Disusun oleh:
Aqilah Qurrotul ‘Aini
Azzahra Lutvia
Tania Momtaza
Alifiah Rizqiyani Fakhirah
Latar Belakang
Rumusan Masalah
1
Othman, Mohd. Yusuf, “Evolusi Konsep Manusia dalam tasawur barat”, Sains Insani eISSN:
[0127-7871], hal. 25
menunjukkan ketidakabsahan mekanisme evolusi kehidupan. Dari berbagai fosil
yang ditemukan, tidak ada satu pun fosil yang menunjukkan bentuk transisi yang
dapat dijadikan sebagai petunjuk proses evolusi. Di samping itu, perbandingan
anatomi menunjukkan bahwa spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies
lain ternyata memiliki ciri-ciri anatomi yang sangat berbeda, sehingga mereka
tidak mungkin menjadi nenek moyang dan keturunannya.2
2
Subagiya, bahrun. “ Internalisasi Nilai Penciptaan Manusia Dalam Al-Qur’ān Dalam Pengajaran
Sains Biologi”, JURNAL PENDIDIKAN ISLAM TAWAZUN, hal. 195
3
Othman, Mohd. Yusuf, “Evolusi Konsep Manusia dalam tasawur barat”, Sains Insani eISSN:
[0127-7871], hal. 27
kulit. jadi basyar adalah kulit luar manusia (lahiriyah) artinya, semua manusia itu
sama.4
Manusia terdiri dari tiga unsur utama, yaitu: jasmani, rohani, dan nafsi.
Unsur jasmani terdiri dari air, kapur, air dan tanah atau elemen elemen materi
yang dapat dilihat, dicermati dan dirasakan. Kedua adalah ruh, yang terbuat dari
cahaya. Fungsinya adalah untuk menghidupkan jasmani yang mati tanpanya. Ruh
seseorang ditiupkan sejak ia dalam kandungan, dan dicabut sebelum ia
dimakamkan. Yang ketiga adalan nafs atau jiwa. Yaitu sedemikian perasaan yang
membanjiri raga manusia.
Al quran juga menyebut berbagai macam ciri jiwa ini. Ada muthmainnah
yang merupakan sifat sifat mailaikat. Yaitu tenang, bijaksana, dan berbudi luhur.
Kemudian ada juga lawwamah yang merupakan nafsu pertengahan. Tugasnya
membentengi diri dari nafsu syahwat dan menentangnya sehingga membuat
seseorang merasa lega setelah berbuat kebajikan dan merasa kawatir setelah
4
Wahid, Abdul. Konsep manusia,worldview islam.direktorat islamisasi ilmu pengetahuanUNIDA
Gontor 2023
5
QS Al baqoroh (2) : 30 -37
melaukan keburukan. Yang terakhir adalah ammarah yaitu sifat sifat yang
dipengaruhi oleh sifat buruk setan. Dengki, hasad, sombong dan sifat buruk
lainnya. Karena sebegitu dalamnya makna manusia maka Amanah menjadi
manusia juga bukan Amanah yang mudah. Semua manusia mukallaf untuk
menaati perintah Allah dan menjauh dari seluruh hal yang di bencinya. Sampai tak
ada bagian dalam hidupnya yang berani dikorbankan untuk sesuatu yang sia sia.
Begitulh penciptaan manusia yang tujuannya hannya satu. Yaitu untuk mengabdi
kepadaNya.
BAB 2. Tujuan Penciptaan Manusia
6
Mushlih, M. Kholid, “Worldview Islam”, Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, hal. 178-
179
7
Othman, Mohd. Yusuf, “Evolusi Konsep Manusia dalam tasawur barat”, Sains Insani eISSN:
[0127-7871], hal. 26
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
“Sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari
lumpur hitam yang diberi bentuk. (Q.S Al-Hijr, 15:28)8
Mula-mula Allah Swt menciptakan Adam A.S. dari tanah dan kemudian ditiupkan
ruh-Nya, sehingga Adam A.S. menjadi hidup, mampu mengingat, berpikir,
berkehendak, merasa, berangan-angan, menilai, dan menentukan pilihan. Kejadian
ini mengisyaratkan bahwa ruh dan jiwa merupakan dimensidimensi yang berbeda,
sekalipun keduanya tidak dapat terpisahkan selama manusia masih hidup. Ali
Syari’ati dalam sebuah bukunya menyebutkan, bahwa ruh yang ditiupkan Allah
Swt kepada Adam A.S. adalah the spirit of God.9
Allah SWT menciptakan segala sesuatu baik alam maupun manusia tiada
yang sia-sia, segalanya memiliki maksud dan tujuan. Allah SWT menciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya itu adalah dengan maksud
dan tujuan yang mengandung hikmat (pelajaran). Tidaklah maksud dan tujuan
tersebut kecuali untuk kesempurnaan makhluk bukan bagi kesempurnaan zatNya
(Allah SWT). Oleh karena itu, tujuan dari penciptaan, menyampaikan pada semua
makhlukNya akan kesempurnaanNya, tanpa manfaat bagiNya sehingga tidaklah
menjadikan perbuatan Allah SWT sia-sia.
Diantara tujuan penciptaan manusia adalah :
1) Al-Ibadah
Ungkapan kata al-Ibadah beserta musytaq-nya dalam al-Quran terulang
sebanyak 275 kali (M. Fuad Abdul Baqiy, t.th.:560-565).
1. QS Al-Baqarah ayat 21:
يآءيها الناس اعبدوا ربكم الذي خلقكم و الذين من قبلكم لعلكم تتقون
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang
yang sebelummu, agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah: 21)
Ayat 21 dari surat al-Baqarah merupakan ajakan untuk menghambakan
diri hanya kepada Allah SWT. Ayat-ayat sebelumnya menggambarkan beberapa
kelompok manusia, yaitu kelompok orang-orang kafir yang menolak hidayah dan
8
Abdin, Jenal dan Taupik Saleh, Indra, “Maksud dan Tujuam Penciptaan Makhluk (Kholiqul
Basyar) Sebagi landasan Religius Tujuan Pendidikan Islam”, Permata : Jurnal Pendidikan
Agama Islam, hal. 166
9
Ibid. hal. 169
kelompok orang-orang munafik yang masih dalam keadaan ragu-ragu. Lalu pada
ayat ini manusia diajak untuk memeluk agama tauhid, yaitu dengan
menghambakan diri pada Allah SWT, Tuhan satu-satunya, tunduk serta
mengikhlaskan diri pada-Nya. Kemudian mereka diingatkan bahwa Allah-lah
Tuhan yang telah mencipta, mengatur urusan dengan sunnah-Nya serta
menganugerahi mereka hidayah dan jalan untuk bertaqarrub. Maka dari itu tidak
ada yang layak dan pantas untuk disembah selain Dia, sebab mensyarikatkan-Nya
hanya akan mendatangkan azab dan kehancuran.
2) Al-Khilafah
Lafaz al-khalifah dan yang semakna dengannya (al-khalifah, alkhalaif dan
alkhulafa) terulang dalam al- Quran sebanyak 9 kali, yaitu dalam al- Quran Surat
al-Baqarah ayat 30, surat al- An’am ayat 165, surat al-A’raf ayat 69 dan 74, surat
Yunus ayat 14 dan 73,surat al-Namal ayat 62, surat Fathir ayat 39 dan surat Shad
ayat 26.
QS. al-Baqarah ayat 30
دمآء و نحنyفك الyا و يسyد فيهyا من يفسyل فيهyالوا أتجعyة قyو إذ قال ربك للملئكة إني جاعل في األرض خليف
نسبح بحمدك و نقدس لك قال إني أعلم ماال تعلمون
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Ayat 30 dari surat al-Baqarah adalah informasi bagi para malaikat bahwa
Allah menciptakan khalifah (Adam dan keturunannya) di muka bumi. rahasia dan
hikmah yang agung. Khalifah adalah pengganti Allah yang mengatur urusan-Nya
di tengahtengah kehidupan manusia. Di samping itu khalifah juga dapat dipahami
sebagai “suatu regenerasi yang silih berganti dimana mereka bertugas untuk
memakmurkan dan mensejahterakan bumi” (Hasan al-Himshi, t.th: 6). Dengan
demikian khalifah adalah hamba Allah yang ditugaskan untuk menjaga
kemaslahatan dan kesejahteraan dunia. Adanya “protes” Malaikat kepada Tuhan
tentang pengukuhan Adam sebagai khalifah adalah sebuah isyarat dan gambaran
bahwa Adam dan keturunannya memiliki keistimewaan yang khas. Namun satu
hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa diantara keturunan adam terdapat
segolongan umat yang lari dari fitrahnya, dimana mereka menyalahi kemaslahatan
dan kebijaksanaan serta berbuat kerusakan dan onar dimuka bumi. Namun
demikian, Allah akan mengirimkan ilham (wahyu) agar mereka tunduk dan
berserah kepada-Nya. Sehingga dengan ikhtiar-nya, mereka mampu
mengendalikan dan meminimalisir kecendrungan negatif untuk berbuat
kerusakan. Semua itu mengandung hikmah yang sangat tinggi tentang keagungan
dan kemahakuasan Sang Khaliq.
3) Al-Amanah
Ungkapan kata al-amanah terulang dalam al-Quran sebanyak 6 kali yang juga
terdapat dalam enam ayat. Kata tersebut dalam bentuk mufrad (tunggal/ singular)
terulang sebanyak dua kali, sedangkan dalam bentuk jamak/ plura terulang
sebanyak empat kali. Ayat-ayat tersebut terdapat dalam Al-Quran surat al Baqarah
ayat 283, surat al-Nisa’ayat 58, surat al-Anfal ayat 27, surat al- Mukminun ayat 8,
surat al-Ahzab ayat 72 dan surat al-Ma’arij ayat 32.
QS al-Ahzab ayat 72
هyyان إنyyا اإلنسyyا و حملهyyفقن منهyyإنا عرضنا األمانة علي السموات و األرض و الجبال فأبين أن يحملنها و أش
كان ظلوما جهوال
“Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnyamanusia itu amat zalim dan amat bodoh”10
Yaitu kesanggupan manusia memikul beban taklif yang diberikan oleh
Allah SWT. Hal ini mendidik orang-orang beriman supaya selalu memelihara
amanah dan mematuhi perintah tersebut. Amanah yang sudah ditetapkan tersebut
agar tidak dikhianati, baik amanah dari Allah SWT dan RasulNya maupun
amanah antara sesama manusia. Di samping itu, manusia juga dididik untuk
bertanggungjawab atas segala perbuatannya. Karena kelak di akhirat akan dihisab
untuk menerima imbalan pahala atau balasan azab.11
10
Satriadi, Inong, “Tujuan Penciptaan Manusia dan Nilai Edukasinya”, Ta’dib Volume. 12, No. 1
(Juni 2009), hal. 33-37
11
Ibid. hal. 41
Tugas atau fungsi manusia di dalam kehidupan ini adalah menjalankan
peranan itu dengan sempurna dan senantiasa menambah kesempurnaan itu sampai
akhir hayat. Hal itu dilakukan agar manusia benar-benar menjadi makhluk yang
paling mulia dan bertakwa dengan sebenar-benar takwa.12
12
Abdin, Jenal dan Taupik Saleh, Indra, “Maksud dan Tujuam Penciptaan Makhluk (Kholiqul
Basyar) Sebagi landasan Religius Tujuan Pendidikan Islam”, Permata : Jurnal Pendidikan
Agama Islam, hal. 173
BAB III: Manusia Sempurna
Manusia diciptakan dari tanah liat dan kemudian ditiupkan sebagian dari
rohNya melalui proses yang panjang. Oleh karena itu, manusia terlahir dengan
dua hakikat yang berbeda, yaitu tanah dan roh. Tanah merupakan simbol
kerendahan, kenistaan dan kekotoran sedangkan roh merupakan pemberian
langsung dari Yang Maha Suci.13
Al-Jili adalah seorang sufi yang terkenal di Baghdad bergelar Syekh dan
Quthb al-Din, beliau masih hubungan darah dengan Syakh ‘Abd al-Qadir al-
Jilani—hal ini bisa dilihat dari namanya. suatu gelar tertinggi dalam sufi
(Yunasril Ali, 1997).Al-jili mengistilahkan Manusia Ideal dengan sebutan
manusia sempurna atau Insan Kamil. Kata “sempurna (perfect)” disini berbeda
dengan kata “lengkap (complete)”. Lengkap adalah sesuat yang telah
direncanakan dan disiapkan jika hasilnya mengalmi kekurangan maka hal itu
tidak bisa dikatakan lengkap berbeda denagn sempurna, meskipun belum
lengkap tetapi ada hal lain yang lebih tinggi yang melengkapi.14
Istilah Perfect Man, al-Insan al-Kamil, dan Universal Man, kata tersebut
secara bahasa dan penyebutannya memang berbeda, namun pada dasarnya
keseluruhan dari istilah kata tersebut memiliki maksud dan tujuan yang sama,
yaitu untuk menjelaskan konsep manusia sempurna. Namun perlu diketahui
bahwa teori Insan Kamil Al-Jilli dan teori Ubermensch Nietzsche seorang filsuf
Jerman mengenai manusia sempurna sangat jauh berbeda, Perbedaan paling
mencolok terletak pada identitasnya. Jika Nietzsche beranggapan manusia
sempurna merupakan “pengganti” dari eksistensi Tuhan, setelah Ia
mendeklarasikan diri untuk membunuh Tuhan sebagai pengatur dunia, maka
secara berbeda al-Jilli menyatakan manusia sempurna merupakan tempat yang
tepat untuk Tuhan ber-tajalli. Jadi, Nietzche beranggapan bahwa manusia
sempurna merupakan titik puncak, sedangkan Al-jilli beranggapan bahwa tuhan
13
Rukmana,Asbianti, Khalid al-walid, PARADIGMA:JURNAL KALAM DAN FILSAFAT:
“Konsep Manusia Sempurna”, banten, hal.77.
14
Ardi, rahmat. “KONSEP MANUSIA IDEAL: STUDI KOMPARATIF PEMIKIRAN ABDUL
KARIM AL-JILI DAN FRIEDRICH WILHELM NIETZCHE”, ISSN 1535697734 (cetak), ISSN
1535698808 (elektronik) Volume 3 – Februari 2021, hal. 51-52
sebagai asas dan pencipta dari seluruh alam, dengan manusia sempurna sebagai
porosnya.15
Tuhan menciptakan manusia dengan tujuan agar mereka tunduk dan patuh
terhadap perintah dan larangan-Nya dan itu semua menjadi tanggungjawab
15
Ardi, rahmat. “KONSEP MANUSIA IDEAL: STUDI KOMPARATIF PEMIKIRAN ABDUL
KARIM AL-JILI DAN FRIEDRICH WILHELM NIETZCHE”, ISSN 1535697734 (cetak), ISSN
1535698808 (elektronik) Volume 3 – Februari 2021, hal. 62
16
Zubaidillah, pdf: “Konsep Manusia Sempurna Prespektif Seyyed Hossein Nasr”, Jakarta, 2018,
hal.31-32.
17
Ibid,hal.78.
setiap dari manusia. Manusia tidak akan dapat memahami dirinya sendiri kecuali
dengan sujudnya kepada Tuhan dan selalu ingat kepada-Nya. Apabila mereka
melupakan Tuhan, berarti mereka telah melupakan dirinya sendiri, dan dengan
ini mereka tidak akan pernah tahu siapa diri mereka, untuk apa mereka ada dan
hidup dibumi ini, serta apa yang seharusnya mereka perbuat, maka dari itu
dengan kata lain, manusia tidak mengejar suatu tujuan tertentu kecuali
mengharap keridhaan Tuhan.18
18
Ibid, hal.38.
c. Menjaga Syahwat dan Kemarahan
Kekuatan syahwat dan marah dapat mempengaruhi jiwa. Oleh karena
agar batin tetap sehat, hendaklah di jauhkan dari syahwat dan marah.
Terkadang khayalan manusia sampai pada dunia syahwat yang sangat
manis. Karena syahwat ini manusia terkadang lupa akan dirinya dan
kehilangan pedoman hidupnya.
d. Menyelidiki aib diri sendiri
Manusia suka akan kemuliaan, akan tetapi tidak banyak manusia yang
tau akan aibnya. Padahal tidak tahu akan aib diri sendiri adalah aib yang
sebesar-besarnya. Oleh sebab itu, untuk mengetahui cacat diri adalah
dengan memilih teman yang setia yang sanggup menasehati jika kita
melakukan perbuatan tercela.
e. Berpikir sebelum mengerjakan sesuatu
Sebelum masuk dalam suatu pekerjaan terlebih dulu pertimbangkan
manfaat dan mudharatnya. Melakukan pekerjaan tanpa pertimbangan
hanya akan menghabiskan masa dan umur. Hasilnya tidak akan menjadi
pengalaman dan perbandingan untuk pekerjaan yang kedua kali.19
KESIMPULAN
Dengan kata lain manusia sempuna adalah manusia yang disatu sisi
dengan akal atau jiwanya mampu mengenali dan dekat kepada Tuhan, dan pada
saat yang bersamaan dengan tubuhnya memiliki akhlak-akhlak terpuji. Tujuan
19
Ibid, hal.83-85.
utama manusia sempurna demikian itu adalah terperolehnya kebahagiaan di
akhirat.