Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAKIKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM

DOSEN PEMBIMBING :
IRI HAMZAH,M.Hi

DI SUSUN OLEH:S
RIKI SARDIANSAH
MUFADHAL IHSAN

STKIP Muhammadiyah Muara Bungo


Pendidikan ,Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada
waktunya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun
pedoman bagi pembaca untuk memperdalam ilmu agama.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis sadar bahwa masih
banyak kekurangan terhadap makalah ini. Oleh kerena itu, penulis meminta kepada para
pembaca untuk memberikan masukan bermanfaat yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini agar dapat diperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga
kedepannya dapat menjadi lebih baik.
1. KAJIAN TENTANG HAKIKAT MANUSIA

Pemikiran tentang hakikat manusia, sejak zaman dahulu sampai zaman modern ini juga
belum berakhir dan tak akan berakhir. Ternyata orang menyelidiki manusia dari berbagai sudut
pandang, ada yang memandang manusia dari sudut pandang budaya disebut Antropologi
Budaya, ada juga yang memandang dari segi hakikatnya disebut Antropologi Filsafat.
Memikirkan dan membicarakan mengenai hakikat manusia inilah, yang menyebabkan orang
tidak henti-hentinya berusaha mencari jawaban yang memuaskan tentang pertanyaan yang
mendasar tentang manusia yaitu apa, bagaimana, dan kemana manusia itu nantinya. Berbicara
mengenai apa itu manusia, ada beberapa aliran yang mendasari yaitu :

1. Aliran serba zat, mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada hanyalah zat atau materi.
Zat atau materi itulah hakekat dari sesuatu. Alam ini adalah materi dan manusia adalah unsur
dari alam maka dari itu hakikat dari manusia itu adalah zat atau materi.
2. Aliran serba roh, berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini adalah roh,
begitu juga hakikat manusia adalah roh. Adapun zat itu adalah manifestasi daripada roh di
dunia ini.
3. Aliran dualisme, mencoba untuk meyakinkan kedua aliran di atas. Aliran ini menganggap
bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi yaitu jasmani dan rohani.
Kedua substansi ini masing-masing merupakan unsur asalnya, tidak tergantung satu sama
lain. Jadi badan tidak berasal dari roh, juga sebaliknya. Hanya dalam perwujudannya
manusia itu ada dua, jasad dan roh, yang keduanya berintegrasi membentuk yang disebut
manusia.
4. Aliran eksistensialisme, yang memandang manusia secara menyeluruh, artinya aliran ini
memandang manusia tidak dari sudut zat atau serba roh atau dualisme, tetapi memandangnya
dari segi eksistensi manusia itu sendiri yaitu cara beradanya manusia itu sendiri di dunia ini.

Hakikat manusia sebagai makhluk yang mulia ciptaan Allah memberikan makna bahwa
penciptaan merupakan pihak penentu dan yang diciptakan adalah pihak yang ditentukan, baik
mengenai kondisi maupun makna penciptaannya. Manusia tidak mempunya peranan apapun
dalam proses dan hasil penciptaan dirinya. Oleh karena itu ketidakmampuan manusia itu
merupakan peringatan bagi manusia. Seperti halnya manusia tidak ikut menentukan atau memilih
orang tuanya, suku atau bangsa dan lain-lain. Oleh karenanya manusia harus menyadari atas
ketentuan – ketentuan yang telah diberikan oleh Allah SWT. Sebagai makhluk yang mulia,
manusia dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya :
1. Manusia adalah makhluk yang keberadaanya di dunia ini untuk mengadakan sesuatu, artinya
seorang manusia mempunyai tugas bekerja dalam hidupnya.
2. Manusia ada untuk berbuat yang baik dan membahagiakan manusia, artinya manusia ada
untuk mengadakan sesuatu yang benar serta bermanfaat, dari sanalah muncul segala bentuk
karya manusia meliputi kreatifitas dan dinamika di dalam kehidupanya.
3. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan dalam hidup, artinya kebebasan manusia
nampak melalui aneka kreasi dalam segala segi kehidupan dan melalui kebebasan itulah
muncul berbagai kegiatan.
4. Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Dalam diri manusia ada kesadaran untuk
mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan dalam hidupnya. Misalnya dalam salah satu
wujud kesadaran religius, bahwa manusia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya
pada ilahi.
5. Manusia adalah makhluk yang mempunyai keterbatasan, walaupun manusia adalah makhluk
mulia.
Kelima hal tersebut merupakan perincian dari kehidupan manusia dalam islam sebagai makhluk
yang istimewa.

2. ASAL USUL KEJADIAN MANUSIA

Menurut kitab suci Al-Qur’an pada surat AL-HIJR (15),28-29,asal usul manusia adalah ketika
ALLAH berfirman ; dan ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para
malaikat;”sesungguhnya aku akan menciptakan seseorang dari tanah liat kering yang berasal dari
lumpur hitam yang diberi bentuk,maka apabila aku telah menyempurnakan kejadianya,danb telah
meniupkan kedalamnya ruh ciptanku maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.

Ungkapan ilmiah dari Al-Qur’andan hadist 15 abad islam telah menjadi bahan penelitian bgi
para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ dan jasad manusia.

Ada beberapa tahapan kejadian manusia diantaranya adalah

 Proses kejadian manusia pertama (adam)


 Proses kejadian manusia kedua (siti hawa )

Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh allah di dunia ini selalu dengan keadaan
berpasang-pasangan,demikian pula halnya dengan manusia,allah berkehendak menciptakan
lawan jenis untuk di jadikanteman hidu atau biaa disebut dengan istri

Proses kejadian manusia ketiga (keturunan adam dan hawa )

Kejadian manuia ketiga adalah kejadian semua keturunan adam dan hawa kecuali Nabi Isa a.s
dalam proses ini dapat dilihat menurut Al-Qur’andan Al-hadist dan dapat juga ditinjau secara
medis

3. POTENSI- POTENSI MANUSIA

Tiga Potensi Manusia menurut Al Qur’an 1. QS. Al-A’raf, 7:179 Artinya: “Dan
Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tandatanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai” Penjelasan: Ayat tersebut di atas menjelaskan
tentang bahaya bagi orang-orang yang tidak yang mempergunakan potensi yang dimilikinya
(pendengaran, penglihatan dan hati/pikiran) baik di dunia maupu di akhirat. 2. QS. An-Nahl,
16:78 Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar
kamu bersyukur” Penjelasan: Ayat tersebut di atas menjelaskan tentang perintah untuk
mensyukuri potensi yang diberikan (pendengaran, penglihatan, dan hati/pikiran). 3. QS. Al
Israa, 17:36 Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu
akan diminta pertanggungan jawabnya”
4. KELEMAHAN – KELEMAHAN MANUSIA

7 Kelemahan Manusia Menurut Islam untuk Direnungi Umat Muslim


urat At Tin ayat 4 menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang Allah SWT ciptakan dalam
bentuk sebaik-baiknya. Meski demikian, Allah juga berfirman dalam ayat-Nya yang lain bahwa
manusia juga makhluk yang lemah.

Allah SWT berfirman dalam surat An Nisa ayat 28: “Allah hendak memberikan keringanan
kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.” Menurut at-Thabari dalam Tafsir at-
Thabari, manusia diciptakan dengan sifat lemah untuk menghidari jima’ (bersenggama) dengan

5. SIFAT SIFAT MANUSIA

banyak sifat manusia yang digambarkan dalam Alquran. Penggambaran sifat-sifat ini akan


membantu kita untuk lebih introspeksi diri sehingga menjadi manusia yang dicintai Allah SWT.
Seperti apa sifat-sifat manusia tersebut:

 Pertama, manusia itu lemah.  “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan


manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)
 Kedua, manusia itu gampang terperdaya “Hai manusia, apakah yang telah
memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (Q.S
Al-Infithar : 6) 
 Ketiga, manusia itu lalai. “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-
takaatsur  1)
 Keempat, manusia itu penakut. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah 155)

 Kelima, manusia itu bersedih hati.  “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang


Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara mereka yang
benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan
menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak
(pula) mereka bersedih hati” (Q.S Al Baqarah: 62)
 Keenam, manusia itu tergesa-gesa. "Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana
ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra’ 11)
 Ketujuh, manusia itu suka membantah. “Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-
tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (Q.S. an-Nahl 4)
 Kedelapan, manusia itu suka berlebih-lebihan. “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia
berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami
hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-
olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah
menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa
yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S Yunus : 12)
 “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas” (Q.S al-Alaq : 6)
 Kesembilan, manusia itu pelupa. “Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia
memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian
apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang
pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia
mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya.
Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu;
sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Q.S Az-Zumar : 8 )
 Kesepuluh, manusia itu suka berkeluh-kesah. “Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh
kesah” (Q.S Al Ma’arij : 20)
 “Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia
menjadi putus asa lagi putus harapan.” (Q.S Al-Fushshilat : 20)
 “Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan
membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya
dia berputus asa” (al-Isra’ 83)
 Kesebelas, manusia itu kikir. “Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai
perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu
tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan adalah manusia itu sangat kikir.” (Q.S. Al-
Isra’ : 100)
 Keduabelas, manusia itu suka kufur nikmat. Dan mereka menjadikan sebahagian dari
hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-
benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S. Az-Zukhruf  : 15)
 sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, (Q.S.
al-’Aadiyaat : 6)
 Ketigabelas, manusia itu zalim dan bodoh. “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan
amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul
amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, ” (Q.S al-Ahzab : 72)
 Keempatbelas, manusia itu suka menuruti prasangkanya. “Dan kebanyakan mereka tidak
mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun
berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka kerjakan.” (Q.S Yunus 36)
 Kelimabelas, manusia itu suka berangan-angan. “Orang-orang munafik itu memanggil
mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama
dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri
dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan
kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh
(syaitan) yang amat penipu.” (Q.S al Hadid 72)

Itulah 15 sifat manusia yang disebutkan dalam al-Quran. Mengerikan bukan? Adapun islam,
sudah memberikan solusi untuk segala sifat buruk manusia ini.  Sungguh nikmat iman dan islam
ini bukanlah sesuatu yang kita dapat dengan murah!
Solusi pertama, tetap berpegang teguh kepada tali agama dan petunjuk-petunjuk dari Allah
Allah SWT berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang
petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada
kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Q.S al-Baqarah : 38)
Solusi kedua, tetap berada dalam ketaatan sesulit apapun situasi yang melanda
tetap berada dalam ketaatan disini, berarti bersegera menyambut amal-amal kebaikan. Mungkin
seperti syair yang dilantunkan Abdullah bin Rawahah untuk mengembalikan semangatnya saat
nyalinya mulai ciut di perang mut’ah ketika dua orang sahabatnya yang juga komandan pasukan
pergi mendahuluinya. “wahai jiwa, jika syurga sudah di depan mata mengapa engkau ragu
meraihnya”
Allah berfirman “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (Q.S. Ali
Imran : 133)
Solusi ketiga, jaga keimanan kita
adalah hal yang wajar, iman seseorang naik turun dan berfluktuatif. Sama mungkin seperti yang
dikhawatirkan sahabat Hanzalah, ketika ia curhat kepada abu Bakar bahwa ia termasuk orang
yang celaka. Mengapa demikian? karena ia merasa Imannya turun ketika jauh dari Rasulullah.
Ternyata itu pula yang dirasakan lelaki dengan iman tanpa retak itu. Hinga mereka berdua
akhirnya menghadap Rasulullah. Mendengar permasalahn mereka, Rasulullah hanya tersenyum
dan menjawab, “selangkah demi selangkah Hanzalah!”
6. KELEBIHANNYA ATAS MAKKHLAK LAIN

Menurut ajaran Agama Islam, manusia dibandingkan dengan makhluk lain mempunyai berbagai
macam ciri utamanya, diantaranya adalah :
1. Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang paling baik, ciptaan Allah SWT.
yang paling sempurna. Firman Allah SWT. : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (QS. At-Tiin ayat 4).
2. Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin dikembangkan) beriman
kepada Allah SWT. Sebab sebelum ruh (ciptaan) Allah dipertemukan dengan jasad di
rahim ibunya, ruh yang berada di alam gaib itu ditanyai oleh Allah, sebagaimana yang
tertera dalam QS. Al-A’raf ayat 172 : “Apakah kalian mengakui Aku sebagai Tuhan
kalian? (para ruh itu menjawab) ‘ya’, kami akui (kami saksikan) Engkau adalah Tuhan
kami”.
3. Manusia diciptakan oleh Allah SWT. untuk mengabdi kepada-Nya, sebagaimana yang
tertera di dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 56 : “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah kepada-Ku”.
4. Manusia diciptakan oleh Allah SWT. untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Hal ini
dinyatakan Allah dalam firman-Nya QS. Al-Baqarah ayatn 30, bahwa Allah menciptakan
manusia untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Perkataan “menjadi khalifah” dalam ayat
tersebut mengandung makna bahwa Allah menjadikan manusia wakil atau pemegang
kekuasaan-Nya mengurus dunia dengan jalan melaksanakan segala yang diridhai-Nya di
muka bumi ini.
5. Di samping akal, manusia dilengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan atau
kehendak. Dengan akal dan kehendaknya manusia akan tunduk dan patuh kepada Allah,
menjadi muslim. Tetapi dengan akal dan kehendaknya juga manusia dapat tidak percaya,
tidak tunduk dan tidak patuh kepada kehendak Allah, bahkan mengingkari-Nya, menjadi
kafir. Karena itu di dalam Al-Qur’an ditegaskan oleh Allah SWT. : “Dan katakan bahwa
kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Barang siapa yang mau beriman hendaklah ia
beriman, dan barang siapa yang tidak ingin beriman, biarlah ia kafir”. (QS. Al-Kahf
ayat 29).
6. Secara individual manusia bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Hal ini
dinyatakan oleh Allah SWT dalam QS. Ath-Thur ayat 21 : “Setiap orang terikat
(bertanggung jawab) atas apa yang dilakukannya”.
7. Berakhlak. Berakhlak adalah ciri utama manusia dibandingkan makhluk lain. Artinya
manusia adalah makhluk yang diberikan oleh Allah SWT. kemampuan untuk
membedakan yang baik dengan yang buruk. Dalam Islam kedudukan akhlak sangat
penting, ia menjadi komponen ketiga dalam Islam
            Dari uraian tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan
Allah SWT. yang terdiri dari jiwa dan raga, berwujud fisik dan ruh. Sebagai makhluk Ilahi,
hidup dan kehidupannya berjalan melalui lima tahap, masing-masing tahap disebut “alam” yaitu
1. Di alam gaib (alam ruh/arwah
2. Di alam rahim
3. Di alam dunia (yang fana ini)
4. Di alam barzah
5. Di alam akhirat (yang kekal = abadi) yakni alam tahapan terakhir hidup dan kehidupan
manusia.
PENUTUP

A. Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Di ciptakannya
manusia di bumi oleh Sang Pencipta tidak hanya untuk diam saja, tetapi manusia dituntut untuk
selalu berperan aktif untuk berbuat kebaikan. Sebagai seorang manusia, kita juga harus menjadi
individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Manusia bukanlah makhluk yang sempurna, masih banyak kekurangan yang melekat
dalam diri manusia. Salah satu contohnya adalah kurangnya pemahaman manusia tentang agama,
oleh karena itu manusia dianjurkan untuk saling menghormati dan mengasihi satu sama lain
karena kita diciptakan tanpa adanya perbedaan. Selain itu, sebagai seorang manusia kita harus
mematuhi aturan yang ada.

B. Saran
Dari penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar sebagai seorang manusia kita harus
menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sebagai makhluk sosial,
manusia tidak dapat hidup sendiri oleh karena itu kita harus saling tolong menolong dalam
kebaikan antar sesama.
Untuk kedepannya tugas dalam membuat makalah ini sangat dianjurkan untuk
dilanjutkan, karena bisa menambah wawasan manusia tentang pengetahuan Agama. Selain itu,
makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk menggali lebih dalam Hakikat Manusia
menurut Islam.
DAFTAR PUSTAKA
 IMM Tarbiyah. 2011. Tanggung Jawab Manusia sebagai Khilafah di
http://immdakwahpwt.blogspot.com/2011/09/babI-pendahuluan-manusiaadalah-
makhluk.html (diakses 3 April 2019)
 Sayyida Ulya. 2014. Eksistensi dan Martabat Manusia di
https://saydaulya.blogspot.com/2014/12/makalah-eksistensi-dan-martabat-manusia.html
(diakses 27 Maret 2019)
 Prasasti Lia. 2016. Eksistensi dan Martabat Manusia – Agama Islam di
http://lhialicious.blogspot.com/2016/03/eksistensi-dan-martabat-manusia-agama.html
(diakses 27 Maret 2019)
 Finastri Annisa. 2016. Konsep Manusia dalam Islam di
https://dalamislam.com/info-islami/konsep-manusia-dalam-islam
(diakses 2 April 2019)

Anda mungkin juga menyukai