Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dede Elsi Ainurohim

Kelas : 1E
NIM : 1236000032
Mata Kuliah : Pengantar Psikologi

Pengertian Manusia dalam Al-Qur’an

Dalam Al-Qur’an surat At-Tin menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki
kesempurnaan Rohani dan jasmani, tetapi memiliki potensi menjadi makhluk yang sangat rendah.
Pada surat At-Tin juga dijelaskan perihal manusia pada umumnya dan bagaimana kesudahan
mereka serta apa yang disediakan Allah bagi mereka yang beriman kepadanya. Surat At-Tin ayat 4
menjelaskan dengan sangat jelas baha manusia adalah sebaik-baiknya ciptaan Allah SWT.
Surat lain juga menjelaskan tentang manusia sebagai makhluk sosial, hal itu dipertegas ten-
tang manusia dalam berbagai suku dan bangsa agar mereka membentuk pergaulan hidup bersama
(QS. Surat Al-Hujurat 13), saling membantu dalam kebaikan (QS. Al-Maidah 2), dan penegasan Al-
Qur’an tentang kebahagiaan manusia yang terkait dengan hubungan manusia dengan manusia lain-
nya (QS. Ali Imran 112).
Banyak ayat Al-Qur’an yang menegaskan bagaimana kelebihan dan keutamaan manusia
dibanding dengan makhluk lainnya. Ibnu Qayyim memaparkan mengenai pemuliaan Allah kepada
manusia. Allah SWT telah mengkaruniai manusia akal. Dia juga mengkaruniai manusia kemam-
puan untuk berkomunikasi, menciptakan manusia dalam bentuk yang bagus dan ukuran yang serasi.
Al Maraghi mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia dengan ukuran tinggi yang memadai
dan memakan makanannya dengan tangan, tidak seperti mahluk lain yang mengambil makanan
dengan mulutnya. Allah mengistimewakan manusia dengan akal agar bisa berpikir dan menimba
berbagai ilmu pengetahuan serta mewujudkan segala inspirasi yang dengannya manusia bisa
berkuasa atas segala makhluk.
Jadi kesimpulannya adalah manusia itu makhluk yang allah ciptakan dengan sebaik-baiknya,
memiliki akal untuk berpikir, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan manusia sebagai
mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk bertahan hidup.

Penyebutan Manusia dalam Al- Qur’an

Penyebutan manusia dalam al-Qur’an menggunakan beberapa antara lain bashar, insan, nas, dan
bani adam. Di mana masing-masing memiliki arti sendiri yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya, namun demikian perbedaan arti tersebut tidak berpengaruh pada objek yang dimaksud
yakni semua term tersebut diarahkan pada penyebutan manusia.
1. Bashar, kata ini disebutkan al-Qur’an kurang lebih dalam 23 surat, yang berkaitan tentang pen-
ciptaan manusia, kemanusiaan para nabi, serta ketidak mungkinan basyar dalam berkomunikasi
dengan Allah secara langsung. Kata ini memiliki arti penampakan sesuatu dengan baik dan indah,
dari akar kata yang sama, lahir kata basharah yang berarti kulit. Dari sini menunjukkan bahwa kata
ini digunakan untuk merujuk pada aspek lahir atau fisik manusia.
2. Al-Insa>n dari kata al-ins disebut kurang lebih sebanyak 73 kali, yang secara etimologi bisa diar-
tikan lemah lembut, harmonis, tampak dan pelupa. Kata ini digunakaan dalam al-Qur’an mengarah
pada totalitas manusia sebagai makhluk dari segi jasmani dan rohaninya, harmonisasi dari dua segi
tersebut yang membuat manusia menjadi makhluk yang istimewa dibanding makhluk lainnya.
3. Na>s, kata ini merupakan yang paling sering digunakan dalam al-Qur’an yaitu sekitar 40 kali,
berbeda dengan 3 kata sebelumnya yang lebih menjelaskan konsep tentang manusia kata na>s lebih
mengarah pada realisasi aktual manusia dari konsep tersebut. Manusia berada dalam ruang dan
waktu yang aktual, dan secara faktual kepada na>s ini titah-titah dari Allah diarahkan. Banyak kata
na>s mengarah pada arti sebagai makhluk sosial, hal tersebut bisa dilihat dari ayat-ayat yang me-
nunjukan pada kelompok sosial beserta karakteristiknya seperti sebagian besar manusia memiliki
kualitas rendah dalam segi ilmu (QS. Al-A’raf: 187)
4. Bani Adam, berarti anak-cucu Adam atau keturunan nabi Adam as, dan dalam bahasa Adam
mempunyai arti permukaan bagian dalam dari kulit dan yang menjadikan sesuatu bisa dikenali.
Adam adalah wujud bashar yang sudah menjadi insa>n, Adam dan pasangannya dimunculkan
dalam kehidupan dunia, dan kata bani Adam ditujukan pada manusia keturunan nabi Adam hingga
hari kiamat.12 Di dalam al-Qur’an bani Adam disebut sekitar tujuh kali, istilah ini digunakan untuk
mengingatkan asal-usulnya yang terkait dengan cerita nabi Adam yan pernah dijerumuskan setan
dalam melanggar larangan Allah (QS. Al-A’raf: 27), peringatan untuk memegang nikmat yang telah
dianugerahkan (QS. Al-Isra’: 70), janji primodial bahwa tidak akan menyembah setan (QS. Yaasi-
iin: 60, Al-A’raf: 172).

DAFTAR PUSTAKA

Priatna, T. 2017. Konsep Manusia Dalam Al-Qur’an.


[https://etheses.uinsgd.ac.id/9459/1/KONSEP MANUSIA AHSANI TAQWIM DALAM
ALQURAN.pdf]

Rosyidah, SM. 2020. Manusia Dalam Al-Qur’an.


[https://etheses.iainkediri.ac.id/2480/4/933803616%20bab3.pdf]

Anda mungkin juga menyukai