Dosen Pengampu :
Ali Imron M.Pd
Disusun oleh
Bunga Pefriani ( 22042281017)
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmatnya Penyusun dapat meyelesaikan Makalah Ini Tepat Waktu Tanpa Ada Halangan
Yang Berartikan dan sesuia dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak DIVA APRI MULYA, M.Pd
Sebagai dosen Pengampu Mata Kuliah KONSEP DASAR IPA yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masihh banyak kekurangan
karena keterbatasan ini.
Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.
Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bunga Pefriani
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
A. Simpulan...........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
Guru merupakan sosok yang begitu dihormati lantaran memiliki peran andil yang
sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam
membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara
optimal. Ketika orang tua mendaftarkananaknya ke sekolah, pada saat itu juga ia
menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal. Minat,
bakat, kemampuan, dan potensi peserta didik tidak akan berkembang seca
Guru sepatutnya menjadi sosok panutan para siswa. Sehingga, patut ditiru tingkah
lakunya dari pada mengikuti kelakuan para artis yang kerap tampil di layar kaca. Guru
dengan kesahajaannya merupakan poin plus seorang pendidik, di samping penguasaan
terhadap berbagai ilmu pengetahuan tentunya. Tapi, alangkah tidak idealnya jika seorang
guru memperlihatkan perilaku-perilaku yang tidak pantas di hadapan muridnya. Bukan
hanya satu dua hal saja, tapi banyak sekali. Ini tentu saja membuat kita miris dengan
nasib moral generasi penerus bangsa ini, padahal pemerintah sering malakukan berbagai
upaya peningkatan kualitas guru, antara lain melalui pelatihan, seminar dan lokakarya,
bahkan melalui pendidikan formal, dengan menyekolahkan guru pada tingkat yang lebih
tinggi. Seharusnya dari latar belakang pendidikan guru tersebut mestinya dapat
berkorelasi positif dengan kualitas pendidikan juga dengan faktor lain yang
mempengaruhinya.
Namun tidak demikian dalam pelaksanaannya, dalam praktek pendidikan sehari-hari,
masih banyak guru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam menunaikan tugas dan
fungsinya. Kesalahan-kesalahan tersebut sering kali tidak sadari oleh para guru, bahkan
masih banyak diantaranya yang menganggap hal biasa. Padahal sekecil apapun kesalahan
yang dilakukan guru, khususnya dalam pembelajaran akan berdampak negative terhadap
perkembangan peserta didik. Sebagai manusia biasa, tentu saja guru tidak akan terlepas
dari kesalahan baik dalam melaksanakan tugas pokok mengajar. Namun bukan berarti
kesalahan guru harus dibiarkan dan tidak dicarikan cara pemecahannya.
Guru harus mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat
salah, dan yang paling penting adalah mengendalikan diri serta menghindari dari
kesalahan-kesalahan.
Untuk itulah makalah ini penulis susun sebagai bahan kajian bagi guru atau pendidik
agar dapat berperilaku dan bersikap profesional dalam menjalankan tugas mulia ini. Atas
latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka penulis menyusun makalah dengan
judul “KESALAHAN-KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN GURU
KETIKA MENGAJAR DAN SOLUSINYA MENJADI GURU HEBAT DAN
PROFESIONAL”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan-kesalahan apa saja yang umumnya sering dilakukan guru ketika mengajar ?
2. Bagaimana solusi-solusi mengatasi kesalahan-kesalahan yang umumnya sering
dilakukan guru ketika mengajar ?
3. Seperti apa guru yang hebat dan profesional ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kesalahan-kesalahan yang umumnya sering dilakukan guru ketika
mengajar agar para calon guru yang akan datang tidak malakukan ataupun dapat
meminimalisir kesalahan-kesalahan tersebut.
2. Mengetahui solusi-solusi mengatasi kesalahan-kesalahan yang umumnya sering
dilakukan guru ketika mengajar.
3. Mengetahui gambaran guru yang hebat dan profesional.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pendidik kurang memberi perhatian dan penghargaan bagi peserta didik. Baik,
memberi perhatian dan pendekatan bagi peserta didik yang bermasalah, dan memberi
penghargaan yang pantas pada peserta didik yang berperilaku baik. Biasanya guru
akan memberikan perhatian kepada peserta didik ketika ribut, tidak memperhatikan,
atau mengantuk di kelas, sehingga menunggu peserta didik berperilaku buruk terlebih
dahulu.
3. Menegakkan disiplin atau memberi hukuman yang tidak sesuai dengan kesalahan
(destruktif disiplin).
Seringkali guru meberikan hukuman kepada peserta didik tanpa melihat latar belakang
kesalahan yang dilakukannya. Tidak jarang guru yang memberikan hukuman
melampaui batas kewajaran pendidikan dan banyak guru yang memberikan hukuman
kepada peserta didik tidak sesuai dengan jenis kesalahan. Kesalahan-kesalahan dalam
penegakan disiplin akan mengakibatkan fatal bagi keselamatan pendidik itu sendiri,
karena peserta didik sudah merasa dirusak kepribadian serta harga diri mereka.
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan guru tidak hanya yang disebutkan di atas
ada pula kesalahan-kesalahan yang lain yang perlu kita analisis dan perhatikan agar
kesalahan-kesalahan tersebut tidak dapat terulang kembali, yaitu sebagai berikut :
1. Melupakan sistematika dalam menyampaikan materi ajar.
2. Menerangkan membelakangi siswa.
3. Memberikan tugas berlebihan.
4. Metode yang monoton.
5. Tidak menggunakan penggunaan media.
6. Memperlakukan Peserta Didik Secara Tidak Adil (Tidak adil atau deskriminatif)
Ketidakadilan dalam proses pembelajaran akan memunculkan persaingan yang tidak
sehat pada anak didik. Disisi lain sebagian anak bersemangat dalam belajarnya, tetapi
disisi lain pula anak merasa tersisihkan. Perhatian meyeluruh dan penuh rasa cinta
pada setiap peserta didik harus selalu ditumbuhkembangkan pada diri seorang guru
untuk mengatasi ketidakadilan tersebut.
Hebat dan tidaknya seorang guru sekurang-kurangnya dapat dilihat dari lima indikator.
Kelima indikator yang dimaksudkan adalah :
1. Kualitas diri
Seorang guru yang hebat-ideal paatilah merupakan seorang guru yang berkualitas,
yang bermutu tinggi. dalam arti memiliki etos kerja yang baik mempunyai rasa
kedisiplinan yang tinggi, dan memiliki jiwa kepemimpinan.
2. Integritas moral
Terkait dengan integritas moral, seorang guru pun idealnya bukanlah merupakan
seseorang yang pemarah dan tidak sabaran. Ia semestinya mampu mengelola dan
mengatasi siswa dengan cara yang cerdas, yang jauh dari cara kekerasan fisik
ataupun mental. Kalau sampai ia menempuh jalan kekerasan dalam mengajar tentu
saja integritas moralnya perlu dipertanyakan. Ingat, orang baik sejati tak pernah
berangasan dalam bertindak. Amarahnya terkendali dan lebih mengedepankan rasa
sabar. Dengan kekerasan, anak didik mungkin saja akan menurut. Namun jelas,
mereka tidak enjoy dan merasa tertekan. Kalau anak didiknya saja merasa tertekan
ketika diajar, mana mungkin guru yang demikian dianggap hebat ?.
3. Kedalaman ilmu
Idealnya disamping senantiasa memperdalam bidang ilmu yang menjadi
spesialisasinya, seorang guru tidak segan-segan pula untuk senantiasa menambah
wawasannya dengan ilmu-ilmu lain, terutama yang terkait. Percayalah, para anak
didik pasti akan sangat menyukai seorang guru yang berwawasan luas dan cerdas.
Mengapa ? sebab guru yang “kaya ilmu” seperti itu dapat mereka andalkan sebagai
“rujukan”, dapat mereka jadikan sebagai “ensiklopedi berjalan”. Namun disisi lain,
seorang guru hebat tidak pernah merasa lebih pandai dari pada anak didiknya.
Sikapnya pun akan jauh sok pinter, sok tau semua hal. Sekalipun mungkin memang
sebenarnya ia memang sangat pintar, sikap sok pintar dan sok tahu bukanlah hal
yang akan dilakukan oleh seorang guru yang hebat. Bahkan, seorang guru hebat
sanggup bersikap terbuka terhadap masukan ilmu dari mana saja. Termasuk dari
para anak didiknya sendiri.
4. Keterampilan (terutama dalam mendayagunakan metode dan media)
Hebat atau tidaknya seorang guru bagaimana pun dapat terlihat dari keterampilannya
(kemahirannya) dalam mendayagunakan metode dan media yang tersedia. Sebagai
catatan, media yang dimaksud tidaklah selalu media pembelajaran yang modern dan
terkini. Bisa saja media yang tersedia ala kadarnya sesuai dengan kondisi sekolah
tempat mengajar. Akan tetapi yang paling penting adalah, cara dan kreativitas sang
guru dalam memperlakukan media tersebut. Seorang guru juga jeli memahami
potensi para anak didiknya. Ia juga memiliki kemampuan untuk memupuk dan
mengelola bakat yang dipunyai oleh anak didiknya sehingga si anak didik bisa
mengembangkan bakatnya tersebut seoptimal mungkin.
5. Komitmen (adanya panggilan jiwa dan penuh tanggung jawab)
Guru yang hebat merupakan sosok yang memiliki komitmen tinggi terhadap
profesinya itu. Sementara komitmen yang tinggi terlahirnya dari panggilan jiwa,
yakni panggilan jiwa untuk mengabdikan diri sepenuhnya sebagai seorang guru.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Tentunya kesalahan-kesalahan di atas patut kita hindari meskipun tentunya sebagai
manusia sulit rasanya untuk menghindar seratus persen dari kesalahan sebagaimana
disebutkan di atas. Sebagai seorang guru kita juga jangan berlindung kepada sifat-sifat
kemanusiaan kita untuk tidak mau merubah perilaku-perilaku yang cenderung merugikan
siswa. Tentu saja masih banyak kesalahan guru yang lain, yang bisa berakibat pada
kegagalan siswa dalam belajar. Kata kuncinya: Apabila terdapat kegagalan siswa dalam
pembelajaran, maka di situlah guru perlu melakukan introspeksi: sudah benarkah yang
dia lakukan? Kemudian dilanjutkan: apa yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki
keadaan? Jadi, guru harus selalu belajar.Ya, belajar dari buku, belajar dari teman, belajar
dari murid, dan belajar dari dirinya sendiri.
Guru hebat dan profesional dapat lahir dari sekolah mana saja sebab guru hebat dan
profesional itu menembus ruang dan waktu serta tak butuh publikasi ataupun pengakuan
publik. Guru hebat dan profesional itu penuh dengan ketulusan. Ia selalu berupaya untuk
dapat menguasai materi yang akan disampaikannya di kelas dan meningkatkan
keterampilan mengajar dengan niatan ikhlas demi membantu sang anak didik. Bukan
bertujuan agar terkenal dan menghasilkan banyak uang
DAFTAR PUSTAKA