PENDAHULUAN
1
Sekolah juga merupakan pemegang peranan yang tak kalah penting dalam
pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka di samping
keluarga sebagai pusat pendidikan yang membentuk akhlak seorang anak,
sekolahpun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan formal (legal) untuk
pembentukan pribadi anak. (abu Ahmadi, 1991:180)
Selain itu, masyarakat juga memiliki peranan penting dalam lingkungan
pendidikan nonformal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan terencana
kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis tanpa dukungan masyarakat,
pendidikan tidak akan berhasil dengan maksimal. Sekarang hampir semua sekolah
mempunyai komite sekolah yang merupakan wakil masyarakat dalam membantu
sekolah, sebab masyarakat dari berbagai lapisan sosial ekonomi sudah sadar betapa
pentingnya dukungan mereka untuk keberhasilan pembelajaran di sekolah. Dengan
demikian keluarga, pemerintah, dan masyarakat sangat berperan penting dalam
pembentukan pendidikan yang berkualitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 PERAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN
Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan suatu kesatuan hidup
(sistem sosial) dan keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan
hidup bersama (system sosial) keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan
kekeluargaan membentuk anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih,
hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta
pengakuan akan kewibawaan. Sumbangan keluarga bagi pendidikan anak adalah :
1. Melatih anak menguasai cara-cara mengurus diri, seperti cara makan,
berbicara, berjalan, berdoa dan yang lainnya. Hal ini berkaitan erat dengan
perkembangan diri anak sebagai seorang pribadi.
2. Sikap orang tua kepada anak sangat mempengaruhi perkembangan anak.
Sikap menerima atau menolak, sayang atau acuh tak acuh, sabar atau
terburu-buru, melindungi atau membiarkan anak, secara langsung
memberikan pengaruh kepada anak dalam hal reaksi emosional anak.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam
masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan. Berkembang menjadi
dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu
mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian
tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan
digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di
sekolah.
Hal ini berarti keluarga memiliki tanggung jawab kepada anak dalam hal
pendidikan. Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan di bina oleh
kedua orang tua terhadap anak antara lain :
1. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini alami untuk
dilaksanakan.
2. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun
rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang
dapat membahayakan dirinya.
3. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu
berdiri sendiri dan membantu orang lain.
3
4. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya
pendidikan agama. Sebagai tujuan akhir hidup manusia.
Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak ialah peletak dasar bagi
pendidikan, namun perlu didasari oleh teori pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan zaman. Artinya keluarga juga harus memahami masalah atau hal-
hal yang berkaitan dengan bagaimana mendidik anak sesuai dengan perkembangan
anak. Bila hal ini dapat dilakukan oleh setiap orang tua, maka generasi mendatang
telah mempunyai kekuatan mental menghadapi perubahan dalam masyarakat.
Untuk berbuat demikian, tentu saja orang tua perlu meningkatkan ilmu dan
keterampilannya sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga.
Di samping itu keluarga dalam mendidik tidak boleh memaksakan
kehendak kepada anak, namun harus memberikan kebebasan kepada anak untuk
memilih, dengan tetap mendampingi agar anak tidak salah dalam memilih.
Peran orang tua dengan memberikan kebebasan untuk anak (pola asuh
(demokrasi) dengan tidak mengekang si anak.
4
Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggungjawab atas tiga
faktor:
a. Tanggung Jawab Formal
Sekolah atau madrasah sebagai lembaga pendidikan sesuai fungsi, tugas dan
tujuan pendidikan, harus melaksanakan pembinaan menurut ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
b. Tanggung Jawab Keilmuan
Sekolah atau madrasah sebagai lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab
mentransfer pengetahuan kepada anak didik.
c. Tanggung jawab fungsional
Sekolah atau madrasah selain harus melakukan pembinaan sesuai ketentuan
yang berlaku, sekolah juga harus bertanggungjawab melalui pendidik (guru)
untuk melaksanakan program yang terstruktur di dalam kurikulum
Fungsi sekolah menurut Suwarno yang diperinci dalam bukunya Pengantar
Umum Pendidikan adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan; Di
samping bertugas untuk mengembangkan pribadi anak didik secara
menyeluruh, fungsi sekolah yang lebih penting sebenarnya adalah
menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan pendidikan kecerdasan. Fungsi
sekolah dalam pendidikan intelektual dapat disamakan dengan fungsi keluarga
dalam pendidikan moral.
2) Spesialisasi; Di antara ciri makin meningatnya kemajuan masyarakat ialah
makin bertambahnya diferensiasi dalam tugas kemasyarakatan dan lembaga
sosial yang melaksanakan tugas tersebut. Sekolah mempunyai fungsi sebagai
lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
3) Efisiensi; Terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi di
bidang pendidikan dan pengajaran, maka pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien, sebab: Seumpama tidak
ada sekolah, dan pekerjaan mendidik hanya harus dipikul oleh keluarga, maka
hal ini tidak akan efisien karena orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya,
serta banyak orang tua tidak mampu melaksanakan pendidikan yang di
maksud. Karena pendidikan sekolah dilaksanakan dalam program yang tertentu
dan sistematis. Di sekolah dapat dididik sejumlah besar anak secara sekaligus
5
4) Sosialisasi; Sekolah mempunyai peranan yang penting di dalam proses
sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi mahluk
sosial, mahluk yang dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat. Sebab
bagaimanapun pada akhirnya ia berada di masyarakat.
5) Konservasi dan transmisi cultural; Fungsi lain dari sekolah adalah memelihara
warisan budaya yang hidup dalm masyarakat dengan jalan menyampaikan
warisan kebudayaan tadi (transmisi cultural) kepada generasi muda, dalam hal
ini tentunya anak didik.
6) Transisi dari rumah ke masyarakat
7) Ketika berada di keluarga, kehidupan anak serba menggantungkan diri pada
orang tua, maka memasuki sekolah di mana ia mendapat kesempatan untuk
melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke
masyarakat.
Sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya
sebagai berikut;
a. Sekolah membantu anak mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta
menanamkan budi pekerti yang baik.
b. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang
sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
c. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti
membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya
mengembangkan kecerdasan, pengetahuan dan wawasan yang bersifat
universal baik yang ilmiah maupun teknolgi.
d. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar
atau salah, dan sebagainya.
e. Dengan sekolah, pemerintah mendidik bangsanya untuk menjadi seorang ahli
yang sesuai dengan bidang dan bakatnya masing-masing anak. Dengan sekolah,
golongan atau partai mendidik kader-kadernya untuk meneruskan dan
memperjuangkan cita-cita dari golongan atau partainya. Dengan sekolah, kaum
beragama mendidik putra-putranya untuk menjadi orang yang melanjutkan dan
memperjuangkan agama.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam siklus
kehidupan manusia mulai lahir hingga akhir hayat (long life education). Untuk
mewujudkan pendidikan yang berkualitas tidak terlepas dari adanya peran keluarga,
pemerintah, dan masyarakat. Antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat
diprasyaratkan adanya keserasian serta kerjasama yang erat dan harmonis.
Dari beberapa pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Antara tiga komponen penyelenggara pendidikan (keluarga, sekolah, dan
masyarakat) masing-masing mempunyai korelasi. Artinya, ketika anak didik berada
dalam posisi ketiga (masyarakat), tidaklah hilang peranan keluarga dan sekolah.
Ketika anak tersebut mendapat suatu masalah yang solusinya tidak ditemukan di
masyarakat maka dia harus flashback kepada sekolah bahkan keluarga karena
antara tiga badan tersebut terdapat hubungan atau kesinambungan yang sangat erat.
2. Keluarga adalah sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama yang merupakan
pondasi pendidikan anak terutama masalah akhlak untuk melanjutkan pendidikan
yang selanjutnya yaitu sekolah (formal). Seseorang akan menjadi warga
masyarakat yang baik sangat tergantung pada sfat-sifat yang tumbuh dalam
kehidupan keluarga dimana anak dibesarkan dan kelak kehidupan anak tersebut
jika mempengaruhi masyarakat sekitarnya sehingga pendidikan keluarga itu
merupakan dasar terpenting kehidupan anak sebelum masuk sekolah dan terjun ke
dalam masyarakat.
3. Sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, di sinilah pribadi
peserta didik dibentuk tetapi tidak menafikan peranan keluarga, peran keluarga di
sini berubah menjadi pengawas atau tepat curhat bagi anak didik tentang
lingkungan yang ada di sekitarnya. Dengan sekolah kaum beragama mendidik
putra-putrinya untuk menjadi orang yang melanjutkan dan memperjuangkan
agama. Dan karena sekolah itu sengaja disediakan atau dibangun khusus untuk
tempat pendidikan, maka dapatlah digolongkan sebagai lembaga pendidikan kedua
11
setelah keluarga, lebih-lebih mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan keluarga
dengan guru sebagai ganti orang yang harus ditaati.
4. Masyarakat dikatakan sebagai lembaga pendidikan ketiga karena mempunyai sifat
dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup tanpa batasan yang jelas dan
keanekaragaman bentuk kehidupan sosial serta berjenis-jenis budayanya.
12
13