Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KAPITA SELEKTA PLS

“Pendidikan Keluarga”

Dosen Pembimbing:

Dra.Wirdatul Aini, M.Pd


Nurul Hayati, S.Pd, M.Pd

Oleh:

Kelompok 7

Viona 17005097

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“pendidikan keluarga”. ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai pendidikan keluarga. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Padang, 16 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan dan proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lingkungan ini harus bekerja sama dan
saling mendukung untuk hasil yang maksimal dalam membentuk kepribadian seorang
anak yang baik dan sholeh. Lingkungan pertama yang punya peran adalah lingkungan
keluarga, disinilah anak dilahirkan,di rawat dan dibesarkan. Disinilah proses
pendidikan berawal, orang tua adalah guru pertama dan utama bagi anak. Orang tua
adalah guru agama, bahasa dan sosial pertama bagi anak, kenapa demikian? Karena
orang tua (ayah) adalah orang yang pertama kali melafazdkan adzan dan iqomah
ditelinga anak di awal kelahirannya. Orang tua adalah orang yang pertama kali
mengajarkan anak berbahasa dengan mengajari anak mengucapkan kata ayah, ibu,
nenek, kakek dan anggota keluarga lainnya. Orang tua adalah orang yang pertama
mengajarkan anak bersosial dengan lingkungan sekitarnya.
Masa-masa anak hanya berinteraksi dengan anggota keluarga, ini adalah saat
yang tepat bagi orang tua untuk membentuk karakter seorang anak. Orang tualah yang
mengarahkan kehidupan anak dengan kebiasaan yang dilakukan sehari-hari dirumah
yang merupakan teladan bagi anak. Disadari atau tidak oleh orang tua, gerak-gerik
dan tingkah laku mereka sehari-hari yang setiap waktu bahkan setiap saat dilihat,
dirasakan dan di dengar oleh anak adalah proses belajar bagi mereka.
Kalau materi yang sering diterima anak baik, sebuah keluarga yang harmonis,
hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang, secara otomatis unsur-unsur kebaikan
itu akan tertransfer kedalam diri anak, disaat itu bisa dikatakan orang tua telah
berhasil menjadi seorang guru yang baik bagi anaknya. Namun jika materi yang
sering diterima anak tidak baik, seperti kekerasan dalam rumah tangga, perhatian dan
kasih sayang yang kurang karena orang tua sibuk dengan urusan masing-masing,
ucapan-ucapan yang tidak baik, disaat itu orang tua telah gagal menjadi guru pertama
dan utama bagi anak.
Selanjutnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga
masyarakat dan pemerintah. Sehingga orang tua tidak boleh menganggap bahwa
pendidikan anak hanyalah tanggung jawab sekolah. Orang tua sebagai lingkungan
pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang tertua,
artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan.  Sehingga orang tua berperan
sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan
yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak adalah di dalam keluarga,
sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga.
Menurut Hasbullah (1997), dalam tulisannya tentang dasar-dasar ilmu pendidikan,
bahwa keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi
dalam perkembangan kepribadian anak  dan mendidik anak di rumah serta fungsi
keluarga atau orang tua dalam mendukung pendidikan di sekolah.
Bagi seorang anak, keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi
pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut resolusi Majelis Umum PBB fungsi
utama keluarga adalah sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh, dan
mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat
menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan
lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga yang sejahtera.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pendidikan keluarga ?
2. Apakah tujuan, fungsi dan ruang lingkup pendidikan keluarga ?
3. Bagaimana pentingnya pendidikan keluarga ?
4. Bagaimana strategi pendidikan keluarga ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan keluarga
2. Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan ruang lingkup pendidikan keluarga
3. Untuk mengetahui pentingnya pendidikan keluarga
4. Untuk mengetahui strategi pendidikan keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pendidikan keluarga


Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak yang memberikan
sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam
kehidupannya. Adapun pengertian keluarga secara etimologi adalah suatu kesatuan
(unit) dimana anggota-anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan dan tujuan
tersebut (Uyoh Sadulloh, 2006 : 182). Sedangkan keluarga menurut istilah adalah dua
orang atau lebih yang tinggal bersama dan terikat karena darah perkawinan dan
adopsi. B. Boston yang dikutip oleh Ishak Sholeh (1983 : 11) mengatakan, keluarga
adalah suatu kelompok pertalian nasab keluarga yang dapat dijadikan tempat untuk
membina/membimbing anak-anak dan untuk pemenuhan hidup lainnya. Sehingga
sangat jelaslah bahwa pendidikan keluarga adalah bantuan/pertolongan yang diberikan
orang tua kepada anaknya, agar anak itu dapat menjadi dewasa dan senantiasa terarah
dalam kehidupannya.
Pendidikan keluarga merupakan bagian jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya,
nilai moral dan keterampilan (UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989).

B. Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga


1. Tujuan Pendidikan Keluarga
Tujuan pendidikan keluarga adalah memelihara, melindungi anak sehingga
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Keluarga merupakan kesatuan hidup
bersama yang utama dikenal oleh anak sehingga disebut lingkungan pendidikan
utama.
Proses pendidikan awal di mulai sejak dalam kandungan. Latar belakang sosial
ekonomi dan budaya keluarga, keharmonisan hubungan antar anggota keluarga,
intensitas hubungan anak dengan orang tua akan sangat mempengaruhi sikap dan
perilaku anak. Keberhasilan anak di sekolah secara empirik sangat dipengaruhi
oleh besarnya dukungan orang tua dan keluarga dalam membimbing anak.

2. Fungsi Pendidikan Keluarga


Adapun fungsi keluarga menurut MI Soelaeman (1978) adalah :
a. Fungsi edukatif adalah yang mengarahkan keluarga sebagai wahana
pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya agar dapat menjadi
manusia yang sehat, tangguh, maju dan mandiri sesuai dengan tuntutan
kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi.
b. Fungsi sosialisasi anak adalah keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan
dan membimbing anak agar dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial
(masyarakat), sehingga kehadirannya akan diterima oleh masyarakat luas.
c. Fungsi proteksi (perlindungan) adalah keluarga berfungsi sebagai wahana
atau tempat memperoleh rasa nyaman, damai dan tentram seluruh anggota
keluarganya.
d. Fungsi afeksi (perasaan) keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan dan
membina rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan
masyarakat serta lingkungannya.
e. Fungsi religius keluarga sebagai wahana pembangunan insan-insan beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berahlak dan berbudi
pekerti luhur sesuai dengan ajaran agamanya.
f. Fungsi ekonomi adalah keluarga sebagai wahana pemenuhan kebutuhan
ekonomi fisik dan materil yang sekaligus mendidik keluarga untuk hidup
efisien, ekonomis dan rasional.
g. Fungsi rekreasi, keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman,
menyenangkan, cerah, ceria, hangat dan penuh semangat.
h. Fungsi biologis, keluarga sebagai wahana menyalurkan kebutuhan reproduksi
sehat bagi semua anggota keluarganya.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga


Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan keluarga dapat diketahui dari
jawaban pertanyaan “sampai berapa jumlah tanggung jawab keluarga dalam
mendidik anak?” tampaknya ruang lingkup tidak terbatas. Sejak anak dalam
kandungan, orang tua sudah bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan
perkembangan anak. Tanggung jawab orang tua terhadap perkembangan dan
pendidikan anaknya tampaknya lebih berpangkal pada tanggung jawab instingtif
dan moral. Dan akan bertambah ringan, apabila anak sudah mampu berdiri sendiri
karena pada akhirnya orang tua harus “melepaskan“ anaknya, supaya mampu
berdiri dan tidak lagi tergantung kepada orang tuanya.

C. Pentingnya Pendidikan Dalam Keluarga


Urgensi dan strateginya penguatan institusi keluarga sebagai wahana
pengembangan sumber daya manusia. Brean Frenbrenner dalam Syakrani (2001)
mengemukakan bahwa sejak dulu keluarga menjadi wahana pembentukan karakter
dan keterampilan dasar manusia. Bahkan Brenner dan Couts menjabarkan lebih luas
bahwa keluarga yang tangguh bersama lembaga keagamaan dan politik akan menjadi
pilar penyangga terbentuknya civil society.
Betapa pentingnya pendidikan keluarga bagi anak-anak yang sedang berkembang.
Pentingnya pembentukan sumber daya manusia berbasis keluarga juga bisa dilihat
dari konsep investment in children memahami perlunya penguatan keluarga sebagai
wahana pengembangan sumber daya manusia dari sudut pandang orientasi nilai dan
perkembangan daya nalar anak.

D. Strategi Pendidikan Keluarga


Pendekatan pendidikan keluarga adalah secara terpadu, seimbang antara
pendekatan endogenous (menimbulkan dari dalam) dan conditioning (pembisaan,
mempengaruhi dari luar) serta enforcement (pemaksaan).
Anak-anak dalam keluarga sangat kuat proses identifikasinya kepada orang tua
dalam berbagai tingkah laku, cara berfikir dan cara menyikapi tentang suatu keadaan.
Di samping faktor keteladanan, faktor pembiasaan yang didasarkan atas cinta kasih
merupakan sarana/alat pendidikan yang besar pengaruhnya bagi pembentukan budi
pekerti dan moral.
Di dalam keluarga yang religius terjadi interaksi interpersonal yang bernilai sosial
edukatif dan religius. Dan pendidikan agama itu perlu disesuaikan dengan taraf
kematangan anak, tingkat penalaran, emosi, bakat, pengetahuan dan pengalamannya.
Orang tua yang efektif dalam proses pendidikan ditentukan oleh kemampuannya
dalam membimbing dan mengarahkan serta memecahkan persoalan-persoalan secara
demokratis.
Strategi lain dalam mengembangkan pendidikan dalam keluarga adalah dengan
konsep tumbuh kembang anak yang pertumbuhan fisik dan otak serta perkembangan
motorik, mental, sosio-emosional dan perkembangan moral spiritual. Ada 3 konsep
penting yang mencakup aktivitas yakni pola suh, pola asah dan pola asih.
Strategi yang dapat digunakan oleg orang untuk mengembangkan moral dan
keterampilannya, yaitu :
a. Bantulah anak untuk menemukan sendiri tujuan hidupnya.
b. Bantulah anak mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan hidupnya.
c. Jadilah figur ideal bagi anak dalam berperilaku.
d. Beri semangat dan gugah hati anak untuk berperilaku terpuji.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa pendidikan lingkungan
keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama tempat anak didik
(siswa) menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota
keluarganya yang lain. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar
kepribadian anak didik, keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan-
keterampilan, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam
belajar.
Adapun tujuan pendidikan keluarga adalah memlihara, mendidik dan melindungi
anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sedangkan fungsi dari
pendidikan keluarga menurut MI Soelaeman yaitu (1) Fungsi edukatif; (2) Fungsi
Sosialisasi; (3) Fungsi Proteksi; (4) Fungsi Afeksi; (5) Fungsi Religius; (6) Fungsi
Ekonomi; (7) Fungsi Rekreasi; (8) Fungsi Biologis.
Pentingnya pendidikan dalam keluarga sangatlah jelas karena merupakan wahana
pengembangan sumber daya manusia. Di samping itu, tidak terlepas juga berbagai
strategi dalam pendidikan lingkungan keluarga sesuai dengan tumbuh kembangnya
peserta didik, diantaranya :
1. Bantulah anak untuk menemukan sendiri tujuan hidupnya.
2. Bantulah anak mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan hidupnya.
3. Jadilah figur ideal bagi anak dalam berperilaku.
4. Beri semangat dan gugah hati anak untuk berperilaku terpuji.

B. Saran
Mengingat begitu pentingnya peranan keluarga dalam proses pendidikan seorang
anak, sehingga ada beberapa hal penting yang seharusnya diperhatikan oleh para
pendidik dilingkungan keluarga yaitu :
a) Ciptakan suasana yang baik dan kondusif didalam ligkungan keluarga.
b) Tiap-tiap anggota keluarga hendaklah belajar berpegang pada hak dan
kewajiban masing-masing.
c) Orang tua dan orang dewasa lainnya dalam keluarga itu hendaklah
mengetahui tabiat dan watak anak-anaknya sehingga menghadapi mereka
sesuai dengan tabiat dan watak masing-masing anak.
d) Hindarkan segala sesuatu yang dapat merusak pertumbuhan jiwa anak-anak.
e) Biarkanlah anak-anak bergaul diluar lingkungan keluarga tetapi tetap dibawah
kontrol dan pengawasan orang tua.
f) Jadikan ketakwaan kepada Allah SWT menjadi pegangan semua anggota
keluarga, sehingga apapun dan bagaimanapun keadaan yang dihadapi semua
anggota keluarga tetap didalam bimbingan Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. Dam Aminudin. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta.

Nurteti, Lilis. 2010. Pedagogik, Pengantar Teori dan Analisis. IAID Ciamis Jawa Barat

Nurteti, Lilis. 2010. Pedagogik, Pengantar Teori dan Analisis. IAID Ciamis Jawa
Barat. Untuk kalangan sendiri.

Pidarta, Made. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak


Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007.

Tirtaraharja, Umar, La Sulo, S.L, Pengantar Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Anda mungkin juga menyukai