Anda di halaman 1dari 15

Konsep Manusia dalam Pandangan Islam

Berbicara tentang manusia dalam perspektif Islam, ada satu kata yang terlintas dalam benak
saya LEMAH. manusia berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah
sehingga akhirnya menjadi makhluk yang sempurna, tapi dengan beragam macam proses kehidupan
yang harus ia alami. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah
Swt.
Hakekat penciptaan manusia dalam perspektif Islam dengan merujuk pada nash Alquran,
selalu bertitik tolak pada term khalaqa (menciptakan) dan atau jaala (menjadikan). Dimana Allah lah
sebagai maha pencipta dan yang menjadikan manusia ada di muka bumi ini. Kedua term ini,
mengimformasikan bahwa manusia itu tercipta atas dua unsur yakni materi dan immateri.
Kedua unsur yang disebutkan di atas, dapat tumbuh dan berkembang melalui proses
pendidikan. Dengan demikian, manusia dapat disebut sebagai homo educandum (makhluk yang
dapat didik) dan homo education (makhluk pendidik). Dari paradigma ini, menyebabkan ke-
eksistensian manusia secara fitrawi disebut sebagai makhluk pedagogik, yakni; makhluk Tuhan yang
sejak diciptakannya telah membawa potensi untuk dapat didik dan dapat mendidik. Hal ini jelas,
manusia sejak kecil dirawat oleh orangtuanya, sebagai manusia yang lemah. Ia diajarkan berbagai
macam hal yang ia butuhkan untuk bertahan hidup, step by step bayi yg semula hanya bisa
melakukan aktivitas dalam gendongan ibu akhirnya mampu melaksanakan kegiatannya dengan
tumpuan kakinya sendiri, berjalan.
Dalam pandangan Islam, fitrah manusia adalah suatu potensi keagamaan yang terbawa
sejak lahir dan potensi tersebut dapat bertumbuh dan berkembang. Tingkat pertumbuhan dan
perkembangannya, seiring dengan proses pedagogis yang mengitarinya dengan melibatkan
pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.
Dalam agama Islam juga dijelaskan bahwasannya manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang mana
keberadaannya di bumi ini bukan karena sembarang alasan. Melainkan, karena ia dipercaya untuk
menjadi khalifah di bumi ini. Sebagaimana firman Allah kepada para malaikat ketika akan
menciptakan Adam, Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. (Al-
Baqarah:30).
Banyak kaum muslimin yang keliru dalam memahami ayat ini, dipahami bahwa manusia sebagai
wakil/pengganti Allah dalam mengurus bumi. Makna khalifah yang benar adalah kaum yang akan
menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi, demikian penjelasan
dalam ringkasan Tafsir Ibnu Katsier.
Tentu saja dalam Islam pandangan tentang manusia banyak kita dapati melalui tokoh-
tokoh filsafat dan psikologi Islam. Para tokoh mempercayai bahwasannya manusia dalam
pandangan Islam terdiri atas dua substansi yang paradoks yaitu :
1) Substansi jasmani, yaitu Jasad.
Adalah substansi manusia yang terdiri atas struktur organisme fisik. Organisme fisik manusia lebih
sempurna di banding dengan organisme fisik makhluk-makhluk lain. Setiap makhluk biotik lahiriyah
memiliki unsur material yang sama, yakni terbuat dari unsur tanah, api, udara dan air.
Jisim manusia memiliki natur tersendiri. Al-Farabi menyatakan bahwa komponen ini dari alam
ciptaan, yang memiliki bentuk, rupa, berkualitas, berkadar, bergerak dandiam serta berjasad yang
terdiri dari beberapa organ. Begitu juga al-Ghazali memberikan sifat komponen ini dengan dapat
bergerak, memiliki ras, berwatak gelap dan kasar, dan tidak berbeda dengan benda-benda lain.
Sementara Ibnu Rusyd berpendapat bahwa komponen jasad merupakan komponen materi, sedang
menurut Ibnu Maskawaih bahwa badan sifatnya material, Ia hanya dapat menangkap yang abstrak.
Jika telah menangkap satu bentuk kemudian perhatiannya berpindah pada bentuk yang lain maka
bentuk pertama itu lenyap.
2) Substansi rohani, yaitu, Ruh
Merupakan substansi psikis manusia yang menjadi esensi kehidupannya. Sebagian ahli menyebut
ruh sebagai badan halus (jism latief), ada yang substansi sederhana (jaubar basiib), dan ada juga
substansi ruhani (jaubar ruhani). Ruh yang menjadi pembeda antara esensi manusia dengan esensi
makhluk lain. Ruh berbeda denganspirit dalam terminologi psikologi, sebab term ruh memiliki arti
jaubar (subtance) sedang spirit lebih bersifat aradh (accident).
Ruh adalah substansi yang memiliki natur tersendiri. Menurut Ibnu Sina, ruh adalah kesempurnaan
awal jisim alami manusia yang tinggi yang memiliki kehidupan dengan daya. Sedang bagi al-Farabi,
ruh berasal dari alam perintah (amar) yang mempunyai sifat berbeda dengan jasad.
Menurut Ibnu Qoyyim al-Jauzy menyatakan pendapatnya bahwa, roh merupakan jisim nurani yang
tinggi, hidup bergerak menembusi anggota-anggota tubuh dan menjalar di dalam diri manusia.
Konsep manusia



Ada 3 teori dalam konsepsi manusia yaitu :
1. Pertama yaitu Teori Evolusi.
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh seorang sarjana Perancis J.B de Lamarckyang menyatakan
bahwa kehidupan berkembang dari
tumbuh tumbuhan menuju binatang dan dari binatang menuju manusia. Teori ini
merupakan perubahan atau perkembangan secara berlahan lahan dari tidak
sempurna menjadi perubahan yang sempurna.
2. Kedua yaitu Teori Revolusi
Teori revolusi ini merupakan perubahan yang amat cepat bahkan mungkin dari tidak ada menjadi
ada. Teori ini sebenarnya merupakan kata lain untuk menanamkan
pandangan pencipta dengan kuasa Tuhan atas makhluk-Nya. Pandangan ini gabungan pemikiran
dari umat manusia yang berbeda keyakinan yaitu umat Kristen dan umat Islam tentang proses
kejadian manusia yang dihubungkan dengan keMaha Kuasaan Tuhan.
Dalam Ajaran Kristen dijumpai kisah kejadian manusia dalam surat Kejadian 1-11 dan 12-50 tentang
kisah oleh Martinus dalam Bagaimana Agama Kristen Memandang teori Darwin . Dalam ajaran
Islam terbentuk opini dan tidak berlebihan jika dikatakan sebagai
keyakinan, bahwa manusia dan juga alam semesta tercipta secara cepat oleh Kuasa
Allah.Keyakinan tersebut merupakan hasil interpretasi dari ayat ayat Al-Quran
dalam surat Al-Baqarah ayat 30 yang menjelaskan tetntang kejadian Adam yaitu Adam adalah suatu
makhluk yang diciptakan dari tanah yang diambil dari berbagai jenis yang kemudian dicampur dengan
air, dibentuk dan ditiupkan ruh kedalamnya, dan kemudian menjadi makhluk hidup,serta Yasin ayat
82 yang berbunyi kun fayakun dengan arti jadilah maka terjadilah dia .
3. Ketiga yaitu Teori Evolusi Terbatas.
Teori ini adalah gabungan pemikiran dari pihak-pihak agama yang berlandaskan dengan alasan-
alasan serta pembuktian dari pihak sarjana penganut teori evolusi.
Seperti yang dikemukakan oleh FransDahler, yang mengakui bahwa tumbuh-tumbahan, binatang,
dan manusia selama ribuan atau jutaan tahun yang benar-benar mengalami mutasi (perubahan) yang
tidak sedikit.
Menurut RHA. Syahirul Alim cendekiawan Muslim ahli kimia menyatakan bahwa kita sebagai manusia
harus merasa terhormat kalau diciptakan dari keturunan kera karena secara kimia molekul-molekul
kera jauh lebih kompleks dibandingkan dengan tanah, karena tanah molekulnya lebih rendah
keteraturannya. MenurutAl-Syaibani manusia dikelompokkan menjadi delapan definisi,antara lain :
1. Manusia sebagai makhluk Allah yang paling mulia dimuka bumi
2. Manusia sebagai khalifah dimuka bumi.
3. Insan manusia sebagai makhluk sosial yang berbahasa.
4. Insan yang mempunyai tiga dimensi yaitu badan, akal, dan ruh
5. Insan dengan seluruh perwatakannya dan ciri pertumbuhannya adalah hasil pencapaian dua
factor, yaitu faktor warisan dan lingkungan.
6. Manusia mempunyai motivasi, kecenderungan, dan kebutuhan permulaan baik yang diwarisi
maupun yang diperoleh dalam proses sosialisasi.
7. Manusia mempunyai perbedaan sifat antara yang satu dengan yang lainnya.
Manusia Dalam pandangan islam
Dalam pandangan Islam, manusia didefinisikan sebagai makhluk, mukalaf, mukaram,
mukhaiyar, dan mujizat. Manusia adalah makhluk yang memiliki nilai-nilai fitri dan sifat-sifat
insaniah, seperti dhaif lemah (an-Nisaa: 28), jahula bodoh (al-Ahzab:
72), faqir ketergantungan atau memerlukan (Faathir: 15), kafuuro sangat
mengingkari nikmat (al-Israa: 67), syukur (al-Insaan:3), serta fujur
dan taqwa (asy-Syams: 8).
Selain itu, manusia juga diciptakan untuk mengaplikasikan beban-beban ilahiah yang
mengandung maslahat dalam kehidupannya. Ia membawa amanah ilahiah yang harus
diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Keberadaannya di alam mayapada
memiliki arti yang hakiki, yaitu menegakkan khilafah. Keberadaannya tidaklah
untuk huru-hara dan tanpa hadaf tujuan yang berarti. Perhatikanlah
ayat-ayat Qur`aniah di bawah ini.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (al-Baqarah: 30)
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku. (adz-Dzariyat: 56)
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. (al-
Ahzab: 72)
Manusia adalah makhluk pilihan dan makkhluk yang dimuliakan oleh Allah SWT dari
makhluk-makhluk yang lainnya, yaitu dengan keistimewaan yang dimilikinya,
seperti akal yang mampu menangkap sinyal-sinyal kebenaran, merenungkannya, dan
kemudian memilihnya. Allah SWT telah menciptakan manusia dengan ahsanu
taqwim, dan telah menundukkan seluruh alam baginya agar ia mampu memelihara dan
memakmurkan serta melestarikan kelangsungan hidup yang ada di alam ini. Dengan
akal yang dimilikinya, manusia diharapkan mampu memilah dan memilih
nilai-nilai kebenaran, kebaikan, dan keindahan yang tertuang dalam risalah
para rasul. Dengan hatinya, ia mampu memutuskan sesuatu yang sesuai
dengan iradah Robbnya dan dengan raganya, ia diharapkan pro-aktif untuk
melahirkan karya-karya besar dan tindakan-tindakan yang benar, sehingga ia
tetap mempertahankan gelar kemuliaan yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya
seperti ahsanu taqwim, ulul albab, rabbaniun dan yang lainnya.
Maka, dengan sederet sifat-sifat kemuliaan dan sifat-sifat insaniah yang berkaitan
dengan keterbatasan dan kekurangan, Allah SWT membebankan misi-misi khusus
kepada manusia untuk menguji dan mengetahui siapa yang jujur dalam
beriman dan dusta dalam beragama.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami
telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang
yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (al-Ankabuut: 2-3).
Oleh karena itu, ia harus benar-benar mampu menjabarkan kehendak-kehendak ilahiah
dalam setiap misi dan risalah yang diembannya.

KESIMPULAN :D
Manusia adalah khalifah Tuhan di bumi. Oleh karena itu, manusia dikaruniai pembawaan yang mulia
dan martabat. Tuhan, pada kenyataannya, telah menganugerahi manusia dengan keunggulan atas
makhluk-makhluk lain. Manusia akan menghargai dirinya sendiri hanya jika mereka mampu
merasakan kemuliaan dan martabat tersebut, serta mau melepaskan diri mereka dari kepicikan
segala jenis kerendahan budi, penghambaan, dan hawa nafsu.
Al-Quran dan as-Sunnah selalu meminta agar manusia mengisi hidupnya dengan bekerja untuk
mempertahankan kehidupanya, yaitu dengan memanfaatkan apa yang telah Allah ciptakan baginya di
muka bumi ini. Dari pandangan Islam, hanya pekerjaan yang baik serta amal saleh sajalah yang
mendapatkan pahala. Sedangkan tindakan yang buruk, jahat, harus dihindari oleh setiap pribadi
muslim. Al-Quran penuh dengan ayat-ayat yang berisi pujian Allah terhadap pekerjaan yang baik
(amal saleh), dan tersedianya ganjaran baik di dunia ataupun di akhirat bagi mereka yang bekerja
dengan dilandasi iman.
Manusia adalah makhluk cerdas yang dapat memanfaatkan bakat serta kecerdasannya untuk
mengembangkan kehidupannya di atas muka bumi, dan membuatnya lebih sejahtera. Islam
mendorong (pemeluknya untuk melakukan) inovasi di dalam segala lapangan teknologi. Tetapi Islam
juga melarang inovasi yang dilakukan dalam masalah agama dan kerohanian.
Tuhan menciptakan manusia agar mereka menyembah-Nya; dan tunduk patuh kepada-Nya.
Walaupun manusia adalah khalifah Tuhan, hal ini tidak boleh menimbulkan kesombongan di hati
manusia, karena sebenarnya tugas manusia yang terpenting adalah mengabdi kepada-Nya dan
menjadi wakil-Nya yang baik di muka bumi.

SUMBER :
http://leviyamani.blogspot.com/2009/12/konsep-manusia-dalam-islam.html
http://meseptiandrianiiskandar.blogspot.com/2013/11/makalah-pandangan-islam-terhadap-
manusia.html
http://filsafat.kompasiana.com/2014/05/12/konsep-manusia-dalam-pandangan-islam-652468.html


Nama : Yosep Agus Nugraha
Jurusan/Kelas : Perikanan / 1B




















KONSEP BUSANA MENUTUP AURAT

Pakaian Menurut Konsep Al-Quran (Islam).
Kitab suci Al-Quran melukiskan keadaan Adam dan pasangannya sesaat setelah melanggar
perintah Tuhan mendekati suatu pohon dan tergoda oleh setan sehingga mencicipinya bahwa :

Tatkala keduanya telah merasakan buah pohon itu, tampaklah bagi keduanya, aurat masing-
masing dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun daun syurga secara berlapis-lapis.(Q.S
Al-Araf: 22)
Apa yang dilakukan oleh nenek moyang kita itu, dinilai sebagai awal usaha manusia menutupi
berbagai kekuragannya, menghindardari apa yang dinilai buruk atau tidak disenangi serta upaya
memperbaiki penampilan dan keadaansesuai dengan imajinasi dan khayal mereka. Itulah langkah
awal manusia menciptakan peradaban. Allah mengilhami hal tersebut dalam benak manusia
pertama juntuk kemudian diwariskan kepada anak cucunya. Jika demikian berpakaian atau menutup
aurat adalah alamat bukan awal dari lahirnya peradaban manusia.
Upaya mereka berpakaian rapi, menutup aurat itu, juga mengisyaratkan bahwa berpakaian rapi
sebagaimana dikehendaki agama dapat memberi rasa tenang dalam jiwa pemakainya. Ketenangan
batin merupakan salah satu dampak yang dikehendaki oleh agama.
Allah berfirman dalam surat Al-Araf ayat 26:

Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi
auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang
demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah mudahan mereka selalu
ingat. Hai anak Adam janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk
memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihatmu
dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah jadikan syaitan-
syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman (Q.S Al-Araaf: 26-27)[3]
Kemudian dalam Surah An-Nahl ayat 81:
Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia
jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang
memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan.
Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-
Nya). (Q.S An-Nahl: 81)
Menurut Syarif Arbi, pakaian menurut konsep Islam itu ada dua Janis yaitu:
1. Pakaian Jasmani, berwujud busana
2. Pakaian Rohani, berwujud taqwa
Di dalam konsep Islam pakaian Jasmani penting, pakaian Rohani jauh lebih penting, justru
pakaian jasmani mendukung pakaian rohani dan sebaliknya, pakaian rohani akan nampak pada
pakaian jasmani. Dan keduanya saling mendukung dan tak dapat dipisahkan.[4]
Di samping pakaian lahir Al-Quran juga menyatakan bahwa ada yang dinamai libas at-taqwa
dzalika Khair (pakaian takwa dan itu yang lebih baik). Apalah artinya keindahan lahir, kalau tidak
disertai keindahan batin. Pakaian Takwa menutupi hal-hal yang dapat memalukan dan
memperburuk penampilan manusia jika ia terbuka. Keterbukaan aurat jasmani dan rohani dapat
menimbulkan rasa perih dan malu yang dirasakan, bila aurat rohani terbuka, jauh lebih besar
daripada keterbukaan aurat jasmani, baik di dunia terlebih di Akhirat.


Konsep Busana Menutup Aurat Bagi Laki-Laki
Pakaian yang dikenakan oleh seorang muslim haruslah memenuhi syarat tertentu,
yakni:[14]
1. Menutup aurat
Rasulullah Saw bersabda: Aurat laki-laki ialah antara pusat sampai dua lutut. (HR. ad-
Daruquthni dan al-Baihaqi, lihat Fiqh Islam, Sulaiman Rasyid).
Dari Muhammad bin Jahsyi, ia berkata: Rasulullah Saw melewati Mamar, sedang kedua
pahanya dalam keadaan terbuka. Lalu Nabi bersabda: Wahai Mamar, tutuplah kedua pahamu
itu, karena sesungguhnya kedua paha itu aurat. (HR. Ahmad dan Bukhari, lihat Ahkamush
Sholat, Ali Raghib).
Rasulullah Saw pernah berkata kepada Ali ra: Janganlah engkau menampakkan pahamu
dan janganlah engkau melihat paha orang yang masih hidup atau yang sudah mati. (HR. Abu
Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shafwt at-Tafsir, Muhammad Ali ash-Shabuni).
2. Tidak terbuat dari emas atau sutera
Diriwayatkan dari al-Bara bin Azib r.a berkata: Rasulullah Saw memerintahkan kami
dengan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara. Baginda memerintahkan kami
menziarahi orang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang bersin, menunaikan sumpah
dengan benar, menolong orang yang dizalimi, memenuhi undangan dan memberi salam.
Baginda melarang kami memakai cincin atau bercincin emas, minum dengan bekas minuman
dari perak, hamparan sutera, pakaian buatan Qasiy yaitu dari sutera, serta mengenakan pakaian
sutera, sutera tebal dan sutera halus. (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasai, Ibnu Majah
dan Ahmad)
Walaupun seorang muslim dilarang memakai sutera, tetapi ada pengecualian tertentu.
Misalnya, karena suatu alergi kulit jika memakai pakaian non sutera, maka dibolehkan untuk
menggunakan pakaian dari sutera.
3. Tidak menyerupai pakaian wanita
Dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu anhu, dia menceritakan : Artinya : Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam melaknat orang laki-laki yang bersikap seperti wanita dan wanita
seperti laki-laki.
Sedangkan dalam riwayat yang lain disebutkan : Artinya : Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam melaknat orang laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.
(Hadits Riwayat Bukhari).
Seorang laki-laki dilarang bertingkah laku, termasuk berpakaian menyerupai wanita dan
sebaliknya seorang wanita bertingkah laku termasuk berpakaian seperti laki-laki.
4. Tidak menyerupai orang-orang kafir
Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melihat padanya ada
dua baju yang dicelup dengan celupan kuning. Maka beliau shallallahu alaihi wasallam
bersabda,Sesungguhnya ini termasukpakaian orang-orang kafir, janganlah kamu pakai
keduanya. (HR. Muslim).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Barangsiapa yang menyerupai suatu
kaum, maka dia termasuk dari kaum tersebut. (HR. Abu Dawud dan shahih)
Menyerupai orang kafir (tasyabbuh bil kuffar) dilarang bagi muslim maupun muslimah.
Tasyabbuh dapat dilakukan melalui pakaian, sikap, gaya hidup maupun pandangan hidup.

Konsep Busana Menutup Aurat Bagi Perempuan
Islam mengharamkan perempuan memakai pakaian yang membentuk dan tipis sehingga
nampak kulitnya. Termasuk di antaranya ialah pakaian yang dapat mempertajam bagian-bagian
tubuh khususnya tempat-tempat yang membawa fitnah, seperti: payudara, paha, dan
sebagainya.
Dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: Ada dua
golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya itu: (1) Kaum yang membawa
cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam); (2)
Perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan
maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan bisa masuk surga, dan tidak akan
mencium bau surga, padahal bau surga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan
demikian. (HR. Muslim, Babul Libas)
Mereka dikatakan berpakaian, karena memang mereka itu melilitnya pakaian pada
tubuhnya, tetapi pada hakikatnya pakaiannya itu tidak berfungsi menutup aurat, karena itu
mereka dikatakan telanjang, karena pakaiannya terlalu tipis sehingga, dapat memperlihatkan
kulit tubuh, seperti kebanyakan pakaian perempuan sekarang ini.
Bukhtun adalah salah satu macam daripada unta yang mempunyai kelasa (punuk) besar;
rambut orang-orang perempuan seperti punuk unta tersebut karena rambutnya ditarik ke atas.
Dibalik keghaiban ini, Rasulullah seolah-olah melihat apa yang terjadi di zaman sekarang ini
yang kini di wujudkan dalam bentuk penataan rambut, dengan berbagai macam mode dalam
salon-salon khusus, yang biasa disebut salon kecantikan, dimana banyak sekali laki-laki yang
bekerja pada pekerjaan tersebut dengan upah yang sangat tinggi.
Tidak cukup sampai di situ saja, banyak pula perempuan yang merasa kurang puas dengan
rambut asli pemberian Allah SWT. Untuk itu mereka membeli rambut palsu yang disambung
dengan rambutnya yang asli, supaya tampak lebih menyenangkan dan lebih cantik, sehingga
dengan demikian dia akan menjadi perempuan yang menarik dan memikat hati.
Satu hal yang sangat mengherankan, justru persoalan ini sering dikaitkan penjajahan politik
dan kejatuhan moral, dan ini dapat di buktikan oleh suatu kenyataan yang terjadi, dimana para
penjajah politik itu dalam usahanya untuk menguasai rakyat sering menggunakan sesuatu yang
dapat membangkitkan syahwat dan untuk dapat mengalihkan pandangan manusia, dengan
diberinya kesenangan yang kiranya dengan kesenangannya itu, manusia tidak mau lagi
memperhatikan persoalannya yang lebih umum.
Aurat wanita yang tak boleh terlihat di hadapan laki-laki lain (selain suami dan mahramnya)
adalah seluruh anggota badannya kecuali wajah dan telapak tangan.
v Syarat-syarat Pakaian Wanita
Pada dasarnya seluruh bahan, model dan bentuk pakaian boleh dipakai, asalkan memenuhi
syarat-syarat berikut:
1. Menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan
2. Tidak tipis dan tidak transparan
3. Longgar dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk dan bentuk tubuh (tidak ketat)
4. Bukan pakaian laki-laki atau menyerupai pakaian laki-laki.
5. Tidak berwarna dan bermotif terlalu menyolok. Sebab pakaian yang menyolok akan
mengundang perhatian laki-laki. Dengan alasan ini pula maka membunyikan
(menggemerincingkan) perhiasan yang dipakai tidak diperbolehkan walaupun itu tersembunyi di
balik pakaian




FUNGSI DAN MANFAAT MENUTUP AURAT
Menutup aurat yang baik adalah dengan menggunakan pakaian yang tidak
memperlihatkan kulit bagian aurat, tidak memperlihatkan betuk tubuh yang menarik bagi lawan
jenis, tidak tembus pandang, desainnya tidak menarik perhatian orang lain dan yang tidak kalah
penting adalah nyaman digunakan. Untuk laki-laki dengan menutup bagian pusar sampai ke
lutut. Sedangkan untuk perempuan hanya boleh memperlihatkan wajah dan telapak tangan.
Berikut ini adalah beberapa kegunaan, kelebihan, fungsi, kebaikan, manfaat yang bisa
didapatkan dari menutup aurat:[15]
1. Menghindarkan diri dari dosa akibat mengumbar aurat
Salah satu yang menyebabkan banyak wanita masuk neraka adalah karena mereka tidak
menutup aurat mereka di mata orang-orang yang bukan mahramnya. Dari begitu besarnya
mudharat yang bisa didapat dari membuka aurat, maka Tuhan melarang kita membuka aurat.
2. Menghindari fitnah, tuduhan atau pandangan negatif
Orang-orang yang gemar membuka auratnya secara terang-terangan bisa saja dituduh
sebagai wanita nakal, pelacur, wanita penggoda, wanita murahan, tukang rebut suami orang,
perempuan eksperimen, dan lain-lain. Untuk itu kita harus menghindari dari memakai pakaian
minim yang memperlihatkan bagian tubuh yang dapat merangsang lawan jenis untuk meredam
berbagai fitnah.
3. Mencegah timbulnya hawa nafsu lawan jenis maupun sesama jenis
Secara umum laki-laki normal akan terangsang melihat wanita yang memakai pakaian
ketat, celana pendek atau rok mini ketat, dan lain sebagainya. Banyak lelaki yang ingin
menzinahi perempuan yang seperti itu baik secara paksa maupun tanpa paksaan.
4. Melindungi tubuh dan kulit dari lingkungan
Dengan pakaian yang menutupi tubuh secara sempurna maka kita tidak akan merasakan
kepanasan saat mentari bersinar terik, tidak merasakan kedinginan saat suhu sedang dingin.
Begitu pun dengan debu dan kotoran akan terhalang mengenai kulit kita langsung sehingga
kebersihan tubuh dapat tetap terjaga dengan baik.
5. Mencegah rasa cemburu pasangan hidup
Jika suami atau istri suka tampil seksi maka pasangannya bisa saja merasa cemburu jika
ada orang yang menggoda atau bahkan hanya sekedar melihat dengan pandangan penuh nafsu
syahwat. Jangan biarkan rasa cemburu muncul dalam kehidupan rumahtangga kita, karena hal
itu merupakan awal dari kehancuran sebuah keluarga yang bahagia.
6. Mencegah terkena penyakit dan gangguan kesehatan
Penyakit-penyakit yang dapat muncul jika kita tampil terbuka auratnya di ruang terbuka
adalah bisa seperti kanker kulit, kulit terbakar, kulit menjadi hitam, noda flek di kulit, dan lain
sebagainya. Cegah penyakit dan gangguan kesehatan tersebut dengan memakai pakaian yang
tertutup yang dapat melindungi tubuh dari faktor-faktor penyebab penyakit atau gangguan
kesehatan tersebut.
7. Memberikan sesuatu yang spesial bagi suami atau isteri
Buka-bukaanlah pada saat di depan suami atau istri kita saja. Orang yang demikian
biasanya akan sangat dihargai dan disayangi oleh pasangan hidupnya. Terlebih lagi bisa
menjaga kesucian dirinya hingga adanya pernikahan. Di depan orang lain yang bukan mahwam,
aurat selalu terjaga dengan baik.
8. Melindungi dari berbagai tindak kejahatan
Biasanya wanita yang auratnya terbuka adalah yang paling sering menjadi korban perkosaan
maupun tindak kriminal lainnya seperti perampokan, penjambretan, hipnotis, dan lain
sebagainya. Bandingkan dengan wanita bercadar yang tampil tidak menarik di mata penjahat
karena penampilannya yang misterius membuat pelaku kejahatan enggan menjahatinya
9. Menutupi aib rahasia
Jika ada cacat pada tubuh maupun kulit kita bisa kita tutupi dengan menggunakan pakaian
yang tertutup sehingga tidak ada seorang pun yang tahu kecacatan yang terjadi pada diri kita.
Jika diumbar di depan orang banyak ya sudah pasti orang-orang akan tahu cacat yang kita
punya.

HANAFIYYAH

1. Laki-laki: Dari pusar sampai lutut. Dalil: ,
2. Budak perempuan: Seperti aurat laki-laki dan ditambah punggung, perut, lambung sebelah
kanan dan kiri
3. Perempuan merdeka: Seluruh badan kecuali muka, tangan, punggung kaki dan telapak kaki.
Suara bukan aurat, tapi suara merdu dalam bacaan termasuk aurat. Kaki tidak termasuk aurat
ketika sholat, tapi merupakan aurat jika dilihat dan dipegang.
Dalil:



MALIKIYYAH

Penjelasan Aurat Mugholladhoh wa mukhoffafah menurut malikiyyah
1. Laki-laki
a. Mugholladhoh: Dua lubang
b. Mukhoffafah: Antara pusar sampai lutut selain dua lubang
2. Budak perempuan
a. Mugholladhoh: Pantat dan antara keduanya, kemaluan dan rambut kemaluan
b. Mukhoffafah: Paha, antara rambut kemaluan dan pusar
3. Perempuan merdeka
a. Mugholladhoh: Seluruh badan kecuali athraf (leher, kepala, punggung kaki), dada, punggung
b. Mukhoffafah: Seluruh badan kecuali wajah dan tangan

Jika tersingkap aurat mugholladhoh maka batal sholatnya. Dan jika tersingkap aurat mukhoffafah
sholatnya tidak batal, tapi dianjurkan untuk mengulanginya di waktu sholat dloruri.

Dilarang melihat aurat walaupun tidak tertutup. Tapi jika aurat tertutup boleh melihatnya. Hukum
meraba aurat yang tertutup (dengan kain/baju) tidak boleh

Batas aurat laki-laki ketika sholat
1. Laki-laki: Mugholadhoh (dua lubang) dan antara dua pantat. Maka wajib mengulangi sholat jika
kain yang menutupi pantat terbuka atau tersingkap rambut di bawah perut. Paha bukan aurat
dalam sholat. Dalil
:
2. Budak perempuan: Dua lubang dan pantat. Jika terlihat ketika sholat maka batal
3. Perempuan merdeka: Seluruh badan kecuali dada, ujung rambut, tangan dan kaki

Batas aurat yang dilihat
1. Laki-laki: Antara pusar dan lutut. Dengan laki-laki lain: Antara pusar dan lutut
2. Perempuan
a. Di depan laki-laki bukan mahram: Seluruh badan kecuali wajah dan kedua telapak tangan
b. Di depan laki-laki mahram: Seluruh badan kecuali wajah dan athraf (kepala, leher, kedua tangan
dan kedua kaki
c. Dengan perempuan lain muslimah/kafirah: Antara pusar sampai lutut
d. Keluarga karena perkawinan atau menyusui: Seluruh badan kecuali muka dan kedua telapak
tangan

SYAFI'IYYAH

Batas aurat ketika sholat
1. Laki-laki: Antara pusar dan lutut
2. Budak perempuan: Seperti aurat laki-laki
3. Perempuan merdeka: Seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan (baik punggungnya
maupun telapknya)

Batas aurat yang dilihat
1. Laki-laki
a. Laki-laki lain: Antara pusar dan lutut
b. Perempuan bukan mahram: Antara pusar dan lutut
c. Perempuan mahram: Antara pusar dan lutut.

2. Perempuan Merdeka
a. Laki-laki bukan mahrom: Seluruh badan
b. Laki-laki mahram: Antara pusar dan lutut
c. Perempuan muslim: Antara pusar dan lutut
d. Perempuan kafir: Seluruh badan kecuali yang terlihat ketika bekerja
e. Keluarga karena perkawinan atau menyusui: Pusar sampai lutut. Hal ini termasuk dalam bab
kelonggaran ().

Catatan:
Pusar dan lutut bukan aurat dalam madzhab syafiiyyah. Tapi untuk menutupi paha
harus menutupi lutut. Hal ini sesuai dengan kaidah ushululiyyah .

Jika aurat terbuka maka batal sholatnya, kecuali jika terkena angin atau lupa.
Syafiiyyah berseberangan dengan pendapat malikiyyah yang mengatakan paha bukan aurat. Itu
hikayah fi'il, sedangkan hadits qaul (perkataan) lebih rajih dari hadits fiil (perbuatan).
Kaidahnya

HANABILAH
1. Laki-laki: Antara pusar dan lutut. Pusar dan lutut bukan aurat. Hendaknya ketika sholat menutup
pundak. Dalil:
2. Budak perempuan: Antara pusar dan lutut (seperti aurat laki-laki)
3. Perempuan merdeka: Seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan.
a. Dengan laki-laki mahramnya: Seluruh badan kecuali wajah, lutut, kedua tangan, kaki dan betis
b. Di depan perempuan kafir: Antara pusar sampai lutut. Hal ini dikarenakan perbedaan
pemahaman antara jumhur dan ulama hanabilah dalam memahami ayat ...
Menurut Jumhur: Maksud nisa' itu khusus perempuan muslimah. Menurut Hanabilah:
Maksud nisa' seluruh nisa'.
Boleh membuka aurat untuk berobat









Kesimpulan dari pembahasan ini
Kesepakatan para ulama'
Dua kemaluan aurat
Pusar bukan aurat
Aurat laki-laki antara pusar dan lutut
Aurat perempuan
a. Dalam sholat: Seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan. Kedua kaki menurut hanafiyyah
tidak aurat
b. Di luar sholat: Seluruh badan
c. Di depan mahram atau perempuan muslimah:
o Hanafiyyah dan Syafi'iyyah: Antara pusar dan lutut.
o Malikiyyah: Seluruh badan kecuali wajah dan athraf (kepala, leher, kedua tangan dan kedua kaki)
o Hanabilah: Seluruh badan kecuali wajah, leher, kepala, kedua tangan, kaki dan betis
Lutut bukan aurat
o Hanafiyyah: lutut aurat
o Jumhur: Lutut bukan aurat, tapi wajib menutup lutut untuk menutupi paha, dengan kaidah
ushuliyah .















Nama : Yosep Agus Nugraha
Jurusan/Kelas : Perikanan / 1B


Sumber:
Zuhaily, Dr. Wahbah, Fiqh Islamy wa Adillatuhu, Juz 1, hal 583-595, Darul Fikr, cetakan 2, 1985
M.
http://abdulhadimulyaramadhan.blogspot.com/2012/07/konsep-busana-dan-aurat-dalam-
islam.html

Anda mungkin juga menyukai