Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PERANAN KELUARGA PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM


PENDIDIKAN SERTA HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA LINGKUNGAN
PENDIDIKAN

DOSEN PEMBIMBING :
Khairul Saleh, S.Pd.I.,M.Pd

Disusun Oleh :

Disusun Oleh
Kelompok 11 :

Riki Sardiansah (221185201060)


Bayu Setiawan Permana (221185201066

BIDANG STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARO BUNGO
TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam siklus
kehidupan manusia mulai lahir hingga akhir hayat (long life education). Secara konsep,
pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertangung jawab. Pendidikan adalah suatu proses transfer of knowledge (ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni) yang dilakukan oleh guru kepada anak didiknya. Selain itu,
pendidikan adalah alat untuk merubah cara berpikir kita dari cara berpikir tradisional ke cara
berpikir ilmiah (modern).
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas tidak terlepas dari adanya peran
keluarga, pemerintah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang
paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak di dalam keluarga, sehingga pendidikan
yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga. Menurut Hasbullah (1997), dalam
tulisannya tentang dasar-dasar ilmu pendidikan, bahwa keluarga sebagai lembaga pendidikan
memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi dalam perkembangan kepribadian anak dan mendidik
anak dirumah; fungsi keluarga/orang tua dalam mendukung pendidikan di sekolah.
Kualitas pendidikan dasar di Indonesia saat ini masih menempati urutan bawah untuk
negara-negara yang berada di kawasan Asia Pasifik (Unesco, 2009). Hal ini terjadi karena
berbagai faktor, salah satunya adalah jumlah laju pertumbuhan anak di Indonesia tidak
seimbang dengan laju pertumbuhan pembangunan sarana dan prasarana fisik sekolah.
Peran pemerintah sangat dibutuhkan guna meningkatkan kualitas pendidikan anak, utamanya
kualitas pendidikan dasar sebagaimana amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) yang berbunyi
“setiap warga negara berhak mendapat pendidikan” dan ayat (2) “setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.
Dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkungan pendidikan
nonformal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan terencana kepada sluruh
anggotanya, tetapi tidak sistematis tanpa dukungan masyarakat, pendidikan tidak akan
berhasil dengan maksimal. Sekarang hampir semua sekolah mempunyai komite sekolah yang
merupakan wakil masyarakat dalam membantu sekolah, sebab masyarakat dari berbagai
lapisan sosial ekonomi sudah sadar betapa pentingnya dukungan mereka untuk keberhasilan
pembelajaran di sekolah.Dengan demikian keluarga, pemerintah, dan masyarakat sangat
berperan penting dalam pembentukan pendidikan yang berkualitas.

1.2 Rumusan masalah
1.      Bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan?
2.      Bagaimana peranan pemerintah dalam pendidikan?
3.      Bagaimana peranan masyarakat dalam pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan
1.      Untuk  mengetahui peranan keluarga dalam pendidikan.
2.      Untuk  mengetahui peranan pemerintah dalam pendidikan.
3.      Untuk  mengetahui peranan masyarakat dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN


Dilihat dari segi pendidikan. Keluarga merupakan suatu kesatuan hidup (sistem
sosial) dan keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup bersama
(system sosial) keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluargaan membentuk
anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerja sama,
disiplin, tingkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan. Sumbangan keluarga
bagi pendidikan anak adalah :
1.      Melatih anak menguasai cara-cara mengurus diri, seperti cara makan, berbicara,
berjalan, berdoa dan yang lainnya. Hal ini berkaitan erat dengan perkembangan diri anak
sebagai seorang pribadi.
2.      Sikap orang tua kepada anak sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap
menerima atau menolak, sayang atau acuh tak acuh, sabar atau terburu-buru, melindungi
atau membiarkan anak, secara langsung memberikan pengaruh kepada anak dalam hal
reaksi emosional anak.

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat,
karena dalam keluargalah manusia dilahirkan. Berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi
serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan
berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang
diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti
pendidikan selanjutnya di sekolah.
Hal ini berarti keluarga memiliki tanggung jawab kepada anak dalam hal
pendidikan. Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan di bina oleh kedua orang
tua terhadap anak antara lain :
1.      Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini alami untuk dilaksanakan.
2.      Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah
dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan
dirinya.
3.      Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi
kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu berdiri sendiri dan membantu
orang lain.
4.      Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama
sesuai dengan  ketentuan Allah SWT. Sebagai tujuan akhir hidup manusia.

Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak ialah peletak dasar bagi pendidikan,
namun perlu didasari oleh teori pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Artinya keluarga juga harus memahami masalah atau hal-hal yang berkaitan dengan
bagaimana mendidik anak sesuai dengan perkembangan anak. Bila hal ini dapat dilakukan
oleh setiap orang tua, maka generasi mendatang telah mempunyai kekuatan mental
menghadapi perubahan dalam masyarakat. Untuk berbuat demikian, tentu saja orang tua
perlu meningkatkan ilmu dan keterampilannya sebagai pendidik pertama dan utama dalam
keluarga.
Di samping itu keluarga dalam mendidik tidak boleh memaksakan kehendak kepada
anak, namun harus memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih, dengan tetap
mendampingi agar anak tidak salah dalam memilih.
2.2 PERAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN
Pemerintah memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan
anak-anak Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah  berperan dalam otonomi pendidikan. Dalam
otonomi pendidikan keterlibatan pemerintah dalam pendidikan adalah mencakup aspek mutu
dan pemerataan. Pemerintah menetapkan standar mutu pendidikan dan akan berupaya agar
keragaman prestasi siswa tidak berbeda jauh pada setiap lembaga pendidikan. Pemerintah
menjamin pemerataan kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk mendapatkan
pendidikan. Peran ini dilakukan melalui perumusan kebijakan umum, pelayanan teknis, dan
monitoring program secara regular. Perubahan peran ini mengubah hirarki pengambilan
keputusan yang selama ini selalu berawal dari pemerintah pusat dan bermuara ke sekolah-
sekolah. Adanya otonomi pendidikan hirarki pengambilan keputusan berubah menjadi
piramida terbalik, yaitu kedudukan sekolah berada di atas, sedangkan lembaga pemerintah
berada di bawah.
Karena kemampuan pemerintah terbatas, maka peran serta masyarakat sangat
diperlukan. Menurut Sihombing (2001) ada beberapa peran yang diharapkan dapat
dilaksanakan oleh aparat pemerintah dalam menata dan memantapkan pelaksanaan
pendidikan yang berbasis masyarakat adalah sebagai berikut:
·         Sebagai Pelayan Masyarakat, dalam mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat
seharusnya pemerintah memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Melayani
masyarakat, merupakan pilar utama dalam memberdayakan dan membantu masyarakat dalam
menemukan kekuatan dirinya untuk bisa berkembang secara optimal. Pemerintah dengan
semua aparat dan jajarannya perlu menampilkan diri sebagai pelayan yang cepat tanggap,
cepat memberikan perhatian, tidak berbelit-belit, dan bukan minta dilayani. Masyarakat harus
diposisikan sebagai fokus pelayanan utama.
·         Sebagai Fasilitator, pemerintah seharusnya merupakan fasilitator yang ramah, menyatu
dengan masyarakat, bersahabat, menghargai masyarakat, mampu menangkap aspirasi
masyarakat, mampu membuka jalan, mampu membantu menemukan peluang, mampu
memberikan dukungan, mampu meringankan beban pekerjaan masyarakat, mampu
menghidupkan komunikasi dan partisipasi masyarakat tanpa masyarakat merasa terbebani.
·         Sebagai Pendamping, pemerintah harus melepaskan perannya dari penentu segalanya
dalam pengembangan program belajar menjadi pendamping masyarakat yang setiap saat
harus melayani dan memfasilitasi berbagai kebutuhan dan aktivitas masyarakat. Kemampuan
petugas sebagai teman, sahabat, mitra setia dalam membahas, mendiskusikan, membantu
merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan yang dibutuhkan masyarakat perlu terus
dikembangkan. Sebagai pendamping, mereka dilatih untuk dapat memberikan konstribusi
pada masyarakat dalam memerankan diri sebagai pendamping. Acuan kerja yang
dipegangnya adalah tutwuri handayani (mengikuti dari belakang, tetapi memberikan
peringatan bila akan terjadi penyimpangan). Pada saat yang tepat mereka mampu
menampilkan ing madya mangun karsa ( bila berada di antara mereka, petugas memberikan
semangat), dan sebagai pendamping, petugas harus dapat dijadikan panutan masyarakat ( Ing
ngarsa sung tulodo).
·         Sebagai Mitra, apabila kita berangkat dari konsep pemberdayaan yang menempatkan
masyarakat sebagai subjek, maka masyarakat harus dianggap sebagai mitra. Hubungan dalam
pengambilan keputusan bersifat horizontal, sejajar, setara dalam satu jalur yang sama. Tidak
ada sifat ingin menang sendiri, ingin tampil sendiri, ingin tenar/populer sendiri, atau ingin
diakui sendiri. Sebagai mitra, pemerintah harus dapat saling memberi, saling mengisi, saling
mendukung, dan tidak bersebrangan dengan masyarakat, tidak terlalu banyak campur tangan
yang akan menyusahkan, membuat masyarakat pasif, dan akhirnya mematikan kreativitas
masyarakat.
·         Sebagai Penyandang Dana, pemerintah harus memahami bahwa masyarakat yang
dilayani pada umumnya adalah masyarakat yang kurang mampu, baik dalam ilmu maupun
ekonomi. Pemerintah berperan sebagai penyedia dana yang dapat mendukung keseluruhan
kegiatan pendidikan yang diperlukan oleh masyarakat yang disalurkan berdasarkan usulan
dari lembaga pengelola.

2.3 PERAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN


Istilah masyarakat dapat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang hidup
bersama di suatu wilayah dengan tata cara berpikir dan bertindak yang relatif sama dan hidup
sebagai kesatuan/ kelompok. Dalam meningkatkan Peran Serta Masyarakat (PSM) memang
sangat erat dengan pengubahan cara pandang masyarakat terhadap pendidikan. Ini tentu saja
bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Akan tetapi, bila tidak sekarang dilakukan dan
dimulai, kapan rasa memiliki, kepedulian, keterlibatan, dan peran serta aktif masyarakat
dengan tingkatan maksimal dapat diperoleh dunia pendidikan.
Oleh karena itu, sebagai salah satu lingkungan terjadinya kegiatan pendidikan,
masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap berlangsungnya segala aktivitas
yang menyangkut masalah pendidikan. Untuk itu bahan apa yang akan diberikan kepada anak
didik sebagai generasi tadi harus disesuaikan dengan keadaan dan tuntunan masyarakat
dimana kegiatan pendidikan berlangsung.
Ada 7 tingkatan peran serta masyarakat (dirinci dari tingkat partisipasi terendah ke tinggi),
yaitu:
1.      Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Pada tingkatan ini
masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah untuk mendidik anak-anak mereka.
2.      Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada PSM
(Peran Serta Masyarakat) jenis ini masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan
pembangunan fisik sekolah dengan menyumbangkan dana, barang, atau tenaga.
3.      Peran serta secara pasif. Masyarakat dalam tingkatan ini menyetujui dan menerima
apa yang diputuskan pihak sekolah (komite sekolah), misalnya komite sekolah
memutuskan agar orang tua membayar iuran bagi anaknya yang bersekolah dan orang
tua menerima keputusan itu dengan mematuhinya.
4.      Peran serta melalui adanya konsultasi. Pada tingkatan ini, orang tua datang ke
sekolah untuk berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya.
5.      Peran serta dalam pelayanan. Orang tua/masyakarat terlibat dalam kegiatan sekolah,
misalnya orang tua ikut membantu sekolah ketika ada studi tur, pramuka, kegiatan
keagamaan, dsb.
6.      Peran serta sebagai pelaksana kegiatan. Misalnya sekolah meminta orang
tua/masyarakat untuk memberikan penyuluhan pentingnya pendidikan, masalah jender,
gizi, dsb. Dapat pula misalnya, berpartisipasi dalam mencatat anak usia sekolah di
lingkungannya agar sekolah dapat menampungnya, menjadi nara sumber, guru bantu,
dsb.
7.      Peran serta dalam pengambilan keputusan. Orang tua/masyarakat terlibat dalam
pembahasan masalah pendidikan baik akademis maupun non akademis, dan ikut dalam
proses pengambilan keputusan dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS).

Dengan demikian, jelas sekali bahwa peran masyarakat sangatlah besar terhadap
pendidikan. Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah salah
satu unsure pelaksana asas pendidikan seumur hidup. Segala pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh di lingkungan pendidikan keluarga dan di lingkungan
sekolah akan berkembang dan dirasakan manfaatnya dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam siklus
kehidupan manusia mulai lahir hingga akhir hayat (long life education). Untuk mewujudkan
pendidikan yang berkualitas tidak terlepas dari adanya peran keluarga, pemerintah, dan
masyarakat. Antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat diprasyaratkan adanya keserasian
serta kerjasama yang erat dan harmonis.
Dalam lingkungan keluarga dapat membantu anak dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah
dewasa mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain. Peran pemerintah sangat dibutuhkan
guna meningkatkan kualitas pendidikan anak, seperti menyediakan sarana prasarana guna
menunjang pendidikan. Masyarakat juga berperan serta dalam pendidikan, seperti mendirikan
dan membiayai sekolah dan berperan dalam mengawasi pendidikan.
Berbagai upaya harus dilakukan, program pendidikan dari setiap unsur sumber
pendidikan yaitu keluarga, pemerintah, dan masyarakat diharapkan dapat saling mendukung
dan memperkuat antara satu dengan yang lainnya. Dengan masing masing peran yang
dilakukan dengan baik oleh keluarga, pemerintah maupun masyarakat dalam pendidika, maka
akan memberi peluang besar mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang bermutu.

3.2 SARAN

Mengharapkan setiap pihak yang terlibat dalam pendidikan agar lebih berperan aktif
dalam pendidikan, agar jalan menuju tujuan pendidikan yang dicita-citakan dapat segera
terwujud. Dan berusaha memulai hal hal positif yang dapat membantu proses pendidikan
sedini mungkin atau secepat mungkin. Serta pendidikan jangan dianggap sesuatu hal yang
sepeleh tapi jadikanlah pendidikan itu sebagai kewajiban kita sebagai anak bangsa yang harus
kita laksanakan.

  
DAFTAR PUSTAKA

http://pengantarpendidikan.wordpress.com/2010/11/15/peran-keluarga-masyarakat-dan-
pemerintah-dalam-pendidikan/
http://soetara.blogspot.com/2011/01/makalah-peran-penting-keluarga.html
http://arisandi.com/peran-keluarga-dan-masyarakat-dalam-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai