Anda di halaman 1dari 17

Konsep Manusia

Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah:


WORLDVIEW ISLAM
Dosen Pengampu:
Al-Ustadzah Rohmah Akhirul Muharram, M. Ag

Disusun oleh:
Aqilah Qurrotul ‘Aini
Azzahra Lutvia
Tania Momtaza
Alifiah Rizqiyani Fakhirah

TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
MANTINGAN JAWA TIMUR INDONESIA
2023/1444
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk paling unik dan paling sempurna yang


melata dimuka bumi ini. Perbedaan manusia dengan makhluk lain sangat jelas
yaitu, manusia memiliki akal, berbudi luhur serta dapat memilih dan memilah
sesuatu yang ingin diperbuatnya. Akan tetapi hingga saat ini, asal-usul manusia
masih misteri bagi kalangan ilmuan. Kajian tentang manusia merupakan objek
yang menarik untuk dibicarakan. Salah satu aspek kajian tentang manusia yang
menarik ialah menyangkut tujuan penciptaan manusia itu sendiri lalu aspek
lainnya terkait struktur psikologis yang ada pada diri manusia.

Perkembangan zaman telah merevolusi pikiran manusia untuk lebih


banyak memilih dan percaya mngenai konsep evolusi Darwin, bagi masyarakat
barat, semakin dalam pikiran mereka di doktrin bahwa hidup sebenarnya adalah
bebbas dan jauh dari tuhan. Padahal, mereka sama sekali tidak memahami konsep
adanya tuhan alam semesta.

Konsep pemikiran Imam al-Ghazali tentang manusia sangat komprehensif.


Menurutnya, pengenalan hakikat diri adalah dasar untuk mengenal tuhan. Islam
sendiri menjelaskan bahwa manusia terdiri dari dua unsur, yaitu materi dan
nonmateri atau jasmani dan rohani. Allah meniupkan ruh kedalam jasad manusia
setelah sempurna proses penciptaanya. Menurut Imam al-Ghazali, maksud dari
kata “sempurna “ adalah ketika sel benih telah memenuhi persyaratan untuk
menerima ruh atau nafs. Tubuh manusia berasal dari tanah dan ini termasuk
materi, tapi manusia juga mempunyai ruh atau jiwa yang berasal dari substansi
nonmateri di alam gaib. Tubuh pada akhirnya akan kembali menjadi tanah dan
jiwa akan pulang ke alam gaib.

Rumusan Masalah

Maka dari penjelasan tersebut tersususnlah rumusan masalah diantaranya


yang pertama, mengenai pengertian manusia, kedua, tujuan penciptaan manusia
dan yang ketiga, manusia sempurna.
Tujuan

Agar dapat memahami konsep manusia sebenarnya menimbang dari


banyaknya pandangan para ilmuan islam maupun barat, terutama mengenai
pengertian manusia, kedua, tujuan penciptaan manusia dan yang ketiga, manusia
sempurna.
PEMBAHASAN

BAB I. Pengertian Manusia

Ateisme yang menyebar sangat mempengaruhi pandangan setiap orang


mengenai penciptaan manusia. Pada akhir abad ke-18 masayarakat barat
memaknai penciptaan manusia berangsur-angsur selalu berubah mengikuti
kemajuan zaman dan teknologi. Kemudian pada tahun 1858, Charles Darwin
melalui bukunya berjudul The Origin of Species telah mengemukakan teori
Evolusi berasaskan seleksi semula jadi (natural selection). Berpendapat bahawa
seleksi yang terjadi mempengaruhi perkembangan manusia. Terdapat beberapa
asas yang menjadi tiang kepada teori Darwin yaitu sesuatu kehidupan akan
berubah dan berbeda daripada induknya, wujudnya leluhur yang sama (common
ancestor) bagi semua makhluk hidup, evolusi merupakan proses gradual, evolusi
membawa kepada pertambahan jumlah spesies dan percabangan garis keturunan
(lineage) dan seleksi alam merupakan mekanisme evolusi yang utama. 1

Selanjutnya penulis buku Biologi 3 untuk SMA/MA menjelaskan bahwa


evolusi adalah ilmu tentang perubahan-perubahan organisme yang berangsur-
angsur menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Dari definisi tersebut
disimpulkan bahwa evolusi tidak akan pernah membuktikan bagaimana kera
berubah menjadi manusia. Para ilmuwan Biologi, seperti Charles Darwin (Inggris,
1809–1882) menyatakan bahwa makhluk hidup selalu mengalami perubahan
secara berangsur-angsur dalam waktu yang relatif lama. Teori Evolusi Darwin
sampai sekarang terus mendapatkan kritik dan penolakan-penolakan dari berbagai
ahli dan ilmuwan.

Beberapa hal yang menjadi alasan penolakan diantaranya yang pertama,


masih minimnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa Darwin
dan Lamarck untuk menjelaskan fenomena asal usul kehidupan. Ilmu genetika dan
biokimia pada masa Darwin belum ada sehingga mempersempit penjelasan
Darwin tentang evolusi dari sudut pandang genetika dan biokimia. Yang kedua,
komposisi dan susunan unsur genetik pada makhluk hidup yang sangat rumit

1
Othman, Mohd. Yusuf, “Evolusi Konsep Manusia dalam tasawur barat”, Sains Insani eISSN:
[0127-7871], hal. 25
menunjukkan ketidakabsahan mekanisme evolusi kehidupan. Dari berbagai fosil
yang ditemukan, tidak ada satu pun fosil yang menunjukkan bentuk transisi yang
dapat dijadikan sebagai petunjuk proses evolusi. Di samping itu, perbandingan
anatomi menunjukkan bahwa spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies
lain ternyata memiliki ciri-ciri anatomi yang sangat berbeda, sehingga mereka
tidak mungkin menjadi nenek moyang dan keturunannya.2

Dalam kekeliruan Barat dalam mencari hakikat manusia, terdapat


sesetengah pihak cuba menghapuskan terus peranan dan kaitan tuhan dengan
manusia. Mereka cuba menerangkan agama dan tuhan melalui ilmu sains seperti
bidang genetik tingkah laku (behavariol genetics), neorobiologi dan psikologi.3

Manusia memiliki banyak makna sesuai segi pandangnya. Sehingga


membuat banyak sekali kajian dan ilmu pengetahuan yang membahas tentang hal
hal yang berhubungan dengan manusia dan segala aspek yang berhubungan
dengan manusia. Allah menciptakan manusia sebagai khalifa fii l ardi. Yang
menandakan manusialah yang memiliki peran besar dalam kehidupan di dunia ini.
Manusia adalah satu satunya makhluk Allah yang dianugerahi akal pikiran yang
mempu mengkoneksikan hubungan alam semesta dan Tindakan Tindakan yang
harus dilakukan selama menjadi pemeran diatas bumi Allah. Amanah sebagai
khalifah juga seharusnya dipahami betul oleh seluruh anak keturunan adam ini.
Sayangnya banyak manusia yang belum memahami hakikat dari penciptaan
manusia sehigga mereka lalai daripada tugas mereka di dunia.

Pengertian manusia dalam al quran juga beranekaragam. Terkadang


disebut dalam huruf alif, nun, dan sin. Dalam versi lengkapnya insan yg berarti
jinak, harmonis, dan tampak. Juga Sebagian ulama mengatakan bahwa insan
diambil dari kata nasiya yang dalam Bahasa arab artinya lupa. Berarti melupakan
sesuatu atau meninggalkan sesuatu. Juga terkadang disebut basyar yang
menunjukkan arti penampakan sesuatu dengan baik atau indah, atau singkatnya

2
Subagiya, bahrun. “ Internalisasi Nilai Penciptaan Manusia Dalam Al-Qur’ān Dalam Pengajaran
Sains Biologi”, JURNAL PENDIDIKAN ISLAM TAWAZUN, hal. 195
3
Othman, Mohd. Yusuf, “Evolusi Konsep Manusia dalam tasawur barat”, Sains Insani eISSN:
[0127-7871], hal. 27
kulit. jadi basyar adalah kulit luar manusia (lahiriyah) artinya, semua manusia itu
sama.4

Manusia adalah makhluk terbaik dan diciptakan paling istimewa setelah


penciptaan malaikat dan jin. Kehadiran manusia pada awalnya dikhawatirkan oleh
segenap penghuni surga. Mereka takut manusia tidak akan bisa melaksanakan
amanatnya sebagai pemimpin dan pembawa kebajikan di bumi. Bahkan jin juga
enggan bersujud melaksanakan perintah Allah untuk penghormatan pada
penciptaan makhluk Allah yang satu ini. Jin merasa bahwa penciptaanya lebih
baik daripada manusia yang hanya terbuat dari tanah. Tapi Allah
menganugerahkan akal pikiran dan mengajarkan ilmu ilmu tertentu sehingga
mereka lebih baik daripada makhluk lainnya.5

Seandainya sejarah manusia disadari oleh seluruh manusia pada semua


kalangan, seharusnya semua manusia tahu kodrat mereka adalah untuk saling
mengasihi, berbuat kebajikan dan berlomba lomba mencari keridoaan Allah bukan
malah sebaliknya. Banyak manusia yang salah kaprah mengambil Tindakan,
pemikiran dan jalan hidup yang semena mena dan semaunya saja sehingga
mengabaikan amanah Allah dan kewajiban terhadapNya.

Manusia terdiri dari tiga unsur utama, yaitu: jasmani, rohani, dan nafsi.
Unsur jasmani terdiri dari air, kapur, air dan tanah atau elemen elemen materi
yang dapat dilihat, dicermati dan dirasakan. Kedua adalah ruh, yang terbuat dari
cahaya. Fungsinya adalah untuk menghidupkan jasmani yang mati tanpanya. Ruh
seseorang ditiupkan sejak ia dalam kandungan, dan dicabut sebelum ia
dimakamkan. Yang ketiga adalan nafs atau jiwa. Yaitu sedemikian perasaan yang
membanjiri raga manusia.

Al quran juga menyebut berbagai macam ciri jiwa ini. Ada muthmainnah
yang merupakan sifat sifat mailaikat. Yaitu tenang, bijaksana, dan berbudi luhur.
Kemudian ada juga lawwamah yang merupakan nafsu pertengahan. Tugasnya
membentengi diri dari nafsu syahwat dan menentangnya sehingga membuat
seseorang merasa lega setelah berbuat kebajikan dan merasa kawatir setelah
4
Wahid, Abdul. Konsep manusia,worldview islam.direktorat islamisasi ilmu pengetahuanUNIDA
Gontor 2023
5
QS Al baqoroh (2) : 30 -37
melaukan keburukan. Yang terakhir adalah ammarah yaitu sifat sifat yang
dipengaruhi oleh sifat buruk setan. Dengki, hasad, sombong dan sifat buruk
lainnya. Karena sebegitu dalamnya makna manusia maka Amanah menjadi
manusia juga bukan Amanah yang mudah. Semua manusia mukallaf untuk
menaati perintah Allah dan menjauh dari seluruh hal yang di bencinya. Sampai tak
ada bagian dalam hidupnya yang berani dikorbankan untuk sesuatu yang sia sia.
Begitulh penciptaan manusia yang tujuannya hannya satu. Yaitu untuk mengabdi
kepadaNya.
BAB 2. Tujuan Penciptaan Manusia

Manusia bukanlah robot yang harus selalu menaati perintah yang


membuatnya. Manusia memang ada yang menciptakan yaitu Allah swt. Namun
manusia dibekali akal serta naluri yang membedakannya dengan makhluk yang
lain. Akal inilah yang membuat manusia dapat memilih agendanya bahkan sampai
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan misi penciptaan dirinya. Manusia
memiliki kitab suci dan para utusan yang membimbing mereka kepada kebenaran.
Namun, manusia diberi pilihan apakah mau ikut atau tidak sesuai dengan petunjuk
yang telah diberikan.6
Pandangan barat yang keliru terus menerus akan menghapus peranan yang
berkaitan denagn tuhan dalam penciptaan manusia. Dean Hamer (2015) dalam
karya The God Gene: How Faith is Hardwired into our Genes berpendapat bahwa
terdapat genetik yang bertanggungjawab dalam pengekspresan gen seterusnya
menyebabkan tindak balas kimia yang mempengaruhi perasaan dan tingkah laku
individu untuk mempercayai tuhan.7
Manusia diciptakan Allah Swt setelah penciptaan makhluk lain serta alam
semesta baik itu langit, matahari, bulan dan bintang-bintang yang bergemerlapan
dan juga bumi dengan segala isinya, baik itu gunung-gunung, lautan dan
tumbuhan-tumbuhan. Jin dan malaikat juga diciptakan sebelum manusia. Dalam
tinjauan Islam, manusia merupakan makhluk ciptaan Allah Swt yang paling
sempurna. Dari kesempurnaannya itu, ternyata manusia terdiri atas dua substansi,
yaitu substansi jasad atau materi yang merupakan bagian dari alam semesta yang
dalam perkembangannya selalu dalam pengaturan Allah Swt, karena itu alam
selalu berjalan dengan segala ketetuan-ketentuan yang telah digariskan-Nya
(sunnatullah).

Awal penciptaan manusia Allah informasikan kepada malaikat dan


manusia diciptakan dari tanah liat kering sebagaimana dalam ayat berikut:
‫و إذ قال ربك للملئكة إني خالق بشرا من صلصال من حمإ مسنون‬

6
Mushlih, M. Kholid, “Worldview Islam”, Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, hal. 178-
179
7
Othman, Mohd. Yusuf, “Evolusi Konsep Manusia dalam tasawur barat”, Sains Insani eISSN:
[0127-7871], hal. 26
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
“Sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari
lumpur hitam yang diberi bentuk. (Q.S Al-Hijr, 15:28)8
Mula-mula Allah Swt menciptakan Adam A.S. dari tanah dan kemudian ditiupkan
ruh-Nya, sehingga Adam A.S. menjadi hidup, mampu mengingat, berpikir,
berkehendak, merasa, berangan-angan, menilai, dan menentukan pilihan. Kejadian
ini mengisyaratkan bahwa ruh dan jiwa merupakan dimensidimensi yang berbeda,
sekalipun keduanya tidak dapat terpisahkan selama manusia masih hidup. Ali
Syari’ati dalam sebuah bukunya menyebutkan, bahwa ruh yang ditiupkan Allah
Swt kepada Adam A.S. adalah the spirit of God.9

Allah SWT menciptakan segala sesuatu baik alam maupun manusia tiada
yang sia-sia, segalanya memiliki maksud dan tujuan. Allah SWT menciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya itu adalah dengan maksud
dan tujuan yang mengandung hikmat (pelajaran). Tidaklah maksud dan tujuan
tersebut kecuali untuk kesempurnaan makhluk bukan bagi kesempurnaan zatNya
(Allah SWT). Oleh karena itu, tujuan dari penciptaan, menyampaikan pada semua
makhlukNya akan kesempurnaanNya, tanpa manfaat bagiNya sehingga tidaklah
menjadikan perbuatan Allah SWT sia-sia.
Diantara tujuan penciptaan manusia adalah :
1) Al-Ibadah
Ungkapan kata al-Ibadah beserta musytaq-nya dalam al-Quran terulang
sebanyak 275 kali (M. Fuad Abdul Baqiy, t.th.:560-565).
1. QS Al-Baqarah ayat 21:
‫يآءيها الناس اعبدوا ربكم الذي خلقكم و الذين من قبلكم لعلكم تتقون‬
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang
yang sebelummu, agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah: 21)
Ayat 21 dari surat al-Baqarah merupakan ajakan untuk menghambakan
diri hanya kepada Allah SWT. Ayat-ayat sebelumnya menggambarkan beberapa
kelompok manusia, yaitu kelompok orang-orang kafir yang menolak hidayah dan

8
Abdin, Jenal dan Taupik Saleh, Indra, “Maksud dan Tujuam Penciptaan Makhluk (Kholiqul
Basyar) Sebagi landasan Religius Tujuan Pendidikan Islam”, Permata : Jurnal Pendidikan
Agama Islam, hal. 166
9
Ibid. hal. 169
kelompok orang-orang munafik yang masih dalam keadaan ragu-ragu. Lalu pada
ayat ini manusia diajak untuk memeluk agama tauhid, yaitu dengan
menghambakan diri pada Allah SWT, Tuhan satu-satunya, tunduk serta
mengikhlaskan diri pada-Nya. Kemudian mereka diingatkan bahwa Allah-lah
Tuhan yang telah mencipta, mengatur urusan dengan sunnah-Nya serta
menganugerahi mereka hidayah dan jalan untuk bertaqarrub. Maka dari itu tidak
ada yang layak dan pantas untuk disembah selain Dia, sebab mensyarikatkan-Nya
hanya akan mendatangkan azab dan kehancuran.
2) Al-Khilafah
Lafaz al-khalifah dan yang semakna dengannya (al-khalifah, alkhalaif dan
alkhulafa) terulang dalam al- Quran sebanyak 9 kali, yaitu dalam al- Quran Surat
al-Baqarah ayat 30, surat al- An’am ayat 165, surat al-A’raf ayat 69 dan 74, surat
Yunus ayat 14 dan 73,surat al-Namal ayat 62, surat Fathir ayat 39 dan surat Shad
ayat 26.
QS. al-Baqarah ayat 30
‫دمآء و نحن‬y‫فك ال‬y‫ا و يس‬y‫د فيه‬y‫ا من يفس‬y‫ل فيه‬y‫الوا أتجع‬y‫ة ق‬y‫و إذ قال ربك للملئكة إني جاعل في األرض خليف‬
‫نسبح بحمدك و نقدس لك قال إني أعلم ماال تعلمون‬
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Ayat 30 dari surat al-Baqarah adalah informasi bagi para malaikat bahwa
Allah menciptakan khalifah (Adam dan keturunannya) di muka bumi. rahasia dan
hikmah yang agung. Khalifah adalah pengganti Allah yang mengatur urusan-Nya
di tengahtengah kehidupan manusia. Di samping itu khalifah juga dapat dipahami
sebagai “suatu regenerasi yang silih berganti dimana mereka bertugas untuk
memakmurkan dan mensejahterakan bumi” (Hasan al-Himshi, t.th: 6). Dengan
demikian khalifah adalah hamba Allah yang ditugaskan untuk menjaga
kemaslahatan dan kesejahteraan dunia. Adanya “protes” Malaikat kepada Tuhan
tentang pengukuhan Adam sebagai khalifah adalah sebuah isyarat dan gambaran
bahwa Adam dan keturunannya memiliki keistimewaan yang khas. Namun satu
hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa diantara keturunan adam terdapat
segolongan umat yang lari dari fitrahnya, dimana mereka menyalahi kemaslahatan
dan kebijaksanaan serta berbuat kerusakan dan onar dimuka bumi. Namun
demikian, Allah akan mengirimkan ilham (wahyu) agar mereka tunduk dan
berserah kepada-Nya. Sehingga dengan ikhtiar-nya, mereka mampu
mengendalikan dan meminimalisir kecendrungan negatif untuk berbuat
kerusakan. Semua itu mengandung hikmah yang sangat tinggi tentang keagungan
dan kemahakuasan Sang Khaliq.
3) Al-Amanah
Ungkapan kata al-amanah terulang dalam al-Quran sebanyak 6 kali yang juga
terdapat dalam enam ayat. Kata tersebut dalam bentuk mufrad (tunggal/ singular)
terulang sebanyak dua kali, sedangkan dalam bentuk jamak/ plura terulang
sebanyak empat kali. Ayat-ayat tersebut terdapat dalam Al-Quran surat al Baqarah
ayat 283, surat al-Nisa’ayat 58, surat al-Anfal ayat 27, surat al- Mukminun ayat 8,
surat al-Ahzab ayat 72 dan surat al-Ma’arij ayat 32.
QS al-Ahzab ayat 72
‫ه‬yy‫ان إن‬yy‫ا اإلنس‬yy‫ا و حمله‬yy‫فقن منه‬yy‫إنا عرضنا األمانة علي السموات و األرض و الجبال فأبين أن يحملنها و أش‬
‫كان ظلوما جهوال‬
“Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnyamanusia itu amat zalim dan amat bodoh”10
Yaitu kesanggupan manusia memikul beban taklif yang diberikan oleh
Allah SWT. Hal ini mendidik orang-orang beriman supaya selalu memelihara
amanah dan mematuhi perintah tersebut. Amanah yang sudah ditetapkan tersebut
agar tidak dikhianati, baik amanah dari Allah SWT dan RasulNya maupun
amanah antara sesama manusia. Di samping itu, manusia juga dididik untuk
bertanggungjawab atas segala perbuatannya. Karena kelak di akhirat akan dihisab
untuk menerima imbalan pahala atau balasan azab.11

10
Satriadi, Inong, “Tujuan Penciptaan Manusia dan Nilai Edukasinya”, Ta’dib Volume. 12, No. 1
(Juni 2009), hal. 33-37
11
Ibid. hal. 41
Tugas atau fungsi manusia di dalam kehidupan ini adalah menjalankan
peranan itu dengan sempurna dan senantiasa menambah kesempurnaan itu sampai
akhir hayat. Hal itu dilakukan agar manusia benar-benar menjadi makhluk yang
paling mulia dan bertakwa dengan sebenar-benar takwa.12

12
Abdin, Jenal dan Taupik Saleh, Indra, “Maksud dan Tujuam Penciptaan Makhluk (Kholiqul
Basyar) Sebagi landasan Religius Tujuan Pendidikan Islam”, Permata : Jurnal Pendidikan
Agama Islam, hal. 173
BAB III: Manusia Sempurna

Manusia diciptakan dari tanah liat dan kemudian ditiupkan sebagian dari
rohNya melalui proses yang panjang. Oleh karena itu, manusia terlahir dengan
dua hakikat yang berbeda, yaitu tanah dan roh. Tanah merupakan simbol
kerendahan, kenistaan dan kekotoran sedangkan roh merupakan pemberian
langsung dari Yang Maha Suci.13

Al-Jili adalah seorang sufi yang terkenal di Baghdad bergelar Syekh dan
Quthb al-Din, beliau masih hubungan darah dengan Syakh ‘Abd al-Qadir al-
Jilani—hal ini bisa dilihat dari namanya. suatu gelar tertinggi dalam sufi
(Yunasril Ali, 1997).Al-jili mengistilahkan Manusia Ideal dengan sebutan
manusia sempurna atau Insan Kamil. Kata “sempurna (perfect)” disini berbeda
dengan kata “lengkap (complete)”. Lengkap adalah sesuat yang telah
direncanakan dan disiapkan jika hasilnya mengalmi kekurangan maka hal itu
tidak bisa dikatakan lengkap berbeda denagn sempurna, meskipun belum
lengkap tetapi ada hal lain yang lebih tinggi yang melengkapi.14

Istilah Perfect Man, al-Insan al-Kamil, dan Universal Man, kata tersebut
secara bahasa dan penyebutannya memang berbeda, namun pada dasarnya
keseluruhan dari istilah kata tersebut memiliki maksud dan tujuan yang sama,
yaitu untuk menjelaskan konsep manusia sempurna. Namun perlu diketahui
bahwa teori Insan Kamil Al-Jilli dan teori Ubermensch Nietzsche seorang filsuf
Jerman mengenai manusia sempurna sangat jauh berbeda, Perbedaan paling
mencolok terletak pada identitasnya. Jika Nietzsche beranggapan manusia
sempurna merupakan “pengganti” dari eksistensi Tuhan, setelah Ia
mendeklarasikan diri untuk membunuh Tuhan sebagai pengatur dunia, maka
secara berbeda al-Jilli menyatakan manusia sempurna merupakan tempat yang
tepat untuk Tuhan ber-tajalli. Jadi, Nietzche beranggapan bahwa manusia
sempurna merupakan titik puncak, sedangkan Al-jilli beranggapan bahwa tuhan

13
Rukmana,Asbianti, Khalid al-walid, PARADIGMA:JURNAL KALAM DAN FILSAFAT:
“Konsep Manusia Sempurna”, banten, hal.77.
14
Ardi, rahmat. “KONSEP MANUSIA IDEAL: STUDI KOMPARATIF PEMIKIRAN ABDUL
KARIM AL-JILI DAN FRIEDRICH WILHELM NIETZCHE”, ISSN 1535697734 (cetak), ISSN
1535698808 (elektronik) Volume 3 – Februari 2021, hal. 51-52
sebagai asas dan pencipta dari seluruh alam, dengan manusia sempurna sebagai
porosnya.15

Secara bahasa (etimologi), pengertian manusia sempurna sebagaimana


ketiga istilah kata di atas memiliki makna sebagai berikut, dengan mengambil
salah satu darinya yaitu al-Insan al-Kamil, istilah kata tersebut berasal dari
bahasa Arab yang terdiri dari dua kata dasar, yaitu “al-Insan” yang memiliki arti
dalam bahasa Indonesia adalah “manusia”, dan “al-kamil” yang memiliki arti
kata dalam bahasa Indonesia adalah “sempurna”.16

Manusia sempurna dalam pandangan Islam selalu diartikan dengan


kisahnya tersendiri yang berbeda dari makhluk lain di muka bumi ini. Ia tidak
hanya digambarkan sebagai hewan berkelas tinggi, tetapi lebih dari itu, manusia
memiliki keluhuran dalam dirinnya yang sukar untuk didefinisikan dengan kata
kata. Dalam al-Qur’an, manusia berulang kali diangkat derajatnya bahkan
melebihi alam surga, bumi, serta malaikat. Manusia merupakan makhluk yang
memiliki kemampuan untuk berfikir yaitu akal, hak istimewa, dan memiliki
tugas menyelidiki hal-hal yang mendalam. Ia memikirkan dan bertanya tentang
segala hal. Jadi setiap manusia bertanggung jawab atas dirinya sendiri, karena
manusia harus mengenal dirinya sendiri untuk dapat beradaptasi dengan
kehidupan. Maka dari itu manusia mesti dapat membedakan yang baik ataupun
yang buruk. Sehingga ia akan mendapatkan pandangan yang akurat tentang siapa
sebenarnya manusia itu, apa kewajiban yang dimilikinya, seperti apa sifat-
sifatnya, serta apa yang harus diperjuangkannya, dan apa yang membuatnya
untuk terus berkembang sehingga sampai menjadi manusia yang sempurna. Dan
untuk mencapai tahap itu, manusia terlebih dahulu harus mengetahui hakikat
dirinya.17

Tuhan menciptakan manusia dengan tujuan agar mereka tunduk dan patuh
terhadap perintah dan larangan-Nya dan itu semua menjadi tanggungjawab

15
Ardi, rahmat. “KONSEP MANUSIA IDEAL: STUDI KOMPARATIF PEMIKIRAN ABDUL
KARIM AL-JILI DAN FRIEDRICH WILHELM NIETZCHE”, ISSN 1535697734 (cetak), ISSN
1535698808 (elektronik) Volume 3 – Februari 2021, hal. 62
16
Zubaidillah, pdf: “Konsep Manusia Sempurna Prespektif Seyyed Hossein Nasr”, Jakarta, 2018,
hal.31-32.
17
Ibid,hal.78.
setiap dari manusia. Manusia tidak akan dapat memahami dirinya sendiri kecuali
dengan sujudnya kepada Tuhan dan selalu ingat kepada-Nya. Apabila mereka
melupakan Tuhan, berarti mereka telah melupakan dirinya sendiri, dan dengan
ini mereka tidak akan pernah tahu siapa diri mereka, untuk apa mereka ada dan
hidup dibumi ini, serta apa yang seharusnya mereka perbuat, maka dari itu
dengan kata lain, manusia tidak mengejar suatu tujuan tertentu kecuali
mengharap keridhaan Tuhan.18

Dalam mencapai kesempurnaan, jiwa harus sehat karena yang paling


utama adalah jiwa. Tentunya kehendaknya juga yang paling utama mencari ilmu
dan hikmah dan segala jalan untuk menjaga kebersihan diri. Dengan kebersihan
diri, manusia akan sampai pada taraf kesempurnaan yaitu dekat dengan Tuhan.
Artinya untuk mencapai manusia sempurna adalah dimulai dari pembersihan
jiwa terlebih dahulu. Diantaranya ada lima perkara yang harus dilakukan antara
lain:

a. Bergaul dengan Orang-Orang Budiman.


Pergaulan membentuk kepercayaan dan keyakinan, oleh karena itu
untuk kebersihan jiwa hendaknya bergaul dengan orang-orang yang
berbudi yaitu orang yang dapat kita ambil manfaat darinya. Karena orang-
orang yang berbudi merasa berat melakukan kejahatan karena menyalahi
keutamaan.
b. Membiasakan Pekerjaan Berpikir
Untuk menjaga kesehatan jiwa selanjutnya adalah mengasah otak
setiap hari walaupun dengan latihan-latihan kecil. Misalnya seperti melatih
berfikir tentang tema atau hal-hal yang diajarkan oleh para pemikir islam,
menyelesaikan masalah masalah yang dianggap masih kurang sempurna,
dan sebagainya. Karena jika otak dibiarkan menganggur dan malas
berpikir, kita akan menjadi dungu sehingga malas untuk menyelesaikan
segala masalah dan akibatnya akan menjadi orang yang hanya menjadi
penurut.

18
Ibid, hal.38.
c. Menjaga Syahwat dan Kemarahan
Kekuatan syahwat dan marah dapat mempengaruhi jiwa. Oleh karena
agar batin tetap sehat, hendaklah di jauhkan dari syahwat dan marah.
Terkadang khayalan manusia sampai pada dunia syahwat yang sangat
manis. Karena syahwat ini manusia terkadang lupa akan dirinya dan
kehilangan pedoman hidupnya.
d. Menyelidiki aib diri sendiri
Manusia suka akan kemuliaan, akan tetapi tidak banyak manusia yang
tau akan aibnya. Padahal tidak tahu akan aib diri sendiri adalah aib yang
sebesar-besarnya. Oleh sebab itu, untuk mengetahui cacat diri adalah
dengan memilih teman yang setia yang sanggup menasehati jika kita
melakukan perbuatan tercela.
e. Berpikir sebelum mengerjakan sesuatu
Sebelum masuk dalam suatu pekerjaan terlebih dulu pertimbangkan
manfaat dan mudharatnya. Melakukan pekerjaan tanpa pertimbangan
hanya akan menghabiskan masa dan umur. Hasilnya tidak akan menjadi
pengalaman dan perbandingan untuk pekerjaan yang kedua kali.19

KESIMPULAN

Sebagaimana penjelasan diatas tentang manusia, manusia terdiri dari jiwa


atau nafs, ruh, dan jism atau badan, tetapi esensinya adalah jiwa. Jiwa adalah
substansi yang berdiri sendiri dan mempunyai sifat-sifat dasar yang berbeda
dengan badan. Menunjukan bahwa manusia adalah makhluk metafisik yang wujud
konkretnya dalam bentuk hubungan dengan badan untuk tujuan tertentu. Selain
itu, meskipun termasuk ke dalam golongan hayawaniyyah, manusia memiliki
perbedaan dengan hewan, yaitu memiliki pertimbangan akal atau ilmu.

Dengan kata lain manusia sempuna adalah manusia yang disatu sisi
dengan akal atau jiwanya mampu mengenali dan dekat kepada Tuhan, dan pada
saat yang bersamaan dengan tubuhnya memiliki akhlak-akhlak terpuji. Tujuan

19
Ibid, hal.83-85.
utama manusia sempurna demikian itu adalah terperolehnya kebahagiaan di
akhirat.

Anda mungkin juga menyukai