Aqqad
berpendapat bahwa seorang mukmin dilarang mengurangi hak-hak tubuh
untuk memenuhi hak roh dan sebaliknya juga dilarang mengurangi hak-hak
roh untuk memenuhi hak tubuh. Na>s, kata ini merupakan yang paling sering
digunakan dalam al-Qur’an yaitu sekitar 40 kali, berbeda dengan 3 kata
sebelumnya yang lebih menjelaskan konsep tentang manusia kata na>s lebih
mengarah pada realisasi aktual manusia dari konsep tersebut. Manusia berada
dalam ruang dan waktu yang aktual, dan secara faktual kepada na>s ini
titah-titah dari Allah diarahkan seperti menyembah (QS. Al-Baqarah: 21),
bertakwa ( QS. Al-Nisa’: 1), memakan yang halal dan tay>ib (QS. Al-
Baqarah: 168) dan lain sebagainya. Banyak kata na>s mengarah pada arti
sebagai makhluk sosial, hal tersebut bisa dilihat dari ayat-ayat yang
menunjukan pada kelompok sosial beserta karakteristiknya seperti sebagian
besar manusia memiliki kualitas rendah dalam segi ilmu (QS. Al-A’raf: 187,
Al-Qhasas: 68, Yusuf: 21, Ar- Ruum: 6,30, Saba’: 28,36, Al-Jaatsiyah: 26,
Al-Mu’min:77) dan masih banyak lagi.
4. Bani Adam, berarti anak-cucu Adam atau keturunan nabi Adam as, dan dalam
bahasa Adam mempunyai arti permukaan bagian dalam dari kulit dan yang
menjadikan sesuatu bisa dikenali. Adam adalah wujud bashar yang sudah
menjadi insa>n, Adam dan pasangannya dimunculkan dalam kehidupan

5
dunia, dan kata bani Adam ditujukan pada manusia keturunan nabi Adam
hingga hari kiamat. Di dalam al-Qur’an bani Adam disebut sekitar tujuh kali,
istilah ini digunakan untuk mengingatkan asal-usulnya yang terkait dengan
cerita nabi Adam yan pernah dijerumuskan setan dalam melanggar larangan
Allah (QS. Al-A’raf: 27), peringatan untuk memegang nikmat yang telah
dianugerahkan (QS. Al-Isra’: 70), janji primodial bahwa tidak akan
menyembah setan (QS. Yaasiiin: 60, Al-A’raf: 172).

B. Sejarah Penciptaan Nabi Adam as Sebagai Manusia Pertama


Nabi Adam AS merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah SWT,
untuk menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi. Banyak orang belum
mengetahui jika ada banyak hikmah yang bisa dipetik dari kisah Nabi Adam AS.
Allah SWT pada saat itu, memberitakan kepada para malaikat bahwa ia
akan menciptakan makhluk dari bangsa manusia. Makhluk ini diciptakan dari
tanah di Bumi yang nantinya juga akan menjadi khilafah di Bumi.
Dillansir dari berbagai sumber, Selasa (4/3/2023). Kisah ini terdapat dalam
surat Al-Baqarah ayat 30, berbunyi: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
pada malaikat. 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi'," terjemahan surat Al-Baqarah ayat 30.
Dikutip dari buku "The Prophets: Kisah Hikmah 25 Nabi Allah" karya Nian
Noviyanti, Allah SWT memerintahkan para malaikat. Hal itu dilakukan untuk
mengambil tanah di muka Bumi. Malaikat Izrail berhasil menjalankan tugas dari
Allah SWT untuk mengambil sari pati tanah di Bumi. Setelah itu Allah SWR
menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna.
Di mana manusia diberi akal, tubuh, dan jiwa, dan Allah SWT
melengkapinya dengan meniupkan ruh Nabi Adam. Tidak hanya itu, Allah SWT
juga melengkapi Nabi Adam dengan ilmu pengetahuan.
Para malaikat pun diminta untuk bersujud sebagai bentuk penghormatan
pada Adam AS. Nabi Adam AS pun berdiam dan hidup di surga selama beberapa
waktu.

6
Suatu ketika Adam merasa kesepian dan Allah SWT pun menciptakan
Hawa untuk menemani Adam. Adam pun menikahi Hawa dan mengizinkan
mereka berdua tinggal di surga dengan syarat tidak mendekati pohon khuldi.
Bertahun-tahun Adam dan Hawa mematuhi aturan itu hingga setan perlahan
terus mencoba merayu mereka dengan tipu daya. Suatu ketika tipu daya berhasil
tersebut berhasil, Nabi Adam lalu memetik buah pohon tersebut dan memakannya
bersama Hawa.
Namun, setelah itu Adam dan Hawa langsung dihinggapi rasa bersalah dan
aurat mereka tiba-tiba terbuka. Karena melanggar perintah itu, Allah SWT lalu
memerintahkan Adam dan Hawa turun ke Bumi.
Saat turun di Bumi, Adam meratapi kesalahannya, keduanya memohon
ampun kepada Allah SWT dengan bertobat. Sebagai khalifah di Bumi, Adam AS
juga diangkat sebagai Nabi dan Rasul yang bertugas berdakwah di Bumi.
Singkat cerita, Nabi Adam AS jatuh sakit di usianya ke 960 tahun. Malaikat
lalu mencabut nyawa Adam, saat menemui ajalnya, ia memperoleh perlakuan
khusus dari para malaikat.
Dirangkum melalui Ibnu Katsir dalam bukunya Qashash Al-Anbiya,
mengemukakan bahwa Adam AS wafat pada hari Jumat. Di mana kemudian
malaikat menemui Adam AS sambil membawa balsam (wewangian) dan kain
kafan dari Allah SWT yang berasal dari surga.
Setelahnya, para malaikat datang menemui Adam AS, saat Hawa (istri Nabi
Adam) melihat kedatangan mereka. Ia mengetahui bahwa mereka adalah para
malaikat dan Hawa segera berlindung mendekati Adam AS.
Lalu Adam AS menuturkan, "Menjauhlah dariku, sesungguhnya aku datang
sebelum kamu. Oleh sebab itu, menjauhlah dari hadapanku dan dari hadapan para
malaikat Tuhanku".
Tidak lama, malaikat mencabut nyawa Adam AS. Kemudian memandikan,
mengafani, dan mengolesi tubuhnya dengan wewangian.
Selanjutnya, mereka mengubur jenazah beliau ke dalam liang kubur yang
telah dipersiapkan. Menurut pendapat yang masyhur, jenazah beliau dikebumikan
di pegunungan yang juga menjadi tempat beliau diturunkan dari surga.

7
Yaitu penggunungan yang bernama Hindi. Namun, ada juga yang
mengatakan jenazah Adam AS dikubur di Jabal Abu Qubais, sebuah gunung di
kawasan Makkah.

C. Komponen Biologis Adam as


Manusia pertama, Adam a.s. diciptakan dari al-tin (tanah), al-turob (tanah
debu), min shal (tanah liat), min hamainmasnun (tanah lumpur hitam yang busuk)
yang dibentuk AllahSwt dengan seindah-indahnya, kemudian Allah Swt,
meniupkan ruh dari-Nya ke dalam diri (manusia) tersebut. Kedua, dari benda cair.
Penciptaan manusia selanjutnya adalah melalui proses biologis yang dapat
dipahami secara sains-empirik. Di dalam proses ini, manusia diciptakan dari inti
sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan segumpal darah (‘alaqah) yang
menggantung dalam rahim. Segumpal darah tersebut kemudian dijadikan-Nya
segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu
kepadanya ditiupkan ruh.

D. Komponen Biologis Reproduksi Manusia Setelah Adam (anak cucu


Adam as)
Fase pertumbuhan dan perkembangan embrio merupakan pengetahuan
tentang proses awal terbentuknya janin manusia, dimulai dari sel tunggal sampai
terbentuknya makhluk yang sempurna didalam perut ibunya. Jauh sebelum ilmu
sains modern berkembang, Al-Qur'an secara gamblang telah menjelaskan proses
pertumbuhan dan perkembangan serta fase atau tahapan yang terjadi dalam
proses penciptaan janin manusia. Padahal, proses ini tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang karena posisinya berada jauh didalam tubuh manusia dan tidak
mungkin dijelaskan hanya dengan menduga-duga serta perkiraan saja.Maka, ini
sudah cukup menjadi bukti bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk bagi manusia agar
selalu memperhatikan ayat-ayat Allah dalam pengaplikasiannya didalam
kehidupan sehari-hari.Ayat-ayat didalam Al-Qur‟an ini haruslah disampaikan
baik kepada peserta didik, masyarakat, dan sebagainya. Terdapat beberapa surah

8
yang menjelaskan tentang fase perkembangan embrio dalam konteks yang
samadengan ilmu sains menggunakan bahasa Al-Quran. Fase perkembangan
embrio atau proses penciptaan manusia pada umumnya merupakan keturunan
atau anak cucu Nabi Adam As yang prosesnya terjadi didalam rahim seorang ibu
(perempuan).
Al-Qur'an surah Az-Zumar (39) ayat 6 telah menjelaskan bahwa proses
pertumbuhan dan perkembangan manusia terjadi melalui tiga kegelapan dalam
perut ibunya.

Artinya : “...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi


kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan
kamu, Tuhan yang memiliki kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia; maka mengapa
kamu dapat dipalingkan ?”

Sebagaimana yang dijelaskan oleh ayat tersebut bahwa manusia diciptakan


dalam tiga tahapan yang berbeda dalam perut ibunya.Ilmu sains modern yakni
Biologi dan Embriologi menjadikan hal ini sebagai pengetahuan dasar. Fakta
tersebut diuraikan dengan bahasa bahwa 'kehidupan dalam rahim memiliki tiga
tahapan: Pra-embrionik, dua setengah minggu pertema; Embrionik, sampai
akhir minggu kedelapan; dan fetus atau janin, dari akhir minggu kedelapan
sampai lahir. Tahapan ini mengacu pada tiga tahapan yang berbeda dari
perkembangan calon bayi.Ringkasnya, ciri-ciri utama perkembangan tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Tahap Pra-embrionik : Tahap ini dimulai dari proses fertilisasi yang dalam
Al-Qur'an disebut Nuthfah sampai menjadi Zigot. Zigot kemudian
mengalami pembelahan secara mitosis menjadi morula ('alaqah) kemudian
menempel pada dinding rahim (uterus).

9
2. Tahap Embrionik: Tahapan ini berlangsung selama lima setengah minggu,
pada fase ini bayi disebut dengan 'embrio'. Bayi mengalami perkembangan
jumlah sel, memasuki fase blastulasi, gastrulasi sampai membentuk 3 lapisan
sel.
3. Tahap Fetus atau janin: Tahap ini berlangsung dari akhir minggu kedelapan
sampai masa kelairan. Bayi akan memiliki betuk seperti bayi manusia dan
mengalami spesialisasi dan diferensiasi yang lebih kompleks menuju
kesempurnaan wujud bayi manusia.
Pembahasan lebih detail mengenai fase perkembangan embrio telah dimuat
dalam Qs. Al-Hajj (22) ayat 5.

Artinya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan


(dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu
dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam
rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan,
kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-
angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya
sampai pikun, supaya Dia

10
tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya.
dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air
di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai
macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”

Ayat ini menerangkan beberapa petunjuk tentang adanya hari kebangkitan,


yaitu dengan mengemukakan proses kejadian manusia, mulai dari tiada dan
akhirnya menjadi tiada kembali. Tahapan penciptaan manusia dalam ayat ini
melalui beberapa proses yaitu turab (tanah), nuthfah (setetes mani yang
bercamur), 'alaqah (segumpal darah), mudghah (segumpal daging),
perkembangan janin, Tiflan (masa setelah dilahirkan), masa dewasa, masa tua,
dan mati. Pada fase turab (tanah), Jumhur ulama sepakat bahwa manusia
pertama yang diciptakan oleh Allah adalah nabi Adam As. Tetapi bagaimana
Nabi Adam diciptakan tuhan dan dengan apa ia diciptakan, yang jelas tidak ada
manusia yang tahu tentang persoalan ini. Oleh karena itu, teori yang
dikemukakan oleh Charles Robert Darwin, seorang ilmuan asal Inggris sangat
bertolak belakang dengan fakta yang berasal dari Al- Qur'am.Ilmuan tersebut
mengatakan bahwa nenek moyang manusia adalah sejenis kera atau gorila yang
berjalan menggunakan 4 kaki, memiliki ekor panjang, danmemperoleh makanan
dengan bergelantungan di atas pohon.Dalam kurun waktu yang lama
mengakibatkan adanya seleksi alam, kera-kera tersebut secara bertahap
mengalami perubahan pada fisiknya seperti manusia saat ini. Allah SWT dalam
Qs. Al-Mu'minun (23) ayat 12 dan Qs. Al-Ghafir (40) ayat 67.

Artinya : "Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia


dari suatu saripati (berasal) dari tanah...

11
Artinya : "Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah..."

Penciptaan manusia dari tanah yang dimuat dalam Qs. Al-Mu‟minun ayat
12 menghasilkan dua pendapat yang berbeda. Pendapat pertama mengatakan
bahwa ayat tersebut menjelaskan tentang proses penciptaan Nabi Adam As dan
pendapat kedua menjelaskan tentang penciptaan anak cucu Nabi Adam yang
berasal dari sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan. Sebagaimana yang
telah diketahui bahwa kedua sel tersebut berasal dari makanan dan makanan
berasal dari tanah.Penciptaan Nabi Adam As pada intinya tidak melalui fase
seperti manusia umumnya karena Nabi Adam diciptakan secara langsung oleh
Allah SWT. Maka dengan demikian menurut Shauqi, hal yang semestinya
dilakukan manusia dalam usaha mencari bagaimana proses yang dilalui Adam
dalam penciptaannya adalah merujuk kepada Al-Qur‟an dan sunah.
Teori dari Charles Darwin dan Aristoteles merupakan pembuka dari
pembahasan terkait fase perkembangan embrio pada manusia yang tanpa sengaja
dijadikan landasan bagi ilmu sains dan disampaikan diberbagai kesempatan
dengan topik yang saling terkait.Dalam hal ini pendidikan yang diberikan secara
tidak sadar melenceng dari tujuan pendidikan Nasional yang diterapkan di
Indonesia.Secara normatif, Islam telah memberikan alasan yang kuat dalam
melaksanakan pendidikan sehingga pendidikan itu sendiri menjadi usaha sadar
dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi insani
menuju terbentuknya manusia seutuhnya.Inilah alasan turunya wahyu pertama
dengan perintah membaca, menulis, dan mengajar (Qs. Al-Alaq 96: 1-5).

12
E. Komponen Psikis Manusia
Ada beberapa komponen dalam diri manusia yang mempengaruhi dan
membentuk perilaku dalam 17 kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
dinamika psikologis, yaitu: a. Komponen Kognitif, komponen perseptual yang
berkaitan dengan pengetahuan, pandangan dan keyakinan. b. Komponen Afektif,
komponen emosional yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang
terhadap objek perilaku. c. Komponen Konatif, komponen perilaku (action
component) yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak
terhadap objek. Ketiga komponen di atas selalu berlangsung bersama-sama dan
runtut. Ketiga fungsi kognisi, emosi dan konasi itu bisa berlangsung lancar dan
harmonis, namun tak jarang disertai banyak konflik seperti konflik diantara
pikiran, perasaan dan kemauan yang saling berbenturan atau berlawanan
(Kartono, 1996). Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
definisi dinamika psikologis adalah gambaran perubahan kondisi psikologis
seseorang sebelum dan sesudah yang dilihat dari tingkah lakunya. Manusia
berperilaku selalu mengalami aspek-aspek psikologis yaitu kognitif, emosi dan
sosial. Sebab kepribadian manusia berdasarkan pada yang telah dipikirkan,
dirasakan dan diperbuat oleh manusia.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh
Allah SWT.
2. Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT.
3. Seluruh kehidupan manusia sebenarnya hanyalah untuk Allah. Dan semua
itu memang milik Allah semata.
4. Manusia dipercaya Allah untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini.

B. Saran
Selain untuk tugas kelompok, kami harap dengan adanya makalah ini
mahasiswa menjadi lebih mengerti arti dari penciptaan manusia serta peran
manusia di muka bumi. Serta dengan adanya makalah ini Mahasiswa dapat
menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT..

14
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya


Langgulung, Hasan, Azas-Azas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al- Husna,
2008.
Muthahhari, Murtadha, 1992. Perspetif Tentang Manusia dan Agama, Mizan,
Bandung
Tafsir, Ahmad, 2006. Filsafat Pendidikan Islam, Remaja Rosadakarya, Bandung
Tafany. 2010. Hakikat Manusia: wordpress.com
Wikipedia, Manusia,https://id.wikipedia.org/wiki/Manusia

15
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga dengan semangat yang ada penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manusia Menurut Agama Islam”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
beserta para pengikutnya.
Penulis mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah
SWT.yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini dengan lancar. Penulis menyadari karya tulis ini
tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Semoga dengan selesainya
makalah ini dapat menambah ilmu kita khususnya dalam hal menulis karya tulis
ilmiah.

Binjai, Desember 2023

Suci Ramadhani

16
i
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR ......................................................................................i


DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Manfaat..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Penyebutan nama Manusia Menurut Agama Islam..........................3
B. Sejarah Penciptaan Nabi Adam as Sebagai Manusia Pertama........6
C. Komponen Biologis Adam as...............................................................8
D. Komponen Biologis Reproduksi Manusia Setelah Adam.................8
E. Komponen Psikis Manusia...................................................................13

BAB III PENUTUP...........................................................................................14


A. Kesimpulan............................................................................................14
B. Saran .....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15

ii17

Anda mungkin juga menyukai