Anda di halaman 1dari 23

PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP DASAR MANUSIA

Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


METODOLOGI STUDI ISLAM
Dipersentasikan, Selasa, 31 Oktober 2023

Disusun oleh;
Avrilia Cantika Rani
Nailul Husna
Tri Adinda Novela

Pembimbing:

Alimuddin, M.Ag. Drs

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
2023
Mata Kuliah 2
Metodologi Studi Islam

A. PENDAHULUAN

Dalam metodologi studi Islam, pemahaman konsep-konsep


dasar manusia memegang peran kunci. Pemahaman ini
melibatkan analisis mendalam terhadap ajaran-ajaran Islam yang
merinci hakikat manusia, tujuan hidup, dan tanggung jawab
moral. Melalui kajian ini, kita dapat menggali makna filosofis dan
praktis yang dapat membimbing individu dalam menjalani
kehidupan sejalan dengan ajaran Islam. Pemahaman konsep-
konsep dasar manusia memiliki peran sentral dalam metodologi
studi Islam. Sebagai landasan utama, pemahaman ini melibatkan
analisis mendalam terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan yang
tercermin dalam ajaran Islam, menjadi titik tolak esensial untuk
menjelajahi dimensi etika, sosial, dan spiritual dalam kajian Islam.1

Al-Ghazali mengatakan manusia tersusun dari materi dan


immateri atau jasmani dan rohani yang berfungsi sebagai abdi dan
kholifah Allah di bumi. Selain itu beliau lebih menekankan bahwa
manusia mempunyai identitas esensial yang tidak berubah-ubah
yaitu an-nafs (jiwanya). Jiwa manusia merupakan substansi
immaterial yang berdiri sendiri, ia tidak terdiri dari unsur-unsur
yang membentuknya, sehingga ia bersifat kekal dan tidak hancur.
Selain itu jiwa bersifat latif, rohani, robbani dan tetap abadi
sesudah mati. Selain jiwa, al-Ghazali dalam menyebutkan esensi
manusia, beliau juga menggunakan Al-Qolb, Al-Ruh dan Al-„Aql.2

B. ASAL-USUL PENCIPTAAN MANUSIA: PERJANJIAN


PERIMORDIAL

Manusia adalah makhluk hidup terpenting di muka bumi.


Manusia dikaruniai dengan akal dan indera, sehingga ia dapat
mengetahui dan mengenal-Nya, dengan berpikir mengenai
makhluk ciptaan-Nya.3 Pemahaman konsep dasar manusia
memainkan peran sentral dalam metodologi studi islam. Sebagai
1
https://diyahhalsyah.blogspot.com/2015/04/konsep-dasar-manusia-bab-i-
pendahuluan-1.html
2
Achmad Gusyairi, MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (MENGUNGKAP
MAKNA KONOTATIF LAFADZ AL-INSAN SECARA PSIKOLOGIS), (SKRIPSI Institut
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur‟an Jakarta), hlm 13
3
Lily Agustina, ASAL USUL PENCIPTAAN MANUSIA, hlm 3
Mata Kuliah 3
Metodologi Studi Islam

landasan utama, pemahaman ini mencakup analisis mendalam


terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan yang tercermin dalam
ajaran Islam. menjadi titik tolak penting untuk mengeksplorasi
dimensi etika, sosial, dan spiritual dalam kajian Islam.4

Dalam Al-Qur„an tidak merinci penciptaan manusia


manyangkut waktu dan tempatnya. Namun, secara kronologis, al-
Qur„an memberikan jawaban yang sangat penting mengenai
darimana kehidupan dimulai. Banyak ayat menekankan bahwa
asal usul manusia bersifat air, sebagaimana juga disebutkann dan
dikatakan pembentukan alam semesta dimulai dari air. Adam
adalah manusia yang mendapatkan mandat dari Allah untuk
tinggal di surga, namun karena beberapa alasan, ia terpaksa
diasingkan ke bumi. Dan di bumi inilah Adam dan Hawa
"beranak pinak" hingga menghasilkan banyak keturunan. Dengan
demikian Adam adalah manusia pertama yang mendiami bumi. 5
Tidakkah orang-orang kafir itu melihat bahwa langit dan bumi
disatukan, kemudian mereka Kami pisahkan dan Kami
menjadikan setiap yang hidup dari air. Lantas akankah mereka
tidak beriman?”(al-Anbiya‟,21:30).6 Al-Ghazali mengatakan
manusia tersusun atau terdiri dari materi dan immateri atau
jasmani dan rohani yang berfungsi sebagai hamba dan kholifah
Allah di bumi. Selain itu beliau lebih menekankan bahwa manusia
mempunyai identitas esensial yang tidak berubah-ubah yaitu an-
nafs (jiwanya). Jiwa manusia merupakan substansi immaterial
yang berdiri sendiri, ia tidak terdiri dari unsur-unsur yang
membentuknya. Selain itu jiwa bersifat latif, robbani7. Dilihat dari
proses penciptaannya, Al-Qur‟an menyatakan proses penciptaan
manusia dalam dua tahapan yang berbeda, yaitu:

Pertama, disebut dengan primordial. Primordial ini adalah


proses terjadinya peristiwa Nabi Adam AS. Melalui proses inilah

4
https://diyahhalsyah.blogspot.com/2015/04/konsep-dasar-manusia-bab-i-
pendahuluan-1.html
5
CANDRA IRWANSYAH, MANUSIA PERTAMA DI BUMI, hlm 30
6
Nurhasanah Bakhtiar Marwan, METODOLOGI STUDI ISLAM, (CAHAYA FIRDAUS
Publishing and Printing), hlm 35
7
Achmad Gusyairi, MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN, (SKRIPSI Institut
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur‟an Jakarta), hlm 13
Mata Kuliah 4
Metodologi Studi Islam

Allah SWT menciptakan kejadian Nabi Adam AS. Allah


menciptakannya dari Al-Tin (tanah), al-turob (tanah debu), min
shol (tanah liat), Min Hamain Masmun (tanah lumpur hitam yang
busuk) yang Allah bentuk dengan seindah- indahnya, kemudian
Allah meniupkan ruh dari-Nya ke dalam diri (manusia) tersebut.

Kedua, penciptaan manusia melalui sebuah proses biologis


yang dapat dipahami secara ilmiah dan eksperimental. Dalam
proses tersebut, manusia diciptakan oleh Allah dari inti sari pati
tanah yang dijadikan air mani (nuthfah), yang tersimpan dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah tersebut
kemudian dijadikan segumpal darah („alaqah) yang menggantung
di dalam rahim. Segumpal darah tersebut kemudian dijadikan-
Nya segumpal daging (mudghoh) dan kemudian dibalut dengan
tulang belulang lalu kemudian kepadanya ditiupkan ruh. 8

Perjanjian primordial adalah ketika mereka lahir dibumi


mereka akan berserah diri kepada tuhan. Oleh karena itu, dari
perjanjian primordial ini kita hendaknya pasrah atau berserah diri
kepada Allah, Maka daripada itu ada perjanjian primordial yaitu
perjanjian antara manusia dengan tuhan yang secara alami kita
harus tunduk dan patuh kepada Allah subhanahu wa ta‟ala.9

C. SIFAT DAN KARAKTERISTIK MANUSIA:

Manusia adalah makhluk ruhaniah yang berjisim (berbadan


kasar), hakikatnya adalah ruh. Ruhani manusia bersifat suci seperti
malaikat, karena menyatu dengan badan yang material, dengan
daya hidup dan kesadarannya (jiwa) Diwarnai oleh sifat material
tumbuhan dan hewan. al-Qur‟an surat at-tin ayat: 1-5, an-nisa‟:
28, al-kahfi: 54-55 ayat ini membahas tentang eksistensi dan
karakter manusia. Dalam ayat tersebut bahwa manusia diciptakan
dengan sebaik-baiknya, bersifat lemah, dan makhluk yang paling

8
(MENGUNGKAP MAKNA KONOTATIF LAFADZ AL-INSAN SECARA PSIKOLOGIS, hlm 15
9
Nurcholish Madjid, (UNIVERSALISME ISLAM KOSMOPOLITANISME PERADABAN
ISLAM), https://youtu.be/qbBZGescJRw?si=cTZ4rVLdeZ99DAGJ
Mata Kuliah 5
Metodologi Studi Islam

suka membantah10. Said Hawa dalam Tafsir al-Azaz (1999:79)


menyatakan bahwa: Pendahuluan surat al-Baqarah membagi
manusia menjadi tiga bagian. Orang yang bertakwa, orang kafir
dan orang munafik. 11 sehingga manusia memiliki tabiat dasar dan
karakteristik yang integratif antara daya Ruhani yang suci dan
daya materi yang hayawani nan keji. Ada 4 dasar tabiat manusia,
yakni; binatang jinak, binatang buas, keiblisan dan kemalaikatan.
Dari keempat tabiat tersebut, terpancar 7 karakter khas manusia

1. Karakter jiwa perusak (amarah).


2. Karakter jiwa pencela (lawwamah)
3. Karakter jiwa plin-plan (mulhimah).
4. Karakter jiwa stabil dan tenang (Mutmainnah)
5. Karakter jiwa bahagia dan bangga (rodliyah).
6. Karakter jiwa disukai dan dibanggakan (mardliyah).
7. Karakter jiwa sempurna (Kamilah).12

a) SIFAT FITRAH

Allah telah menciptakan semua makhluknya sesuai dengan


fitrahnya. Namun, fitrah Allah untuk manusia berupa potensi dan
kreativitas yang dapat dikembangkan dan dibangun. yang
memiliki kemungkinan untuk berkembang dan meningkat
sehingga kemampuannya bisa jauh melampaui kemampuan
fisiknya. 13

Fitrah, akhlak dan bakat adalah tiga hal yang berbeda,


walaupun semuanya sama-sama merupakan sifat batiniah
manusia, namun terdapat perbedaan yang jelas antara ketiga hal
tersebut. Manusia perlu mengetahui pengertian dan fungsinya
masing-masing agar dapat melatih dan menggunakannya sesuai

10
Hadiana Trendi Azami, KEISTIMEWAAN MANUSIA (Analisis Pesan Dakwah Felix
Siauw dalam Video Youtube Kajian Islam Rahmatan Lil Alamin)
11
DR. NAZARUDIN RAHMAN, KARAKTERISTIK MANUSIA Tela’ah Tematik Tafsir Al
Asas Said Hawa, hlm 107
12
Kharisuddin Aqib, SIFAT SIFAT MANUSIA MENURUT ISLAM
13
Suriadi Samsuri, Hakikat Fitrah Manusia dalam Islam, AL-ISHLAH Jurnal Pendidikan
Islam, hlm 87
Mata Kuliah 6
Metodologi Studi Islam

dengan kehendak Allah SWT. Fitrah adalah potensi yang ada


pada diri manusia.14

Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan


tersebut pertama kali ditegaskan dalam ajaran Islam, yaitu agama
merupakan kebutuhan fitri manusia. Oleh karena itu, ketika
datang wahyu Tuhan yang menyeru manusia agar beragama,
maka seruan tersebut memang sepenuhnya sesuai dengan
fitrahnya itu.15

Dari potensi fitrah beragama yang terdapat dalam diri


manusia tersebut juga dapat dianalisis dari istilah insan yang
digunakan Alquran untuk menunjukkan manusia. Manusia insan
secara kodrati sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna bentuknya
dibandingkan dengan ciptaan Tuhan yang lainnya, karena sudah
dilengkapi atau dikaruniai dengan kemampuan mengenal dan
memahami kebenaran dan kebaikan yang terpancar dari ciptaan-
Nya. Berbeda dengan kata basyar yang digunakan dalam Alquran
untuk menyebut manusia dalam pengertian lahiriahnya yang
membutuhkan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, hidup,
dan kemudian mati.16

Karena pentingnya mengembangkan dan memelihara


potensi keagamaan yang telah ada dalam diri manusia, maka
pada saat kelahirannya yang pertama kali diperdengarkan kepada
manusia adalah nama Allah dengan cara mengumandangkan
suara adzan pada telinga sebelah kanannya dan iqamah pada
telinga sebelah kirinya.17

b) SIFAT HANIF

Dalam pengertiannya, Hanif menurut bahasa adalah lurus


dan tidak condong pada sesuatu apapun. Sedangkan menurut
istilahnya adalah selalu berpegang pada kebenaran dan tak
pernah meninggalkannya.18 Hanif juga bisa diartikan dengan
14
M. Rozali, KONSEP MANUSIA DAN PROBLEMATIKANYA DALAM ALQURAN, hlm 201
15
Prof. D.r. Hj. Abuddin nata, M.A, Metodologi Studi Islam, hlm 16
16
Metodologi Studi Islam, hlm 17
17
Metodologi Studi Islam, hlm 18
18
Ridhoul Wahidi, PENAFSIRAN KATA HANIF DALAM AL-QUR’AN, hlm 2
Mata Kuliah 7
Metodologi Studi Islam

orang yang mempercayakan urusannya kepada Allah dan tidak


mengalihkannya pada yang lain. Artinya setiap orang yang
berserah diri kepada perintah Allah dan tidak berpaling sedikit
pun dinamakan hanif. Hanif menurut bahasa adalah lurus dan
tidak condong pada sesuatu apapun. Sedangkan menurut
istilahnya adalah selalu berpegang kepada kebenaran dan tak
pernah meninggalkannya. 19Pencarian kebenaran secara tulus dan
murni dengan sendirinya menghasilkan sikap pasrah terhadap
kebenaran dan sikap keberagaman yang benar akan
mendatangkan kebahagiaan yang sejati. Menurut istilah, hanif
memiliki banyak arti dan makna, namun dalam hal ini penulis
akan mengemukakan pengertian menurut muffassir, yaitu:

1. Orang yang meninggalkan atau menjauhi kesalahan dan


mengarahkan dirinya kepada petunjuk.
2. Orang yang secara terus menerus mengikuti kepercayaan
yang benar tanpa keinginan untuk berpaling dari padanya.
3. Seseorang yang cenderung menata perilakunya secara
sempurna menurut Islam dan terus menerus
mempertahankannnya secara teguh.
4. Seseorang yang mengikuti agama Nabi Ibrahim. Karena
agama Ibrahim itu disebut juga hanafiyah atau hanifiyyah.

Menurut Hamka, agama hanif diartikan lurus dapat


diartikan dengan sederhana, yaitu menuju pada Tuhan, tidak
musyrik, tidak mempersekutukan yang lain dengan Allah
karena yang lain tidak ada.20 Ibn „Arafah mengatakan bahwa
berkenaan dengan firman Allah, bal millata Ibrahîma hanîfa,
kata hanîf maknanya adalah al-istiqâmah (istiqamah)21

D. KEUTAMAAN DAN KEISTIMEWAAN MANUSIA:

Manusia merupakan makhluk pilihan dan makkhluk yang


paling dimuliakan oleh Allah SWT diantara makhluk yang lainnya,

19
Ridhoul Wahidi, PENAFSIRAN KATA HANIF DALAM AL-QUR’AN, hlm 2.
20
Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.I, Pengertian Hanif Dalam Al-Qur’an,
https://www.blogger.com/profile/06776433318851565870.
21
Mubarak Bakri, HANIF DALAM KONSEP AL QURAN, hlm 67.
Mata Kuliah 8
Metodologi Studi Islam

terutama karena keistimewaan yang dimilikinya. seperti akal yang


mampu menangkap sinyal-sinyal kebenaran, merenungkannya,
dan kemudian mengolahnya. Dalam al-Quran, pengertian
manusia sering dijumpai dalam istilah al-basyar, an-nas, al-ins, dan
al-insan. Dan memang pembicaraan tentang manusia dalam al-
Quran sangat banyak, karena manusia adalah makhluk yang
paling istimewa dibandingkan dengan makhluk yang lain. 22
Keistimewaan manusia berupa fisik maupun nonfisik, selain diberi
panca indera yang sempurna, manusia juga diberi hati yang
berfungsi untuk menimbang dan mengambil keputusan. (An-Nahl:
78). : Diberikan petunjuk sebagai panduan hidup. (Al-Fatihah: 6).
23
Allah SWT telah menciptakan manusia dengan ahsanu taqwim,
dan telah menundukkan seluruh alam baginya agar ia mampu
memelihara dan memakmurkan serta melestarikan kelangsungan
hidup yang ada di dunia ini. Melalui akal yang dimilikinya,
manusia diharapkan mampu memilah dan memilih nilai-nilai
kebenaran, kebaikan, dan keindahan yang terkandung dalam
risalah para rasul. Dengan hatinya, ia dapat memutuskan suatu hal
yang sesuai dengan kehendak tuhan. dan dengan raganya, ia
diharapkan pro-aktif untuk menciptakan karya-karya besar dan
amal shaleh, agar ia tetap mempertahankan gelar kemuliaan yang
telah diberikan Allah SWT kepadanya seperti ahsanu taqwim, ulul
albab, rabbaniun dan yang lainnya. Maka, dengan sederet sifat-
sifat kemuliaan dan sifat-sifat insaniah yang berkaitan dengan
keterbatasan dan kekurangan, Allah SWT membebankan misi-misi
khusus kepada manusia untuk menguji dan mengetahui siapa yang
jujur dalam beriman dan dusta dalam beragama.24

Felix Siauw berpendapat bahwa hakikat manusia adalah


sebentuk materi atau sesuatu benda yang dikasih ruh. Alasannya
adalah karena manusia dapat diindra dan diraba. Maka dari itu
pergerakan tubuh manusia membuktikan keberadaan ruh. Tetapi
subtansi pengetahuan tentang ruh hanya sebatas itu, Allah

22
Samsul Bahri, TERM MANUSIA DALAM AL-QUR’AN, PROSES PENCIPTAAN
MANUSIA, KEISTIMEWAAN MANUSIA,TUJUAN, FUNGSI DAN TUGAS PENCIPTAAN
MANUSIA
23
Hikmah, Keistimewaan Manusia, hlm 1
24
Keutamaan Manusia, hlm 1
Mata Kuliah 9
Metodologi Studi Islam

menjelaskan dalam QS. al-Isra: 85 bahwa ruh merupakan urusan


Allah dan bahwa pengetahuan manusia tentang ruh sangatlah
terbatas.25

Alquran mengemukakan bahwa manusia adalah makhluk


ciptaan Allah SWT yang memiliki sejumlah keistimewaan daripada
makhluk lainnya.
Secara rinci, Alquran menyebutkkan sejumlah keistimewaan yang
dianugerahkan Allah SWT kepada manusia, antara lain:
1. Kemampuan berfikir untuk memahami alam semesta dan
dirinya sendiri
2. Akal untuk memahami tanda-tanda keagungan-Nya
3. Nafsu yang paling rendah sampai yang tertinggi
4. Ruh yang kepadanya Allah SWT mengambil kesaksian
manusia.26

a. KEUTAMAAN HATI NURANI

Setiap manusia tentunya memiliki hati nurani. Hati nurani


adalah hal terpenting bagi manusia untuk membantu menentukan
tindakan yang akan dilakukan oleh manusia. Hati nurani dapat
menentukan sifat hingga perilaku kita sebagai manusia. Oleh
karena itu, hendaknya kita bias mengontrol atau menghandle hati
nuarni kita, yang berhubungan kepada sifat dan perilaku kita
sebagai manusia. Terutama sebagai ciptaan Allah SWT. Meskipun
setiap orang memiliki hati nurani, namun tidak semua tindakan
atau perilaku yang dilakukan manusia didasarkan pada hati
nuraninya. Yang berguna untuk mengevaluasi tingkah laku /
perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia.27 Ibnu Qayyim
rahimahullah membagi hati menjadi tiga jenis yaitu:

25
Hadiana Trendi Azami, KEISTIMEWAAN MANUSIA (Analisis Pesan Dakwah Felix
Siauw dalam Video Youtube Kajian Islam Rahmatan Lil Alamin), hlm 8
26
Samsul Bahri, TERM MANUSIA DALAM AL-QUR’AN, PROSES PENCIPTAAN
MANUSIA, KEISTIMEWAAN MANUSIA,TUJUAN, FUNGSI DAN TUGAS PENCIPTAAN
MANUSIA, hlm 2
27
Elya Theroci Nabut, HATI NURANI SEBAGAI PEDOMAN TINGKAH LAKU MANUSIA,
(Universitas Katolik Widya Mandala Kampus Kota Madiun), hlm 1
Mata Kuliah 10
Metodologi Studi Islam

1. Qalbun Mayyit ( Hati yang Mati)

Hati yang kosong dari semua jenis kebaikan. Sebabnya,


setan telah merampas hatinya sebagai tempat tinggalnya,
berkuasa penuh atasnya dan bebas berbuat apa saja di dalamnya.

2. Qalbun Maridh ( Hati yang Sakit )

Qalbun maridh adalah hati yang telah disinari cahaya


keimanan. Namun, cahayanya kurang terang sehingga ada sisi
hatinya yang masih gelap, dipenuhi oleh syahwat dan hawa
nafsu. Karena itu, setan masih leluasa keluar masuk ke dalam hati
ini.

3. Qalbun Salim ( Hati yang Sehat )

Qalbun Salim adalah hati yang dipenuhi oleh keimanan,


telah hilang darinya badai-badai syahwat dan kegelapan-
kegelapan maksiat. Cahaya keimanan itu terang-benderang di
dalam hatinya.28

Hati nurani disebut juga “synderesis”, dalam bahasa inggris


hati nurani disebut dengan “Conscience”. Hati nurani merupakan
hal yang dapat membantu manusia untuk memberikan
pertimbangan-pertimbangan terhadap tindakan yang akan
mereka lakukan. Hati nurani merupakan pengetahuan atau
kesadaran dari hati, namun pada dasarnya pengetahuan
didasarkan oleh akal budi atau pemikiran atau rasio.29

b. KEUTAMAAN AKAL

Akal berasal dari bahasa Arab „aqala-ya‟qilu‟ yang secara


umum mempunyai banyak makna, sehingga kata al „aql sering
juga disebut sebagai lafazh musytarak, yaitu sebuah kata yang
memiliki banyak makna. Dalam kamus bahasa Arab al-munjid fi
al-lughah wa al a‟lam, dijelaskan bahwa „aqala memiliki makna

28
BUDI SAFARIANTO, TESIS KONSEP HATI MENURUT IMAM IBNU QAYYIM AL –
JAUZIYAH DALAM TAFSIR AL QAYYIM, hlm 9-10
29
HATI NURANI SEBAGAI PEDOMAN TINGKAH LAKU MANUSIA, hlm 2
Mata Kuliah 11
Metodologi Studi Islam

adraka (mencapai, mengetahui), fahima (memahami), tadarabba


wa tafakkara (merenung dan berfikir).

Dalam istilah „ilm Manṭiq (logika) manusia adalah hewan


yang berpikir, maksudnya yang menjadi ciri khas sekaligus
membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya adalah
kemampuannya dalam berpikir dan mengolah serta
merealisasikan pemikirannya .
30

Di dalam agama Islam, peran akal dinilai mempunyai


kedudukan yang tinggi sebagai penjaga wahyu. Adapun dalam
memandang kedudukan akal, mazhab rasional merupakan salah
satu kelompok dalam Islam yang memandang bahwa akal adalah
alat yang kokoh dalam mencari kebenaran dan sumber
epistemologis untuk memperoleh ilmu pengetahuan31.

Alam semesta merupakan realitas tempat manusia


hidup di dalamnya. Meski ilmu pengetahuan sudah
dikembangkan dengan demikian hebatnya, akan tetapi tetap saja
masih banyak rahasia alam semesta yang belum terungkap. Bagi
seorang ilmuwan yang meyakininya, tentu ia menyadari bahwa
ilmu pengetahuan yang dikembangkan bukanlah untuk
menaklukkan atau merancang kedigdayaan alam semesta.
Melainkan untuk mencari ridha Allah SWT.32

E. KECENDERUNGAN MANUSIA DALAM AL-QUR‟AN:

Manusia sebagai makhluk berakal memiliki berbagai


potensi dan kecenderungan dalam dirinya, baik yang bersifat
negatif maupun bersifat positif. Salah satu kecenderungann yang
dimiliki hampir seluruh manusia adalah kecenderungan alamiah
terhadap duniawi seperti harta, tahta, pasangan, dan keluarga. Ini

30
KEDUDUKAN AKAL DALAM ISLAM: PERDEBATAN ANTARA MAZHAB RASIONAL DAN
TRADISIONAL ISLAM, hlm 4
31
Reynaldi Adi Surya, KEDUDUKAN AKAL DALAM ISLAM: PERDEBATAN ANTARA
MAZHAB RASIONAL DAN TRADISIONAL ISLAM, hlm 5
32
Aan Rukmana, Kedudukan Akal dalam al-Qur’an dan al-Hadis, hlm 27
Mata Kuliah 12
Metodologi Studi Islam

merupakan bagian dari sifat alamiah yang diberikan Allah SWT


kepada mereka.33

Karakteristik manusia dalam al-Qur‟an adalah fitrah. Fitrah


dalam pengertian asal mula peristiwa juga dikaitkan dengan
pernyataan seluruh manusia sewaktu ketika di alam barzah yang
mengakui ketuhanan, bahwa setelah manusia diciptakan, manusia
mengadakan „kesepakatan‟ dengan Tuhan (primordial covenant),
dengan bahasa ilmiahempirisnya, kecenderungan asli atau fitrah
manusia adalah menyembah Tuhan (beragama). Ketika manusia
mencari makna hidup, maka kecenderungan mereka adalah
menemukan Tuhan Yang Maha Esa.34

Al-Qur'an menggambarkan kecenderungan positif dan


negatif manusia. Menurut surat Ali Imran ayat 14, kecenderungan
alamiah terhadap hal-hal duniawi belum tentu negatif, namun
bisa menjadi positif bila dikendalikan dengan baik.

35

Menurut Quraish Shihab, kata zuyyina dalam surah Ali


Imran [3] ayat 14 yang bermakna „dijadikan‟ indah bagi manusia
kecintaan kepada aneka syahwat, yakni ragam keinginan. Yang
diperindah bagi manusia adalah “kecintaan” mereka kepada
syahwat atau dengan kata lain kecenderungan alamiahnya

33
https://tafsiralquran.id/surah-ali-imran-ayat-14-kecenderungan-alamiah-manusia-
terhadap-dunia/
34
Muhlasin, KONSEP MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN, hlm 57
35
Lihat Tafsir Web, Surat Ali ‘Imran Ayat 14
Mata Kuliah 13
Metodologi Studi Islam

terhadap duniawi, hal yang bersifat inderawi dan material.


Kecenderungan alamiahnya terhadap duniawi biasa meliputi
beberapa aspek, mulai dari perempuan atau laki-laki (pasangan),
anak-anak (keluarga), hingga harta benda seperti emas, perak,
kuda, binatang ternak, dan sawah ladang. Itu semua hanya di
antara representasi dari berbagai kenikmatan dunia yang –
mungkin dan sering kali – dicintai manusia (Tafsir al-Misbah [2]:
26).36

Kepribadian merupakan “keniscayaan”, suatu bagian


dalam (interior) dari diri kita yang masih perlu dieksplorasi dan
ditemukan agar sampai kepada keyakinan siapakah diri kita yang
sebenarnya. Dalam Al-Qur‟an Allah telah menerangkan model
kepribadian manusia yang memiliki keistimewaan dibanding
model kepribadian lainnya. Di antaranya adalah Q.S. al-Baqarah
[2]: 1-20. Rangkaian ayat ini menggambarkan tiga model
kepribadian manusia, yaitu kepribadian orang beriman,
kepribadian orang kafir, dan kepribadian orang munafik37.

a. KECENDERUNGAN POSITIF

Fitrah manusia yang pada hakikatnya sebagaimana


diciptakan oleh Allah, menurut ajaran Islam adalah bebas dari
noda dan dosa seperti bayi yang baru lahir dari perut ibunya.
38Berikut ini adalah sifat-sifat atau ciri-ciri dari masing-masing tipe

kepribadian berdasarkan apa yang dijelaskan dalam rangkaian


ayat tersebut.

1. (Mu‟minun) Kepribadian Orang Beriman Dikatakan


beriman bila ia percaya pada rukun iman yang terdiri atas
iman kepada Allah swt., iman kepada para malaikat- Nya,
iman kepada Kitab-kitab-Nya, iman kepada para rasul-
Nya, percaya pada Hari Akhir, dan percaya pada
ketentuan Allah (qadar/takdir). Rasa percaya yang kuat

36
https://tafsiralquran.id/surah-ali-imran-ayat-14-kecenderungan-alamiah-manusia-
terhadap-dunia/
37
Aat Hidayat, PSIKOLOGI DAN KEPRIBADIAN MANUSIA: Perspektif Al-Qur’an Dan
Pendidikan Islam, hlm 478
38
Muhlasin, KONSEP MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN, hlm 57
Mata Kuliah 14
Metodologi Studi Islam

terhadap rukun iman tersebut akan membentuk nilai-nilai


yang melandasi seluruh aktivitasnya. Dengan nilai-nilai itu,
setiap individu seyogianya memiliki kepribadian yang
lurus atau kepribadian yang sehat. Orang yang memiliki
kepribadian lurus dan sehat ini memiliki ciri-ciri antara
lain:
a) akan bersikap moderat dalam segala aspek kehidupan
b) rendah hati di hadapan Allah dan juga terhadap
sesama manusia
c) senang menuntut ilmu
d) sabar
e) jujur, dan lain-lain.39

2. Kepribadian Samawi (Kewahyuan)

Kepribadian samawi (kewahyuan) adalah corak


kepribadian yang dibentuk melalui petunjuk wahyu dalam kitab
suci Al-Qur‟an, sebagaimana termaktub dalam firman Allah
sebagai berikut.40

41

b. KECENDERUNGAN NEGATIF

39
PSIKOLOGI DAN KEPRIBADIAN MANUSIA: Perspektif Al-Qur’an Dan Pendidikan
Islam , hlm478
40
PSIKOLOGI DAN KEPRIBADIAN MANUSIA, hlm 481
41
Lihat Tafsir Web, Surat Al-An’am Ayat 153
Mata Kuliah 15
Metodologi Studi Islam

Fitrah merupakan kecenderungan pada manusia untuk


lahir dari Allah swt. Dalam kehidupan seseorang fitrah dapat
berubah karena pengaruh kedua orang tuanya dan pengaruh
lingkungan, namun fitrah merupakan tabiat manusia. Allah swt
mengutus para nabi dan ulama sebagai pewaris para nabi untuk
membimbing dan menjaga fitrah manusia agar tidak menyimpang
dari kebenaran.42 Namun terkadang manusia menyimpang dan
memiliki kecencerungan negatif, berikut macam-macam
kecenderungan negative:

1. ( kepribadian Kafirun)

Sementara itu, ciri-ciri orang kafir yang diungkapkan dalam


Al-Qur‟an antara lain:
i. suka putus asa;
ii. tidak menikmati kedamaian dan ketenteraman dalam
kehidupannya;
iii. tidak percaya pada rukun iman yang selama ini menjadi
pedoman keyakinan umat Islam;
iv. mereka tidak mau mendengar dan berpikir tentang
kebenaran yang diyakini kaum Muslim;
v. mereka sering tidak setia pada janji, bersikap sombong,
suka dengki, cenderung memusuhi orang-orang beriman;
(f) mereka suka kehidupan hedonis, kehidupan yang serba
berlandaskan hal- hal yang bersifat material;
vi. mereka pun tertutup pada pengetahuan ketauhidan, dan
lain-lain.43

2. Kepribadian Orang Munafik

Secara bahasa, kata Munafik berasal dari kata Nafaqa (ََ‫)نَ َفق‬,
yang mengandung arti Mengadakan, mengambil bagian dalam,
membicarakan sesuatu yang dalam pandangan keagamaan.
Pengakuannya dari satu manusia berbeda-beda dengan yang

42
Abu Tamrin, Manusia Berbasis Al-Quran Dalam Dimensi Filsafat Ilmu, hlm 231
43
PSIKOLOGI DAN KEPRIBADIAN MANUSIA: Perspektif Al-Qur’an Dan Pendidikan
Islam, hlm 480
Mata Kuliah 16
Metodologi Studi Islam

lainnya. Adapun dalam pengertian syara‟, munafik adalah


manusia yang terlahir beriman padahal hatinya kufur.44

Jadi Munafik adalah segolongan orang yang


berkepribadian sangat lemah dan bimbang. Adapun di antara sifat
atau watak orang munafik yang tergambar dalam Al-Qur‟an
antara lain:

a) mereka “lupa” dan menuhankan sesuatu atau seseorang


selain Allah swt.;
b) dalam berbicara mereka suka berdusta;
c) mereka menutup pendengaran, penglihatan, dan
perasaannya dari kebenaran;
d) orang-orang munafik ialah kelompok manusia dengan
kepribadian yang lemah, peragu, dan tidak mempunyai
sikap yang tegas dalam masalah keimanan;
e) mereka bersifat hipokrit, yakni sombong, angkuh, dan
cepat berputus asa.45

F. FUNGSI DAN PERTANGGUNG JAWAB MANUSIA:

Manusia dalam perjalanan hidup dan kehidupannya


sesungguhnya tidak terlepas dari tugas-tugas dan tanggung jawab
yang diamanahkan Allah kepadanya. Tentunya dalam hal ini
selalu untuk dipenuhi, dijaga, dan dipelihara dengan baik sesuai
dengan akikatnya sebagai makhluk ciptaan-Nya. 46Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun tidk disengaja. Tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya. 47Keberadaan manusia di alam ini tidaklah sia-sia;
kewujudannya di sengaja dan mempunyai tujuan. Ada dua

44
Nur Rohmatul Azka dan Udin Supriadi, Analisis Karakter Manusia Munafik Melalui
Pendekatan Tematik Digital Quran, hlm 3
45
PSIKOLOGI DAN KEPRIBADIAN MANUSIA: Perspektif Al-Qur’an Dan Pendidikan
Islam, hlm 481
46
Kaspullah & Suriadi, KONSEP ‘ABD ALLAH DALAM PERSPEKTIF TEOLOGI
PENDIDIKAN, hlm 194
47
Dr. H. Zeid B. Smeer, Lc. M.A,AMAL DAN PERTANGGUNGJAWABANMANUSIA,hlm 4
Mata Kuliah 17
Metodologi Studi Islam

peranan fungsional yang harus dijalankan manusia sebagai


makhluk yang keberadaannya tidak sia-sia dan penciptaannya
tidak main-main . kedua peran dan fungsi itu adalah abdun
(hamba) dan khalifah (pemimpin).48

Manusia berusaha untuk memenuhi keperluannya sendiri


atau untuk keperluan pihak lain. Oleh karena itu ia menghadapi
manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungaan
alam dalam usahanya itu mausia yang menyadari bahwaa ada
kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Allah.
Dengan demikian Tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut
keadaan Manusia atau hubungan yang dibuatnya, diantaranya
yaitu:

a) Tanggung jawab pada diri sendiri


b) Tanggung jawab terhadap keluarga
c) Tanggung jawab terhadap masyarakat
d) Tanggung jawab terhadap bangsa / Negara
e) Tanggung jawab terhadap Allah49

a. MANUSIA SEBAGAI „ABD ALLAH (HAMBA


ALLAH)

Manusia sebagai abd Allah dalam konteks ini berart


bahwai kedudukannya benar-benar sebagai seorang hamba yang
setiap saat selalu taat dan tunduk atas semua ketentuan yang
memiliki-Nya. Disini ketundukan dan ketaatan mutlak hanya
diberikan kepada-Nya, dan memposisikan dirinya sesuai dengan
hakikat tujuan penciptaannya 50Peran dan tanggungjawab
manusia yang paling penting adalah bagaimana manusia mampu
memposisikan dirinya di hadapan Allah dan kehidupan sosialnya.
Untuk mengetahui hal tersebut perlu dipaparkan terlebih dahulu

48
Kadar M. Yusuf, Psikologi Qur’ani, hlm 8
49
Dr. H. Zeid B. Smeer, Lc. M.A,AMAL DAN PERTANGGUNGJAWABANMANUSIA,hlm4
50
Kaspullah & Suriadi, KONSEP ‘ABD ALLAH DALAM PERSPEKTIF TEOLOGI
PENDIDIKAN, hlm 193
Mata Kuliah 18
Metodologi Studi Islam

maksud dan tugas diciptakan manusia itu,51 seperti dijelaskan


dalam ayat al-Qur‟an :

52

Istilah Abdi dan pengabdian merupakan kata-kata yang


sering digunankan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam
konteks al-Qur‟an kata „abd – yang berasal bahasa Indonesia abdi
dan pengabdian itu berasal- mengandung pegertian yang luas dan
dalam secara baik secara teologis maupun filosofis. Namun
demikian, dalam tulisan ini tidak akan dibahas secara detail

konsep „abdi‟ atau pengabdian secara komprehensif,


sebagai tafsir tematik tentang konsep „Abd dalam al-Qur‟an. Sub
pembahasan ini akan menjelaskan bahwa dalam al-Qur‟an
pengabdian sebagai bentuk penghambaan tidak berlaku dalam
hubungan selain dengan Tuhan. Prinsip yang terdapat dalam ayat
di atas adalah al-Qur‟an tidak mengakui perbudakan atau
penghambaan manusia oleh manusia yang lain, lembaga atau
ciptaan-ciptaan Tuhan lainnya. Sebab keengaanan manusia
menghamba kepada uhan, akan mengakibatkan ia menghamba
pada dirinya, hawa nafsunya.53

Berdasarkan penjelasan tersebut, berarti bentuk ketaatan


seseorang kepada Allah dengan menjalankan ibadah-ibadah
vertikal harus senantiasa disertai dengan ibadah-ibadah sosial
horizontal. Tidaklah cukup jika seorang mukmin yang setiap hari

51
Khairullah, PERAN DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA DALAM AL-QUR’AN, hlm 85
52
Lihat tafsir web, Surat Az-Zariyat Ayat 56
53
Khairullah, PERAN DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA DALAM AL-QUR’AN, hlm 86
Mata Kuliah 19
Metodologi Studi Islam

melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa dan melaksanakan


ibadah haji, tetapi di lain kesempatan ia menyakiti tetangga,
menggunjing, menghardik anak yatim, tidak memberi makan
orang miskin, memamerkan kebajikan (QS.al-Ma‟un, 2,3,4,6).54

b. MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH ALLAH

Dalam konsep Islam, manusia adalah khalifah, yakni sebagai


wakil pengganti atau duta tuhan di muka bumi. dengan
kedudukannya sebagai khalifah Allah swt dimuka bumi, manusia
akan dimintai tanggungjawab dihadapannya. Tentang bagaimana
ia melaksanakan tugas suci kekhalifahannya.55 Menurut Dawam
Raharjo dalam bukunya Ensiklopedi al- Qur‟an, kata khalifah
yang cukup dikenal di Indonesia mempunyai makna ganda. Di
satu pihak, khalifah dimengerti sebagai Kepala Negara dalam
pemerintahan seperti Kerajaan Islam di masa lalu, namun disisi
lain pengertian pihak khalifah sebagai „wakil Tuhan” di muka
bumi. Yang dimaksud dengan “wakil Tuhan” itu- masih menurut
M.Dawam Raharjo- bisa mempunyai dua pengertian; Pertama,
yang diwujudkan dalam jabatan pemerintahan seperti kepala
negara, kedua, dalam pengertian fungsi manusia itu sendiri di
muka bumi. Adapun khalifah disini lebih condong kepada
pengertian khalifah yang kedua yaitu “wakil Tuhan” yang
berhubungan dengan fungsi dan tanggungjawab manusia di muka
bumi yang mengemban amanat Tuhan.

Pembatasan ini tidak dimaksudkan untuk tidak membatasi


fungsi manusia yang hanya tertumpu kepada kepemimpinan yang
formal atau kekuasaan. Sebab dalam mengemban amanat tidak
harus selalu dalam bentuk kekuasaan atau menjadi pemimpin. 56

Kata khalifah menurut Quraish Shihab (1988) berasal dari


akar kata khulafa‟ yang berarti dibelakang atau meninggalkan
sesuatu dibelakang, kata khalifah seringkali diartikan sebagai

54
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA DALAM AL-QUR’AN, hlm 87
55
Rahmat Ilyas, MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DALAM PERSFEKTIF ISLAM, hlm 176
56
Khairullah, PERAN DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA DALAM AL-QUR’AN, hlm 80-
81
Mata Kuliah 20
Metodologi Studi Islam

“pengganti” atau sesuatu yang menempati tempat sesuatu yang


lain.57

Landasan kajian ini adalah berdasar pada Firman Allah:

58

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa khalifah adalah


suatu fungsi yang dilakukan manusia berdasarkan amanat yang
diterimanya dari Allah. Ke-khalifahan merupakan amanat atau
tugas untuk mengelola bumi secara bertanggungjawab, dan harus
sesuai dengan petunjuk dari yang memberikan tugas tersebut
dengan mempergunakan akal yang telah dianugerahkan Allah
kepadanya.

Menurut Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar –mengutip


pendapat al- Qurtubi- amanat yang diberikan Allah kepada
manusia sungguh berat, hal ini terbukti pada penolakan langit dan
bumi serta gunung-gunung ketika ditawarkan untuk memikulnya
dan mengemban amanat tersebut. Dasar yang dipakai manusia
ketika bersedia menerima amanat tersebut adalah karena allah
telah mengaruniai mereka kemampuan atau potensi yang
memungkinkan mampu mengemban amanat itu. Potensi yang
dimaksud bukan saja potensi untuk dapat menunaikan amanat
tersebut, tetapi potensi yang dapat menunaikan amanat dengan
baik dan bertanggungjawab59.

57
Asdelima Hasibuan, MEMAHAMI MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH ALLAH, hlm 38
58
Lihat Tafsir Web, Surat Al-Baqarah Ayat 30
59
Khairullah, PERAN DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA DALAM AL-QUR’AN, hlm 82-
83
Mata Kuliah 21
Metodologi Studi Islam

Interaksi antara manusia dengan sumber-sumber alam


harus berlangsung berdasarkan kaidah-kaidah yang diatur oleh
Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW. Bahkan Allah
mengamanahkan bumi kepada manusia untuk menyikapi
ketentuan atau menaati peraturan dan hukum- hukumnya.60

60
Watsiqotul, sunardi, leo Agung, Peran Manusia Sebagai Khalifah Allah Di Muka
Bumi Perspektif Ekologis Dalam Ajaran Islam, hlm 362
Mata Kuliah 22
Metodologi Studi Islam

DAFTAR PUSTAKA

https://diyahhalsyah.blogspot.com/2015/04/konsep-dasar-
manusia-bab pendahuluan-1.html.
Gusyairi, Achmad. MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR‟AN
(MENGUNGKAP MAKNA KONOTATIF LAFADZ AL-
INSAN SECARA PSIKOLOGIS), (SKRIPSI Institut Perguruan
Tinggi Ilmu Al-Qur‟an Jakarta).
Agustina, Lily. ASAL USUL PENCIPTAAN MANUSIA.
IRWANSYAH, CANDRA. MANUSIA PERTAMA DI BUMI.
Madjiid, Nurcholish. (UNIVERSALISMEI SLAM
KOSMOPOLITANISME PERADABANISLAM),
https://youtu.be/qbBZGescJRw?si=cTZ4rVLdeZ99DAGJ.
Azami, Hadiana Trendi. KEISTIMEWAAN MANUSIA (Analisis
Pesan Dakwah Felix Siauw dalam Video Youtube Kajian
Islam Rahmatan Lil Alamin).
RAHMAN, NAZARUDIN. KARAKTERISTIK MANUSIA Tela‟ah
Tematik Tafsir Al Asas Said Hawa.
M. Yusuf, Kadar. 2019. Psikologi Qur‟ani. Amzah. Jakarta.
Aqib, Kharisuddin. SIFAT SIFAT MANUSIA MENURUT ISLAM.
Samsuri, Suriadi. Hakikat Fitrah Manusia dalam Islam, AL-ISHLAH
Jurnal Pendidikan Islam.
M. Rozali. KONSEP MANUSIA DAN PROBLEMATIKANYA
DALAM ALQURAN.
Nata, Abuddin. 1998.Metodologi Studi Islam. Rajawali Press Citra
Nuga Buku Perguruan Tinggi. Jakarta
Wahidi, Ridhoul. PENAFSIRAN KATA HANIF DALAM AL-
QUR‟AN.
Mushlihin, Pengertian Hanif Dalam Al-Qur‟an,
https://www.blogger.com/profile/067764333188515658
70
Bakri, Mubarak. HANIF DALAM KONSEP AL QURAN.
Mata Kuliah 23
Metodologi Studi Islam

Bahri, Samsul. TERM MANUSIA DALAM AL-QUR‟AN, PROSES


PENCIPTAAN MANUSIA, KEISTIMEWAAN
MANUSIA,TUJUAN, FUNGSI DAN TUGAS PENCIPTAAN
MANUSIA.
Hikmah. Keistimewaan Manusia.
Nabut, Elya Theroci. HATI NURANI SEBAGAI PEDOMAN
TINGKAH LAKU MANUSIA, (Universitas Katolik Widya
Mandala Kampus Kota Madiun).
SAFARIANTO, BUDI. TESIS KONSEP HATI MENURUT IMAM
IBNU QAYYIM AL – JAUZIYAH DALAM TAFSIR AL
QAYYIM.
Adi Surya, Reynaldi. KEDUDUKAN AKAL DALAM ISLAM:
PERDEBATAN ANTARA MAZHAB RASIONAL DAN
TRADISIONAL ISLAM.
Rukmana, Aan. Kedudukan Akal dalam al-Qur‟an dan al-Hadis.
Muhlasin. KONSEP MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR‟AN.
Tamrin, Abu. Manusia Berbasis Al-Quran Dalam Dimensi Filsafat
Ilmu.
Azka, Nur Rohmatul, dan Udin Supriadi. Analisis Karakter
Manusia Munafik Melalui Pendekatan Tematik Digital
Quran.
Kaspullah, dan Suriadi. KONSEP „ABD ALLAH DALAM
PERSPEKTIF TEOLOGI PENDIDIKAN.
Khairullah. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA
DALAM AL-QUR‟AN.
Ilyas, Rahmat. MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DALAM
PERSFEKTIF ISLAM.
Hasibuan, Asdelima. MEMAHAMI MANUSIA SEBAGAI
KHALIFAH ALLAH.
Watsiqotul, sunardi, dan leo Agung. Peran Manusia Sebagai
Khalifah Allah Di Muka Bumi Perspektif Ekologis Dalam
Ajaran Islam.
Smeer, Zeid B. AMAL DAN PERTANGGUNGJAWABAN
MANUSIA.

Anda mungkin juga menyukai