Anda di halaman 1dari 5

Tugas Mingguan (Materi 3)

Manusia Dalam Pandangan Islam

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam


Dosen pengampu :
Imam Fikri, S.H M.Ag

Disusun Oleh :

Atika Rahma Zulfi


6213311004

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

Menulis BAB pertemuan materi 3 + pertanyaan & dan kesimpulan jawaban + kesimpulan
penjelasan dosen

 Pertemuan materi 3
A. Istilah penyebutan manusia dalam Al-quran
1. Basyar, kata ini disebutkan al-Qur’an kurang lebih dalam 23 surat, yang berkaitan
tentang penciptaan manusia, kemanusiaan para nabi, serta ketidak mungkinan basyar
dalam berkomunikasi dengan Allah secara langsung. Salah satunya terdapat dalam
surah (al-mukmin 23:33)
2. Ins, kata ini disebut dalam al-Qur’an bersamaan dengan kata jinn atau jann kurang
lebih dalam 17 surat. Kata ini juga serupa dengan insiyy yang memiliki bentuk jamak
“ana>siya”. Dilihat dari penyebutannya yang bersamaan dengan kata jinn, ins
mengarah pada makna jinak yaitu dapat ditangkap dan dilihat karena memang
diperlihatkan, kebalikan dari jinn yang dalam bahasa berarti samar, tidak dapat
ditangkap dan tertutup. Dimana tentunya pengertian ini dipahami dari sudut pandang
dunia manusia. Juga ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Quran surrah Al-Anam
ayat 112.
3. Al-Insa>n dari kata al-ins yang secara etimologi bisa diartikan lemah lembut,
harmonis, tampak dan pelupa. Kata ini digunakaan dalam al-Qur’an mengarah pada
totalitas manusia sebagai makhluk dari segi jasmani dan rohaninya, harmonisasi dari
dua segi tersebut yang membuat manusia menjadi makhluk yang istimewa dibanding
makhluk lainnya.
4. Na>s, kata ini merupakan yang paling sering digunakan dalam al-Qur’an, berbeda
dengan 3 kata sebelumnya yang lebih menjelaskan konsep tentang manusia kata na>s
lebih mengarah pada realisasi aktual manusia dari konsep tersebut. Manusia berada
dalam ruang dan waktu yang aktual, dan secara faktual kepada na>s ini titah-titah dari
Allah diarahkan seperti menyembah (QS. Al-Baqarah: 21), bertakwa ( QS. Al-Nisa’:
1), memakan yang halal dan tay>ib (QS. Al-Baqarah: 168) dan lain sebagainya.
5. Bani Adam, berarti anak-cucu Adam atau keturunan nabi Adam as, dan dalam bahasa
Adam mempunyai arti permukaan bagian dalam dari kulit dan yang menjadikan
sesuatu bisa dikenali. Adam adalah wujud bashar yang sudah menjadi insa>n, Adam
dan pasangannya dimunculkan dalam kehidupan dunia, dan kata bani Adam ditujukan
pada manusia keturunan nabi Adam hingga hari kiamat.
6. Abdun (hamba) yang menunjukkan kedudukkannya sebagai hamba Allah yang harus
tunduk dan patuh kepadanya

A. Asal Usul Penciptaan Manusia


yang dibagi dalam 5 kelompok, yaitu At-T{ura>b, Ma>’, At-T{i>n, Nut}fah, dan
s}als}al.

Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah.


Pengertian penyembahan kepada Allah tidak bisa di artikan secara sempit, dengan
hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja.
Fungsi dan peran manusia Berpedoman pada al-quran surah al-baqarah ayat 30-36,
status dasar manusia yang mempolori oleh adam AS adalah sebagai khalifah.
Jika khalifah diartikan sebagai penerus ajaran allah maka peran yang dilakukan
adalah penerus pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan
ajaran allah. Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana
yang ditetapkan oleh Allah di antanya adalah:·
 Belajar
 Mengajarkan ilmu
Membudayakan ilmu

 Pertanyaan
1. Apakah ketika Allah menciptakan manusia Allah ada menyampaikan kepada
penciptanya bahwa dia diciptakan?
Dikatakan dalam Surah Shaad, 'Renungkanlah, ketika Tuhanmu wahai Nabi
Muhammad SAW atau Tuhanmu seluruh manusia, berfirman kepada malaikat,
Aku akan menciptakan manusia yang tercipta dari tanah yang basah. Maka kau
telah tersempurnakan bentuk fisiknya dan kuembuskan kepadanya roh ciptaan-Ku,
maka hendaklah kalian semua sujud kepadanya'. Allah menyampaikan ini kepada
malaikat karena malaikat ialah salah satu makhluk yang berfungsi menangani
manusia. Allah berfirman, 'Aku akan menciptakan manusia dari tanah'. Jadi,
penyampaian ini disampaikan Allah kepada malaikat sebelum manusia tercipta.

2. Siapa yang dimaksud orang sebelum kamu pada surah Al-Baqarah 21?
Allah memerintahkan mereka untuk tunduh, patuh, merendahkan diri, dan
mengesakan-Nya. Pada Surat Al-Baqarah ayat 21, Allah memerintahkan semua
itu karena Dia adalah pencipta mereka, nenek moyang mereka, berhala mereka,
dan semua yang dianggap tuhan oleh mereka. Allah seakan mengatakan pada
Surat Al-Baqarah ayat 21, “Tuhan yang menciptakan kamu, bapak kamu, kakek
kamu, dan semua makhluk selain kamu adalah Zat yang sanggup memberikan
mudharat dan manfaat kepada kamu. Dia lebih layak ditaati daripada zat yang
tidak kuasa memberikan mudharat dan manfaat kepada kamu.”

3. Mengapa manusia disebut sebagai puncak penciptaan?


Sedangkan dalam konteks puncak penciptaan alam, manusia secara biologis
adalah makhluk yang paling lengkap dan paling canggih, dalam pengertian
mengandung semua unsur yang ada dalam kosmos, mulai unsur-unsur mineral,
tumbuh- tumbuhan, hewan, hingga-unsur khas manusia itu sendiri yang
merupakan daya- dayanya yang istimewa.

4. Tuliskan ekstensi dalam martabat manusia!


Pengertian Eksistensi martabat manusia adalah bahwasanya manusia diciptakan
kedunia ini oleh Allah melaui berbagai rintangan tentunya tiada lain untuk
mengabdi kepadaNya, sehingga dengan segala kelebihan yang tidak dimiliki
mahluk Allah lainya tentunya kita dapat memanfaatkan bumi dan isinya untuk
satu tujuan yaitu mengharapkan ridho dari Allah SWT. dan dengan segala potensi
diri masing-masing kita berusaha untuk meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan
kita sehingga dapat selamat Dunia dan Akhirat.
"Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka mengabdi
kepadaku" (QS. Adz- Dzariyaat: 56)

5. Bagaimana kedudukan manusia dalam pandangan islam dan agama lain?


Kedudukan manusia adalah sama dan yang berbeda hanya ketaqwaannya kepada
Allah. Allah telah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Manusia
wajib menyembah Allah sebagai Sang Kholiq. Karena itulah tujuan hidup
manusia diciptakan di bumi ini untuk menyembah kepada Nya.

6. Darimana datangnya teori manusia dari kera?


Teori manusia dari kera merujuk pada konsep bahwa manusia modern berevolusi
dari nenek moyang bersama yang kita bagikan dengan kera. Ini adalah pandangan
yang didukung oleh bukti-bukti ilmiah dalam bidang paleontologi, antropologi,
dan genetika.

Ide dasar teori ini pertama kali diusulkan oleh Charles Darwin dalam bukunya
"On the Origin of Species" pada tahun 1859. Darwin mengemukakan bahwa
spesies tidak diciptakan secara terpisah, tetapi berevolusi dari nenek moyang
bersama melalui proses seleksi alam.

Bukti-bukti yang mendukung teori manusia dari kera termasuk temuan fosil-fosil
kuno yang menunjukkan transisi antara kera dan manusia, seperti fosil
Australopithecus dan Homo habilis. Selain itu, studi genetika membandingkan
genom manusia dan genom kera juga memberikan bukti bahwa manusia memiliki
nenek moyang bersama dengan kera, dengan tingkat kesamaan genetik yang
tinggi antara manusia dan kera.

Selama berpuluh-puluh ribu tahun, manusia berevolusi secara bertahap,


mengembangkan ciri-ciri unik yang membedakan kita dari kera lainnya.
Perkembangan otak yang lebih besar dan kemampuan untuk menggunakan alat,
bahasa, dan budaya kompleks adalah beberapa ciri khas manusia yang memainkan
peran penting dalam perkembangan dan keberhasilan spesies kita.

Namun, penting untuk dicatat bahwa teori manusia dari kera bukanlah pandangan
yang mengatakan bahwa manusia langsung turun dari kera yang masih hidup saat
ini. Kera saat ini, seperti simpanse dan gorila, juga merupakan cabang evolusi
yang berbeda dan mengalami perubahan dalam jalur evolusinya sendiri.

Dalam kesimpulannya, teori manusia dari kera adalah pandangan ilmiah yang
didukung oleh bukti-bukti fosil, genetika, dan penelitian ilmiah lainnya. Ini
memberikan pemahaman tentang asal usul manusia dan bagaimana kita
berkembang menjadi spesies yang kita kenal saat ini.
 Kesimpulan
Allah menciptakan alam semesta ini bukan untukNya, tetapi untuk seluruh makhluk
yang diberi hidup dan kehidupan. Sebagai pencipta dan sekaliıgus pemilik, Allah
mempunyai kewenangan dan kekuasaan absolut untuk melestarikan dan
menghancurkannya tanpa diminta pertanggungjawaban oleh siapapun. Namun begitu,
Allah telah mengamanatkan alam seisinya dengan makhlukNya yang patut diberi
amanat itu, yaitu manusia sebagai khalifah di bumi. Dan oleh karenanya manusia
adalah makhluk Allah yang dibekali dua potensi yang sangat mendasar, yaitu
kekuatan fisi dan kekuatan rasio, disamping emosi dan intuisi. Ini berarti, bahwa alam
seisinya ini adalah amanat Allah yang kelak akan minta pertanggungjawaban dari
seluruh manusia yang selama hidupnya di dunia ini pasti terlibat dalam amanat itu.

Manusia diberi hidup oleh Allah tidak secara outomatis dan langsung. akan tetapi
melalui proses panjang yang melibatkan berbagai faktor dan aspek. Ini tidak berarti
Allah tidak mampu atau tidak kuasa menciptakannya sekaligus. Akan tetapi justru
karena ada proses itulah maka tercipta dan muncul apa yang disebutkehidupan baik
bagi manusia itu sendiri maupun bagi mahluk lain yang juga diberi hidup oleh Allah,
yakni flora dan fauna.

Kehidupan yang demíkian adalah proses hubungan interaktif secara harmonis dan
seimbang yang saling menunjang antara manusia, alam dan segala isinya utamanya
flora dan fauna, dalam suatu tata nilai maupun tatanan yang disebut ekos1stem. Tata
nilai dan tatanan itulah yang disebut pula moral dan etika kehidupan alam yang sering
dipengaruhi oleh paradigma dinamis yang berkembang dalam komunitas masyarakat
dısampıng pengaruh ajaran agama yang menjadi sumber inspırasi moral dan etika itu.

Anda mungkin juga menyukai